√ Struktur Sosial dalam Fenomena Kehidupan Masyarakat

Struktur Sosial dlm Fenomena Kehidupan MasyarakatKedinamisan insan telah membuatnya hidup berkelompok-kalangan & membentuk suatu penduduk yg selalu berinteraksi serta terorganisasi. Kemampuan berinteraksi inilah yg menjalin hubungan antarmanusia sehingga mampu memperkecil jarak perbedaan tersebut. Oleh karena itu, bentuk-bentuk atau struktur sosial menjadi fenomena dlm kehidupan manusia. Struktur sosial merupakan objek kajian yg mempesona & esensial dlm sosiologi semoga manusia bisa mengerti perbedaan tersebut selaku suatu anugerah dr Tuhan. Perbedaan manusia dlm kehidupan bermasyarakat bukan untuk dibesar-besarkan sehingga dapat menyebabkan terjadinya pertentangan & menghilangkan integritas penduduk , seperti yg sering terjadi simpulan-tamat ini dlm kehidupan bangsa Indonesia.

Struktur Sosial  dlm Fenomena Kehidupan Masyarakat √  Struktur Sosial  dlm Fenomena Kehidupan Masyarakat
Struktur Sosial  dlm Fenomena Kehidupan Masyarakat
Pada pembahasan  kali ini, Anda akan mempelajari ihwal bentuk-bentuk struktur sosial dlm fenomena kehidupan manusia di penduduk . Dalam mempelajari bentuk-bentuk struktur sosial, Anda diharapkan mampu mengetahui adanya diferensiasi sosial & stratifikasi sosial yg terjadi dlm masyakarat.

A. Struktur Sosial

1. Pengertian Struktur Sosial

Istilah struktur berasal dr kata structum (bahasa Latin) yg memiliki arti menyusun. Dengan demikian, struktur sosial mempunyai arti susunan masyarakat. Adapun penggunaan konsep struktur sosial sepertinya beragam. Walaupun demikian, kita dapat memberikan batas-batas-batas-batas lewat beberapa definisi struktur sosial berdasarkan para piawai, yakni selaku berikut.
Menurut Radclife-Brown, struktur sosial yaitu suatu rangkaian kompleks dr hubungan-kekerabatan sosial yg berwujud dlm suatu penduduk . Dengan demikian, struktur sosial mencakup hubungan sosial di antara para individu & perbedaan individu & kelas sosial berdasarkan peranan sosial mereka.
Menurut Evans-Pritchard, struktur sosial merupakan relasi-hubungan yg tetap & menyatukan kelompok-kalangan sosial pada satuan yg lebih luas.
Menurut Beattie, struktur sosial adalah pecahan-pecahan atau unsur-unsur dlm penduduk itu yg tersusun dengan-cara teratur guna membentuk suatu kesatuan yg sistematik.
Menurut Raymond Firth, desain struktur sosial merupakan analytical tool atau alat analisis yg diwujudkan untuk membantu pengertian perihal tingkah laris insan dlm kehidupan sosial.
Dari beberapa definisi tersebut, pada dasarnya yg paling penting dlm struktur sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yg penting dlm menetapkan tingkah laris insan. Dengan kata lain, kalau relasi sosial itu tak dijalankan dlm suatu penduduk , penduduk tersebut tak berwujud lagi.

