Kata untuk Orang Bermuka Dua. Hidup ini niscaya lelah jika dikelilingi orang-orang berwajah dua.
Apa yang dikatakannya sukar diandalkan. Sebab kata-katanya sesuai dengan keuntungan yang didapatkan.
Dialah orang yang mencari wajah terhadap manusia. Mereka tidak memiliki sobat, alasannya adalah temannya adalah keutungan saja.
Kalau tidak ada untungnya, mereka akan pergi jauh dari kita. Menyakiti, bahkan menfitnah.
Bagi mereka uang yakni segalanya. Sehingga tidak penting siapa yang menjadi teman ataupun lawan.
Yang penting ialah uang. Mungkin itu motto hidup mereka.
Jangankan persahabatan, persaudaraan pun akan rusak gara-gara orang berwajah dua, pembohong, dan munafik ini.
Mereka tidak memiliki kesetiaan dalam cinta, persahabatan, pertemanan.
Orang-orang bermuka dua bagaikan mendung di antara cerahnya pagi. Hanya menciptakan hidup ini terlihat suram.
Daftar Isi
Kata Sindiran untuk Orang Bermuka Dua
1.
Merawat satu wajah telah menghabiskan duit banyak, apalagi jikalau berparas dua. Pasti boros.
2.
Semoga kita dijauhkan dari orang-orang yang berpura-pura baik, padahal bahu-membahu wangi.
3.
Coba itu orang yang berwajah dua, tolong sumbangin salah satu mukanya untuk orang yang suka cari muka.
4.
Wajahnya mengingatkan pada uang recehan, serbet kotor, dan comberan. Karena bermuka dua itu tidak ada harganya.
5.
Lebih baik jadi orang alim dan jujur, ketimbang badung dan munafik.
6.
Dia aja lupa jika berparas dua. Bagaimana mampu ingat sama kau?
7.
Aku lebih baik tidak memiliki sahabat ketimbang punya teman lain di depan lain di belakang.
8.
Carilah mitra yang berwajah dua. Ketika kau kehilangan paras , mampu pinjam dari temanmu.
9.
Orang berparas dua lebih seram dibandingkan dengan kuntilanak tanpa muka.
10.
Telah datang insan super berwajah dua!
Kata Pandai Berpura-Pura
11.
Alangkah orang berpura-pura baik, sehingga disangka orang yang bagus.
12.
Sepandai-pintar orang berpura-pura, akan tertangkap tangan juga belangnya.
13.
Kenapa kini berubah? Oh ya lupa, kemarin kan kau pura-pura baik.
14.
Hanya orang yang berwajah dua yang bakir berpura-pura.
15.
Kalau telah masuk kamar, seorang diri, datang-tiba duka. Tadi bahagianya hanya pura-pura.
16.
Jangan heran baiknya kumat-kumatan. Kadang pakai tampang yang ini, kadang pakai tampang yang itu. Mukanya banyak.
17.
Kadang pingin tanya, bagaimana caranya punya dua paras ?
18.
Sepandai-pandai bajing melompat, niscaya akan jatuh juga. Sepandai-arif bermuka dua, tampakjuga aslinya.
19.
Kalau bukan alasannya adalah sahabat, mungkin kamu sudah saya tampar walau gundah, muka mana yang kutampar duluan.
20.
Punya dua bibir itu pasti indah. Tapi bila punya dua tampang, itu pasti bedebah.
Kata Mutiara Tentang Muka Dua dan Pembohong
21.
Lidah memang tidak bertulang. Namun sakit alhasil bisa lebih sakit dibandingkan dengan pedang.
22.
Si paras dua seringkali lupa, tampang mana yang ia tampakan kepadaku.
23.
Waktu ngutang, ngemis-ngemis. Ditagih hutang, marah-murka. Malah berbagi fitnah.
24.
Susahnya yakin dengan para pembohong.
25.
Omonganmu mirip parfum. Wangi tapi cepat hilang.
26.
Seorang pembohong tidak akan dipercaya meskipun kebenarannya yang diucapkannya.
27.
Omonganmu manis seperti gula. Aku takut kena diabetes. Nanti membuatsulit.
28.
Sekali saja iktikad itu kamu lukai, jangan berharap keyakinan itu bisa kembali.
29.
Jadilah jadi diri sendiri. Jangan jadi pembohong demi mengejar sesuatu
30.
Kebohongan menyelamatkan dirimu sesaat saja. Kemudian menyengsarakan selamanya.
Nasehat Untuk Si Muka Dua
31.
Aku tau kamu bohong. Tapi saya membisu saja. Karena aku ingin kita baik-baik saja.
32.
Satu kebohongan akan menuai kebohongan lainnya.
33.
Pembohong itu senang juga. Walau bahagiannya juga bohong.
34.
Para pembohong letih untuk mengingat-ingat kebohongannya.
35.
Di balik satu komitmen, ada seribu kebohongan.
36.
