close

50 Contoh Majas Personifikasi Dan Artinya

Majas personifikasi yakni gaya bahasa yang membuat benda seolah olah mereka hidup dengan menawarkan sifat-sifat seolah mereka melakukan sesuatu layaknya manusia.

Personifikasi berasal dari kata person, artinya insan.

Personifikasi bermakna menimbulkan benda mati seperti mirip manusia. Jadi majas ini ialah majas perbandingan.

Yakni membandingkan antara benda dengan insan.

1. Majas Personifikasi Dalam Kalimat

 adalah gaya bahasa yang membuat benda seolah olah mereka hidup dengan memberikan sifat 50 Contoh Majas Personifikasi Dan Artinya
Rembulan bersembunyi di balik ranting. 

Di bawah ini beberapa teladan majas personifikasi dalam kalimat.

1. Melambai

  1. Nyiur daun kelapa itu melambai sangat indah.
  2. Dedaunan di tepi pantai melambai-lambai kepada para pengunjung.
  3. Pita di rambut anak kecil itu melambai saat tertiup angin.
  4. Kerudung biru yang dikenakannya melambai-lambai.
  5. Setiap pulang, beliau menyaksikan nyiur melambai kepadanya.

2. Bernyanyi

  1. Pagi ini burung bernyanyi lebih riang.
  2. Nuri dan perkutut bernyanyi bersahut-sahutan.
  3. Ia menulis puisi sembari mendengarkan nyanyian alam.
  4. Ombak bernyanyi di tepi pantai.
  5. Burung kutilang bernyanyi di pucuk cemara.

3. Bersembunyi

  1. Rembulan bersembunyi di balik awan.
  2. Rusa itu bersembunyi dari kejaran singa.
  3. Ikan-ikan bersembunyi di balik batu.
  4. Mentari bersembunyi di balik gunung nan tinggi itu.
  5. Tikus itu bersembunyi ke dalam lubang.

4. Bermain

  1. Burung-burung bermain di halaman masjid.
  2. Ikan bermain riang di kolam yang jernih itu.
  3. Kutilang bermain di pucuk pohon cempaka.
  4. Bayanganmu bermain di kepalaku.
  5. Taman itu kawasan bermain anak-anak rusa.

5. Menari

  1. Kupu-kupu menari indah di antara bunga.
  2. Kunang-kunang menari di kegelapan malam.
  3. Anak-anak bahagia menyaksikan rusa menari di taman.
  4. Pohon ilalang menari dikala tertiup angin.
  5. Kaki hujan menari-nari saat jatuh ke Bumi.
  Majas Penegasan: Pemahaman, Ciri, Dan Contohnya

Lengkapi wawasan kau dengan
Majas metafora,
Majas perkumpulan,
Majas metonimia
Majas hiperbola
Majas Alegori
Majas Ironi

2. Majas Personifikasi Dalam Puisi

Ombak menerjang dan menenggelamkan kapal. 

Penggunaan majas tidak terbatas pada kalimat.

Dalam menuliskan puisi, umumnya para penyair menggunaan majas.

Selain untuk memperindah, majas berfungsi untuk memperhalus cara penyampaian pesan.

Oleh alasannya adalah itu, berikut ini kamu bisa pelajari beberapa puisi yang di dalamnya ada majas personifikasi.

1. Kupu-Kupu Yang Cantik

Kupu-kupu yang manis
Engkau menari sehari penuh
Di antara bunga-bunga yang berseri
Engkau menghiasinya laksana bidadari.

Aku takjub padamu
Pada caramu menikmati keindahan
Pada tarianmu yang tak kenal letih
Pada rahasiamu yang penuh bahagia.

Saat engkau mengecup bunga
Kulihat ada rasa cinta
Saat engkau menjejahkan kaki
Di situlah ku tahu pesonamu.

2. Senja Yang Indah

Senja sudah tiba
membawa warna merah
pada langitku yang amat cerah.

Dan di ufuk barat sana,
Senja membiarkan burung-burung
Terbang, menari, dan menghiasinya:
Burung bangau yang pulang menuju sarang.

Sedangkan awan-awan
Begitu tipis, menghamparkan diri
Di bentangan langit yang mulai temaram.

Senja, oh senja
Betapa indahnya.

3. Ombak Pantai

Betapa indahnya dirimu,
Berkejar-kejaran di lautan
Lalu memecah pantai
Membuat tertarik setiap manusia.

Engkau bernyanyi
Di sepanjang pagi.

Engkau bersuara
Ketika datang waktu senja.

Engkau bergemuruh
Di sepanjang waktu.

Jika dirimu
Mulai menjamah bibir pantai
Di sanalah ada kebahagiaan.

Sebab ombak dan pantai
Tak pernah terpisah, sepanjang zaman.

4. Kunang-Kunang

Indahnya kunang-kunang
Menari dengan menjinjing cahaya
Sehingga malam menjadi terperinci
Tariannya sangatlah mempesona.

Ingin kukatakan pada kunang-kunang
Bahwa hatiku ini sangatlah sayang
Ajaklah diriku terbang
Dengan sayap dan cahaya terperinci.

  Majas Perbandingan : Pemahaman, Macam, Dan Contohnya

5. Alam Desa

Jika saya pulang
Ke desaku yang permai.

Maka kulihat sawah membentang,
Memanggil diriku untuk turun
Menginjak lumpurnya
Menanam benih padi
Yang telah disemai.

Alam desaku yang permai
Ia memberikan ketenangan
Pada jiwa-jiwa yang hening
Para petani sederhana.