Baca juga

Konflik Sosial

Pada pelajaran sebelumnya, Anda sudah mengetahui bahwa wujud dr suatu penduduk yakni adanya interaksi antarindividu yg membuat nilai & norma, adanya status & tugas, adanya kehidupan berkelompok, organisasi sosial, & institusi sosial. Artinya, pada masyarakat yg tak berwujud, sudah tak ada lagi interaksi di antara individu. Fungsi nilai & norma tak berlaku lagi dlm kehidupan bermasyarakat status & kiprah tak diakui lagi & penduduk condong untuk hidup masing-masing. Mampukah insan hidup seperti ini? Kita bisa mengambil pola pada kehidupan antarmanusia yg saling berselisih dgn bertindak otoriter kepada orang lain, sehingga sering terjadi kesemrawutan, serta nilai & norma tak berfungsi sebagaimana mestinya. Kehidupan seperti ini mampu mengarah pada masyarakat disintegrasi. Apa bedanya dgn kehidupan pada zaman jahiliyah atau zaman kehidupan suku Barbar terdahulu? Tatkala itu, insan belum memiliki peradaban mirip pada zaman kini. Mengapa kini kita masih menemukan kehidupan demikian?
Secara definitif, struktur sosial diartikan selaku suatu bagan penempatan nilai-nilai sosial budaya & organ-organ penduduk pada posisi yg dianggap sesuai semoga organisme penduduk selaku suatu keseluruhan mampu berfungsi & kepentingan setiap kepingan bisa berjalan dlm jangka waktu yg relatif lama. Dari skema inilah, mampu dipahami bahwa penduduk selaku organisme sosial tertinggi memiliki fungsi yg paling lazim. Fungsi lazim itu cuma mampu dilaksanakan dgn baik jikalau komponen-komponen & suborgan yg ada di dalamnya melakukan pekerjaan dgn baik pula.
Nilai-nilai sosial budaya dlm struktur sosial terdiri atas aliran agama, ideologi, & kaidah-kaidah moral serta peraturan sopan santun yg dimiliki suatu masyarakat. Setiap satuan nilai mempunyai tempat & peranan tersendiri. Demikian pula golongan-golongan atau komponen-komponen sosial yg bermacam-macam, pula mengemban peran yg sesuai dgn keahlian masing-masing. Setiap komponen dr struktur sosial tak melaksanakan pekerjaan sendiri-sendiri, tetapi dengan-cara bersama-sama saling mengisi & melengkapi. Semua kegiatan itu pada jadinya disatupadukan oleh organisasi besar yg disebut penduduk .
Organ-organ penduduk merupakan semua komponen yg membentuk penduduk . Komponen-komponen tersebut berbentukkelompok-kalangan sosial, lembaga-forum atau institusi-institusi sosial. Organ-organ tersebut berfungsi selaku wadah bagi anggota penduduk yg mengusahakan nilai-nilai tertentu menjadi wujud nyata & mampu dipakai untuk memenuhi keperluan hidupnya. Tempat yg diberikan penduduk pada setiap anggotanya diputuskan oleh tinggi rendahnya wujud nilai sosial yg diusahakan.

Sesuai dgn sifat insan yg dinamis, penempatan posisi yg aktual dlm struktur tersebut tak diberlakukan dengan-cara mutlak & untuk selamanya karena struktur hanya merefleksikan persepsi hidup penduduk pada waktu tertentu. Skema dr suatu struktur sosial senantiasa berganti sejalan dgn kemajuan zaman, kebutuhan, & persepsi penduduk wacana nilai-nilai yg ada. Jika struktur tersebut tak sesuai lagi dgn kondisi penduduk , struktur sosial yg lama mesti diadaptasi dgn struktur sosial yg gres.
Uraian di atas sejalan dgn pernyataan A. Giddens (1976) yg menyatakan bahwa struktur sosial ialah sumber daya yg bisa memberdayakan sekaligus menghalangi masyarakatnya. Menurutnya, pada masa kemudian, kebanyakan persepsi wacana struktur sosial terkonsentrasi pada ciri-ciri yg restriktif & membatasi. Bagi Giddens, hal ini jelas merupakan suatu kekeliruan dlm mengerti bagaimana kekuatan & struktur beroperasi dlm kehidupan sosial. Memberikan penekanan pada aspek negatif struktur sosial sama halnya dgn mengingkari potensi sosial manusia. Hal ini sama saja dgn mengklaim bahwa manusia tak bisa menyampaikan penolakan dengan-cara refleksif & tak bisa menentang banyak sekali batas-batas ini dengan-cara aktif.

2. Klasifikasi Struktur Sosial

Struktur sosial dlm fenomena kehidupan insan mampu diklasifikasikan atas lima jenis selaku berikut.
  • Struktur kaku & luwes, atau struktur kaku bersifat tak mungkin diubah atau sulit untuk diubah. Struktur luwes yakni struktur yg pola susunannya memungkinkan untuk diubah.
  • Struktur formal & informal. Struktur formal atau resmi yakni struktur yg diakui pihak berwenang menurut aturan yg berlaku. Adapun struktur informal atau tak resmi yakni struktur yg nyata atau sungguh-sungguh ada serta berfungsi bagi penduduk , tetapi tak diakui oleh pihak berwenang & tak berketetapan aturan.
  • Struktur homogen & heterogen. Struktur homogen yakni suatu struktur sosial yg unsur-unsurnya mempunyai imbas yg sama terhadap dunia luar. Struktur heterogen ialah suatu struktur yg unsur-unsurnya mempunyai kedudukan yg berlainan-beda & kesempatan setiap unsur pun berlainan pula, baik kepada kelompok sendiri maupun kepada golongan lain.
  • Struktur mekanis & statistik. Struktur mekanis yaitu suatu struktur yg menuntut persamaan posisi dr anggotanya semoga dapat menjalankan fungsinya dgn baik. Struktur statistik yakni struktur yg mampu berfungsi dgn baik apabila persyaratan jumlah anggotanya tercukupi.
  • Struktur atas & bawah. Struktur atas atau suprastruktur biasanya diduduki oleh golongan orang yg memegang kekuasaan dlm bidang politik, ekonomi, & sosial budaya. Struktur bawah atau infrastruktur ialah tempat bagi golongan penduduk bawah atau mereka yg taraf kehidupannya relatif rendah.

