60 Macam Majas dan Contohnya

Majas-macam majas dlm materi kali ini akan menguraikan banyak sekali macam contoh majas yg ada dlm perbendaharaan majas bahasa Indonesia. Secara garis besar, majas terbagi menjadi beberapa golongan. Masing-masing golongan tersebut terbagi lagi menjadi beberapa macam majas. Sepanjang yg kami perhatikan, terdapat sekitar 59 macam majas yg tersebar dlm masing-masing kelompok tersebut. Sangat banyak memang & semuanya memiliki gaya, karakteristik, serta fungsi yg berbeda tatkala diterapkan dlm karya sastra. Nah, pada kesempatan ini semua macam itulah yg akan uraikan untuk Anda.

 dlm materi kali ini akan menguraikan berbagai macam contoh majas yg ada dlm perbend 60 Macam Majas & Contohnya

Macam-macam Majas & Contohnya

Majas terbagi menjadi 4 macam golongan besar, yaitu; majas perbandingan, sindiran, penegasan, & konflik. Berikut ini ialah masing-masing penjelasan kelompok majas tersebut:

1. Majas Pertentangan

Majas konflik yakni majas yg digunakan untuk menerangkan sesuatu dgn menggunakan ungkapan yg berlawanan dgn makna yg sebenarnya. Berikut ini ialah macam-macam majas pertentangan & misalnya:

  • Majas Paradoks: Majas paradoks adalah istilah pernyataan ihwal dua hal yg tampaknya berlawanan, namun bekerjsama keduanya benar. Contohnya: Adakalanya teman akrab yakni musuh sejati.
  • Majas Oksimoron:  Majas oksimoron ialah majas yg antarbagiannya menyatakan sesuatu yg bertentangan. Contohnya: cinta menjadikannya senang, tetapi pula menjadikannya menangis.
  • Majas Antitesis: Majas antitesis yakni majas yg berupa paduan dua kata yg berlawanan. Contohnya: Kaya atau miskin yg penting gue mencintainya.
  • Majas Kontradiksi Interminus: Majas kontradiksi interminus yaitu majas yg berisi pernyataan yg sifatnya menyangkal hal yg sudah disebutkan pada penggalan sebelumnya. Contohnya: Semua benda terselamatkan, kecuali boneka kesayangan Fitri yg hanyut terbawa banjir.
  • Majas Anakronisme: Majas Anakronisme adalah majas yg mengandung ketidaksesuaian antara insiden dgn waktu. Contohnya: Para Pandawa lupa menyalakan GPS tatkala kehilangan arah di hutan Wanamarta. 

2. Majas Penegasan 

Majas Penegasan ialah majas yg memakai kata-kata kiasan untuk menyatakan penegasan dgn maksud mengembangkan kesan & pengaruhnya kepada pendengar atau pembaca. Berikut ini yakni macam-macam majas penegasan & contohnya:

