Daftar Isi
6. Memperoleh ampunan Allah
Berbakti pada kedua orang bau tanah merupakan salah satu amal yg dengannya Allah mengampuni dosa-dosa seorang hamba.
الْوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ الْبَابَ أَوِ احْفَظْهُ
“Siapa yg mendapati salah satu dr kedua orang tuanya kemudian ia tak diampuni, maka Allah telah menjauhkannya (dari rahmat)” (HR. Ahmad)
7. Taat pada orang tua merupakan bentuk ketaatan pada Allah
طَاعَةُ اللَّهِ طَاعَةُ الْوَالِدِ، وَمَعْصِيَةُ اللَّهِ مَعْصِيَةُ الْوَالِدِ
“Taat pada Allah (salah satu bentuknya) yakni taat pada orang bau tanah. Durhaka terhadap Allah (salah satu bentuknya) adalah durhaka pada orang renta” (HR. Thabrani)
8. Keridhaan Allah ada pada keridhaan orang renta
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
رِضَا الرَّبِّ فِى رِضَا الْوَالِدِ وَسَخَطُ الرَّبِّ فِى سَخَطِ الْوَالِدِ
“Keridhaan Tuhan ada pada keridhaan orang bau tanah & kemurkaan Tuhan ada pada kemurkaan orang tua” (HR. Tirmidzi)
9. Bentuk taubat pada Allah
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu ia berkata
أَتَى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّى أَصَبْتُ ذَنْبًا عَظِيمًا فَهَلْ لِى مِنْ تَوْبَةٍ قَالَ هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ. قَالَ لاَ. قَالَ هَلْ لَكَ مِنْ خَالَةٍ. قَالَ نَعَمْ. قَالَ فَبِرَّهَا
Seorang laki-laki tiba menghadap Nabi lalu berkata, “Sesungguhnya gue sudah melakukan satu dosa yg sungguh besar. Apakah gue mampu bertaubat?” Beliau balik bertanya, “Apakah kamu-sekalian masih memiliki ibu?” ia menjawab, “Tidak.” Beliau mengajukan pertanyaan lagi, “Apakah kamu-sekalian masih mempunyai bibi (saudari ibu)?”ia menjawab, “Ya.” Maka ia bersabda, “Maka berbaktilah kepadanya.” (HR. Tirmidzi)
10. Tiket menuju nirwana
Berbakti pada kedua orang renta merupakan tiket menuju surga. Dalam hadits diistilahkan orang renta adalah “ausathu abwaabil jannah” pintu surga yg tengah-tengah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الْوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ الْبَابَ أَوِ احْفَظْهُ
“Orang renta yakni paling pertengahan dr pintu-pintu surga. Jika ananda mau, sia-siakanlah pintu itu (kau tak mendapat nirwana) atau jagalah ia (untuk menerima pintu surga itu).” (HR. Tirmidzi & Ibnu Majah)
Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/wargamasyarakat]