Mengacu pada pengertian & jenis struktur sosial, dengan-cara biasa penduduk dapat diklasifikasikan ke dlm pengelompokan dengan-cara horizontal (diferensiasi sosial) & dengan-cara vertikal (stratifikasi sosial). Peter M. Blau mengemukakan bahwa penduduk plural mampu dibagi menjadi dua, yakni heterogenitas & kesenjangan sosial. Hetero-genitas atau keanekaragaman merupakan diferensiasi sosial berdasarkan parameter nominal, yg mencakup SARA, parpol, & ormas. Adapun kesenjangan sosial yakni diferensiasi berdasarkan parameter gradual yg dikenal dgn stratifikasi sosial atau pelapisan sosial, menyerupai faktor ekonomi & status atau jabatan.

B. Diferensiasi Sosial

1. Pengertian Diferensiasi Sosial

Kehidupan insan berlainan-beda sesuai dgn jalan hidup masing-masing & setiap insan bebas memilih jalan hidupnya sendiri. Kehidupan insan dlm lingkup yg kecil antara satu sama lain akan terlihat perbedaannya, ibarat lingkungan penduduk rukun tetangga (RT) Kelurahan B di Kota Y. Anggota masyarakatnya di satu pihak mempunyai banyak kesamaan, di pihak lain mempunyai banyak perbedaan, dlm hal kedudukan yg diperankan lewat profesi masing-masing. Perbedaan-perbedaan yg dimiliki setiap anggota penduduk merupakan diferensiasi sosial. Dengan kata lain, diferensiasi sosial yakni pengelompokan penduduk ke dlm atribut dengan-cara horizontal, ibarat ras, etnis atau suku bangsa, klan, agama, profesi, & jenis kelamin.

Diferensiasi sosial mampu pula berlandaskan status sosial, dlm arti setiap unsur sosial tersebut statusnya sama atau sederajat. Contohnya, suku bangsa. Setiap suku bangsa di dunia ini mempunyai derajat yg sama.

Berdasarkan jenisnya, diferensiasi sosial mampu dibedakan sebagai berikut.

  1. Diferensiasi tingkatan (rank differentiation), terjadi selesai adanya ketidakseimbangan penyaluran barang & jasa yg diharapkan ke suatu tempat. Penyalurannya lewat aneka macam tangan sehingga hingga ke tujuan mempunyai harga yg bertentangan.
  2. Diferensiasi fungsional (functional differentiation), terjadi karena adanya pembagian kerja yg bertentangan-beda di suatu forum sosial. Setiap orang yg bekerja harus melaksanakan keharusan sesuai dgn fungsinya.
  3. Diferensiasi adat (custom differentiation), aturan & norma yg mengikat penduduk muncul di suatu wilayah selaku keperluan. Munculnya norma atau aturan untuk menertibkan ketenteraman & ketertiban penduduk sengaja diadakan pada ketika & situasi tertentu karena keberadaannya memang diperlukan. Adanya aturan atau norma yg timbul, sejalan dgn nilai yg ada pada penduduk bersangkutan, biar perilaku setiap warganya terkendali.
Perbedaan-perbedaan sosial di penduduk bukan merupakan perbedaan yg akan menjadikan terjadinya pertentangan (perten-tangan), melainkan akan mengisi setiap kedudukan yg tersedia sesuai dgn hak masing-masing.

2. Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial

Sesuai dgn pengertiannya, yaitu pengelompokan ke dlm kelas-kelas dengan-cara horizontal, masyarakat memiliki bentuk-bentuk selaku berikut.

a. Perbedaan Ras & Etnis

Konsep ras mempunyai banyak pengertian, bergantung pada tujuan & kondisi yg diharapkan. Dalam pemahaman penduduk dengan-cara biasa , ras mampu mempunyai arti golongan tertentu umat manusia menurut ciri-ciri biologis. Beberapa luar biasa sosial mengartikan ras selaku suatu kalangan insan yg dapat dibedakan dr golongan yang lain karena ada beberapa karakteristik fisik atau lahiriah, ibarat warna kulit, bentuk wajah (mata, hidung, bibir, dagu), warna & bentuk rambut. Misalnya, penggolongan ras mongoloid, negroid, ataupun kaukasoid.
Tanah air Indonesia merupakan negeri kepulauan yg terdiri atas kurang lebih 13.667 pulau besar & kecil yg satu sama lain terpisah oleh lautan. Bangsa Indonesia yg bermacam-macam terbagi-bagi atas kalangan-golongan etnis, agama, status sosial dlm bentuk diferensiasi sosial yg merupakan pembagian sosial dengan-cara horizontal. Keanekaragaman bangsa Indonesia berkembang & meningkat sesuai dgn lingkungan tempat mereka berada. Keanekaragaman tersebut menurut penggolongan sosial budaya, yg disebut perbedaan etnis.

Umat insan yg menempati permukaan bumi sudah digolong-kan menurut ciri lahiriahnya (ras) ke dlm dua golongan, yaitu selaku berikut.
Ciri-ciri kualitatif, mencakup warna kulit, warna & bentuk rambut, bentuk bibir, bentuk hidung, & lain-lain.
  • Warna kulit, merupakan ciri yg paling terlihat pada setiap ras insan. Warna kulit terdiri atas hitam (malanoderma) & putih (leucoderma), serta variasi hitam & putih, umpamanya kuning (xanthoderma). Sebagai acuan, putih (Nordik), kuning (Tionghoa), cokelat (Dravia), kuning-cokelat (Polinesia), cokelat-hitam (ras Negro).
  • Warna rambut terdiri atas hitam, cokelat, & keemasan.
  • Warna mata terdiri atas hitam, cokelat, biru, hijau, & abu-abu.
  • Bentuk rambut terdiri atas bentuk lurus (leiotris), ber-gelombang (cymotris), & mirip wol (ulotris).
Bentuk tampang atau wajah, mampu dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:
  • indeks tampang, contohnya panjang, lebar, & sedang;
  • bentuk tulang pipi;
  • prognatisme, yaitu derajat proyeksi tampang dibandingkan posisi kepala dengan-cara vertikal atau tegak;
  • bentuk dagu;
  • bentuk hidung, contohnya sempit (leptorrhine), sedang (mesorrhine), & lebar (playhyrrhine).

Ciri-ciri kuantitatif, meliputi berat tubuh, tinggi tubuh, ukuran badan, bentuk & ukuran kepala. Untuk mengetahui ukuran kepala (index chephalis), dijalankan dgn cara membagi lebar kepala dgn panjangnya, kemudian dikalikan seratus. Kepala insan terdiri atas tujuh bentuk, yakni ultradolichocephalis, hyperdolichocephalis, dolichocephalis, mesocephalis, brachycephalis, hyperbracycephalis, & ultrabracycephalis.

  Puisi Romantis Tentang Cinta Seorang Dokter Cinta

Untuk mempermudah Anda dlm mengenal ras, A.L. Kroeber menciptakan pembagian terstruktur mengenai serta hubungan-hubungan antarras di dunia, selaku berikut.

1. Ras Kaukasoid

Ras ini mencakup orang-orang kulit putih dgn beberapa variasinya yg diklasifikasikan ke dlm empat rumpun, yakni sebagai berikut.

  • Kaukasoid Nordik (Nordic Caucasoid): ukuran tubuh tinggi, rambut keemasan, mata biru, bentuk wajah lonjong atau oval. Ras tersebut terdapat di tempat Eropa Utara sekitar Laut Baltik.
  • Kaukasoid Mediterania (Mediteran Caucasoid): ukuran tubuh lebih pendek daripada Nordik, rambut cokelat & hitam, mata coklat, bentuk tampang bundar. Ras tersebut terdapat di sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Saudi Arabia, & Iran.
  • Kaukasoid Alpin (Alpin Caucasoid): ciri-ciri tubuh antara tipe Nordik & Mediterania. Mereka terdapat di kawasan Eropa Timur & Eropa Tengah.
  • Kaukasoid Indik atau Hindu (Indic Caucasoid): ukuran tubuh lebih pendek dibandingkan dengan Mediterania, warna kulit ras Mongoloid (kuning & coklat), tetapi bentuk paras ras Kaukasoid, mata hitam, rambut hitam, bentuk wajah lonjong atau oval & lingkaran. Mereka terdapat di Pakistan, India, Banglades, & Srilanka.