  • Majas Apofasis: Majas Apofasis ialah majas yg memastikan sesuatu dgn cara seolah-olah menyangkal yg ditegaskan. Contohnya: Terima kasih atas kebaikanmu selama ini. Tetapi maaf, penipuan yg ananda kerjakan membuatku tak yakin lagi padamu.
  • Majas Pleonasme: Majas Pleonasme adalah majas yg menyertakan keterangan pada pernyataan yg sudah terperinci sehingga keterangan tersebut sesungguhnya tak diharapkan. Contohnya: masih kudengar bunyi itu menggeletak pada meja yg berdebu.
  • Majas Repetisi: Majas Repetisi adalah majas yg berisi perulangan kata, frasa, & klausa yg sama pada suatu kalimat yg dianggap penting untuk memberikan aksentuasi. Contohnya: dari balik puing itu, dr balik gosong nyeri dr balik debu & tulang-tulan ini cepat dapatkan kata.
  • Majas Pararima: Majas Pararima adalah majas yg mengulang konsonan di permulaan & selesai kata atau serpihan kata yg berlainan. Contohnya: Dari balik bilik, dadaku bergetar getir.
  • Majas Aliterasi: Majas Aliterasi ialah majas yg mengulang bunyi konsonan pada awal kata dengan-cara berurutan. Contohnya: Cicak itu, cintaku, mengatakan ihwal kita, yaitu nonsens.
  • Majas Paralelisme: Majas paralelisme adalah majas perulangan yg disusun dlm baris yg berlawanan. Contohnya: Hati ini biru, Hati ini lagu, Hati ini debu.
  • Majas Tautologi: Majas Tautologi adalah majas yg terdiri dr pengulangan kata dgn memakai sinonimnya. Contohnya: Mengapa Anda khawatir & gelisah begitu?
  • Majas Sigmatisme: Majas Sigmatisme adalah  yg mengulang bunyi konsonan “s”. Contohnya: Sampai suatu ketika kita terpaksa merapat.
  • Majas Antanaklasis: Majas Antanaklasis ialah majas yg cara pengungkapannya dgn mengulang kata yg sama, namun maknanya berlainan. Contohnya: Tanggal-tanggal yg tanggal itu sekarang tinggal berapa?
  • Majas Klimaks: Majas klimaks ialah majas yg menyatakan beberapa hal berturut-turut dgn memakai urutan kata yg makin lama, makin memuncak pengertiannya. Contohnya: Psikologi kemajuan mempelajari usia prenatal, batita, balita, kanak-kanak, remaja, remaja, hingga usia lanjut.
  • Majas Anti Klimaks: Majas Anti Klimaks yaitu majas yg berisi pernyataan ihwal beberapa hal berturut-turut dgn memakai urutan kata-kata yg makin lama bertambah lemah pengertiannya. Contohnya: Jangan seribu atau seratus, serupiah pun gue tidak memiliki.
  • Majas Inversi: Majas inversi yaitu majas yg di dalamnya terdapat pengubahan susunan kalimat. Contohnya: Paman saya wartawan, wartawan paman saya.
  • Majas Retoris: Majas Retoris ialah majas yg berbentukkalimat tanya yg jawabannya sudah dimengerti. Contohnya: Siapakah yg tak mau hidup?
  • Majas Elipsis: Majas Elipsis ialah majas yg menghilangkan sebuah unsur kalimat. Contohnya: Kami ke rumah Kakek (predikat “pergi” dihilangkan).
  • Majas Koreksio: Majas Koreksio adalah majas yg dipakai untuk menarik minatdgn menawan pernyataan sebelumnya lalu membetulkan dgn pernyataan selanjutnya. Contohnya: Sebenarnya sudah dua kali, ah bukan, sudah tiga kali hal itu saya usulkan.
  • Majas Polisindeton: Majas Polisindeton adalah majas yg menyebutkan beberapa hal dgn menggunakan kon-jungtor pada setiap potongan yg dipentingkan. Contohnya: Ia sungguh-sungguh lupa dgn rumah & ladangnya, istri & anaknya, hak & kewajibannya.
  • Majas Asindeton: Majas Asindeton yakni majas yg menyebutkan beberapa hal dengan-cara berturut-turut tanpa memakai konjugtor. Contohnya: Presiden berlangsung diiringi oleh para menteri, pejabat, alim ulama, tokoh penduduk .
  • Majas Interupsi: Majas Interupsi adalah majas yg menyisipkan informasi perhiasan di antara unsur-unsur kalimat. Contohnya: Salah seorang mahasiswanya, yg dikala itu diberi peran menulis dongeng pendek, menulis tentang seorang pria yg tak mampu melalaikan cerita cinta pertamanya & rela menanti selama 51 tahun, 9 bulan, & 4 hari untuk mendapatkannya lagi.
  • Majas Eksklamasio: Majas Eksklamasio ialah majas yg memakai kata seru untuk penegas. Contohnya: Wah, tak kusangka, kau-sekalian mampu pula menjadi juara kelas.
  • Majas Enumerasio: Majas Enumerasio adalah ialah majas yg berisi istilah penegasan berbentukpenguraian penggalan demi potongan suatu keseluruhan. Contohnya: Laut tenang. Di atas permadani biru itu terlihat satu-satunya bahtera nelayan meluncur perlahan-lahan. Angin berhembus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dgn terangnya. Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk sebuah lukisan yg serasi. Itulah keindahan sejati.
  • Majas Preterito: Majas Preterito adalah majas yg berbentukperumpamaan penegasan dgn cara menyembunyikan maksud yg sesungguhnya. Contohnya: Sudahlah, nasi sudah menjadi bubur, tak perlu kita sesali apa yg terjadi.
  • Majas Alonim: Majas Alonim adalah majas yg memakai varian dr nama untuk menegaskan. Contohnya: Mamat varian dr Ahmad.
  • Majas Kolokasi: Majas Kolokasi ialah majas yg berupa asosiasi tetap antara suatu kata dgn kata lain yg berdampingan dlm kalimat. Contohnya: Susah memang berurusan dgn si kepala kerikil. (“Kepala Batu” asosiasi tetap “Kepala” & “Batu”).
  • Majas Silepsis: Majas Silepsis yakni majas berupa penggunaan satu kata yg mempunyai lebih dr satu makna & yg berfungsi lebih dr satu konstruksi sintaksis. Contohnya: Ia telah kehilangan topi & semangatnya.
  • Majas Zeugma: Majas Zeugma yakni majas silepsis yg memakai kata yg tak logis & tak gramatis untuk konstruksi sintaksis yg kedua, sehingga menjadi kalimat yg rancu. Contohnya: Ia menundukkan kepala & badannya untuk memberi hormat.
  Puisi Rindu Di Balik Tirai Awan Kelabu

