5 Poin Jika Suami Tak Mampu Membawa Anda ke ‘Puncak’

Meskipun bukan segala-galanya dlm pernikahan, kepuasan seksual yaitu satu hal penting. Ia juga merupakan salah satu lezat yg dianugerahkan Allah untuk disyukuri. Salah satu poin penentu sampainya istri ke puncak yakni daya tahan suami untuk tak “keluar” lebih dulu.

Menurut hasil riset yg dirilis jago kesehatan seksual Harry Fisch dlm buku The New Naked: The Ultimate Sex Education for Grown-Ups, sebanyak 45 persen laki-laki hanya tahan dua menit dikala “bercinta.” Padahal, waktu dua menit itu terlalu singkat untuk bisa menciptakan istri sampai ke puncak.

Menurut Fisch, durasi ideal penetrasi dlm relasi suami istri yaitu 7,3 menit. Namun tak banyak laki-laki yg bisa melaksanakan hal itu.

Bagaimana dgn suami Anda? Tak perlu Anda menyampaikannya, alasannya adalah Rasulullah melarang umatnya membuka belakang layar kekerabatan suami istri. Kecuali, untuk konsultasi kepada ahlinya dlm rangka mencari solusi.

Cukup Anda sendiri yg tahu rahasia itu. Intinya, bila suami Anda bisa bertahan 7 menit & membuat Anda hingga ke puncak, itu adalah hal yg layak Anda syukuri. Konon, tak hingga separuh perempuan yg mampu rutin merasakannya.

Lalu bagaimana jika suami tak bisa bertahan & tak bisa menjinjing Anda sampai ke puncak?

1. Bersabar dahulu ya, jangan kecewa

Bersabarlah saudariku, jangan langsung kecewa. Apalagi jikalau Anda & suami ialah pasangan baru, pasangan muda. Kekecewaan kepada suami, terlebih bila berlebihan, bisa menggerus cinta Anda & membatasi langkah solusi selanjutnya. Alih-alih teratasi, masalah justru mampu bertambah.

Yang perlu menjadi catatan yaitu, dgn tabah Anda akan menerima pahala besar. Dengan tabah, rahmat Allah tercurah. Dengan sabar, Allah lebih suka menurunkan berkah. Inilah be&ya rumah tangga muslim dgn rumah tangga yg lain. Bisa jadi ketakberhatanan suami Anda adalah ujian & dgn karena keteguhan Anda, Allah mengangkat cobaan itu. Dikuatkannya suami Anda.

Sabar bukan mempunyai arti Anda membisu saja, mengalah & putus asa. Sabar adalah mengontrol diri di dikala menghadapi problem sehingga cuma menawarkan respon kasatmata. Dalam kasus ketika suami terlalu cepat “keluar” maka ketabahan seorang istri tercermin dari responnya. Ia tak pribadi murka, ia tak mengejek suami atau mencelanya yg justru akan berujung pada sakit hati tanpa solusi.

إِنَّ الصَّبْرَ عِنْدَ أَوَّلِ صَدْمَةٍ

“Sesungguhnya sabar itu pada benturan pertama” (HR. Al Bukhari)

Asbabul wurud hadits ini, ada perempuan yg menangis di makam Baqi’ sebab anaknya meninggal. Saat diminta sabar oleh Rasulullah, dia justru mengumpat. Ketika Rasulullah pergi, orang-orang memberitahukannya bahwa yg barusan memperlihatkan rekomendasi yaitu Rasulullah. Ia pun mengejarnya & meminta maaf alasannya tadi tak tahu bahwa ia ialah Rasulullah. Rasulullah pun bersabda demikian. Bahwa tabah itu pada benturan pertama. Makara, bagaimana respon permulaan seseorang terhadap apa yg ia alami, itulah cermin kesabarannya.

Poin kedua

Sabarkan suami Anda, dukung ia