Sejauh ini kita telah belajar aneka macam majas. Seperti majas personifikasi dan metafora.
Dan ada pula majas alusio, alegori, depersonifikasi, dan yang lain.
Dan kesempatan kali ini kita akan membicarakan perihal majas eufemisme.
Daftar Isi
Pengertian Majas Eufimisme
Eufemisme merupakan ungkapab yang lebih halus selaku pengganti perumpamaan yang dinikmati bergairah, dianggap dapat merugikan atau tidak mengasyikkan.
Tujuan Majas Eufimisme
Tujuan dari majas eufemisme ialah untuk mengambil alih kata-kata yang dianggap kasar.
Untuk menghindari rasa malu. Menghindari orang lain tersinggung.
Sehingga percakapan yang terjadi terkesan sungguh sopan dan terhindar dari kata-kata yang tidak menggembirakan.
Majas ini yaitu majas terbaik dalam mengungkapkan sesuatu biar tidak menyinggung orang lain.
Hal ini berlainan dengan majas sarkasme, dan ironi. Yang kadang kala justru menyinggung perasaan orang lain.
Majas eufemisme biasa digunakan oleh orang-orang yang berpendidikan.
Mereka tak mau merendahkan harkat dan martabat orang lain. Sehingga digunakan lah kata-kata yang sopan.
Ciri-Ciri Majas Eufimisme
- Eufemisme dipakai untuk mengubah kata yang dianggap tabu;
- Eufemisme digunakan untuk mengubah kata yang mengalami peyorasi (pergantian makna yang dulunya tidak dianggap bernafsu kemudian menjadi agresif);
- Eufemisme biasa dipakai selaku komunikasi dengan orang yang lebih renta supaya terlihat lebih sopan.
Contoh Majas Eufimisme
Berikut ini adalah kalimat yang mengandung majas eufimisme.
- Wanita itu sangat ahli dalam mengurusi anak anak yang berkebutuhan khusus. (Berkebutuhan khusus = cacat).
- Dia berjuang memenuhi kebutuhan hidupnya hak meskipun mesti menjadi pramusaji. ( Pramusaji = pelayan rumah makan)
- Kami sedang mencoba membuat buku yang dibuat khusus untuk para tunanetra. ( Tunanetra = buta)
- Walaupun Amerika Serikat diketahui dengan negeri yang makmur, namun jumlah tunawismanya sungguh banyak. ( Tunawisma = tidak punya rumah).
- Bolehkah saya menumpang ke kamar kecil? ( kamar kecil =WC)
- Angelina Jordan mengunjungi para tuna wicara. ( tuna wicara = bisu)
- Karena kesalahannya itu dia dibebastugaskan. ( dibebastugaskan = dipecat)
- Walaupun dia seorang tuna daksa ia senantiasa berusaha untuk mandiri. (tuna daksa=cacat).
- Kami menawarkan cara khusus untuk belum dewasa yang kurang terpelajar. ( kurang bakir = ndeso)
- Dia memang agak lambat dalam mendapatkan pelajaran di sekolah. (agak lambat = ndeso)
- Kita harus menolong para keluarga yang masih dalam taraf prasejahtera. (prasejahtera = miskin)
- Mereka tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya karena masih dalam ekonomi bawah. (ekonomi bawah = miskin).
- Kini beliau telah bertaubat dari wanita tuna adab. (tuna budbahasa = pelacur)
- Mereka menerima gosip murung bahwa hari ini Ayahnya sudah tiada. (tiada = meninggal)
- Semenjak KPK mencium kasus tersebut, pemerintah memberhentikan Bupati. (memberhentikan=memecat)
- Entah kenapa beliau selalu kurang teliti dalam melakukan sesuatu. (kurang teliti=teledor).
- Mereka tetap memperlakukannya secara mulia meskipun anaknya itu terbelakang. (terbelakang=terbelakang)
- Berita miring perihal dirinya sudah menyebar ke seluruh desa. (isu miring=hal jelek)
- Di pagi yang diiringi gerimis itu terdengar berita tentang berpulangnya kepala desa. (berpulang=meninggal)
- Setelah menjalani berulang kali pengobatan hasilnya dia wafat. (wafat=mati)
- Sudah 10 tahun ia menjadi pramuwisma di negeri orang. (pramuwisma=pembantu)
- Sebenarnya ia mengalami gangguan mental sejak ditinggalkan oleh istrinya. (gangguan mental=ajaib)
- Mereka menangis dikala mengenali bahwa wa orang yang dicintainya sudah kembali ke pangkuan-Nya. (kembali=meninggal)
- Pemerintah sedapat mungkin memberantas para PSK. (PSK=pelacur)
- Kita tidak boleh mengambil bunga dari bank. (bunga=riba)
- Setelah dzuhur dia akan dikebumikan di Taman Makam Pahlawan. (dikebumikan=dikubur)
- Walaupun sudah bekerja puluhan tahun kehidupannya belum juga mapan. (belum mapan=masih susah)
- Aku memiliki saudara yang tuna rungu. Tapi beliau sungguh lucu. (tuna rungu=tuli)
- Di bulan bulan puasa ini hati mereka murung alasannya adalah banyak di antara anggota keluarga yang sudah mendahului. (mendahului=meninggal)
- Pejabat itu ditangkap karena kasus gratifikasi tahun lalu. (gratifikasi=suap)
- Kebocoran dana APBN disebabkan banyaknya pejabat yang pembangkang. (pejabat pembangkang=koruptor)
- Tunggu sebentar! Aku ingin buang air kecil. (buang air kecil=kencing)
