Sehingga berbagai orang yang menciptakan puisi wacana musibah. Entah wacana banjir, tanah longsor, gunung meletus, gempa bumi, dan lain sebagainya.
Puisi petaka yaitu puisi yang menceritakan aneka macam hal perihal tragedi yang melanda manusia.
Puisi tentang bencana alam bisa berisi banyak sekali hal. Mulai dari membuktikan kejadian. Hingga penyebab bencana alam itu sendiri.
Seperti dimengerti, berbagai kerusakan alam alasannya ulah manusia.
Alam yang tadinya asri dan indah, berubah gersang. Hutan pun semakin botak.
Sungai-sungai banyak dikotori oleh sampah. Begitu pula dengan udara. Udara tercemar oleh polusi.
Semua itu balasan tindakan manusia.
Akibatnya pun akan dirasakan oleh manusia. Misalnya karena hutan makin sedikit, Di demam isu kemarau akan kelemahan air.
Sebaliknya saat demam isu hujan, akan menjadikan banjir.
Semua itu ialah balasan dari ulah insan sendiri.
Berikut ini ialah kumpulan puisi bencana alam. Ada yang terdiri dari 2 bait, 3 bait, dan 4 bait.
Semoga bisa menolong.
Daftar Isi
Puisi Bencana Alam Singkat 2 Bait
Di bawah ini yang merupakan kumpulan puisi yang singkat. Hanya terdiri dari 2 bait saja.
Bercerita perihal musibah. Tentunya berisi kesedihan.
Tetapi juga ada cita-cita. Semoga musibah ini bisa terselesaikan.
Banjir Melanda
Hujan turun tak reda-reda
Amat deras tanpa jeda
Semua itu suatu membuktikan
Bahwa banjir datang melanda
Karena banjir rumah tenggelam
Merusak segala harta dan benda
Pikiran pun terasa suram
Hilang di jiwa rasa bahagia
Bersabar
Bencana datang kapan saja
Kadang-kadang tidak disangka
Datangnya dengan datang-tiba
Manusia tak siap menghadapinya
Apapun yang sedang terjadi
Rasa tabah mesti di hati
Bencana ini ketentuan rabbul Izzati
Sebagai ujian bagi manusia di tampang bumi.
Terendam
Rumahku terendam air
Tinggi sekali hingga di kaki
Walaupun hujan hanya sebentar
Banjir merendam area lebar
Mungkin ini ulah manusia
Yang menebang hutan dan rimba
Di mana air hendaknya disimpan
Jika tak ada pohon di dalam hutan
Puisi Bencana Alam 3 Bait
Berikutnya ialah kumpulan puisi yang terdiri dari 3 bait. Biasanya digunakan untuk pelajaran anak-anak SMP.
Sedangkan puisi yang singkat umumnya untuk anak-anak SD.
Pelajari dan baca dengan seksama. Kemudian cobalah untuk mendeklamasikannya.
Menjelang Panen
Terhampar luas padi di desa
Warnanya kuning keemasan
Pemandangan yang membahagiakan jiwa
Hamparan sawah bagai hiasan
Sayang sayang seribu sayang
Hujan turun tak kunjung reda
Harapan senang pun melayang
Air hujan merendam sawah
Bencana ini sungguh menyedihkan
Bagi penduduk di pedesaan
Padi menguning ini rusak
Menyisakan kepedihan
Menggenang
Ku lewati jalan itu
Sehabis turun hujan
Air banyak menggenang
Di sepanjang tepian jalan
Beginilah setiap hujan
Air tak tertampung di selokan
Akhirnya jalan pun terendam
Membahayakan bagi pejalan
Kenapa peristiwa ini terjadi
Mungkinkah alasannya ulah kita
Yang sudah tak memiliki nurani
Merusak alam tanpa rasa berdosa.
Gunung Mengamuk
Kudengar kabar info
Gunung Merapi jauh disana
Yang lazimnya berdiam diri
Kini mulai menunjukkan api
Awan panas membumbung tinggi
Dari kawah gunung berapi
Membuat takut masyarakatdesa
Jangan-jangan tragedi menimpa
Bila Gunung mengamuk marah
Hawa panas dimuntahkannya
Mematikan kebun petani
Menyisakan rasa sedih.
