30 Puisi Perihal Alam Keindahan Pegunungan Pedesaan Dan Lingkungan

Puisi wacana alam yakni puisi yang bercerita wacana banyak sekali fenomena di alam, Seperti pegunungan, pedesaan, pantai, maritim, atau wacana alam yang rusak.

Puisi alam umumnya terdiri dari berapa bait. Ada puisi yang cuma terdiri dari 2 bait, tiga bait, empat empat bait dan lima bait.

Keindahan alam selalu menjadi daya tarik bagi manusia. Keindahan alam bisa dilihat dari deburan ombak di Pantai, hamparan bahari yang indah, maupun hamparan sawah di pedesaan.

Tetapi alam yang rusak bisa menjadi penyebab bala peristiwa. Seperti bencana banjir ataupun kekeringan.

    Daftar Isi

    1. Puisi Tentang Alam Pegunungan

     Puisi tentang alam adalah puisi yang bercerita tentang berbagai fenomena di alam 30 Puisi Tentang Alam Keindahan Pegunungan Pedesaan dan Lingkungan

    Puisi ini yaitu puisi singkat ihwal pegunungan. Puisi alam gunung memang selalu ada. Sebab gunung merupakan salah satu ilham terciptanya puisi.

    Tinggi Menjulang

    Tinggi menjulang dirimu
    Bagaimana bentuk Awan Kelabu
    Dari jauh bagai mengambang
    Indah kesengsem semua Insan.

    Gunung yang sungguh tinggi
    Ingin sekali saya mendaki
    Pasti kakiku letih
    Jika tidak terlatih.

    Hamparan Di Tepi Gunung

    Angin datang dan berdesir
    Di pegunungan yang menyisir
    Diantara hamparan sawah
    Tempat petani mencari nafkah.

    Alangkah indah hamparan sawah
    berkelak-kelok amatlah megah
    ingin badanku rebah
    Menikmati segarnya udara.

    2. Puisi Tentang Alam Yang Rusak

    Alam yang indah mampu saja rusak karena ulah manusia. Seperti hutan yang lebar kini menjadi botak. Sehingga akan mudah terkena banjir. Baca selanjutnya di puisi banjir.

    Sungaiku Kenapa Kotor?

    Air sungai terus mengalir
    Sangat jernih dan bersih
    Ikan-ikan pun berenang
    Bermain-main dengan bahagia.

    Kenapa Sungai kotor sekarang
    Banyak sampah di sana sini
    Airnya pun menjadi keruh
    Aromanya menjadi wangi.

    Hutanku Penjaga Desaku

    Setiap isu terkini hujan tiba
    Ini hatiku berdebar-debar
    takut ada datang peristiwa
    Ke desa ku walau sebentar.

    Kini banjir bandang menerjang
    Karena telah hilang hutan
    Pohon-pohon banyak ditebang
    Hujan mencurah banjir pun tiba.

    3. Puisi Tentang Alam 4 Bait

    Puisi wacana alam berikut ini merupakan puisi yang terdiri dari 4 bait. Puisi merupakan salah satu karya sastra yang memiliki ciri adanya bait.

    Rindu Pada Pantai

    Bait 1
    Kepada pantai saya rindu
    Bermain dengan ombak gelombang
    Di pasir putih yang berbunyi
    Bersama camar yang terbang.

    Biat 2
    Kepada bahtera Aku rindu
    Yang berdiam di tepi pantai
    Milik nelayan yang berburu
    Ikan-ikan di tengah lautan.

    Bait 3
    Kepada angin yang semilir
    Aku rindu untuk bermain
    Menerpa muka rambutku
    Sampai tiba waktu senja.

    Bait 4
    Kepada Karang yang menjulang
    Tegar senantiasa menghalau topan
    Walau diterpa oleh gelombang
    Tiada menangis dan berderai.

    Sawahku Indah

    Bait 1
    Kupandang sawah luas terbentang
    Di tepi gunung udara segar
    Di desa ayah bundaku
    Tempat saya dilahirkan.

    Bait 2
    Sawah indah dipandang mata
    Warnanya bagai disepuh emas
    Kurasa senang di jiwa
    Kupandang pandang yang tidak ingin lepas.

    Bait 3
    Sawah ini begitu indah
    Semuanya yakni anugerah
    Dari Tuhan Yang Maha indah
    Untuk kebahagiaan insan.

    Bait 4
    Mari jaga indahnya alam
    Jangan dirusak jangan dibiarkan
    Jaga terus semoga Lestari
    Agar dicicipi generasi nanti.