 3. Majas Sindiran

Majas sindiran yakni majas yg berisi kata-kata berkias selaku pernyataan sindiran untuk memajukan kesan & pengaruhnya kepada pendengar atau pembaca. Berikut ini adalah macam-macam majas sindiran:

  • Majas Innuendo: Majas Innuendo yaitu majas sindiran yg bersifat mengecilkan fakta yg sesungguhnya. Contohnya: Dia menjadi polisi yg sukses & terhormat berkat uang sogokan tatkala tes masuk.
  • Majas Satire: Majas Satire adalah majas yg mengungkapkan sebuah hal dgn memakai sarkasme, ironi, atau parodi untuk mengecam atau menertawakan pemikiran , kebiasaan, & sebagainya. Contohnya: Kalau ada orang yg bermimpi memiliki mobil, tetapi tak pernah berupaya bagaimana menerima kendaraan beroda empat, itulah kamu: Siput yg ingin berlari mirip kinjang!
  • Majas Sinisme: Majas sinisme adalah majas sindiran yg memakai kata-kata sebaliknya, seperti ironi tetapi agresif. Contohnya: Tak berkata pun gue sudah bosan menyimak ocehanmu.
  • Majas Sarkasme:  Majas sarkasme yaitu majas sindiran yg sangat berangasan & menyakitkan. Contohnya: Dasar buaya, seenaknya kau perlakukan saya. Dasar gajah, tak lihat kah kau gue berdiri di depanmu.
  • Majas Ironi: Majas ironi adalah majas sindiran yg menyatakan sebaliknya dr apa yg sebetulnya dgn maksud untuk menyindir orang. Contohnya: Indah benar rapormu dihiasi dgn warna merah.

