close

10 Contoh Puisi Acep Syahril

Contoh Puisi Sastrawan Acep Syahril –  Bagi sobat pecinta karya sastra Indonesia pastilah sudah mengetahui penyair yg bernama Acep Syahril ini. Beliau merupakan sosok penyair yg banyak menyertakan muatan kritik sosial pada karya-karyanya. Acep Syahril lahir Cilimus, Kuningan pada 25 November 1963, menjajakan sajak semenjak 1982 diberbagai daerah di Indonesia. Sajak-sajaknya tergabung disejumlah buku kumpulan-kumpulan puisi penyair Indonesia lainnya. Berikut daftar karya sastranya:


Kumpulan Puisi Tunggal

  • Ketika Indonesia Berlari (Diterbitkan Bohemian Jambi, 1995)
  • Negri Yatim (Diterbitkan iph, 2009)

Kumpulan Puisi Bersama

  • Riak-Riak Batanghari (Bohemian, 1988)
  • Serambi 1, 2, 3 (Bohemian, 1991-1994)
  • Dua Arus (1992, Bohemian)
  • Orbit Poros (Penyair Sumbagsel, 1992)
  • Perjalanan 3 Penyair (Bohemian, 1993)
  • Jejak “Penyair Se Sumatera” (Taman Budaya Jambi, 1993)
  • Rendezvous (Penyair Se Sumbagsel, 1993)
  • Percik Pesona 2 (Taman Budaya Jambi, 1994)
  • Muaro “Antologi Puisi Penyair Jambi” (Taman Budaya Jambi, 1995)
  • Kelopak (Taman Budaya Jambi, 1997)
  • Zamrud khatulistiwa: antologi puisi Nusantara – Taman Budaya Yogyakarta, 1997)
  • Dari Bumi Lada (Dewan Kesenian Lampung, 1996)
  • Mimbar penyair era 21 (Dewan Kesenian Jakarta – 1996)
  • Bumi Minyak (Dewan Kesenian Indramayu, 2003)
  • Tanah Pilih (Dewan Kesenian Jambi, 2008)
  • Pedas Lada Pasir Kuarsa (Disbupar Bangka–Belitung, 2009)
  • Rumpun Kita (Antologi Puisi Khas Sampena, Pertemuan Penyair Nusantara III, Kualalumpur 2009)
  • Akulah Musi (Antologi Pertemuan Penyair Nusantara V, Palembang 2011)
  • Antologi Puisi Indonesia EQUATOR, Dalam tiga bahasa: Indonesia, Inggris, & Jerman. Memuat 216 puisi bersama 108 penyair dr seluruh Indonesia. Penerbit Yayasan Cempaka Kencana Indonesia, 2011
  • Senja Di Batas Kata (Antologi Puisi Penyair Nusantara Raya)Penerbit BPSMJ, 2011
  • Antologi Puisi SINAR SIDDIQ (Sempena Mahrajan Persuratan & Kesenian Islam Nusantara 2012, Sabah)
  • Requiem bagi ROCKER, Seri Dokumentasi Sastra Antologi Puisi Pendhapa 14 (128 Penyair Indonesia – Taman Budaya Jawa Tengah 2012)
  • Sauk Seloko, Bunga Rampai Puisi Pertemuan Penyair Nusantara VI, Desember 2012 (ISBN: 978-979-1850-18-6)
  • Romantisme Negeri Minyak, Kumpulan Puisi Penyair Indramayu (Penerbit Formasi & Dinamika Yogyakarta, April 2013)
  • Puisi Menolak Korupsi, 85 Penyair Indonesia.Penerbit Forum Sastra Surakarta. No. ISBN: 978-602-183-026-0 (2013)
  • Antologi Puisi Penyair Asean HITAM DAN PUTIH, (Sempena Mahrajan Persuratan & Kesenian Islam Nusantara ke 2 2013, Sabah)
  • Antologi Puisi MH 370, Memuat 64 Penyair Malaysia & Indomesia diterbitkan Badan Bahasa & Sastra Sabah (BAHASA) Maret 2014
  • Antologi Menolak Terorisme, PENGANTIN LANGIT, bareng 50 Penyair Indonesia. diterbitkan: Kerjasama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme & Komunitas Sastra Indonesia, Agustus 2014
  • Sekumpulan Puisi Penyair Indonesia “Memor Untuk Presiden”, diterbitkan Forum Sastra Surakarta, Oktober 2014
  • Dll

Umum

  • Keranjang Air Mata (Kumpulan Surat-Surat TKW Indramayu, Penerbit Pustaka Rihlah, Yogyakarta 2009)
  • TUMBUH (Apresiasi Puisi Karya Pelajar, Penerbit Jentera & Pustaka Dinamika Yogyakarta, 2011)
  • Esai-Esai Budaya Dari Kota Mangga (Dewan Kesenian Indramayu, Maret 2012)


Dibawah ini Admin pula menyertakan 10 teladan puisi dr penyair Acep Syahril.