Ada beberapa teman mirip duit logam. Punya dua paras .
37.
Tenangnya hidup ini saat jauh dari orang berparas dua.
38.
Muka satu saja jelek. Apalagi muka dua. Sabar, sabar, tabah!
39.
Kenalilah diriku dari aku. Bukan dari “katanya.”
40.
Mendingan wajah tembem, ketimbang wajah dua.
Kata Teman Muka Dua
41.
Kejujuran itu pahit…hanya pada mulanya. Selanjutnya menuai rasa cantik.
42.
Orang yang memuji secara berlebihan, mampu jadi menjadi orang yang menikam dari belakang.
43.
Teman kok berkhianat?
44.
Di depan memuji. Di belakang menggibah.
45.
Yang dua itu mata, indera pendengaran, bibir. Bukan muka!
46.
Aku telah punya paras . Tidak perlu kamu berikan wajahmu walau kau punya dua wajah.
47.
Dia bukan sobat yang berkhianat. Melainkan pengkhianat yang berpura-pura jadi sobat.
48.
Orang lain sibuk cari duit, kamu sibuk cari muka!
49.
Kalau kadung berwajah dua, pilih saja salah satu yang paling baik.
50.
Kerja itu cari uang. Bukan cari tampang.
Tentang Orang Munafik
51.
Tidaklah mereka (orang-orang munafik itu) mengetahui bahu-membahu barangsiapa menentang Allâh dan Rasûl-Nya, maka bahwasanya nerakan jahannamlah baginya, infinit mereka di dalamnya. Itu adalah kehinaan yang besar. [At-Taubah/9:63]
52.
Yang demikian itu (ialah tindakan jelek kaum munafik tersebut) yaitu karena bahwa bahwasanya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; alasannya itu mereka tidak dapat memahami. [Al-Munâfiqûn / 63:3]
53.
Mereka hendak mendustai Allâh dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya membohongi dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. [Al-Baqarah /2: 9]
54.
Barangsiapa mencari ridha manusia dengan kemurkaan Allâh, Allâh pun marah kepadanya, dan Allâh membuat manusia murka kepadanya.
55.
Orang-orang munafik pria dan wanita; sebagian dengan sebagian yang lain yakni sama, mereka menyuruh menciptakan yang munkar dan melarang berbuat yang ma’ruf dan mereka menggenggamkan tangannya (bakhil, tak inginmenginfakkan harta di jalan-Nya). Mereka sudah lupa terhadap Allâh, maka Allâh melalaikan mereka. [At-Taubah /9 : 67]
56.
Katakanlah: “Nafkahkanlah hartamu, baik dengan sukarela ataupun dengan terpaksa, namun nafkah itu sekali-kali tidak akan diterima dari kamu. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang fasik. [At-Taubah /9: 53]
57.
“Ada empat tanda seseorang disebut munafik. Jika salah satu perangai itu ada, ia bermakna punya tabiat munafik sampai ia meninggalkannya. Empat hal itu ialah:
- (1) jika berkata, berdusta;
- (2) jika berjanji, tidak menepati;
- (3) kalau berdebat, ia berpaling dari kebenaran;
- (4) bila membuat perjanjian, ia melanggar perjanjian (mengkhianati).”
(HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 2459, 3178 dan Muslim, no. 58]
58.
“Di antara tanda munafik ada tiga: jika berbicara, berdusta; jika berjanji, tidak menepati; jikalau diberi amanat, berkhianat.” (HR. Muslim, no. 59)
59.
“Tanda munafik itu ada tiga, meskipun orang tersebut puasa dan melakukan shalat, lalu ia mengklaim dirinya muslim.” (HR. Muslim, no. 59)
60.
Ibnu Abi Mulaikah pernah berkata,
“Aku telah mendapati tiga puluh orang sobat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, seluruhnya cemas pada dirinya tertimpa kemunafikan.” (HR. Bukhari, no. 36)
61.
“Siapa yang berdusta, maka beliau ialah munafik.” (Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:493)
62.
Al-Hasan Al-Bashri berkata,
“Orang yang khawatir terjatuh pada kemunafikan, itulah orang mukmin. Yang senantiasa merasa aman dari kemunafikan, itulah senyatanya munafik.” (Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:491)
63.
Contoh nifak i’tiqodi:
- Mendustakan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.
- Mendustakan sebagian fatwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.
- Benci pada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.
- Benci pada sebagian ajaran Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.
- Senang melihat agama Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam direndahkan.
- Tidak bahagia kalau agama Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam menerima kemenangan.
64.
“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, sebab sebetulnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sebenarnya kebaikan akan mengantarkan pada nirwana.”
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan juga janganlah kalian mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan terhadap kalian, sedang kalian mengetahui” (QS. Al Anfal : 27).
65.
“Sesungguhnya orang yang paling dibenci oleh Allah adalah penantang yang paling keras”. (HR. Bukhari no. 2457 dan Muslim no. 2668)