 4. Majas Perbandingan

Majas perbandingan ialah yaitu majas yg menyatakan perbandingan untuk memajukan kesan & pula pengaruhnya kepada pendengar & pembaca. Berikut ini macam-macam majas perbandingan:
  • Majas Asosiasi: Majas perkumpulan adalah majas yg membandingkan sesuatu dgn kondisi lain alasannya persamaan sifat. Contohnya: Wajahnya bagai pinang dibelah dua.
  • Majas Simbolik: Majas Simbolik ialah majas yg melukiskan sesuatu dgn memanfaatkan benda, binatang, atau tanaman selaku simbol atau lambang. Contohnya: Ia populer sebagai buaya darat.
  • Majas Eponim: Majas Eponim ialah majas perbandingan yg dipergunakan seseorang untuk menyebutkan suatu hal atau nama dgn menghubungkannya dgn sesuatu berdasarkan sifatnya. Contohnya: Anak tuan rumah yg kecantikannya khas Cleopatra itu pula mencintai saya.
  • Majas Perifrasa: Majas Perifrasa ialah majas yg ibarat dgn pleonasme, yakni memanfaatkan kata lebih banyak dr yg dibutuhkan. Perbedaannya terletak dlm hal bahwa kata-kata yg berkelebihan itu sesungguhnya dapat diganti dgn satu kata saja. Contohnya: Ia telah beristirahat dgn hening.
  • Majas Parabel: Majas Parabel yakni majas dongeng yg berisi ungkapan/kiasan yg bersifat mendidik. Contohnya: Dongeng”Si Malin Kundang”.
  • Majas Fabel: Majas Fabel yakni majas yg berisi kisah singkat yg mengilustrasikan tumbuh-tanaman atau binatang-hewan yg berlaku selaku manusia. Contohnya: Cerita Kancil & Buaya.
  • Majas Disfemisme: Majas Disfemisme yakni majas yg sengaja memakai kata-kata yg mengandung makna lebih tajam untuk menyebabkan rasa simpati atau antipati bagi pendengarnya. Contohnya: Bolehkah saya meminta izin untuk kencing sebentar?.
  • Majas Eufimisme: Majas Eufemisme yaitu majas dgn cara menggantikan kata-kata yg dipandang kurang layak atau bergairah dgn kata-kata yg dianggap lebih layak atau halus. Contohnya: Oknum perwira polisi itu diberhentikan dgn tak hormat dr kepolisian sebab melakukan tindak korupsi.
  • Majas Totem pro parte: Majas totem pro parte yakni majas yg menyebutkan keseluruhan tetapi yg dimaksud sebagian. Contohnya: Kelas kami menjuarai pertarungan bola basket se-Jakarta
  • Majas Pars pro toto: Majas Pars pro toto yaitu majas yg melukiskan sebagian untuk keseluruhan. Contohnya: Akbar mempunyai lima ekor sapi.
  • Majas Depersonifikasi: Majas Depersonifikasi yaitu cara pengungkapan dgn tak membuat benda-benda mati atau tak bernyawa selaku insan. Contohnya: Jika gue bunga, kamu-sekalian kumbangnya.
  • Majas Personifikasi: Majas personifikasi adalah majas perbandingan yg melukiskan suatu benda mati seperti hidup. Contohnya: Padi menunduk mengucapkan selamat pagi.
  • Majas Hiperbola: Majas hiperbola yakni istilah atau kiasan yg dibesar-besarkan atau dilebih-lebihkan dimaksudkan untuk memperoleh efek tertentu, bukan sebetulnya. Contohnya: Ayah memeras keringat untuk menghidupi keluarga.
  • Majas Litotes: Majas litotes adalah majas yg mengandung pernyataan yg dikecil-kecilkan, dikurangi dr pernyataan yg sesungguhnya. Contohnya: Gubuk sederhana inilah hasil karya kami selama bertahun-tahun.
  • Majas Hipokorisme: Majas Hipokorisme yakni penggunaan nama timangan atau kata yg digunakan untuk memperlihatkan relasi karib antara pembicara dgn yg dibicarakan. Contohnya: Kehidupan itu kejam, Nduk. Sadis! Bahkan hingga di luar nalar insan. Untung ananda tak perlu melihat itu semua.
  • Majas Metominia: Metonimia adalah sejenis majas yg mempergunakan nama sesuatu barang untuk sesuatu yg lain yg berkaitan erat dengannya. Contohnya: Umar pergi ke Bogor menggunakan Honda.
  • Majas Aptronim: Majas Aptronim yakni majas dgn cara melekatkan nama khas pada seseorang menurut pekerjaannya. Contohnya: Arjo kambing ialah tetangga yg sehari-harinya belantik kambing.
  • Majas Antonomasia: Majas Antonomasia yakni majas yg memakai nama diri, gelar resmi, atau jabatan untuk menggantikan nama diri. Contohnya: Menteri PU akan meresmikan jalan Lingkar Nagreg, Jawa Barat.
  • Majas Sinestesia: Majas Sinestesia adalah proses pergeseran makna yg terjadi selaku akibat pertukaran respon antardua indera yg berbeda. Contohnya: Senyuman gadis itu manis sekali.
  • Majas Antropomorfisme: Majas Antropomorfisme yg memakai kata atau bentuk lain yg berafiliasi dgn insan untuk hal yg bukan insan. Contohnya: Lidah-pengecap lonceng menghantam sunyi.
  • Majas Metafora: Majas Metafora yaitu majas yg mengungkapkan ungkapan dengan-cara eksklusif berbentukperbandingan analogis. Contohnya: Raja Hutan telah siap untuk menerkam.
  • Majas Simile: Majas Simile ialah majas yg membandingkan dua hal yg pada hakikatnya berbeda tetapi dianggap sama. Contohnya: Bagai pungguk yg merindukan bulan.
  • Majas Alusio: Majas Alusio yaitu majas yg menunjuk dengan-cara tak langsung pada suatu hal/insiden atau sebuah tokoh. Contohnya: Jika gempa terjadi, kami teringat peristiwa tsunami yg telah memorak-porandakan segalanya
  • Majas Alegori: Majas alegori adalah majas perbandingan yg memperlihatkan sebuah perbandingan yg utuh. Contohnya: Suami sebagai nahkoda, istri selaku juru mudi.
  Rumpun Bahasa di Indonesia Menurut Gorys Keraf

Demikianlah uraian perihal 60 Macam Majas & Contohnya, gampang-mudahan berfaedah.