    4. Puisi Alam 3 Bait

    Desaku Yang Kucinta

    Bait 1
    Desaku amatlah Permai
    sawah terbentang luas
    Tumbuhan semakin hijau
    Alangkah segar pemandangan.

    Bait 2
    Burung-burung selalu berkicau
    Di antara pepohonan
    Bernyanyi riang bangga
    Di pagi hari menyambut sang surya.

    Bait 3
    Para petani pergi bekerja
    Ke ladangnya atau ke sawah
    Memetik sayur dan buah
    Untuk dijual jauh ke kota.

    Anak Pantai

    Bait 1
    Bermain saya di tepi pantai
    Berkejar-kejaran dengan ombak
    Melihat orang duduk bersantai
    Menikmati indahnya alam.

    Bait 2
    Perahu terombang ambing
    Disentuh oleh gelombang
    Angin tiba bersemilir
    Menyentuh tampang Karang.

    Bait 3
    Berjemur di bawah Mentari
    Di tepi pantai Aku bekerja
    Kulit hitam terbakar
    Tetapi bersyukur aku terhadap-Nya.

    4. Puisi Alam 2 Bait

    Langit Membentang

    Bait 1
    Mentari bersinar jelas
    Cahayanya ke Mayapada
    Langit cerah tak membayang
    higienis dari awan-awannya.

    Bait 2
    Betapa luas langit membentang
    Tak tahu aku dimana ujungnya
    Semua itu ciptaan Tuhan
    Agar kita mengenal keagungan-Nya.

      27 Teladan Puisi Ihwal Keindahan Alam 2,3, Dan 4 Bait Modern 2020

    Ombak Di Laut

    Bait 1
    Ombak lautan tiba berderai
    membawa buih di tepi pantai
    Menerjang watu karang
    Pulang kembali ke lautan.

    Bait 2
    Ombak lautan senantiasa tiba
    walau cerah walau membadai
    Berdebur tiada henti
    Memecah alam yang sunyi.

    5. Puisi Tentang Alam Pedesaan

     Puisi tentang alam adalah puisi yang bercerita tentang berbagai fenomena di alam 30 Puisi Tentang Alam Keindahan Pegunungan Pedesaan dan Lingkungan

    Alam pedesaan selalu Permai. Melihat sawah dan sungai. Kebun kebun berkembang subur. Sawah dan padi begitu menghibur.

    Alam Pedesaan

    Turun Kabut tipis tipis
    Di waktu pagi di alam desa
    Segar udara masuk ke dada
    Rasa damai dan Sentosa.

    Angin menyentuh pucuk daun
    menerpa pula pada bunga
    Alam tampakamat Permai
    Mendamaikan segenap jiwa.

    Anak Gembala

    Di padang rumput itu
    Anak Gembala sedang menjaga
    Mengurus banyak domba-domba
    Hingga waktu datang senja.

    Domba bermain dengan riang
    Memakan rumput segar dan hijau
    Tak terlihat bingung Gelisah
    Yang ada hanya damai.

    6. Puisi Alam Untuk Anak SD

    Belajar membuat puisi telah kita mulai ketika duduk di kelas sekolah dasar. Biasanya menciptakan puisi dengan tema alam, keluarga, ataupun lainnya.

    Misalnya puisi wacana kunang-kunang atau puisi wacana kupu-kupu. Karena bawah umur akan bahagia bermain di alam bebas.

    Puisi  Kupu-Kupu

    Aku lihat kupu-kupu
    Bermain di taman bunga
    Sayapnya berwarna biru
    Dari sini melayang kesana.

    Kupu-kupu tampakriang
    Bermain-main dengan kembang
    Kesana kemari bagai penari
    Selalu begitu di pagi hari.

    Kunang-Kunang

    Wahai kunang-kunang
    Dari mana engkau datang
    Tubuhmu menenteng Lampu
    Menjadikan Malam begitu terperinci.

    Kunang-kunang yang ku sayang
    Ajari diriku Bagaimana terbang
    Supaya aku mampu ikut denganmu
    Menjelajah Kesunyian malam.

    7. Puisi Alam Indonesia

    Indonesia ialah negara yang kaya raya dan juga indah. Indonesia mempunyai banyak kekayaan dan keindahan. Mulai dari pantainya, gunung, sawah, dan lautannya.