SURAT CINTA DARI SANGKAKALA


ya allah
telah kami terima surat cintamu
tertanggal hari ini yg dikirim peniup
seruling sejati diantara kealfaan dan
keasyik masyukkan kami surat cinta yang
engkau tulis dgn tinta biru sebagai
tanda kasih & maha sayangmu surat cinta
yang begitu panjang menegangkan yg engkau
tulis tak sampai dlm satu tarikan nafas
membuat kami terus menangis terisak tersedu
membaca gugusan kata-kata hancur berserak dengan
tubuh & nyawa terlunta-lunta

surat cinta yg bercerita tentang tanah darat
laut udara selaku ungkapan rindumu yg menciptakan
kami malu kami tau inilah surat cintamu yang
sudah kamu-sekalian janjikan itu & sudah kami terima
ketika mata hati & perasaan kami menjauh fana


ya allah
inikah surat cintamu dgn segala
keputusan yg mesti kami terima selain peristiwa
korupsi yg nyaris membuat kami hilang kebijaksanaan
dan putus asa surat cinta yg kertasnya
lembab di tangan kesedihan tak berkira dengan
torehan luka maha dalam
surat cinta yg bercerita ihwal hujan & panas
surat cinta yg bercerita perihal air berwajah
beringas dgn lidah api dr maritim lepas surat
cinta yg bercerita wacana angkasa dan
burung-burung meranggas
surat cinta yg bercerita tentang pohon-pohon
dan akar yg dikelupas
surat cinta yg bercerita ihwal tanah pasir
dan lendir panas
surat cinta yg bercerita perihal tanah
rumah & nyawa yg hilang nafas

ya allah
inikah surat cintamu yg sarat cemburu itu
yang dikirim peniup seruling sejatimu
disaat kami lupa mengingat & merayumu
surat cinta yg memang sepantasnya kami terima
selaku bukti bahwa kau benar-benar maha
mencintai sementara kami berpaling dr kemaha
asih & sayangmu

ya allah
maafkanlah kami yg telah berselingkuh dari
kemaha setiaanmu & berpaling ke cinta yang
tak kau ridhoi dgn menabur fitnah hasut dan
saling ingin menguasai tanah sekerabat sedarah
seurat tanah yg kau ciptabentang tegakkan urat
yang kau sebarsuburkan & darah yg kau
alirhidupkan telah kami
rusak dgn saling mencacah menumbuk
penuh takabur dgn kekuatan
kerakusan & keserakahan
tetapi kini apa yg kami cintai itu sudah
engkau ratakan dgn tanah harta tahta
dan dunia berubah runta darah daging & tulang
membusuk dimana-mana

sekarang kami tak tau di mana ayah di mana
ibu di mana anak di mana adik di mana kakak
di mana ipar di mana keponakan di mana
saudara famili kerabat & handai tauland
di mana di mana di mana yatim kan kami titipkan


ya allah
hari ini kami gres sadar akan jalan pulang
setelah membaca surat cintamu yg panjang
menegangkan surat cinta yg mengingatkan kami
untuk bertandang menemu cahya menemu gulita
menemu alfa menemu cinta
surat cinta yg mengajarkan kami untuk
pulang ke bilik ke latifa ke bilik ke sadik
ke bilik baqa

ya allah
ampunilah kami hamba-hambamu yg tidak mempunyai
aib ini ampunilah ampunilah ampunilah kami
ya allah

Indramayu


RUGI

raidah pergi ke sungai ke darat
menjemur pakaian ke hiruk pikuk ke tempat tinggal
belum pula pulang

waska pergi ke huma ke surau berbelanja dogma
kekeramaian & ke rumah belum pula pulang
bujang pergi ke sekolah ke kampus membunuh
kealpaan & ke rumah belum pula pulang
raidah waska & bujang pergi tapi belum
juga pulang-pulang

sorenya raidah pergi bertandang membawa-bawa
cermin yg ada wajah tetangganya & membawa
badannya ke rumah namun belum pula pulang
sorenya waska pergi tahlil mengantardoa pada
ruh orang lain dgn bayang-bayang maut
dia bawa kakinya ke rumah namun
belum pula pulang

sorenya bujang pergi kencan dgn pacarnya
bercerita rahasia cinta & menenteng impian
masa depan ke tempat tinggal tapi belum pula pulang
raidah waska & bujang pergi tapi belum
juga pulang-pulang

