Daftar Isi
Sumpah Pemuda
Isi Sumpah Pemuda
Teks Sumpah Pemuda model Original
- Pertama, kami poetra & poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air Indonesia.
- Kedua, kami poetra & poetri Indonesia, mengaku berbangsa satoe, bangsa Indonesia.
- Ketiga, kami poetra & poetri Indonesia, menjoenjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Agar lebih terang, berikut ini kami tampilkan gambar dr isi teks naskah asli sumpah cowok itu:
Gambar Sumpah Pemuda
Teks Sumpah Pemuda Versi Sekarang
- Pertama, Kami Putra & putri Indonesia mengaku bertumpah darah yg satu, tanah air Indonesia.
- Kedua, Kami putra & putri Indonesia mengaku berbangsa yg satu, bangsa Indonesia
- Ketiga, Kami putra & putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Hari Sumpah Pemuda
Sejarah Sumpah Pemuda
Sejarah lahirnya Sumpah Pemuda bermula di dlm rangkaian Kongres Pemuda 2. Menjelang penutupan Kongres, malam di tanggal 28 Oktober 1928, para akseptor menyesaki ruangan gedung Indonesische Clubgebouw. Mereka dgn khidmat mendengarkan pidato penutupan Kongres Pemuda 2, sekaligus menyimak tabrakan biola W.R. Soepratman yg melantunkan lagu “Indonesia Raya”.
Siapa sangka, coretan tangan spontan yg dilaksanakan oleh Muhammad Yamin menjelang penutupan kongres berhasil mengkremasi semangat para perjaka untuk bersatu merealisasikan Indonesia Merdeka. Persatuan merupakan gagasan yg sungguh langka pada waktu itu, mengenang begitu kuatnya cengkraman Belanda yg sukses menguasai seluruh Nusantara.
Tokoh Sumpah Pemuda
Berikut ini ialah tokoh-tokoh Sumpah Pemuda yg tercatat dlm sejarah mempunyai peran besar terhadap lahirnya Sumpah Pemuda:
1. Soegondo Jojopoespito
Soegondo Jojopoespito merupakan ketua kongres perjaka yg dilaksanakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928. Soegondo Jojopoespito aktif dlm Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia menjadikannya ditunjuk menjadi ketua pada dikala itu.
2. Muhammad Yamin
Muhammad Yamin berasal dr Jong Sumatranen Bond. Muhammad Yamin merupakan pencetus kongres perjaka. Meskipun Muhammad Yamin dicalonkan menjadi ketua namun pada akibatnya beliau menjadi sekretaris pada ketika itu karena latar belakang Muhammad Yamin yg berasal Sumatra. Sedangkan pada dikala itu diperlukan pemimpin kongres yg bersifat Netral. Muhammad Yamin lah yg merumuskan isi teks sumpah perjaka serta yg menganjurkan dijadikannnya Bahasa Indonesia selaku bahasa persatuan.
3. Wage Rudolf Soepratman
Wage Rudolf Soepratman sungguh tak gila bagi kita semua. Ya siapa lagi bila bukan sang pencipta lagu Indonesia Raya. Pada dikala itu Wage Rudolf Soepratman memperkenalkan lagu ciptaanya hingga kini menjadi lagu kebangsaan Indonesia. Saat itu lagu Indonesia Raya dinyanyikan dgn diiringi biola.
4. Amir Syarifuddin
Beliau merupakan salah satu delegasi dr Jong Batak yg tergabung dlm organisasi pergerakan Anti Jepang. Hal tersebut menjadikannya pernah terancam hukuman mati. Beliau merupakan salah satu orang yg aktif menyumbangkan pemikirannya untuk pemurumusan sumpah Pemuda. pada dikala itu ia bertugas selaku Bendahara Kongres Pemuda.
5. Sie Kong Liong
Amir Syarifuddin adalah sosok penting dlm kelancaran kongres perjaka dikala itu. Hal itu dikarenakan Amir Syarifuddin telah menyediakan pemondokan selaku tempat dilaksanannya kongres Pemuda. pemondokan tersebut kini jadikan Museum Sumpah Pemuda.
6. Sarmidi Mangoensarkoro
Sarmidi Mangoensarkoro adalah sosok pintar yg mempunyai pemikiran perihal pendidikan anak. Sarmidi Mangoensarkoro berpendapat bahwasanya anak harus menerima pendidikan kebangsaan serta mendapatkan keseimbagan pendidikan dirumah & sekolah serta anak pula harus dididik dengan-cara demokratis. Oleh sebab itu Sarmidi Mangoensarkoro ditunjuk menjadi pembicara pada kongres pemuda.
7. Djoko Marsaid
Djoko Marsaid yaitu sosok wakil ketua kongres cowok mendampingi Soegondo. Djoko Marsaid berasal dr perwakilan Jong Java
8. Soenario Sastrowardoyo
Soenario Sastrowardoyo merupakan pengacara aktif yg membela para penggagas kemerdekaan. Pada ketika kongres pemuda berjalan Soenario Sastrowardoyo berkesempatan melakukan pidato dgn tema pergerakan Pemuda & Persatuan Indonesia.