    Indonesiaku Indah

    Indonesiaku amatlah indah
    Pantai Gunung serta lembah
    Terhampar luas antero Nusantara
    Anugerah dari Tuhan Yang Esa.

    Gunung-gunung tinggi menjulang
    Sawah-sawah luas terhampar
    Pantai-pantai begitu indah
    Lautan membentang tak sudah sudah.

    Indonesiaku amatlah indah
    Bagaikan Zamrud Khatulistiwa
    Kita semua mesti mempertahankan
    Agar Lestari alam kita.

    Hutan Pinus Gunung

    Di hutan pinus di Desaku
    Ada udara yang begitu segar
    Membuat diriku selalu rindu
    Rindu di dada amat bergetar.

    Hutan pinus melebur rindu
    yang memanggil jiwaku
    doaku moga lestari
    alam indah nan berseri.

    8. Puisi Tentang Air Terjun

    Deras mengalir air jernih
    jatuh membuncah di bawah
    suaramu merdu nyanyian alam
    pecah sunyi penuh kemerduan.

    Bergeranjas jatuh
    Dengan cara yang paling Anggun
    Suaramu menenangkan hati
    Tarianmu menghias indah.

    Sunyi

    Kau berada ditengah kesepian
    Jauh dari pemukiman
    Selalu jadi Kerinduan
    Dari jiwa setiap Insan

    Kau mengalir dari jauh
    Di tempat itu engkau jatuh
    Dengan suara yang bergemuruh
    Di kolam kecil engkau berlabuh.

    9. Indahnya Alam Lingkungan

    Kita mampu menciptakan puisi wacana alam sekitar kita. Tidak harus wacana gunung, pantai, sungai, ataupun lautan. Tetapi kita bisa juga menuliskan puisi ihwal alam sekitar kita, mirip pohon, kupu-kupu, lapangan kawasan bermain, dan sejenisnya. Berikut ini ialah pola perihal keindahan alam sekitar.

    Pohon Tempat Kami

    Di bawah rindang daun-daun
    Diantara dahan-dahan
    Di sana lah kami bermain
    Bergembira bersama sahabat.

    Pohon bangun sudah lama
    Sebelum kami lahir ke dunia
    Menemani kita dan dongeng
    Kenangan kami kelak dewasa.

    Menyusur Sungai

    Air mengalir padamu
    Dari hulu sampai Hilir
    Jauh sekali engkau mengalir.

    Engkau memberi kehidupan
    Untuk mengairi persawahan
    Menyuburkan aneka macam tanaman
    Sebagai anugerah Tuhan.

    10. Keindahan Alam

    Pagi Pecah

    Ketika pagi pecah
    Langit pun mulai memerah
    Pantai Cahaya Sang Fajar
    Pagi hari yang bergetar

    perlahan-lahan Bangkitlah Surya
    Menerangi Alam Raya
    Menyemburatkan cahaya
    Memberi hangat pada manusia insan.

    Nyanyian Semesta

    Dan angin pun bersemilir
    Menyentuh ujung ilalang
    Dan iapun menggeletar
    Menjatuhkan bunga putihnya.

    Padang ilalang di waktu senja
    Membawakan suatu aroma
    Ketika ditimpa cahaya senja
    Terlihat betapa indahnya.

    Alam Ciptaan Tuhan

    Berkelipan bintang di langit
    Menghiasi gelap malam
    Memagari sang Rembulan
    bintang kecil amat alit.

    Alangkah indah ciptaan Tuhan
    Menjadi dekorasi bagi Insan
    Agar bersujud kepada-Nya
    Mengagungkan seagung-agung-Nya.

    11. Kasih Sayang Kepada Alam

    Telah diberikan keindahan
    Telah diberikan akomodasi
    Untuk kita dari alam
    Sesama makhluk ciptaan Tuhan.

    Jangan kita menyakiti
    Biarkan alam tumbuh berseri
    Kepada makhluk Marilah sayang
    Agar hidup selalu Harmoni.

    Kasih Sayang Sesama Manusia

    Apa gunanya iri dengki
    Hanya membuat sakit hati
    Kasih sayang itu lebih utama
    Bermanfaat di alam sana.

    Kasih sayang kepada sesama
    Agar hidup tentram senang
    Tolong menolong menjadi utama
    Jiwa pun akan merasa Sentosa.

    12. Puisi Fenomena Alam

    Fenomena alam umumnya terjadi di sekitar kita. Contohnya yakni gunung meletus, Gempa bumi, atau banjir yang melanda.

