Hampir merata di seluruh negeri. Dari mulai pulau Sumatera, Jawa, hingga ke Kalimatan.
Demikian pula di dunia. Kita seringkali mendengar peristiwa banjir melanda.
Artikel di bawah ini yang merupakan kumpulan puisi tentang tragedi banjir.
Yaitu puisi yang mengatakan perihal kejadian atau fenomena peristiwa banjir.
Penyebab banyak sendiri aneka macam. Di antaranya yakni: sikap membuang sampah asal pilih, akhir penebangan hutan, kurangnya sarana irigasi.
Daftar Isi
Bencana Banjir
Hujan deras melanda kota
Tanah tak mampu menyimpannya
Sungai tak mampu menampungnya
Air datang dari segala arah
Kami panik
Kami ketakutan
Dan kami segera mengungsi
Ditempat yang lebih kondusif
Kenapa hal ini terjadi ……oh Tuhan
Namun ku sadari hal itu
Ternyata itu sebab perbuatan insan
Banyak pohon ditebang dan banyak sampah dibuang di sungai
Oh……. Tuhan
Surutkanlah banjir ini
Kami berjanji
Tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi
Banjir Pilu
Banyak tempat tergenang air
Menyebabkan peristiwa banjir
Suasana terasa sungguh pilu
Menyesakkan isi kalbu
Tak terbendung air hujan
Memenuhi pelosok pemukiman
Banyak rumah yang terendam
Nasib penduduk begitu kelam
Hujan turun semua basah
Karena air hingga ke rumah
Di mana-mana begitu melimpah
Air bercampur dengan sampah
Mengapa orang sumpah serapah
Padahal itu sebab tingkah
Memenuhi sungai dengan sampah
Pohon ditebang dengan serakah
Kini rumah kebanjiran
Pemerintah pula yang disalahkan
Kapankah mereka menyadari
Semua ini salah diri sendiri
Salah Kami
Banjir…
Akhirnya engkau pun tiba
Walaupun tanpa kami undang
Airmu terus menerjang
Laksana ombak menghantam karang
Kami pun kalang kabut
Ketika engkau tak surut-surut
Memang semua salah kami
Yang ceroboh kepada lingkungan
Selama ini kurang peduli
Untuk menjaga kebersihan
Puisi Banjir 2 Bait
Puisi tidak mesti panjang. Terkadang kita perlu puisi yang singkat.
Puisi singkat merupakan puisi yang terdiri cuma satu atau dua bait. Setiap baitnya terdiri dari 3 atau 4 baris.
Sapuan Banjir
Alangkah lembutnya air
Di atas bumi dia menyusur
Dari atas ia mengalir
Ke dalam Bumi lalu melebur
Sayang jika air banjir
Sangat ganas saat menggilas
Menyapu bumi tanpa berpikir
Terjangannya amatlah keras.
Pesan Dari Banjir
Mungkin banjir memberi pesan
Yang tersirat kepada manusia
Agar mereka mulai sadar
Sampah kotor jangan ditebar
Sungai bukan tempat sampah
Yang membuat air resah
Kemana harus mengalir
Akhirnya menjadi banjir.
Desaku Tenggelam
Desaku hampir tenggelam
Dipenuhi air hujan
Hingga ke atap rumah
Semuanya habis terendam
Keluarga dan tetangga
Akhirnya mengungsi juga
Ke daerah yang lebih kondusif
Lari dari kebanjiran.
Hujan Membanjir
Deras air dalam hujan
Sungai-sungai ke permukaan
Menjadi sebuah luapan
Karena sampah berantakan
Air hujan tak tertahan
Meluber ke pemukiman
Karena ulah insan
Mengisi sungai dengan sampah.
Puisi Banjir 3 Bait
Semua ini salah siapa
Yang sembarang pilih membuang sampah
Hutan-hutan habis ditebang
Yang rimbun berganti gersang
Banjir melanda seantero negara
Alam bagaikan sedang murka
Semua ini peringatan dari-Nya
Sadar insan semua ulah mereka
Cintailah alam sepenuh hati
Agar alam kembali asri
Walau hujan sedang bersemi
Air tak menggenang di sana sini.
Musim Hujan Telah Tiba
Musim hujan telah datang
Air menggenang di mana-mana
Karena hutan telah tiada
Juga sampah yang merajalela
Pohon-pohon diganti rumah
Sungai air penuh dengan sampah
Itulah karena datang bencana
Menerjang insan tiba-tiba
Mengapa kita belum paham
Dengan isyarat dari alam
Semua ini ulah manusia
Yang tak terpuji sarat dosa
Bencana Alam
Banjir merupakan salah satu musibah. Banyak sekali jenis-jenis petaka. Diantaranya ialah: kebakaran hutan, banjir, tanah longsor, gunung meletus, gempa bumi, dan tsunami. Dirangkum dalam puisi indah. Baca di Puisi Tentang Bencana Alam.
Hutan
Hutan banyak memberikan kebaikan. Dengan adanya hutan udara segar. Air hujan tersimpan di akar. Sehingga saat hutan hilang, air tidak bisa lagi ditampung. Baca Puisi Tentang Hutan.
Puisi Banjir 4 Bait
Deras mengucur air hujan
Turun dari celah awan
Mengguyur alam pedesaan
Membasahi perkotaan
Jatuh beliau ke tepi sawah
Membasahi rumah-rumah
Jika hujan tak henti-henti
Tanda banjir sedang menanti
Kini air kebingungan
Karena tak ada akar
Sebab pepohonan sudah ditebang
Digantikan dengan pertokoan
Air hujan hanya menggenang
Tak bisa meresap ke dalam bumi
Ia digelari dengan banjir
Oleh manusia abad kini.
Marilah Kita Merenung
Marilah kita mawas diri
Mengapa bencana alam sering terjadi
Bukankah Tuhan maha pengasih
Kepada hamba-hambanya yang di bumi
Bisa jadi terlalu berdosa
Maksiat di mana-mana
Hati insan terpaut dunia
Lupa dengan tujuan sebetulnya
Marilah kita merenungi
Nanti kita di hari nanti
Bencana besar menanti
Akan dihisab setiap
.
.
Karya keita Rani Maharani
Tentunya masih banyak lagi puisi perihal alam. Tentang keindahan sampai peristiwa.
Alam memang ialah wangsit. Bahkan ia ialah guru.
Banyak sekali pelajaran yang kita petik dari alam. Sehingga banyak pula peribahasa yang menggunakan ibarat alam.
Semua itu menunjukkan bahwa alam merupakan gejala Kebesaran Tuhan. Marilah kita hidup serasi dengan alam.
Yakni dengan menjaganya tetap asri. Sehingga tragedi pun jauh dari kehidupan kita.