2. Ras Mongoloid

Ras ini diklasifikasikan ke dlm tiga rumpun, yakni sebagai berikut.

Mongoloid Asia (Asiatic Mongoloid): warna kulit kuning pucat atau putih lobak, ukuran tubuh sedang, rambut hitam kejur, bentuk paras lonjong atau oval & bulat, mata sipit. Ras tersebut terdapat di tempat Asia Utara, Asia Tengah, & Asia Timur.

  • Mongoloid Malaya atau Oceania (Malayan Mongoloid): warna kulit kuning kecokelatan, ukuran tubuh agak tinggi, bentuk tampang lonjong atau oval & bulat, mata biasa, rambut hitam lurus, & bergelombang (ikal). Mereka terdapat di daerah Asia Tenggara, Kepulauan Indonesia, Malaysia, Filipina, & penduduk asli Taiwan.
  • Mongoloid Amerika atau Indian (American Mongoloid): warna kulit merah, ukuran tubuh tinggi, rambut hitam lurus, bentuk tampang lonjong atau oval, mata sipit. Mereka terdapat di tempat Amerika Selatan (penduduk Terra del Fuego) & di Amerika Utara (penduduk sahih Eskimo).

3. Ras Negroid

Mmiliki ciri khusus khususnya warna & bentuk rambut (hitam & keriting). Ras ini diklasifikasikan atas tiga rumpun, yakni sebagai berikut.
  • Negroid Afrika (African Negroid): tubuh kekar & tinggi, kulit gelap pekat, rambut hitam keriting, bentuk tampang bundar atau tebal. Jenis ras ini terdapat di Benua Afrika.
  • Negrito: ukuran tubuh pendek & kekar, ukuran kaki & tangan pendek. Mereka terdapat di Afrika Tengah, semenanjung Melayu, & Filipina.
  • Negroid Melanesia (Papua Melanosoid): ciri-ciri tubuh antara Negroid Afrika & Negrito. Mereka terdapat di Pulau Papua & Kepulauan Melanesia.
  • Austroloid: ciri-ciri tubuh hampir sama dgn Negroid Afrika. Kelompok ini merupakan ras penduduk asli Australia: berdomisili di tempat pedalaman, hidup dengan-cara bergerombol & berpindah-pindah. Saat ini jumlahnya relatif sedikit & kian menyusut.

4. Ras-ras Khusus

Ras yg tak termasuk ras induk (Kaukasoid, Mongoloid, Negroid). Ras ini diklasifikasikan ke dlm empat rumpun, yaitu sebagai berikut.
  • Bushman, mempunyai ukuran tubuh sedang, warna kulit coklat, rambut hitam keriting, mata lebar. Mereka terdapat di daerah gurun Kalahari (Afrika Selatan).
  • Veddoid, ciri-cirinya nyaris sama dgn Negrito, ukuran tubuh lebih pendek mendekati kerdil. Mereka terdapat di tempat pedalaman Srilanka & Sulawesi Utara.
  • Polinesoid, ukuran tubuh sedang, warna kulit cokelat, mata lebar, rambut hitam berombak. Mereka terdapat di Kepulauan Mikronesia & Polinesia.
  • Ainu, mempunyai warna kulit & rambut ras Kaukasoid, tetapi bentuk wajah ras Mongoloid. Mereka terdapat di Pulau Hokaido & Karafuko (Jepang Utara).
Soekmono menyatakan bahwa di India Belakang atau Indo Cina kepingan utara sejak zaman Mesolitikum sudah terdapat aneka macam ras, di antaranya golongan Papua, Melanosoid, Europoid, Wedoid, & Mongoloid. Mereka kemudian bercampur & menyebar ke aneka macam kawasan tergolong Indonesia. Dengan demikian, sesungguhnya penduduk kepulauan Indonesia terdiri atas ras-ras insan yg berlawanan (Mongoloid, Negroid, Kaukasoid). Masing-masing mempunyai ciri fisik tertentu yg bertentangan, selaku tamat pewarisan biologi. Beberapa golongan berasumsi bahwa orang-orang & ras tertentu, ciri-ciri kepribadian tertentu, tabiat tertentu, bahkan kebudayaan tertentu pula, tetapi pada kenyataannya tak demikian. Terdapat kecenderungan pada banyak orang untuk menjaga kemurnian ras dgn melaksanakan perkawinan di antara mereka atau berasumsi bahwa dirinya merupakan perwujudan ras murni orisinil. Bangsa Indonesia tak mengenal adanya ras murni dr suatu ras utama di dunia melainkan campuran dr ras-ras yg lain. Ras insan yg menjadi penduduk Indonesia merupakan sebagian dr keseluruhan ras insan yg ada di dunia sehingga kebanggaan yg membuat dirinya ras yg unggul merupakan kebanggaan semu yg cuma akan memecah belah bangsa. Oleh karena itu, perbedaan ras merupakan perbedaan lahiriah saja, selaku bukti bahwa bangsa Indonesia beraneka ragam, tetapi kita yaitu suatu bangsa yg utuh.