Mereka semua adalah orang-orang yg terlibat aktif dlm Kongres Pemuda 2. Berikut ini daftar lengkap dr ketua & seluruh anggota kongres tersebut:
- Ketua : Soegondo Djojopuspito (PPPI)
- Wakil ketua : R.M Djoko Marsaid (Jong Java)
- Sekretaris : Mohamad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
- Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
- Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
- Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
- Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
- Pembantu IV : Johanes Leimena (Jong Ambon)
- Pembantu V : Rochjani Soe’oed (Pemoeda Kaum Betawi)
Peserta Lainnya :
- Abdul Muthalib Sangadji
- Bahder Djohan
- Soekmono
- Mohammad Nazif
- Purnama Wulan
- S.M Kartosoewirjo
- Joesoepadi
- Sujono (volksraad)
- Abdul Rachman
- Dali
- Soekowati (volksraad)
- Mohammad Roem
- Raden Soeharto
- Setiawan
- Jos Masdani
- Sulaeman
- Abu Hanifah
- Darsa
- Soemanag
- Mohammad Tabrani
- Raden Soekamso
- Sigit
- Kadir
- Suwarni
- Adnan Kapau Gani
- Dien Pantouw
- Soemarto
- Mohammad Tanzil
- Ramelan
- Siti Sundari
- Karto Menggolo
- Tjahija
- Amir
- Djuanda
- Soenario
- Muhidin
- Saerun
- Sjahpuddin Latif
- Kasman Singodimedjo
- Van Der Plaas (pemerintah Belanda)
- Anta Permana
- Dr Pijper
- Soerjadi
- Mukarno
- Sahardjo
- Sjahrial
- Koentjoro Poerbopranoto
- Muwardi
- Sarbini
- Soejono Djoenoed Poeponegoro
- Martakusuma
- WR Soepratman
- Arnold Manohutu
- Halim
- Soewirjo
- Nona Tumbel
- Sarmidi
- R.M Djoko Marsaid
- Masmoen Rasid
- Suhara
- Sarmidi Mangunsarkoro
- Hamami
- Soeworo
- Jo Tumbuhan
- Assaat
- Soekamto
- Mohamad Ali Hanafiah
- Sartono
Makna Sumpah Pemuda
Sumpah perjaka mengandung seperangkat nilai yg harus dipegang tegung & diamalkan oleh seluruh rakyat Indonesia, utamanya cowok. Nilai-nilai tersebut antara lain:
1. Satu Nusa
Satu nusa mempunyai arti satu tanah air. Maknanya, yakni kita mengakui adanya satu tanah air. Tanah air tersebut yakni wilayah Negara Indonesia. Wilayah Republik Indonesia disebut pula Nusantara. Nusantara yakni tanah air bareng . Nusantara berasal dr kata “nusa” & “antara”. Nusa memiliki arti “pulau” atau “kepulauan”, sedangkan antara artinya “antara”. Dengan demikian, Nusantara diartikan sebagai satu kesatuan wilayah kepulauan di antara pulau-pulau.
Pada peta tampak wilayah Negara Republik Indonesia terdiri atas daratan & lautan. Daratannya berbentukpulau-pulau. Oleh karena itu, Indonesia pula merupakan negara kepulauan. Ada sekitar 17.000 pulau di Indonesia. Namun, sekitar 6.000 pulau gres didiami & digali potensi alamnya. Lima pulau besar di Indonesia, yakni: Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, & Papua. Di Nusantara inilah kita lahir. Nusantara merupakan tempat kita berlindung.
Di tanah ini kita hidup hingga ajal. Nusantara ialah tanah air yg harus dibela. Nusantara jangan sampai hancur. Jangan pula pecah alasannya adalah perpecahan suku bangsa. Untuk itu, kita selaku generasi muda wajib membelanya. Kita pula wajib mempertahankannya dr berbagai serangan musuh.
2. Satu Bangsa
Satu bangsa memiliki arti satu kesatuan bangsa. Keragaman suku bangsa menghasilkan keanekaragaman lainnya. Misalnya keragaman adab istiadat & kebiasaan. Suku-suku bangsa di Indonesia antara lain suku bangsa Sunda, Jawa, Bali, Bugis, Minangkabau, Batak, Asmat, & Dayak. Keragaman suku bangsa bukanlah problem justru menjadi alat pemersatu bangsa. Keragaman tersebut adalah tiang persatuan Indonesia. Semua suku bangsa di Nusantara yakni kesatuan. Semuanya menjunjung tinggi persatuan & kesatuan. Beragam suku bangsa bukan perbedaan. Setiap suku bangsa ialah bagian bangsa Indonesia yg satu.
Semua suku bangsa di Nusantara ialah kesatuan. Semuanya menjunjung tinggi persatuan & kesatuan. Beragam suku bangsa bukan perbedaan. Setiap suku bangsa ialah potongan bangsa Indonesia yg satu. Dengan demikian, antarsuku bangsa mesti padu. Tidak boleh berselisih atau terpecah, hindarkan pertikaian antarsuku dgn demikian bangsa Indonesia akan jaya selamanya.
