√ Unsur-Unsur Budaya (Pelajaran Antropologi SMA/ MA Kelas XI)

Unsur-Unsur Budaya (Pelajaran Antropologi SMA/ MA Kelas XI) √  Dalam menganalisis suatu kebudayaan, misalnya saja kebudayaan yg ada di Minangkabau, Bali, atau daerah yg yang lain, spesialis antropologi membagi semua kebudayaan yg terintegrasi tersebut ke dlm unsur-unsur besar yg disebut “Unsur-unsur Kebudayaan Universal”. Tedapat beraneka macam persepsi serta alasan dr beberapa ilmuwan wacana unsur-unsur kebudayaan yg disebut selaku culture universals, salah satunya yaitu dr Koentjaraningrat.

Unsur-Unsur Budaya (Pelajaran Antropologi SMA/ MA Kelas XI)

 misalnya saja kebudayaan yg ada di Minangkabau √ Unsur-Unsur Budaya (Pelajaran Antropologi SMA/ MA Kelas XI)

Menurut pertimbangan yg dikemukakan oleh Koentjaraningrat, terdapat tujuh unsur kebudayaan yaitu :
1. Bahasa (bahasa lisan & tertulis).
2. Sistem pengetahuan (pengetahuan tentang tanaman & fauna, mengenai ruang, waktu, bilangan, & pula wacana badan insan serta sikap antarsesama manusia).
3. Sistem peralatan & peralatan hidup insan serta tata cara teknologi (alat-alat produksi, distribusi, & transportasi, wadah & daerah-daerah untuk melaksanakan penyimpanan makanan & minuman, busana & perhiasan, kawasan tinggal/rumah, serta senjata).
4. Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi (berburu & meramu, perikanan, beternak, bercocok tanam serta berjualan).
5. Sistem religi (sistem kepercayaan, sistem nilai & persepsi hidup, serta upacara keagamaan).
6. Sistem kemasyarakatan/organisasi sosial (hubungan, tata cara kesatuan hidup, asosiasi & perkumpulan-asosiasi, serta sistem kenegaraan).
7. Kesenian (seni lukis & gambar, patung, relief, rias, tari, musik, sastra & drama).

 misalnya saja kebudayaan yg ada di Minangkabau √ Unsur-Unsur Budaya (Pelajaran Antropologi SMA/ MA Kelas XI)

Setiap unsur kebudayaan universal terdapat dlm ketiga wujud kebudayaan (wujud berupa sistem budaya, sistem sosial, & unsur-unsur kebudayaan fisik). Sehingga dgn demikian sistem ekonomi mampu berwujud rancangan, rencana, kebijakan, & adab istiadat yg ada kaitannya dgn ekonomi. Termasuk pula tindakan-tindakan & interaksi antara para produsen, penjualtengkulak, hebat transpor & pengecer dgn para pelanggan atau berbagai unsurnya, mirip peralatan, komoditi, & benda-benda ekonomi. Serupa dgn perihal tersebut, tata cara religi pula mampu mempunyai wujud sebagai sistem keyakinan & gagasan mengenai Tuhan, ilahi-dewa, roh-roh halus, neraka, nirwana, & lain sebagainya. Selain hal tersebut pula mencakup banyak sekali bentuk upacara (baik yg musiman ataupun yg sifatnya kerap kali saja) maupun berwujud benda-benda suci serta religius. Kesenian pun bisa berwujud banyak sekali gagasan, ciptaan, anggapan, dongeng atau syair yg indah, tetapi pula bisa berwujud sebagai tindakan, interaksi antarsesama seniman pencipta, penyelenggara, sponsor kesenian, pendengar, penonton, ataupun para peminat hasil kesenian.