b.  Perbedaan Agama

Agama merupakan institusi penting yg menertibkan kehidupan insan. Istilah agama yg diketahui masyarakat merupakan terjemahan dr kata religion yg memiliki arti mengikat. Menurut Emanuel Kant, agama yakni perasaan berkewajiban melaksanakan perintah-perintah Tuhan. Agama tak terbatas perasaan, tetapi pula ibadah atau amaliah. Menurut Emile Burnaof, agama merupakan amaliah logika manusia yg mengakui adanya kekuatan Yang Maha tinggi & amaliah hati insan yg memohon rahmat dr kekuatan tersebut.
Ada pula yg mengartikan bahwa agama yakni suatu tata cara terpadu yg terdiri atas kepercayaan & praktik yg berhubungan dgn hal-hal suci. Kepercayaan tersebut memper-satukan siapa saja yg beriman ke dlm suatu komunitas moral yg dinamakan umat. Seseorang memeluk suatu agama sifatnya tak rasional. Manusia pada prinsipnya yakni makhluk yg mempunyai rasa takjub kepada sesuatu yg gaib. Sikap tersebut bisa menggetarkan jiwa bila insan mengingatnya. Hal ini terwujud dlm pikiran & gagasan yg diterapkan dlm bentuk peribadatan.

Di dunia ini terdapat banyak agama, antara lain Islam, Nasrani (terbagi menjadi Katholik & Protestan), Buddha, & Hindu. Selain itu, terdapat pula agama-agama khusus & kepercayaan-kepercayaan yg diyakini oleh kelompok penduduk atau bangsa tertentu, mirip konfusianisme (agama-agama Kong Hu Cu), Taoisme (agama Tao), Judaisme (agama Yahudi), Shintoisme (agama Shinto), & lain-lain. Perbedaan dlm agama mampu dilihat dr cara beribadat & kitab suci yg dimilikinya sebagai pokok-pokok pedoman yg bersumber pada Tuhannya.
Colhoun, Light, & Keller menampilkan rambu-rambu wacana agama sehingga berlainan dgn kepercayaan, yaitu sebagai berikut.
  • Kepercayaan agama dilandasi oleh getaran jiwa (emosi keagamaan) yg menyebabkan insan mempercayai atau menganut suatu agama atau kepercayaan. Dalam hal ini, insan mulai memercayai hal-hal mistik, mirip Tuhan, Dewa, makhluk halus, & kekuatan sakti. Misalnya, umat Islam percaya pada Allah Yang Maha Esa & malaikat-malaikatnya. Umat Nasrani percaya pada Tuhan Yesus, Bapa di Surga, Bunda Maria, & Roh Kudus.
  • Simbol agama yakni lambang-lambang dlm keagamaan sehingga menunjukkan identitas suatu agama. Simbol tersebut biasanya berwujud tempat peribadatan, busana, benda-benda lain yg berhubungan dgn agamanya. Misalnya, wanita muslim mengenakan jilbab dlm berpakaian.

Praktik keagamaan yg dilaksanakan berdasarkan tata kelakuan baku disebut beribadat atau upacara keagamaan atau ritual. Setiap praktik keagamaan ditunjang oleh empat komponen, yaitu sebagai berikut.

  • Sesuai dgn agama & kepercayaannya, tempat beribadat keagamaan terdiri atas banyak sekali bentuk, mirip bangunan, pohon, batu, tempat-tempat keramat, & sebagainya. Lokasinya bisa di dlm rumah atau kepingan tertentu dr rumah, di sekeliling rumah atau jauh dr pemukiman, seperti di gunung, pantai, goa, & sebagainya. Contohnya, umat Islam melaksanakan ibadah salat di Masjid, umat Nasrani di gereja, umat Hindu di pura, umat Buddha di vihara, & sebagainya.
  • Waktu praktik terdiri atas ibadah berkala (waktunya diputuskan atau dilaksanakan dengan-cara terencana, mirip harian, mingguan, tahunan). Contohnya, umat Islam melaksanakan salat wajib lima kali dlm sehari, umat Nasrani beribadat di gereja saban hari Minggu, umat Buddha sembahyang waktu pagi & sore hari. Ibadah insidental (dilaksanakan apabila dianggap perlu), contohnya umat Islam melaksanakan salat Istisqo pada waktu kemarau panjang.
  • Sarana atau prasarana keagamaan merupakan segala bentuk peralatan yg digunakan dlm praktik keagamaan dgn tujuan demi lancarnya pelaksanaan ibadah.