3. Satu Bahasa
Bahasa yaitu alat komunikasi, bahasa diucapkan dengan-cara lisan. Bahasa sangat penting untuk menyampaikan pikiran & kehendak.
Nilai-Nilai Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda sebagai kejadian historis pula menjadi salah satu kekuatan untuk membangun kepribadian bangsa. Kekuatan itu berbentuknilai-nilai luhur yg terkandung di dalamnya. Nilai-nilai luhur dlm Sumpah Pemuda harus digali, diperkenalkan, & disebarluaskan bagi generasi muda dikala ini. Nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kebersamaan & persaudaraan
Penderitaan balasan penjajahan menimbulkan rasa kesamaan nasib yg semakin mempererat tali persaudaraan para cowok. Rasa kebersamaan & persaudaraan itu membuka kesadaran bahwa benturan kepentingan individu mampu mengakibatkan keretakan yg justru merugikan mereka sendiri. Oleh alasannya itu, dlm proses hingga perumusan Sumpah Pemuda, rasa kebersamaan & persaudaraan menjadi landasan utama.
2. Toleransi
Toleransi dr para cowok sangat tampak tatkala para cowok bersikap terbuka terhadap kemajemukan & keberagaman. Mereka memberi tempat pada pluralitas, tak terbelenggu pada keberadaan agama, suku, & lokalitas kedaerahan. Dengan menyebarkan sikap toleransi yg tinggi, mereka sukses mengikrarkan Sumpah Pemuda.
3. Tanggung jawab & disiplin diri
Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan saat pengucapan akad, para pemuda betul-betul menepati janji itu. Terbukti dgn pergantian cara berpikir & tindakan mereka. Perjuangan yg masih terbelenggu pada kedaerahan & kesukuan, berkembang menjadi perjuangan. nasional. Itulah rasa tanggung jawab & disiplin din yg tinggi dr para cowok.
4. Wawasan
Sumpah Pemuda membuka wawasan para cowok perihal betapa luas & beragamnya wilayah Indonesia. Konsep wacana negara yg sebelumnya hanya milik beberapa orang terpelajar, menjadi pengertian bareng para cowok yg hadir saat kongres itu.
5. Nasionalisme
Adanya kebersamaan perasaan senasib, kedekatan fisik atau nonfisik, terancam & musuh yg sama, & mempunyai tujuan yg sama, yaitu kemerdekaan, mendorong bangkitnya nasionalisme pemuda. Nasionalisme Indonesia mampu menangani ikatan primordial (lokalitas, suku, ras, & agama) sehingga nasionalisme Indonesia lahir sebagai suatu ikatan bersama.
Pengamalan Nilai Sumpah Pemuda
Bila kita membaca Sumpah Pemuda di atas, kita bisa mengenali artinya masing-masing. Pertama, para perjaka Indonesia mengaku satu tanah air, yakni Tanah Air Indonesia. Kedua, para cowok mengaku cuma satu bangsa, yakni Bangsa Indonesia. Ketiga, para cowok menjunjung tinggi bahasa persatuan, yakni Bahasa Indonesia.
Nilai Sumpah Pemuda di atas mampu menjadi permulaan untuk menyatukan seluruh rakyat Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. Ternyata, semangat persatuan itu mampu membuahkan hasil, yaitu kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejak ketika itu, bangsa Indonesia menyatakan bebas dr belenggu penjajahan.
Bangsa Indonesia bebas untuk membangun bangsa & negaranya sendiri. Untuk membangun bangsa & negara, semangat persatuan & kesatuan yg dijiwai oleh Sumpah Pemuda harus tetap dibina, dipelihara, & ditingkatkan. Kaprikornus, makna Sumpah Pemuda mempunyai arti yg mendalam untuk memupuk persatuan & kesatuan bangsa. Semangat Sumpah Pemuda di atas mampu kita terapkan dlm kehidupan kita sehari-hari. Kita bisa menerapkan di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, & lingkungan masyarakat.
Nilai Sumpah Pemuda dapat mendorong kita untuk terus menjaga persatuan & kesatuan bangsa. Semangat persatuan & kesatuan itu seharusnya dimulai semenjak kecil & dr Iingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan Iingkungan terkecil dlm kehidupan bermasyarakat. Apabila kita bisa menerapkan semangat & nilai Sumpah Pemuda itu dlm kehidupan keluarga maka nilai itu bisa kita teruskan dlm kehidupan kita di masyarakat.
Contoh menerapkan nilai Sumpah Pemuda dlm Iingkungan keluarga adalah menyimak pesan tersirat orang renta, membersihkan rumah dengan-cara bersama-sama, memutuskan sesuatu dengan-cara bareng , tak putus asa dlm berguru, setia dlm melakukan pekerjaan , & tak saling benci pada anggota keluarga.
Demikianlah penjelasan ihwal Sumpah Pemuda. Bagikan materi ini semoga orang lain pula bisa membacanya. Terima kasih, mudah-mudahan berguna.
- Referensi: Muttaqin, Fajriudin, Wahyu Iryana. Sejarah Pergerakan Nasional. Bandung: Humaniora.