Jika aku pulang
Ke desaku yang permai

Kurebahkan tubuh
Di gubuk kecil di tengah ladang.

Dan kutatap langit yang biru
Yang memberikan udara segar.

Desaku yang permai
Aku rindu untuk senantiasa pulang.

100 Kalimat dengan majas personifikasi

Burung bernyanyi di pagi hari.

Di bawah ini merupakan pola majas personifikasi.

Terdiri dari 100 kalimat dengan memakai majas tersebut. Semoga bisa membantu kita dalam mempelajari, mengetahui, dan memahami majas ini.

  1.  Angin bertiup kencang di sela-sela pepohonan.
  2. Daun-daun tua menunggu waktu untuk gugur ke paras bumi.
  3. Katak bernyanyi saat hujan reda.
  4. Buku itu memberi banyak faedah.
  5. Merapi memuntahkan lahar panas.
  6. Pipit berkicau di sawah petani.
  7. Hujan menjatuhkan diri ke pangkuan bumi.
  8. Suara adzan mengundang jiwanya untuk sembahyang.
  9. Ombak melantunkan puisi di alam semesta.
  10.  Malam menjatuhkan jubah hitam.
  11.  Mentari bangkit di ufuk Timur.
  12. Perahu itu membelah sungai Musi.
  13. Bintang-bintang sudah menjernihkan pikirannya.
  14. Banjir bandang menenteng musibah besar di desa ini.
  15. Malam datang menenteng keheningan dan kesunyian.
  16. Harga-harga mulai merangkak naik.
  17. Pantai mengantarkan ombaknya yang sangat indah.
  18. Angin berbisik merdu di antara bambu.
  19. Senjapun menyembunyikan cahaya sang surya.
  20. Ketika malam berselimutkan gelap, semuanya sunyi.
  21. Buku itu mematahkan argumen musuh-lawannya.
  22. Rimba itu jadi kawasan mengembara hewan liar.
  23. Melati mengedarkan keharuman yang sangat amis.
  24. Cita-cita kian mendekat dengan kenyataan.
  25. Masa lalu sudah merusak diri dari kenangan.
  26. Kapal-kapal membelah ombak dan gelombang.
  27. Batu karang itu sangat tegar menghadapi ombak lautan.
  28. Kesedihan datang-datang menyusup ke dalam hatinya.
  29. Angin berlalu begitu saja.
  30. Kini benih mulai merangkak menjadi sebatang pohon.
  31. Lukisan tersebut tersenyum indah pada peminatnya.
  32. Sebentar lagi malam meninggalkan kita.
  33. Sejarah menuliskan cerita orang-orang besar.
  34. Benteng kerikil itu menyerah juga di hadapan waktu.
  35. Capung-capung menari di atas sawah sebelum hujan datang.
  36. Rembulan mengintip dari balik mendung.
  37. Sungai kecil itu turun dari atas bukit.
  38. Bebatuan membisu diam dikala badai menerpa.
  39. Badai mengamuk tadi malam.
  40. Seekor kucing menyendiri di sudut kota.
  41. Hujan sudah membersihkan udara.
  42. Mendung hitam mengantarkan pesan akan datangnya hujan.
  43. Langit terlihat sendu di pagi ini.
  44. Waktu sudah mencampakan siapapun yang menyia-nyiakannya.
  45. Malam ini bulan tersenyum lebar.
  46. Akar pohon itu memeluk erat ke dalam bumi.
  47. Kulihat burung-burung bercengkrama satu sama lain.
  48. Petir menyambar suatu pohon bau tanah.
  49. Ombak besar menerjang bahtera nelayan.
  50. Puting beliung mengamuk sehingga menghancurkan rumah.
  51. Penyakitnya sudah mengggerogoti tubuhnya sehingga beliau kurus kering.
  52. Kebakaran mahir melahap rumah-rumah penduduk.
  53. Malam tadi bulan menyapaku dengan cahaya indahnya.
  54. Terik mentari membakar kulit.
  55. Udara dingin menusuk sampai ke tulang.
  56. Gelombang besar menggulung perahu-perahu kecil.
  57. Matahari telah berdiri dari tidurnya.
  58. Layang-layang menari di udara bebas.
  59. Sore ini langit tampaksungguh sedih.
  60. Banjir menyapu habis segala yang dilewatinya.
  61. Dinginnya malam menggigit hingga diriku menggigil.
  62. Bunga-bunga tersenyum menghiasi taman yang indah itu.
  63. Derai hujan meniadakan jejak kaki di jalanan.
  64. Asap rokok sudah banyak menyantap korban.
  65. Kunang-kunang berhamburan keluar.
  66. Jalan yang berlobang menyantap banyak korban jiwa.
  67. Wajah alam begitu muram malam ini.
  68. Pagar itu bangkit tegak mempertahankan rumah glamor.
  69. Buku itu mengisahkan wacana kisah masa lalu.
  70. unga-bunga menyambut para pengujung taman itu.
  71. Asap rokok mengotori udara yang higienis.
  72. Aroma masakan itu menggoda selera makan.
  73. Kejadian itu membangkitkan kemarahan warga.
  74. Kembang-kembang berhias menyambut demam isu semi.
  75. Biji-bijian melantunkan kidung sarat misteri.
  76. Awan-awan berjalan ke mana saja angin membawanya.
  77. Dahan saling meliuk satu sama lain.
  78. Malam sudah memejamkan matanya.
  60 Contoh Pantun Dewasa Persahabatan, Percintaan, Perpisahan, Cukup Umur Cemerlang