Umat beragama atau komunitas beragama merupakan pengelompokan pada komunitas agama yg pada lazimnya didasari oleh ideologi atau paham keagamaan setiap penganutnya.
Kitab suci merupakan akidah agama yg berisi pedoman-anutan pokok yg bersumber dr Tuhan yg disampaikan pada umat insan lewat utusannya. Misalnya, kitab suci Al-Alquran & hadist bagi umat Islam, umat Kristiani dlm Bibel atau Bibel bagi umat Kristiani, Tripitaka bagi umat Buddha, Weda bagi umat Hindu, & sebagainya.
Setiap insan dlm memeluk agama & kepercayaannya masing-masing didasarkan pada beberapa argumentasi, seperti :
  • kemudahan meditasi mudah-mudahan menerima ketenangan hidup;
  • mengakui adanya sesuatu yg lebih tinggi dr dirinya;
  • iktikad orangtua, yg mengharapkan supaya agama yg dianutnya dapat pula oleh anak & keturunannya;
  • efek lingkungan, baik di keluarga maupun penduduk .

Kebutuhan batin

Primordial mampu bermakna mula-mula, pokok, pertama, kesetiaan kepada unsur-unsur yg diperoleh dlm sosialisasi semenjak dilahirkan. Primordialisme merupakan pengelompokan insan yg dilandasi dgn kesetiaan terhadap unsur-unsur yg diperoleh dlm sosialisasi semenjak lahir, berbentukunsur-unsur pokok dlm kehidupan insan. Dalam masyarakat yg menunjukkan primordialisme agama, umpamanya adanya sejumlah orang yg saling berafiliasi dengan-cara teratur dlm kehidupan keagamaan. Primordialisme dlm penduduk lazimnya dilandasi oleh beberapa faktor, mirip kepercayaan ideologi, adanya kepentingan pribadi atau golongan, keturunan darah, & kesamaan tempat.
Bangsa Indonesia yaitu bangsa yg beragama & mereka sepenuhnya percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dgn agama & kepercayaannya masing-masing. Kepercayaan & ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yaitu hak azasi manusia yg paling pokok sehingga satu sama lain mengakui & menghormati agama-agama yg dianut. Pengakuan terhadap agama memperlihatkan langkah-langkah yg adil terhadap diri sendiri & terhadap orang lain selaku pemeluk agama yg berlainan dgn yg kita anut.
Adanya kerukunan beragama akan menumbuhkan sikap toleransi di antara warga negara. Sikap ini sudah ada semenjak dulu yg tertulis dlm buku Sutasoma karya Mpu Tantular. Dalam buku tersebut tertulis kata-kata Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangra, yg artinya meskipun berlainan satu jua adanya karena tak ada tujuan agama yg berlainan. Oleh karena itu, membina & menyebarkan sikap hormat-menghormati pemeluk agama merupakan kewajiban kita selaku warga negara Indonesia.