Puisi Bencana Alam 4 Bait
Puisi merupakan karya seni. Sudah diketahui sejak dulu era. Puisi kadang dipakai untuk merekam suatu peristiwa.
Termasuk puisi di bawah ini. Merupakan puisi wacana peristiwa yang terdiri dari 4 bait.
Asap
Oh asap…
Kau terus mengepul tinggi
Dari hutan negeri ini
Menyebar ke pelosok negeri
Asep sudah menjadi kabut
Menutupi persepsi mata
Desaku seperti tertutup
Memandang pun tak leluasa
Wahai insan
Mengapa temanmu membakar rimba
Menimbulkan berbagai bencana
Hingga kini tak juga reda
Kau memperabukan pepohonan
Sehingga rusak muka hutan
Membunuh binatang hewan
Apakah engkau tak berperasaan?
Runtuh
Bila bumi bergemeretak
Walau hanya beberapa detak
Gedung-gedung akan terguncang
Rumah-rumah banyak yang runtuh
Begitulah kalau tiba bencana
Gempa bumi yang tak bisa diduga
Paniklah para insan
Banyak pula yang tertimpa
Gempa bumi luar biasa
Rumah kokoh hancur kesudahannya
Kadang rata dengan tanah
Tak ada kemegahan yang tersisa
Wahai manusia yang lemah
Jangan besar kepala di hadapan di hadapan-Nya
Bila telah menimpakan bencana
Ke manakah kaki selamatkan diri?
Ampuni Dosa Kami
Bila insan banyak dosa
Bumi pun tak mau menerima
Bumi gundah dan gusar
Lalu tragedi datang melanda
Sekiranya insan bertaqwa
Maka bumi pun penuh berkah
Jauh dari bala tragedi
Menjauh dari alam yang murka
Bencana ini memang menerpa
Agar manusia menjadi sadar
Meninggalkan aneka macam dosa
Atau memilih mati terkapar
Kembalilah wahai manusia
Kepada perintah Tuhan yang Esa
Bencana di dunia tak seberapa
Di darul baka luar biasa
Puisi Bencana Alam Banjir
Bencana banjir sering terjadi. Terlebih di demam isu hujan.
Dahulu bencana banjir umumnya terjadi di kota besar. Sekarang banjir dimana-mana. Di kota maupun di desa.
Dahulu yang terkena banjir cuma Jakarta. Saat ini hampir semua kota. Kota Bandung, Surabaya, Pekanbaru, dan kota-kota yang lain di Indonesia.
Banyak sekali penyebabnya.
Karena telah tidak ada lagi hutan. Pepohonan banyak ditebang. Kemudian susukan air yang kurang baik.
Dan tentunya sampah yang menggunung di mana-mana. Terutama di sungai-sungai. Semua itu menjadi penyebab tragedi banjir.
Hujan Yang Belum Reda
Dan bila hujan datang
Resah pula rasa di dada
Aku takut banjir melanda
Menghancurkan harga benda
Hujan ini belum juga reda
Dalam hati saya berdoa
Semoga tidak terjadi apa-apa
Jangan sampai ada peristiwa
Hujan ini tak pernah salah
Hanya insan yang serakah
Membabat hutan rimba
Mengundang bala bencana
Sungai Sampah
Sungai ini begitu jernih
Tempat bermain si anak ikan
Air mengalir ke sawah-sawah
Dari pagi hingga petang
Airnya bersih amat bening
Sejuk sekali jika disentuh
Anak-anak pun bermain-main
Berenang di air yang tak keruh
Tapi itu kisah dahulu
Kini semuanya telah berubah
Kondisi sungai amatlah pilu
Karena sungai sarat dengan sampah
Saat hujan turun deras
Air sungai pun meluap-luap
Tumpah ke kampung-kampung
Merendam rumah di kota-kota.
Dikepung Air
Bila manusia tak peduli
Seolah-olah tidak punya hati
Membuang sampah asal-asalan
Membakar hutan, menghancurkan pegunungan.