    Merapi Meletus

    Suara menggelegar
    Mengeluarkan awan putih
    Cuaca menjadi panas
    Saat engkau berubah ganas.

    Gunung yang indah sekarang mengamuk
    Menakutkan hati insan
    Keluar lahar
    Hawa panas
    Gunung damai menjadi berangasan.

    Banjir Tak Pernah Usai

    Di kotaku ini
    Ada dongeng yang tak pernah henti
    Setiap kali musim penghujan
    Rumah kami ikut terendam.

    Hutan-hutan telah habis
    Pertumbuhan kian terkikis
    Air hujan tak bisa disimpan
    Hanya mengalir dan menenggelamkan.

    Mari kita melestarikan
    Tanam lagi pepohonan
    Agar terhindar dari bencana
    Ketika isu terkini penghujan datang.

    .
    .
    Gejala alam menunjukan adanya sesuatu yang berhubungan dengan manusia. Kadang-kadang manusia tidak menyadari bahwa peristiwa tersebut alasannya adalah ulah insan itu sendiri. Ada orang yang tidak pernah mencampakkan sampah kecuali di sungai. Ada pula yang mengambil keuntungan dari hutan. Oleh sebab itu Mari kita jaga kelestarian dan keindahan alami.

    13. Bencana Gempa

    Bumi pun bergetar
    Rumah-rumah berderak
    Manusia Limbung
    Saat tragedi gempa
    Datang dengan tiba-datang.

    Jika gempa sudah melanda
    Rumah glamor bagaikan kertas
    Runtuh semua seketika
    Jangan tanah rumahpun rata.

    Gempa Bumi

    Jika terjadi gempa bumi
    Manusia cemas kesudahannya
    Yang terpikir keselamatan diri
    Jangan sampai ia celaka.

      18 Puisi Tentang Hutan Indonesia 2 Bait, 3 Bait, Untuk Anak Sekolah

    Gempa bumi akan terjadi
    Semakin banyak di akhir zaman
    Karena dosa-dosa Insani
    Yang tak taat kepada Tuhan.

    14. Alam Hijau

    Menikmati Semilir

    Duduk saya di Gubuk Tua
    Diantara bentangan sawah
    Menghijau ia warnai desa
    Perasaanku begitu Sentosa

    Alam Hijau di pedesaan
    Udara segar yang kita rasakan
    Bersih jauh dari abu abu
    Harus disyukuri sepanjang waktu.

    Aku duduk di Gubuk Tua
    Memandang hijaunya sawah
    Menikmati angin semilir
    Memandang sungai kecil yang mengalir.

    Hijaunya Alamku

    Alangkah indahnya alam
    Menghijau luas membentang
    Di sanalah ada kehidupan
    Dari dulu hingga sekarang.

    Alamku hijau dan Permai
    Begitu indah dipandang mata
    Penduduknya merasa hening
    Menikmati anugerah dari-Nya.

    15. Kerusakan Alam

    Jeritan Alam

    Hutan-hutanku kau babat
    Suaku kamu penuhi dengan polusi
    Udaraku kau penuhi dengan polusi.

    Mengapa Wahai Manusia
    Engkau rusak diriku ini
    Padahal segalanya telah kuberikan
    Dari hasil kekayaan ini.

    Jagalah Alam
    Dari lautanku,
    Engkau mengambil ikan.
    Dari sawah-sawah ku
    Engkau mengambil padi.

    Dari perut perutku,
    Kau ambil emas pasir dan tembaga
    Dari higienis udaraku
    Engkau dengan nafas.

    16. Pantun Jelajah Alam

    Susur Sungai

    Kususuri dengan kakiku
    Sungai kecil yang berpasir
    Dari ketinggian bukit
    Hingga turun ke tanah lembah.

    Betapa senang didalam jiwa
    menjelajahi alam ciptaan-Nya
    Terasa besar Keagungan Tuhan
    Sedangkan saya seorang hamba.

    Rindu Hutan

    Aku rindukan situasi hutan
    Dengan aromanya yang tak dilupa
    Suara terdengar dari binatang

    Memasuki hutan
    Melalui Jalan Setapak
    Ditemani burung-burung
    Serta nyanyian margasatwa.

    17. Rindu Alam

    Aku merindukan lagi
    menjelajahi Alam Hijau
    Di suasana desa
    pada sawah yang berlumpur.

    Lelah aku melihat tembok
    Ingin ku lepaskan persepsi
    Benda langit yang biru
    Ditemani awan Gemawan.