malamnya raidah pergi tidur melepas
fikirannya bertualang entah kemana
belum pula pulang

malamnya waska pergi tidur melepas
banyak beban
dan kadang memetik keinginan dengan
tangan hampa belum pula pulang
malamnya bujang pergi tidur mengistirahatkan
kerja otak kecilnya memberi ciuman pada
kekasihnya belum pula pulang
raidah waska & bujang pergi tetapi belum
juga pulang-pulang

paginya raidah waska & bujang mati
mereka benar-benar lupa jalan pulang

Indramayu


SAJAK BEBAS

sajak ini semenjak lama sudah kehilangan nilai
puitika estetika & sublimatika alasannya dengan
nilai-nilai keindahan & kehalus-lembutan
tidaklah menimbulkan seseorang mirip penguasa
penindas & koruptor akan tersentuh hatinya
apalagi merasa malu & introspeksi sebaliknya
akan membuat mereka ambisi untuk menindas
menghidup-suburkan pencuri jadi inilah sajak
terang benderang mirip bendera dikibas angin
di udara terbuka merdeka sajak tanpa tawar
menawar bebas & sebebas-bebasnya menentukan kata
tidak seperti kalian yg menentukan cara
bergaya demi memperdaya diri sendiri atau
orang lain untuk menutupi kebodohan kebobrokan
nilai pribadi yg sudah menghisap-sedot-habisi
darah rakyat sendiri
inilah sajak bebas tanpa alamat surat pedas untuk
para penghianat yg tak akan pernah hilang tujuan

Yogyakarta, Indramayu


SUKSESI 

jangan ngomong kalau tadi kau pilih partai
lain demi menghindari calon wakil rakyat atau
pemimpin yg tak berpihak pada rakyat jangan takut
dimusuhi diancam terlebih dipukuli karena kau telah
menerima kaos sabun mandi beras gula & kopi
jangan khawatir sebab menentukan ialah hak ananda untuk
memutuskan yg terbaik dr yg terburuk

yakinlah roda becak roda angkot & roda glodok
mulungmu lebih berharga dr bangku yg mereka
perebutkan hari ini yakinlah kursi reot di rumahmu
atau bangku kering di kantormu lebih berharga dari
kursi yg mereka perebutkan hari ini jadi jangan
lagi kompromi dgn mereka yg pura-pura bijaksana
kalau balasannya akan mencabik-cabik & membunuh
aspirasi kita

kini buka mata buka indera pendengaran membaca yg bijak
pilih yg berakhlaqul qarimah & ingat kalau
kau memilih warna jangan lupa keberanian kalau
kau menentukan angka jangan lupa kepribadian karena
antara warna & angka tersembunyi watak negarawan
dan bajingan pula pahamilah bahwa kehancuran
republik ini karena kemarin kita telah salah
memilih mereka yg diyakini mampu memimpin
diam-diam sudah bersekutu dgn penghianat & jin

antara koruptor maling penipu & pembunuh kerjasama
dengan para penegak aturan antara perampok pemerkosa
dan pecundang kongkalingkong dgn wakil-wakil rakyat
alhasil kita jadi keledai tersaruk-saruk di bawah
kekuasaan yg tergadai sekali lagi pahamilah
bahwa kekayaan kesederhanaan kemiskinan dan
ketertindasan sementara menjadi nasib kita
sedangkan partai jabatan & kekuasaan yaitu milik
mereka jadi kita harus mengerti siapa jembatan yang
merakyat & siapa jembatan yg melaknat & kita
juga harus bisa membaca mana simbol rakyat dan
mana simbol laknat alasannya adalah perjalanan indonesia lalu
yaitu guru penguasa yg tidak punya malu