Akan tiba saatnya nanti
Saat alam mulai beraksi
Derita manusia dia tak peduli
Karena manusia sudah menyakiti
Datanglah banjir yang mengepung
Jalan jalan terendam air
Di mana-mana penyakit timbul
Hati insan pun merasa duka
Jika ingin hidup sejahtera
Harmonis bareng alam semesta
Cobalah untuk senantiasa peduli
Jagalah keasrian alam ini.
Puisi Bencana Alam Tsunami
Bencana tsunami berulang kali terjadi. Di Palu dan di Aceh.
Bencana ini menimbulkan kerusakan yang besar. Rumah rumah runtuh. Jiwa insan pun melayang.
Tsunami biasanya disebabkan gempa bumi. Yaitu gempa bumi yang terjadi di lautan.
Sehingga air bahari bergerak. Lalu bergelombang hingga ke tepi pantai.
Ribuan korban jiwa melayang. Ribuan rumah hancur tak bersisa. Begitulah bila bencana tsunami melanda.
Di bawah ini merupakan puisi ihwal tsunami.
Gelombang Menerjang
Di pagi hari yang begitu cerah
Manusia melaksanakan aktivitasnya
Sang surya pun bercahaya terang
Menghangatkan bumi tersayang
Tiba-tiba pantai mengering
Airnya surut entah kemana
Terlihat ikan bergeletakan
Kehilangan air dari lautan
Manusia asyik bermain
Di tepi pantai yang sungguh indah
Saat menyadari apa-apa
Sebentar lagi datang tragedi
Lalu dengan tiba-datang
Gelombang tinggi bergulung gulung
Bagaikan pohon pohon kelapa
Yang menerkam dari samudra
Gelombang itu terlihat pelan
Padahal melaju ke daratan
Hancurkan pantai satu sapuan
Segalanya jadi berantakan
Tangisan Duka
Kulihat wajah-tampang suram
Mata mereka terlihat dalam
Isak tangis bersahutan
Ada bencana dari lautan
Anak kecil mencari ibunya
Yang terpisah entah dimana
Seorang ibu menangis pilu
Melihat anaknya terbujur kaku
Mayat-mayit bergelimpangan
Memenuhi sepanjang jalan
Bencana ini cuma sesaat
Tapi dampaknya begitu hebat
Lautan menumpahkan air
Hingga menyapu ke tepian
Manusia tak lagi berpikir
Hanya mencoba menyelamatkan
Rumah-rumah pun runtuh
Berantakan diterjang gelombang
Bagaikan mainan dari kertas
Saat disapu ombak yang keras
Betapa lemah insan
Saat menghadapi bala tragedi
Wajah alam tampak murka
Menyisakan pedih semata
Cahaya Harapan
Bencana merusak seluruhnya
Meruntuhkan rumah-rumah
Yang dibangun begitu usang
Hancur hanya saat itu juga
Gedung-gedung yang begitu megah
Tak mempunyai kekuatan apa-apa
Alam lebih kuat dari manusia
Di hadapan tragedi tak berdaya
Untuk apa bersedih hati
Bencana ini udah di ratapi
Nyalakanlah api keinginan
Untuk membangun kurun depan
Mari kita bangun kembali
Meneruskan kehidupan ini
Tak ada gunanya bersedih diri
Semua luka mari kita obat
Semua memang terlihat berlawanan
Setelah tragedi datang melanda
Tuhan sudah menunjukkan potensi
Agar kita pulang ke pintu pertobatan
Bencana Gempa Bumi
Indonesia kerap kali ditimpa gempa bumi. Gempa bumi memang tak mampu dikesampingkan.
Kecuali dengan banyak-banyak bertakwa kepada Allah.
Semakin kesini kian banyak gempa bumi. Itulah yang telah disampaikan oleh Rasulullah.
Semakin banyak kemaksiatan, bertambah banyak gempa bumi tiba.
Gempa bumi bukan sekedar fenomena alam. Tukang kendang terjadinya patahan. Tetapi gempa bumi ada relevansinya dengan dosa-dosa manusia.
Ketika tragedi datang, jadi pelajaran bagi orang yang beriman.
Gempa bumi besar pernah terjadi di aneka macam tempat. Di Lampung, di Palu, Mentawai, Jogjakarta, dan banyak daerah lainnya.
Apabila gempa ini terjadi di lautan, mampu menjadikan tsunami.