    Hujan Di Balik Jendela

    Setiap kali hujan gerimis
    Terdengar merdu suaranya
    Menimpa atap rumah
    Ketika itu di waktu senja.

    Aku duduk di balik jendela
    Menatap gerimis turun ke bumi
    Di dalam hati ada kehangatan
    Sebab gerimis ialah anugerah Tuhan.

    Kutatap sendu pada awan
    Yang warnanya mulai kelabu
    Mungkin saja hujan simpulan
    Meninggalkan udara higienis.

    18. Kutatap Pelangi

    Jika gerimis turun berderai
    Di bawah cahaya matahari
    Mata hatiku pun berdenyai
    Melihat warna-warni sang Pelangi.

    Ia bagaikan mahkota
    Di bentangan langit begitu indah
    Warnanya sungguh sungguh tertata
    Menghilangkan segala gundah.

    19. Kicau Burung Pagi Hari

    Kicau burung di pagi hari
    Amat riang mereka bernyanyi
    Bermain-main di pucuk Cempaka
    Menemani datangnya Surya.

    Burung yang jelita
    Kulihat engkau begitu senang
    Dalam hidup penuh Kemesraan
    Engkau melayang bersama sahabat-sahabat.

    20. Mendung Hitam

    Sebelum turun hujan
    Ada membuktikan dari alam
    Awan putih telah berganti
    Warnanya sekarang menjadi hitam.

    Mendung hitam menggelayuti
    Di pucuk langit di atas bumi
    Hujan turun sebagai anugerah
    Menghidupkan tumbuhan Bumi.

    21. Sungai

    Jika aku minta di sungai
    Kaki Bukit di dekat gunung
    Hatiku pribadi terasa tenang
    Pikiran pun mudah merenung.

    Dari ketinggian
    Air mengalir dengan Anggun
    Mengirim cinta ke sawah-sawah
    Menyenangkan hati para petani.

    Sungai Ini begitu cuek
    Airnya jernih begitu bening
    Untuk diminum oleh manusia
    Dijadikan kuliner untuk yang yang lain.

    23. Alam Pegunungan

    Di gunung yang tinggi
    Jalannya berkelok-kelok
    Jauh sekali.

    Turun dan mendaki
    Jalan berkelok
    Alam yang sunyi.

    Kabut

    Kabut turun di pagi hari
    Bersama embun embun
    Menyambut cahaya matahari
    Menerpa daun-daun.

    Kabut tipis melayah-layah
    Di antara hutan pinus.
    Kicau burung terdengar indah
    Insan terkesima bagai terbius.

    24. Alam Negeriku

    Pohon-pohon telah berkembang
    Dari zaman dahulu
    Sebelum lahir kakekku

    Alam Negeriku begitu kaya
    Gunung sungai lautan dan lembah
    Terbentang begitu saja amat indah.

    25. Awan-Awan

    Bertebaran dia di angkasa
    Menghiasi langit yang biru
    Kadang putih kadang kelabu
    Memayungi Bumi Indahku.

    Awan Gemawan sangat mempesona
    di atas sana senantiasa mengambang
    Mengikuti angin kemana
    Ke selatan ataupun ke Utara.

    Kadang dia tampaktipis
    Di waktu senja yang memerah
    Kadang Putih dikala gerimis
    Atau dikala cuaca cerah.

    26. Purnama

    Bila tiba waktu Purnama
    Kami bermandikan dengan cahaya
    Berlari-lari di halaman rumah
    Menikmati Purnama Raya.

    Di depan rumah itu
    duduk pula Ayah ibuku
    Bercerita mereka berdua
    Sambil memperhatikan kami semua.

    Saat Purnama datang
    hati kami selalu ceria
    Di tepi sungai rumah kami
    Tempat terbaik memandang Purnama.

    Angin Berkah

    Apabila pagi pecah
    Dari kapulasan tidurnya
    Bagaikan seorang putri
    Disambut kabut serta embun.

    Pagi ini pagi yang berkah
    Ketika angin semilir
    Dari lautan menuju lembah
    Mengembara ke mana saja.

    27. Embun Pagi

    Embun sudah turun
    Semenjak malam tadi.
    Menjadi kabut misteri
    Tapi menyejukan hari.

    Embun bening berseri
    Kepada daun menghampiri
    Padang rumput rumput di kaki
    Hilang bila tiba Mentari.

    28. Ketemukan Embun Pagi

    Hanya embun pagi
    Yang aku temui
    Sebelum datang Mentari
    Menggantung ia di pucuk daun.