Ketujuh unsur kebudayaan universal itu yaitu merupakan analisis dr perincian kebudayaan ke dlm pecahan-pecahan yg lebih khusus & bisa dibandingkan dgn daftar-daftar pranata sosial. Meskipun terdapat persamaan antara keduanya, tetapi terdapat adanya perbedaan & persamaan pokok dlm unsur-unsur kebudayaan universal & metode pembagian penduduk oleh pranata. Di dlm memilih kepingan-potongan dr suatu kebudayaan, di urutan yg pertama spesialis antropologi melaksanakan pendekatan holistik. Apa itu pendekatan holistik? yaitu memperhatikan kebudayaan yg bersangkutan (misalnya kebudayaan jawa) dengan-cara menyeluruh. Sesudah itu ditentukan kepingan-penggalan dr kebudayaan Jawa tersebut, contohnya sistem kekerabatannya yg ada. Bagian-penggalan khusus dr tata cara relasi antara lain terdiri dr perkawinan, keluarga inti, rumah tangga, & lain sebagainya. Rincian dr unsur perkawinan ke dlm serpihan-potongan yg lebih khusus akan didapatkan, yaitu etika melamar, upacara akad nikah, penyerahan mas kawin & lain sebagainya. Untuk metode yg kebanyakan digunakan oleh para jago sosiologi yakni menentukan pranata yg ada pada masyarakat. Untuk hal ini penduduk tak dilihat selaku suatu keseluruhan yg lalu dipilah-pilah dlm pranata-pranata, tetapi dimulai dr seluruh pranata yg sudah ditentukan untuk diteliti. Contohnya: pentasSrimulat, yaitu dgn melaksanakan analisis terhadap organisasinya, latar belakang sosial, & pula tingkat pendidikan para pemainnya, serta gagasan-ide yg menjadi latar belakang inti kisah, & lain sebagainya. Pada tahap yg kedua, tiap – tiap etika semestinya dibagi ke dlm “kompleks budaya”. Begitu pula untuk tiap – tiap aktivitas sosial lebih lanjut dibagi ke dlm “kompleks sosial”, sedangkan benda kebudayaan tak berganti. Pada tahap yg ketiga, setiap kompleks budaya dibagi-bagi menjadi “tema-tema budaya”. Tiap-tiap kompleks sosial lebih lanjut diuraikan menjadi aneka macam jenis “pola sosial” & sama seperti halnya pada tahap kedua, benda kebudayaan tak terjadi pergantian mirip pula untuk tahap berikutnya. Pada tahap keempat setiap tema budaya mampu dilakukan perincian lagi ke dlm pemikiran & tiap – tiap pola sosial ke dlm “tindakan”. Sebagai contohnya, sebuah unsur kebudayaan bisa dirinci ke dlm sub-sub unsur budaya seperti yg berikut ini: perburuan, perladangan, jual beli, perkebunan, pertamanan, perindustrian,  industri pertambangan, & lain sebagainya. Wujud tiap serpihan tersebut yaitu adatnya, sedangkan wujud tata cara sosialnya yakni kebudayaan berbentukperalatan yg dipakainya. Organisasi sosial pula mampu dirinci, di antaranya: relasi, tata cara komunitas, metode pelapisan sosial, metode pimpinan, tata cara politik, & lain  sebagainya.

  √ Hubungan dan Fungsi Bahasa, Seni dan Agama/Religi/Kepercayaan

Pada organisasi sosial pula ditemukan beberapa sifatnya yg universal, yaitu sistem hubungan. Untyk sistem hubungan semestinya dikelompokkan ke dlm “etika” atau komplek budaya, alasannya adalah cuma berbentuksub khusus saja dr “organisasi sosial”. Irigasi, pengurus & penggarap tanah, pemrosesan serta pengawetan hasil tanaman, merupakan contoh dr “budbahasa & acara sosial” yg diuraikan ke dlm beberapa kompleks kebudayaan & sosial. Demikian pula untuk perkawinan, bahu-membahu antarkerabat, pergaulan, sopan santun, & lain sebagaiya. Setiap unsur tersebut mempunyai peralatan yg digunakan masing-masing. Unsur-unsur yg bersifat universal, contohnya “perkawinan”. Tetapi seperti halnya metode hubungan, tata cara perkawinan seharusnya tak disebut “unsur kebudayaan universal” tetapi tetap kompleks budaya & kompleks sosial, oleh risikonya perkawinan dirinci ke dlm melamar, upacara perkawinan, peringatan, mas kawin, harta bawaan mempelai perempuan, poligami, perceraian, talak, rujuk, & lain sebagainya. Tahap perincian yg terakhir yakni“ide” & “tindakan”, sehingga mas kawin bisa dikerjakan perincian lagi menjadi sub-sub unsur contohnya, bagian dr mas kawin berupa tanah, ternak, benda-benda akhlak, pelengkap, duit & lain sebagainya. Upacara penyerahan mas kawin, upacara pertukaran harta antara mempelai laki-laki & perempuan, & lain-yang lain. Unsur-unsur terakhir lazimnya tak bersifat universal sebab sifatnya sudah khusus. Harta mas kawin berwujud tanah bukan merupakan unsur universal. Tetapi unsur-unsur tersebut terdapat di sejumlah kebudayaan suku bangsa peternak di Asia Timur. Oleh karena itu, suku-suku bangsa tersebut ialah unsur yg lebih banyak didominasi dr mas kawin.

Baca pula : KEBERAGAMAN BUDAYA DI INDONESIA dan Sikap Toleransi & Empati Sosial terhadap Keberagaman Budaya

Demikian artikel antropologi di www.wargamasyarakat.org yg berjudul ” Unsur-Unsur Budaya (Pelajaran Antropologi SMA/ MA Kelas XI)” yang gampang-mudahan berguna.

SELENGKAPNYA tentang ANTROPOLOGI Kelas 9 ada di >> ANTROPOLOGI Materi Pelajaran Untuk Kelas XI Sekolah Menengan Atas & MA