√ Pengertian Pendidikan Luar Biasa, Ciri, Tujuan, Fungsi, dan Contohnya

Pendidikan Luar Biasa Adalah

Pendidikan hebat yg pula dikenal dgn pendidikan khusus adalah program pendidikan formal yg dengan-cara khusus dirancang untuk para siswa yg mengalami keterlambatan mental, fisik, sosial maupun emosional. Aspek “keterlambatan” tersebut, yg dengan-cara luas dikategorikan selaku keterlambatan pertumbuhan, membuktikan faktor perkembangan anak dengan-cara keseluruhan (keterampilan fisik, kognitif, skolastik) yg menempatkan mereka jauh di belakang perkembangan sahabat sebayanya.

Karena patokan khusus tersebut, kebutuhan siswa tak mampu dipenuhi dlm lingkungan sosial kelas tradisional, sehingga acara & layanan pendidikan khusus mengadaptasi konten, metodologi pengajaran & kode penyampaian untuk menyanggupi kebutuhan yg sempurna dr setiap anak. Di Indonesia sendiri, forum pendidikan hebat atau yg lazimnya diketahui dgn Sekolah Luar Biasa (SLB), yg dapat dikategorikan menjadi enam, yakni SLB A, B, C, D, E, & G.

Pendidikan Luar Biasa

Pendidikan luar biasa sejatinya untuk menentukan bahwa siswa penyandang disabilitas diberikan lingkungan yg memungkinkan mereka untuk dididik dengan-cara efektif. Disabilitas yg menyanggupi syarat untuk pendidikan luar biasa termasuk cacat fisik, seperti ketulian atau kebutaan, cacat mental, seperti sindrom down & autisme, kondisi medis, mirip ketergantungan oksigen atau cedera otak traumatis; defisit belajar, mirip disleksia; & gangguan perilaku, mirip Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) & gangguan perilaku.

Pengertian Pendidikan Luar Biasa

Pendidikan hebat ialah tata cara sosial terkait pendidikan keperluan khusus (special needs education) yg melayani belum dewasa dgn gangguan emosi, sikap, atau kognitif atau dgn ketidakmampuan intelektual, telinga, penglihatan, bicara, atau berguru, belum dewasa berbakat dgn kemampuan akademis yg maju, & anak-anak dgn gangguan ortopedi atau neurologis.

Pengertian Pendidikan Luar Biasa Menurut Para Ahli

Adapun definisi pendidikan hebat menurut para hebat, antara lain:

  1. Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1991 Tentang Pendidikan Luar Biasa Pasal 1, Pendidikan luar biasa yaitu sebagai pendidikan yg khusus diselenggarakan bagi penerima didik yg menyandang kelainan fisik dan/atau mental.
  2. Encyclopaedia Britannica, Pengertian pendidikan hebat yakni pendidikan untuk anak-anak yg berlainan dengan-cara sosial, mental, atau fisik dr rata-rata sedemikian rupa sehingga mereka memerlukan modifikasi dr praktik sekolah yg biasa.
  3. Encyclopaedia of Children’s Health, Arti pendidikan khusus mengacu pada serangkaian layanan pendidikan & sosial yg disediakan oleh sistem sekolah biasa & lembaga pendidikan lainnya pada individu penyandang disabilitas yg berusia antara tiga & 21 tahun.
  4. Your Dictionary, Yang dimaksud dgn pendidikan luar biasa yakni suatu bentuk pembelajaran yg diberikan pada siswa berkebutuhan luar biasa, mirip siswa dgn ketidakmampuan belajar atau tantangan mental.

Sejarah Adanya Pendidikan Luar Biasa

Secara historis, selama Abad Pertengahan, gereja menjadi institusi pertama yg menyediakan perawatan bagi orang-orang yg cacat fisik atau mental, namun pengembangan teknik yg terkait dgn pendidikan khusus tak timbul hingga pada masa Renaisans, dgn penekanannya pada martabat insan.