    Embun cuma di malam hari
    Untuk menyejukkan alam ini
    Agar Insan beristirahat
    Dalam tidur yang lelap.

    29. Setetes Embun

    Walaupun tanah kering kerontang
    Embun pagi datang menyapa
    Menetes jatuh ke atas bumi
    Mengusir murung dan nestapa.

    Embun bekerja di malam hari
    Agar segar flora
    Walau tak ada orang mengamati
    Setiap malam beliau akan datang.

    30. Segar

    Telah ku temui daun daunku,
    Yang siang tadi hampir layu
    Kini ia segar kembali
    Sebab disentuh embun pagi.

    Bunga bunga ini mekar
    Daun-daun membuka lebar
    Saat tersentuh Mentari
    Embun hilang dan pergi.

    31. Puisi Ombak Laut Biru

     Puisi tentang alam adalah puisi yang bercerita tentang berbagai fenomena di alam 30 Puisi Tentang Alam Keindahan Pegunungan Pedesaan dan Lingkungan

    Tiada henti ia berderai
    Bergelombang dari lautan
    Datang menyentuh bibir pantai
    Suara berdebur memecah kesunyian.

    Pasir Putih menyambut riang
    Mempersilahkan ombak tiba
    Begitu juga dengan batu karang
    Bersama camar yang melayang.

    32. Pantai Pangandaran

    Dari dahulu engkau populer
    Dengan ombaknya yang begitu besar
    Menerjang kapal-kapal nelayan
    Menggulung buih di tepi pantai.

    Ombak menari-nari
    Terpesona mata yang menatap
    Suaramu sehari penuh
    Bagaikan sebuah nyanyian.

      75 Puisi Ihwal Alam Kelas 2 Sd

    33. Puisi Alam Pegunungan

    Diliputi Kabut tipis
    Bagaikan daerah sarat misteri
    Kau tampakdi pagi hari
    Dampak hilang di waktu siang.

    Dari jauh engkau terlihat
    Tumbuh menjulang ke angkasa
    Meninggalkanmu terasa berat
    Jatuh cinta pada keindahannya.

    34. Pemandangan Pedesaan

    Terlihat pasangan suami istripem
    Membawa pikulan menuju sawah
    Berjalan beriringan mereka berdua
    Dengan tampang penuh besar hati.

    Hari ini ini hari memanen
    Padi di sawah sudah menguning
    Memetik padi sepanjang hari
    Penuh syukur di dalam hati.

    35. Penggembala Domba

    Jika saya pulang ke desa
    Aku rindu pada anak gembala
    Yang menenteng kawanan domba
    Jauh ke ladang mencari makan.

    Dia gesit menertibkan barisan
    Bagaikan seorang komandan
    Kadang rebah di rerumputan
    Sambil memandang kawanan.

    36. Pepohonanku

    Wahai pepohonanku
    Tetaplah hijau dan tumbuh
    Memberi naungan kepada kami
    Menyegarkan udara ini.

    Daun-daunmu begitu hijau
    Menyerap panas Mentari
    Dahan-dahan mau begitu besar lengan berkuasa
    Tempat bermain bagi kami.

    Wahai pohon
    Jangan pernah engkau mengering
    Lindungilah bumi kami
    Dari bencana berjulukan banjir.

    Seraplah air yang mencurah
    Simpan pada akar-akarmu.
    Jangan engkau membiarkan
    Curahan air membuat tenggelam.

    37. Alamku Sahabatku

    Alamku adalah sahabatku
    Tempat saya berdiam dan tinggal
    Dia telah banyak menunjukkan
    Apa yang aku perlukan.

    Jangan hujan nya beliau mencurahkan
    Segenap air yang kami perlukan
    Dengan pepohonan yang dia tumbuhkan
    Kami menghirup kesegaran.

    Dengan lautan yang dihamparkan
    Kami berlayar mencari ikan
    Dengan gunung gunung menjulang
    Kami buat persawahan.

    Dengan alam Tuhan memperlihatkan
    Segalanya yang manusia membutuhkan
    Agar mereka bersyukur
    Jangan sampai manusia kufur.

    Kepada-Nya kita bersujud
    Merendahkan diri ini
    Menjadi hamba yang mengerti
    Keagungan Ilahi Robbi.

    38. Alam Yang Murka

    Sampah-sampah mengotori
    Sungai-sungai dan lautan
    Ikan-ikanpun mati
    oleh racun yang ditumpahkan.