Bumi Berderak
Hanya sesaat
Tiba-datang bumi berderak
Rumah-rumah patah dan rusak
Apa yang sudah terjadi
Telah tiba gempa bumi
Menggetarkan sanubari
Manusia bagaikan limbung
Tak tau apa yang terjadi
Duka lara merundung
Gempa mengguncang negeri ini
Rasanya Berbeda
Kemarin terasa indah
Langit biru begitu cerah
Anak ibu bercengkrama
Begitu hangat di keluarga
Hari ini semua berganti
Keindahan itu sudah berlalu
Bumi tampak berantakan
Orang menangis di reruntuhan
Tinggalah puing-puing
Yang menyesakkan cita-cita
Tubuh banyak yang terluka
Oleh tragedi yang datang-tiba
Mungkin ini yaitu cobaan
Untuk mereka yang beriman
Atau sekedar pengingat
Agar hentikan semua maksiat
Runtuhnya Rumah
Di rumah itu
Ada canda dan tawa
Banyak kita beribu-ribu
Semarakan hari-hari dunia
Siapa yang menduga
Gempa bumi tiba melanda
Rumah runtuh seketika
Menyisakan puing-puing saja
Atap rumah ambruk
Tiang tiang sudah patah
Dinding kuat runtuh
Hati ini menjadi kelabu
Sedih Di Hati
Seorang anak kecil
Sendiri duduk menggigil
Menatap rumahnya yang runtuh
Ibunya terbaring kaku
Ia menatap ke sekitar
Desanya mirip tak diketahui
Orang-orang ketakutan keluar
Dengan paras yang begitu muram
Gempa bumi mengganti tampang
Yang ceria kini berduka
Yang indah kini berubah
Puing-puing di mana-mana
Sedih pilu hatinya
Anak kecil itu meratap murung
Hanya air mata yang mengalir
Menghadapi peristiwa yang tak terpikir.
Ke Mana Berlari?
Ketika bencana terjadi
Kemana lagi manusia berlari
Tak ada tempat untuk berlindung
Hanya kepada Tuhan memohon ampun
Sungguh tak bisa kita menahan
Apabila tragedi menyerang
Lemah lunglai segala daya
Itulah kekuasaan Tuhan yang Esa
Tak ada kawasan berlari
Kecuali hanya kepada-Nya
Jangan angkuhkan diri
Bersimpuhlah kepada-Nya.
Apa Yang Dimaksud Dengan Bencana?
BENCANA yakni peristiwa atau rangkaian insiden yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan penduduk yang disebabkan, baik oleh aspek alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor insan sehingga menjadikan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan imbas psikologis.
Apa Yang Dimaksud Dengan Gempa Bumi?
Gempa bumi yakni getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi balasan pelepasan energi dari dalam secara tiba-datang yang membuat gelombang seismik.
Puisi Bencana Gunung Meletus
Letusan gunung merupakan kejadian yang terjadi balasan endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
Bencana letusan gunung terjadi berulang kali di Indonesia. Salah satu yang besar adalah letusan gunung Krakatau.
Letusan gunung ini memisahkan antara pulau Jawa dengan Pulau Sumatera. Artinya Gunung Krakatau memiliki letusan yang sangat ahli.
Letusan itu terjadi sekitar tahun 1800-an. Menurut para hebat, debu dari letusan gunung Krakatau hingga ke Eropa.
Saat ini masih banyak gunung yang masih aktif. Gunung Merapi dan Gunung Sinabung merupakan letusan yang juga sungguh besar.
Bencana tersebut menghancurkan pertanian penduduk . Abu dari letusan gunung menimbulkan flora mati.
Berikut ini merupakan puisi tragedi gunung meletus.
Awan Panas
Membumbung tinggi ke angkasa
Bagaikan awan yang bergulung-gulung
Hawa panas sungguh terasa
Sebuah mengambarkan dari gunung
Manusia mulai panik
Tak usang lagi ada letusan
Lava mulai dikeluarkan
Dengan bunyi menggetarkan
Burung-burung melayang
Meninggalkan pegunungan
Begitu pula aneka macam hewan
Karena peristiwa sudah dicicipi
Tak ada yang bisa dijalankan
Desa permai ditinggalkan
Karena nyawa sebagai taruhan
Jika gunung mengeluarkan letusan.