Pada pertengahan 1500-an, keberhasilan Pedro Ponce de León dlm mengajar murid tunarungu di Spanyol untuk mengatakan, membaca, & menulis, kemudian diikuti oleh Juan Pablo Bonet, yg menerbitkan buku pertama ihwal duduk perkara tersebut pada tahun 1620. Hal ini menimbulkan minat yg lebih luas dlm pendidikan individu tunarungu di Eropa.

Di Inggris periode ke-17 John Bulwer mempublikasikan suatu catatan wacana pengalamannya mengajar orang tuli berbicara & membaca bibir, & di Prancis pekerjaan serupa dilakukan oleh Charles-Michel, abbé de l’Epée (1712–89), yg mengubah sifat komunikasi untuk individu tunarungu dgn mengembangkan bahasa isyarat alami yg mereka gunakan menjadi bahasa yg sistematis & konvensional untuk penggunaan yg lebih universal.

Kemudian, karyanya itu dikembangkan oleh Roch-Ambroise Cucurron, Abbé Sicard, & berikutnya menimbulkan tata cara manual, atau metode diam, untuk mengajar orang-orang yg mengalami gangguan pendengaran. Di Jerman Samuel Heinicke bereksperimen dgn melatih belum dewasa tunarungu untuk berbicara, & pada periode ke-19, Friedrich Moritz Hill (1805-1874), mengembangkan sebuah metode pengajaran verbal yg pada waktunya menjadi praktik yg diterima di seluruh dunia.

Namun, tak ada upaya serius yg dijalankan untuk mendidik atau melatih orang-orang dgn gangguan pandangan, hingga tamat kurun ke-18. Valentin Haüy, yg diketahui selaku “bapak & guru orang buta,” membuka Lembaga Nasional Pemuda Tunanetra (Institusi Nationale des Jeunes Aveugles) di Paris pada tahun 1784, dgn 12 anak tunanetra sebagai murid pertamanya.

Upaya ilmiah untuk mendidik anak-anak dgn disabilitas intelektual berawal dr upaya Jean-Marc-Gaspard Itard, seorang dokter & otolog Prancis. Dalam buku klasiknya The Wild Boy of Aveyron (1807), ia menceritakan bisnisnya selama lima tahun untuk melatih & mendidik seorang anak pria yg didapatkan berlari liar di hutan Aveyron. Pekerjaan Itard dgn anak laki-laki itu menjadi populer lantaran ia mengangkat perihal pendidikan orang-orang dgn cacat mental atau emosional.

Ciri Pendidikan Luar Biasa

Ciri atau karakteristik pendidikan hebat yg ditinjau dr sisi tolok ukur pendiriannya sebagaimana yg tercantum dlm Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1991 Tentang Pendidikan Luar Biasa, pada Ba V pasal 7, yakni selaku berikut:

  1. sekurang-kurangnya terdiri atas lima orang penerima didik;
  2. sekurang-kurangnya tenaga kependidikan yg berperan dlm pengelolaannya terdiri atas seorang guru kelas, & seorang tenaga hebat;
  3. kurikulum yg diajarkan pada peserta didik didasarkan pada kurikulum nasional yg ditetapkan oleh Menteri;
  4. terdapat sumber dana yg tetap untuk menjamin kelangsungan penyelenggaraan pendidikan & tak akan merugikan siswa;
  5. menyelenggarakan program rehabilitasi;
  6. terdapat kawasan berguru & ruang rehabilitasi;
  7. menawarkan buku pelajaran & peralatan pendidikan khusus;
  8. menyediakan buku pedoman guru; dan
  9. menyediakan peralatan rehabilitasi.

Tujuan Pendidikan Luar Biasa

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1991 Tentang Pendidikan Luar Biasa, tepatnya pada Bab II pasal 2, tujuan pendidikan hebat yaitu untuk:

  1. Membantu peserta didik yg menyandang kelainan fisik dan/atau mental agar mereka bisa untuk membuatkan sikap, pengetahuan & kemampuan sebagai pribadi maupun anggota masyarakat dlm menyelenggarakan hubungan timbal-balik dgn lingkungan sosial, budaya & alam sekitar mereka,
  2. Mengembangkan kemampuan dlm dunia kerja atau mengikuti pendidikan lanjutan.