    Nelayan pun jadi kesusahan
    Susah mencari ikan
    Lautan menjadi murka
    Sebab kelakuan manusia.

    39. Dia Kala Senja

    Berhembus angin dengan kencang
    Melewati pepohonan
    Pemandangan kian indah
    Saat senja sudah datang.

    Di senja ini saya berdoa
    Di senja ini saya bersyukur
    Di senja ini aku meminta
    Agar selalu senang.

    40. Lelah Senja

    Begitu saya menikmati hari
    Saat petang akan menjelang
    Setelah seharian
    Lebih raga berpetualang.

    Telah aku memetik padi
    Di hamparan sawah yang menguning
    Semua letih sudah terbayar
    Jangan yang kudapat ketika ini.

    41. Padang Rumput

    Dan angin pun berhembus kencang
    Menerpa tampang rumputan
    Berkelana jauh dari lautan
    Mengembara sepanjang zaman.

    Aku titip sepenggal asa
    Atau jiwa yang terluka
    Pada angin dan pada senja
    Yang mengembara ke Mayapada.

    42. Puncak Gunung

    Dari puncak ini
    Ku temukan kedamaian diri.

    Ada bentangan alam yang begitu sunyi
    Puncak gunung yang amat tinggi.

    Terasa diri amat kecil
    Di antara langit dan bumi
    Siapalah diriku ini
    Tak patut untuk menyombongkan diri.

    43. Bencana Asap

    Asap telah menjadi kabut
    Kamu sudah mengotori
    Sesak nafas nafas kami
    sebab hutan terbakar api.

    Hutan telah mereka musnahkan
    Jangan panasnya api Ambisi
    Asap melanda kepada kami
    Dipicu orang-orang berdasi.

    Margasatwa banyak yang mati
    Pembakaran ini membawa rugi
    Paru-paru kami rusak
    Hidup makin terbelangsak.

    44. Bumi Indah

    Perlahan-lahan senja pulang
    Dibawa oleh cahaya mentari
    Berganti dengan malam yang kelam
    Alam pun makin sunyi.

    Aku ingin melihat bintang
    Yang selalu datang ketika malam
    Juga bareng Rembulan
    Cahayanya sejuk membahagiakan.

    Senja memang senantiasa indah
    Malam juga tak pernah kalah
    Ketika pagi pecah
    Bumi kita tetaplah indah.

    45. Hamparan Pasir

    Di bibir pantai
    Aku memejamkan mataku
    Melepaskan letih dan letih
    letih jiwa menggerogoti.

    Terjatuh saya di pasir putih
    Maka kurebahkan tubuhku ini
    Menatap langit Berawan putih.

    Kadang Camar melayang-layang
    Turun beliau mengail ikan
    Begitu indah lukisan alam
    Syahdunya tak tergantikan.

    Embusan angin begitu sejuk
    Samar-samar ombak berdebur
    Angin pun tiba membelai
    Melepaskan segala resahku.

    46. Bukit

    Anak kecil si penggembala
    Ia Merebahkan tubuhnya
    Di atas rerumputan
    Yang bersanding dengan ilalang.

    Kadang matanya terpejam
    Untuk melepas segala lelah
    Menikmati hembusan alam
    Terbawa mimpi yang sangat indah.

    Di atas bukit yang amat tinggi
    Ia labuhkan semua cita-cita
    Bahwa tak usang lagi
    Kerjanya akan memberi kekayaan.

    47. Menunggu Purnama

    Tahukah Engkau wahai Rembulan
    Aku menunggumu menjadi Purnama
    Agar cahayamu kumandikan
    Keseluruh Raga di malam kelam.

    Tahukah Engkau wahai Rembulan
    Menatapmu membuka kenangan
    Di periode kecil dulu
    Ketika aku ingin melayang kepadamu.

    Engkau senantiasa indah
    Dengan sejuknya cahaya
    Akupun tak pernah jemu
    Menatapmu sepanjang waktu.

    48. Dari Hamparan Langit

    Dari hamparan langit
    Dari celah-celah awan
    Turun jatuh ke tampang bumi
    Dengan cara yang menarik.

    Engkau meresap ke dalam Bumi
    Membasahi akar-akar
    Mengusir bubuk-abu kemarau
    Yang memecah tanah sawah.

    Jika Tuhan sudah mengantarkan
    Hujan yang turun di musimnya
    Pertanda tanah akan menghijau
    Kembali hidupkan bumi.