Abu Letusan
Kau tebarkan bubuk
Pada desa yang kamu pangku
Menebarkan hawa di udara
Panas melanda sangat terasa
Kau terbarkan bubuk
Pada daun-daun di kebun
Sayuran pun mulai layu
Panasmu memang tak tertahankan
Kau terbarkan debu
Ke utara ke selatan
Kepada insan maupun hewan
Membuat mereka ketakutan
Kau terbarkan bubuk
Sesuai perintah dari Tuhan
Agar tumbuh di hati manusia
Rasa takut juga keinginan.
Hilang Desaku
Hilang desaku
Ditimpa oleh tragedi
Letusan gunung
Memporak-porandakannya
Hilang desaku
Juga sawah dan kebunnya
Yang tersisa hanyalah debu
Sisa dari peristiwa itu
Kami mesti bangun lagi
Membangun desa ini
Agar kembali asri
Indah berbunga dan bersemi.
Berkali-kali
Oh Gunung Merapi
Engkau masih beraksi
Lagi dan lagi
Belum juga berhenti
Engkau meletus saban hari
Membuat khawatir setiap diri
Kapankah tenang kembali
Melihat wajahmu berseri-seri.
Kami cuma menunggu
Berdoa di tenda-tenda kami
Kau menggelegar kami sunyi
Menjaga asa tetap bersemi.
Kebakaran Hutan
Bencana bisa dalam bentuk apa saja. Misalnya kebakaran hutan, banjir bandang, letusan gunung, ataupun gempa bumi.
Salah satu bencana yang terjadi hampir setiap tahun yaitu kebakaran hutan. Biasanya terjadi di waktu kemarau.
Kebakaran hutan berpengaruh pada banyak hal. Mengakibatkan kabut asap. Kematian hewan-binatang.
Semakin hari hutan di Indonesia semakin sedikit. Hal itu disebabkan adanya pembukaan kebun dan pertambangan.
Kebakaran hutan kadang-kadang terjadi dengan alamiah. Namun banyaknya adalah karena ulah manusia.
Dilalap Api
Api menyala-nyala
Menghanguskan pepohonan
Memerahkan dedaunan
Merusak rumah para hewan
Malangnya hutanku
Yang hijau dan rimbun
Memberikan kesegaran
Pada penghuni alam
Namun sekarang ia terkapar
Oleh api yang membakar
Berhari-hari tak juga padam
Menyisakan nasib yang kelam
Hutanku Yang Malang
Dedaunan sekarang berapi
Meruntuhkan kesejukan
Bermula dari tepi
Membakar ke tengah hutan
Batang-batang hangus terbakar
Hitam kelam menjadi debu
Daun-daun berguguran
Tersisa jadi ingatan
Engkau yang sudah memberi udara
Memberi oksigen terhadap insan
Memberikan rumah pada margasatwa
Kini menanggung beban derita
Rindu Pada Hutanku
Kami rindu kepada hutan
Di mana burung berkicauan
Melangkah dalam pertunjukan
Mendengarkan nyanyian hewan
Kemarin rindu pada hutan
Yang luas membentang
Menjadi paru-paru dunia
Sumber hidup bagi manusia
Ini hutanku menanggung luka
Jilatan api membuat sengsara
Ada ulah dari tangan manusia
Yang menjadikannya menderita
Puisi Tentang Hutan
Hutan memang suatu pandangan baru. Banyak dibentuk menjadi puisi. Silahkan baca di Puisi Tentang Hutan Untuk Anak Sekolah.
Puisi Air Terjun
Air menggeluti sangatlah indah. Merupakan bab dari alam. Yang merupakan air yang mengalir kemudian jatuh. Biasanya berada di antara pegunungan. Ingin puisi perihal gerojokan? Baca di Puisi Air Terjun Indah.
Kerusakan Alam
Awalnya alam begitu indah. Seperti gunung, pantai, dan persawahan. Namun kadang-kadang dirusak oleh insan. Entah dengan membuang sampah maupun melaksanakan acara mirip pertambangan. Sehingga alam rusak. Baca puisinya di Puisi Kerusakan Alam.