- Anak itu mempunyai keterbelakangan mental. (keterbelakangan mental=idiot)
- Camay bekerja sebagai pramuniaga di kota Manila. (pramuniaga=penjaga toko)
- Mohon maaf anak ibu kurang bisa membangun bukti pelajaran di kelas. ( kurang mampu=kolot)
- Pejabat yang tertangkap basah tersebut sudah diamankan oleh pihak yang berwajib. (diamankan=ditangkap)
- Permisi boleh saya menumpang ke belakang? (ke belakang=ke WC)
- Dua Pejabat itu sudah dibebastugaskan alasannya adalah kasus yang serupa. (dibebastugaskan=dipecat)
- Lima tahun yang lalu dia diberhentikan secara tidak hormat. (diberhentikan secara tidak hormat=dipecat)
- Tidak ada yang menyangka bahwa tunawisma tersebut mampu menjuarai kompetisi pencarian talenta. (tuna wisma=gelandangan)
- Temanku memasukkan anaknya ke sekolah untuk bawah umur tunagrahita. (tuna grahita=idiot)
- Aku tidak pernah malu meskipun hanya seorang pramusaji. (pramusaji = tukang masak)
- Tidak ada gunanya mempercayai kata-kata Paranormal. (paranormal=dukun)
- Banyak wanita yang termakan kata-kata manisnya. (kata bagus=rayuan gombal)
- Apa hendak dikata, jodoh mereka tidak panjang. (jodoh tidak panjang=bercerai)
- Setelah makan rujak yang pedas, rupanya ia sering buang air besar. ( buang air besar=berak)
- Tinggal beberapa orang saja yang masih tergolong tuna aksara di desa ini. ( tuna huruf=buta karakter)
- Kami mengajarkan anak-anak untuk membuatkan kepada orang-orang yang kurang beruntung. (kurang mujur=miskin)
- Perusahaan sudah melaksanakan perampingan semenjak bulan kemudian. (perampingan=PHK)
- Mohon maaf kami harus melaksanakan pembiasaan harga. (adaptasi harga=peningkatan harga)
- Dia adalah seorang yang pekerja seks komersial. (pekerja seks komersil=pelacur)
- Anak tunanetra tersebut memiliki suara yang sungguh merdu. (tuna netra=buta)
- Andi memang agak ketinggalan dibandingkan teman-temannya. (ketinggalan=terbelakang)
- Dengan berat hati akhirnya mereka harus berpisah dan menjalani hidupnya masing-masing. (bercerai)
- Para relawan itu mengurusi mayat yang meninggal balasan petaka. (mayit=mayat)
- Ono berasal dari keluarga yang kurang bisa. (keluarga kurang bisa=miskin)
- Sudah 10 tahun lebih dia menjadi tangan kanan rumah tangga di rumah artis itu. (ajun rumah tangga=pembantu)
- Kita harus menghormati orang-orang yang sudah lanjut usia. (lanjut usia=tua, jompo)
- Ia memiliki masalah ingatan sehingga susah ditanya. (duduk perkara ingatan=pikun)
- Pemerintah telah menggalakkan penggunaan infrastruktur untuk kaum disabilitas. (disabilitas=cacat)
- Negara maju sebaiknya melakukan pekerjaan sama dengan negara-negara yang masih berkembang. (negara meningkat =negara miskin)
- Ketika bernyanyi suaranya kurang begitu merdu. (kurang merdu=tidak lezat didengar)
- Mohon maaf, kami kira Anda masih kurang mencukupi untuk bekerja di perusahaan ini. (kurang mencukupi=ditolak)
- Sepertinya posisi yang anda ingin kurang tepat. Makara kami mohon maaf sebab tidak mampu mendapatkan Anda. (ditolak)
- Bukannya aku menolak cintamu tapi bergotong-royong masih banyak orang yang lebih layak dengan dirimu. (menolak)
Itulah beberapa teladan majas eufimisme di dalam kalimat.
Berikut ini adalah pola dalam bentuk puisi.
Contoh Eufimisme Dalam Puisi
Perhatikan bait-bait berikut ini.
Sendiri
Bagaimana saya tak duka
Ketika orang yang saya cintai
Telah berpulang, mendahului diriku
Tentunya kesepian
Tentunya Kerinduan
Juga beribu-ribu Kenangan
Yang akan Tertinggal bersamaku.
.
.
Pada bait puisi di atas terdapat majas eufemisme. Yakni pada kata-kata “berpulang” dan “mendahului”.
Yang artinya ialah mati.
Carilah
Usah datang lagi
Apalagi merayu-rayu
Aku tak layak denganmu
Kau terlalu baik bagiku.
Carilah lagi
Wanita yang harmonis
Yang mengetahui tentang dirimu
Yang bisa membahagiakan dirimu.
.
.
Puisi di atas mempunyai majas eufemisme.
Hal tersebut terdapat pada kata-kata,
Aku tak layak denganmu
Kau terlalu baik bagiku.
Untuk menggantikan kata-kata “saya menolakmu”.
Duka
Lihatlah saudaraku
Teman-sahabat yang kurang mujur
Yang melakukan pekerjaan siang dan malam
Sekedar untuk menyambung hidup.
Lihatlah kerabat
Bagaimana orang-orang yang kurang bisa
Mereka mesti menahan pedih
Betapa lapar dan tentaranya asumsi.
Seharusnya dirimu
Dipenuhi rasa syukur
Jangan lagi engkau takkan
Apalagi menjadi kufur.
.
Puisi diatas mengandung feminisme.
Majas eufemisme terdapat pada kata-kata:
Kurang mujur
Kurang bisa
Kata tersebut untuk mengambil alih kata yang dianggap bernafsu yakni miskin.
Ref:
https://www.zenius.net/prologmateri/bahasa-indonesia/a/1101/majas-eufimisme