Fungsi Pendidikan Luar Biasa

Pendidikan luar biasa mempunyai beberapa fungsi penting, diantaranya yakni selaku berikut:

  1. Memberikan kesempatan bagi bawah umur dgn ketidakmampuan mencar ilmu untuk mendapatkan pendidikan yg bermutu sesuai dgn keperluan unik mereka.
  2. Memberikan potensi bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk menjaga kecepatan mereka dlm proses belajar dgn mirip halnya belum dewasa yg tak berkebutuhan khusus, lantaran mereka mempunyai hak untuk memenuhi standar & menggali potensi mereka sendiri tanpa menatap keganjilan apa pun.
  3. Memungkinkan setiap siswa untuk memperoleh tingkat kemandirian yg tinggi & meraih potensi sarat mereka.

Contoh Pendidikan Luar Biasa

Contoh-acuan pendidikan luar biasa di Indonesia yg dibedakan berdasarjan jenis disabillitas yg dialami oleh akseptor didiknya, meliputi:

  1. Sekolah Luar Biasa (SLB) A

SLB A ialah sekolah yg didedikasikan bagi belum dewasa tunanetra atau yg memiliki kendala dlm indra penglihatan mereka. Oleh sebab itu, taktik pembelajaran yg diterapkan di sekolah ini mesti mampu mendorong siswa dlm mengetahui materi yg diberikan oleh para guru. Media pembelajaran yg digunakan lazimnya berupa buku braille serta tape recorder.

  1. Sekolah Luar Biasa (SLB) B

SLB B merupakan sekolah yg didedikasikan bagi anak-anak tunarungu atau yg mempunyai kendala dlm indra pendengarannya. Media pembelajaran yg diterapkan sekolah jenis ini adalah membaca ujaran lewat gerakan bibir atau metode oralism. Selain itu, diantu pula dgn media yg lain seperti alat bantu pendengaran.

  1. Sekolah Luar Biasa (SLB) C

SLB C merupakan sekolah yg didedikasikan bagi belum dewasa tunagrahita atau yg mempunyai intelegensi yg di bawah rata-rata serta tak mempunyai kesanggupan untuk mengikuti keadaan sehingga mereka perlu menerima pembelajaran perihal bina diri & sosialisasi, seba mereka cenderung mempesona diri dr lingkungan & pergaulan.

  1. Sekolah Luar Biasa (SLB) D

SLB D merupakan sekolah yg didedikasikan bagi belum dewasa tunadaksa atau belum dewasa yg memiliki kelemahan pada anggota badan mereka. Tujuan pendidikan di SLB D yakni untuk menyebarkan potensi diri siswa itu sendiri mudah-mudahan mereka bisa mandiri & mengurusi diri mereka.

  1. Sekolah Luar Biasa (SLB) E

SLB E merupakan sekolah yg diperuntukkan bagi bawah umur tunalaras atau mempunyai gangguan/kendala/kelainan tingkah laku, sehingga mereka kurang bisa menyesuaikan diri, baik terhadap lingkungan keluarga, sekolah, & masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu, mereka biasanya tak bisa mengukur emosi serta kesusahan dlm menjalani fungsi sosialisasi.

  1. Sekolah Luar Biasa (SLB) G

SLB G ialah sekolah yg didedikasikan bagi bawah umur tunaganda, yakni bawah umur yg mempunyai variasi kelainan. Anak-anak tersebut lazimnya kurang atau bahkan mereka tak bisa berkomunikasi sama sekali. Perkembangan motorik mereka terlambat, sehingga membutuhkan media pembelajaran yg berbeda untuk bisa meningkatkan rasa mampu berdiri diatas kaki sendiri anak tersebut.

Itulah saja postingan yg bisa dibagikan pada semua golongan berhubungan dgn pengertian pendidikan hebat berdasarkan para jago, ciri, tujuan, fungsi, & misalnya di Indonesia. Semoga saja bisa memberi pengetahuan bagi kalian yg membutuhkannya.

  √ Pengertian Kontribusi, Jenis, dan Contohnya