    49. Puisi Alam Pantai Yang Indah

    Laut secara tiba-tiba ramai
    Saat manusia pergi ke pantai
    Bermain-main dengan riang
    Dibawah Mentari bercahaya terang.

    Laut telah mengirimkan
    Ombaknya yang bergunung-gunung
    Hingga pecah di tepi pantai
    Memberi makna beribu-ribu.

    50. Pantai di pagi hari

    Kala Mentari terbit
    Di ufuk timur yang jauh
    Kulihat kabut kabut lembut
    Di antara ombak berdebur.

    Burung-burung bernyanyi riang
    Menyambut Mentari di ujung sana
    Anginpun mulai bertiup kencang
    Menandakan hadirnya kehidupan.

    Ombak mulai berkejar-kejaran
    Berlomba menuju Karang
    Kadang menyapu perahu di tepi
    Membuatnya bergoyang-goyang.

    51. Oh Laut

    Oh maritim
    Deburmu aku rindukan
    Gelombang saya nantikan
    Gemuruhmu saya puisikan.

    Oh laut
    Anginmu menenangkan
    Birumu melapangkan
    Pasirmu membahagiakan.

    Oh Laut
    Aku rindu kepadamu
    Rindu itu membawaku
    pada kerinduan pada Pencipta-Mu.

    Puisi Kampung Halamanku

     Puisi tentang alam adalah puisi yang bercerita tentang berbagai fenomena di alam 30 Puisi Tentang Alam Keindahan Pegunungan Pedesaan dan Lingkungan


    52. Rumahku Di Tepi Sungai

    Teringat kampung halaman
    rumahku di tepi sungai
    berbagai pepohonan
    mengusik kerinduan.

    Sampan-sampan terapung
    di sungaiku jauh di kampung
    belum dewasa berakal berdayung
    bermain sampai petang.

    Bangau-bangau tampakterbang
    ke sarangnya mereka pulang
    di antara langit yang memerah
    alasannya adalah telah datang senja.

    Walau pergi jauh merantau
    kampung halaman senantiasa terkenang
    terkenang pula pada surau
    kawasan mengaji bersama sahabat.

    53. Permainya Kampung Halaman

    Gunung tinggi menjulang
    sawah luas terbentang
    suasana senantiasa tenang
    ladang tampakamat permai.

    di sanalah saya dilahirkan
    besar dalam buaian
    bareng ibu tersayang
    dihangatkan kasih ayah.

    biarpun jauh saya pergi
    kampung halaman tak terlupa
    rindu ini menggebu di hati
    kadang memberi rasa nestapa.

    moga kampungku selalu tenang
    bagaikan semilir anginnya
    semoga kampungku senantiasa permai
    bagaikan gemericik airnya.

    54. ALAM DESA

    Bukit di atas tanah
    Tertutup kabut tipis
    Hawa sejuk mentari cerah
    Padang rumput menghijau elok
    Gemericik air di sungai terdengar halus
    Halimun pagi menetes teduh
    Air terjun mengguruh deru
    Melaju membiru pantai
    Sejuk asin hangat pesisir
    Menerangi pemandangan desa
    Mewarnai guratan alam
    Mencipta indah alam desa

    55. Pantaiku Kampung Halamanku

    Di kampung halamanku
    berjajar banyak perahu
    Di sanalah saya bermain
    bareng ombak lautan.

    Di kampung halamanku
    orang-orang jadi nelayan
    berangkat ke lautan
    tanpa takut diterjang gelombang.

    aku adalah anak pantai
    bermain di bawah matahari
    kulitku hitam legam
    menerjang ombak berderai.

    56. Bunga-Bunga Mekar

    Di kebunku yang sederhana
    telah mekar sekuntum kembang
    dari ranting-ranting bunga
    tiba kupu juga kumbang.

    indah telah kembang berseri
    mekar di isu terkini yang bersemi
    kucintai sepenuh hati
    kusiram setiap hari.

    Puisi perihal alam ialah puisi yang paling banyak dibuat. Selain puisi cinta. Semoga dengan kumpulan puisi alam ini bisa memberi pandangan baru kepadamu.

    Di bawah ini masih banyak lagi puisi lainnya. Semoga memberi faedah untuk kamu semua. Jangan lupa untuk membaca puisi-puisi lainnya.

    Sekarang saatnya kamu menciptakan puisi sendiri.

    Referensi: Brainly.co.id –
    https://brainly.co.id/peran/564869