Pringkasap, Indramayu

NEGERI YATIM
:wiji thukul wijaya

di rumahmu yg sumpek itu tanpa basa busuk
kita saling mentertawakan diri sendiri
kau tertawa melihat telapak kakiku yg lebar
saya pula tertawa melihat mata & gigimu
yang maju nanar leak karib yg mempertemukan
kita cuma tertawa lalu kau perkenalkan sipon
istrimu padaku gue serius menyambut
uluran tangannya tanpa tawa karena gue tau
kau terus mengawasi hatiku yg menggoda
setelah itu kita mulai cerita & tak banyak
bicara soal sastra namun sedikit menyinggung
ihwal negara kau bilang hidup di indonesia
mirip bukan hidup di negara kita lalu
ku bilang kalau dikala ini kita hidup
di negeri yatim yg sudah usang di tinggal
mati bapak sedang ibu pergi menjadi angin
kau cuma mengangguk-angguk tapi dr dialekmu
yang gagap & cadel itu kau seolah memeram
amarah kau bilang ibu kita yg angin itu
telah di kawin paksa laki-laki kejam & tiran
dia seringkali mengantartentara polisi
dan mata-matanya untuk menghabisimu
serta sahabat-sahabat kita
mereka tak lebih jantan dariku katamu
mereka mirip sudah kehabisan budi bahkan
tidak memiliki waktu berpikir untuk mengatasi
problem bangsanya selain memakai fisik
kekuasaan & senjata menculik atau kalau
bisa membantainya mereka sungguh tak punya malu
sayang ibu kita cuma angin katamu
sejenak kita termangu namun gue membaca siratan
kecewa di gelisahmu tentang pilih kasih
orang bau tanah kita yg lebih berpihak pada
penghianat maling & pecundang itu
karena mereka yaitu asset hidup yg bisa
dijadikan pemuas nafsu para penegak hukum
dan gue pula bercerita banyak soal
saudara-saudara kita yg dikejar-kejar
polisi lantaran mencuri ayam atau jemuran
tetangganya kemudian kaki atau paha mereka
dibolongi timah panas kalau tak digebugi
hingga sekarat dgn interogasi gaya kompeni

di luar matahari tegak berdiri di dlm kau
tengkurap di atas amben bambu menghadap
kali gue duduk di sofa bodol kempes yang
kondisinya seperti saudara-saudara kita
yang kurang gizi sembari kisah kalau kemarin
saya baru saja bertengkar dgn polsuska
distasiun balapan solo seusai baca puisi di
gerbong direktur karena mereka kira gue sedang
demonstrasi atau sedang menghasut orang
untuk menentang kejahatan penguasa di negeri ini
sesudah sempat pukul-pukulan gue lari karena
saya tau ibu kita cuma angin sedangkan mereka
tak punya hati kemudian kau tertawa dgn mata
terbenam & mengingatkan agar gue jangan lagi
ngamen puisi di depan polisi

tak terasa di luar matahari makin miring
ke kiri sementara kita masih ingin menyelesaikan rindu
untuk bicara apa saja wacana negara dan
bermaksud mencari kuburan bapak yg entah dimana
serta menunggu belaian ibu yg cuma
terasa kelembutannya

ah kita sungguh-sungguh yatim katamu
dan sebelum matahari benar-benar pergi aku
pamit dgn keinginan kita bisa bertemu & saling
mentertawakan diri lagi membacakan puisi
dengan leluasa di hadapan ibu
namun kuperhatikan kau tercenung usang mirip ada
sisa kecewa yg belum pula bisa kau terima
atas siksa yg pernah kau rasa dr kepal tinju
para penindas & hantaman popor senjata
kaki tangan penguasa lalu dgn arif kujagakan
kediamanmu serta meyakinkan kalau suatu dikala
ibu kita yg angin itu akan memuntahkan
kembali segala bentuk kecurigaan & tuduhan
serta pidato pediti politik atau ceramah cerimih
mereka lalu kata-katanya berubah jadi binatang buas
angker yg akan mencabik-cabik
lisan mereka & senantiasa mengusik setiap
upacara pagi apel bendera

Solo, Tegal, Indramayu

SETELAH PERJUMPAAN INI
:bersama thukul & leak

setelah perjumpaan ini gue tak tau seberapa
usang lagi kau bisa mencium aroma matahari selain
wangi popor senjata atau wangi sepatu serdadu wagu
yang tak mengerti cara bersenda
sesudah konferensi ini gue tak tau seberapa lama
lagi kau bisa mencium aroma bintang-bintang
selain bau keringat pecundang atau bau busuk
nafas mata-mata yg mengendap-endap di sekitar
persembunyian kita kawan sesudah perjumpaan ini
aku tak tau seberapa lama lagi kau bisa mencium
aroma bulan selain pantul cahaya 500 watt
di ruang proses cuci otak berskala 2 x 2 meter
dengan kata-kata jorok yg berlompatan dari
ekspresi busuk introgator kelas teri & memotong-
motong 70 juta sel syaraf di kepalamu sehabis
perjumpaan ini gue tak tau seberapa lama lagi
kau bisa menjamah anak & membenamkan diri
di tubuh isrimu selain bau kedzaliman potongan
urat nadi suntik mati amunisi yg menembus
tengkorak kepalamu atau krematorium nyanyian babi

setelah perjumpaan ini gue tak tau
bagaimana nasibmu mitra

Solo – Jakarta, Indramayu


GURU YANG TAK PUNYA MALU

bertahun-tahun mereka berguru dr kalian guru yg selalu menciptakan
banyak kesalahan & kelalaian guru yg kemudian menciptakan
murid-muridnya jadi malu pada dirinya sendiri kini kalian
kian tak mereka mengerti padahal mereka tau kalian juga
sama mirip mereka hanya debu yg menempel di lidah waktu

lalu diam-membisu mereka belajar dr kelalaian kalian tanpa semadi atau
menyepi dr keramaian tetapi menyelam dlm lautan kalian berenang
berenung di dalamnya tanpa mencari tepian sembari mengajukan pertanyaan pada
rasa aib itu

beberapa tahun mereka berguru dr gurunya yg selalu menciptakan banyak
kesalahan & kelalaian yg berjalan mirip pemandangan pagi hari
di kebun teh disitu mereka pula mencar ilmu dr keramahannya yg ternyata
menyimpan banyak pecahan dunia


ow terima kasih daun teh katanya kalian telah mengajarkan kami
untuk tak melakukan kalalaian mirip yg diajarkan guru-guru kami
alasannya tatkala orang-orang di luar anggapan kami sibuk membungkus dunia
guru-guru kami malah sibuk membungkus diri sendiri


(2011)


GURUNYA DIGERGAJI WAKTU

gurunya yg satu ini ialah pencari buku bekas ia hidup di setiap
pulau yg mengajarkannya cara merawat kasur & kamar tidur serta menyebarkan pekerjaan & menyemprotkan minyak wangi ke tubuhnya meski bahu-membahu ia lebih terpesona pada barang-barang bekas cuek malam & angin terminal guru yg tak pernah letih mengikuti jalan waktu & nasibnya sangat darinya ia banyak berguru dr rambutnya yg frustasi & dr kakinya yg pernah menyimpan panjang impian ia berguru untuk tak menjadi sesat padanya ia belajar untuk tak menjadi lupa padanya kemudian diam-diam ia bersyukur walau menyayangkan sikap gurunya yg tak pernah mau belajar dr kebodohan yg bertahun-tahun terus digergaji waktu kini gurunya itu kian hari semakin bertambah banyak & makin membuatnya bingung
dia tak habis fikir kenapa di negara ini guru & murid sama banyaknya

(2011)


GURU YANG SELALU MENYIMPAN PALU


semua orang tau guru kami bukan seorang tukang kayu meski setiap
ketika hidupnya tak lepas dr palu kadang berkali-kali ia pukulkan palunya
ke meja dgn wajah hitam selain sering kami pergoki mengenakan lipstik
dan deodorant dgn penampilan menawan dihadapan para pesakitan
sehingga tak jarang guru lalai hingga lupa menghantam tanganya sendiri
ketika ia terbuai oleh imajinasinya & terbang-layang ke suatu
kawasan atau tertidur lelap di lajunya veyron fiat & di mercedes benz
dengan rumah glamor yg dalam waktu dekat ia tempati bersama anak
istrinya siapa saja tau guru kami bukan seorang tukang kayu tapi
di otak sebelah kirinya ada suatu kantung yg ia siapkan untuk
menyimpan palu serta memastikan kalau besok masih selalu ada jadwal
baginya untuk membebaskan para maling negara yg bisa mengakses
hidupnya atau membunuh waktu si miskin dgn menjatuhkan palu
di mejanya demi memperpanjang kepercayaan negara pada dirinya
siapa saja tau guru kami bukan seorang tukang kayu oleh lantaran itu
ia tak bisa membedakan mana kayu mana besi & mana kerikil
demi allah kami bersumpah tak ingin sesat & bejat seperti guru

(2011)


GURU YANG TAK MENGERTI BUMBU DAPUR

guru kami ada lantaran dibutuhkan negara karena negara menghendaki
rasa kondusif kemudian guru kami belajar mengerti & menyelesaikan tiap
dilema tapi kadang mereka lupa bumbu dapur mirip kemiri buah pala
bunga lawang laos & kapol mereka tau kembang gula tetapi tak faham logika
padahal kami lebih mengharapkan daun mengkudu lantaran sejak dahulu
kami cuma minta dikirim keadilan namun senantiasa saja mereka paketkan kecemasan
balasannya kami murka pada negara namun anehnya negara malah mengirim kami
ke penjara sungguh bahwasanya kami gundah karena guru kami kenyataannya
tak pernah mengajarkan kami untuk mempunyai rasa kondusif & sejak itu
kami tidak ingin celaka seperti guru

(Indramayu, 2011)

  Kumpulan Puisi Hari Kebangkitan Nasional Karya Taufik Ismail