c. Perbedaan Suku Bangsa

Menurut Heckmann, suku bangsa yaitu sekelompok manusia yg memiliki kolektivitas serta identitas kultural tertentu & hidup dlm suatu negara, bareng -sama golongan etnis yang lain. Adapun Koentjaraningrat mengartikan suku bangsa selaku suatu golongan insan yg terikat oleh kesadaran & identitas akan kesatuan kebudayaan, sedangkan kesadaran & identitas tersebut sering dikuatkan oleh kesatuan bahasa.
Suku bangsa lahir atau diawali dr suatu kelompok kekerabatan. Kelompok kekerabatan yakni suatu kesatuan individu yg terikat oleh ciri-ciri selaku berikut.
  • Memiliki perangkat norma yg mengendalikan sikap anggota golongan.
  • Memiliki suatu rasa kepribadian kelompok yg disadari oleh semua anggotanya.
  • Memiliki suatu acara berkumpul anggotanya yg dilaksanakan dengan-cara berulang-ulang.
  • Memiliki suatu metode hak & kewajiban yg mengendalikan interaksi antaranggota kalangan.
  • Memiliki pemimpin atau pengelola yg mengorganisasi kegiatan-kegiatan golongan.
  • Memiliki suatu tata cara hak & kewajiban bagi anggotanya kepada sejumlah harta produktif, harta konsumtif, atau harta pusaka tertentu.
Suku bangsa di dunia jumlahnya sangat banyak, mulai dr suku bangsa yg cuma mempunyai anggota ratusan orang sampai dgn yg jumlah anggotanya jutaan orang. Para mahir sosiologi & antropologi berusaha menentukan batas-batas suku bangsa dengan-cara faktual. Prinsip-prinsip yg dipakai dlm menentukan batas-batas suatu masyarakat atau suku bangsa yakni selaku berikut.
  • Kesatuan insan yg dibatasi oleh kesamaan ras atau ciri-ciri jasmaniah.
  • Kesatuan penduduk yg bertempat tinggal pada suatu desa atau lebih.
  • Kesatuan penduduk yg mengucapkan suatu bahasa atau satu logat bahasa.
  • Kesatuan masyarakat yg batasnya ditentukan oleh suatu tempat politik administrasi.
  • Kesatuan penduduk yg batasnya diputuskan oleh rasa identitas orangnya sendiri.
  • Kesatuan masyarakat yg batasnya ditentukan oleh suatu wilayah geografis.
  • Kesatuan penduduk yg batasnya ditentukan oleh kesatuan ekologis.
  • Kesatuan penduduk yg memiliki pengalaman sejarah yg sama.
  • Kesatuan penduduk yg anggota-anggotanya melaksanakan interaksi dgn frekuensi tinggi & merata.
  • Kesatuan penduduk dgn susunan sosial seragam.

Antara prinsip yg satu & yang lain biasanya saling terkait. Contohnya suku bangsa Aborigin merupakan kesatuan insan yg mempunyai warna kulit cokelat-hitam, rambut hitam keriting, berdomisili di tempat pedalaman Australia. Mereka yakni penduduk asli Australia dgn pengalaman sejarah yg sama. Setiap anggotanya mengidentifikasikan diri dgn pola perilaku yg berlaku dlm masyarakatnya sehingga sulit berbaur dgn penduduk pendatang (orang kulit putih), yg jumlah anggotanya relatif sedikit. Oleh karena itu, komunikasi antarsesamanya tinggi & merata yg didasari oleh suatu susunan sosial.
Bangsa Indonesia terdiri atas beberapa suku bangsa. Antara satu sama lain mempunyai ciri tersendiri yg menjadi kekayaan budaya bangsa yg merupakan sifat dr Bhinneka Tunggal Ika. Setiap suku bangsa meningkat sesuai dgn lingkungan alam, sosial, & budaya sehingga akan menjadikan keanekaragaman bahasa tempat, adat istiadat, kebiasaan, & aturan adat. Suku bangsa di Indonesia mempunyai banyak kesamaan, yakni:
  • persamaan kehidupan sosial atas dasar kekeluargaan;
  • asas-asas yg sama atas hak milik tanah;
  • asas-asas yg sama dlm bentuk komplotan penduduk , seperti bentuk kekerabatan, adat perkawinan;
  • asas-asas yg sama dlm aturan adat.
  Pemahaman Pdca Dan Tindakan Penerapannya Pada Konsep Administrasi Pengelolaan Sekolah
Keanekaragaman budaya tempat dengan-cara keseluruhan berpadu dlm suatu kesamaan & keseragaman, yakni lingkungan, aturan adat, & asal budaya. Kebudayaan daerah, selaku tonggak kebudayaan nasional mempunyai potensi yg besar, yakni selaku berikut.
  • Memiliki, mengandung, & menyimpan kesanggupan atau kekuatan untuk bersatu selaku satu bangsa sehingga menjadi pesona & keindahan dr keanekaragaman budaya.
  • Memancarkan potensi irit, yakni menawan turis, dr dlm ataupun luar negeri.
  • Merupakan pujian kawasan masing-masing, di samping sebagai unsur penggagas kesadaran bangsa.
Penduduk Indonesia terdiri atas banyak sekali macam suku bangsa dgn kebudayaannya yg berlainan-beda, antara satu suku bangsa & suku bangsa yg lain. Kebudayaan yg dimiliki oleh setiap suku bangsa selaku ciri dr suku bangsa yg bersangkutan, utamanya ciri sosialnya mirip bahasa, struktur penduduk , sistem politik, & lain-lain. Warga masyarakat dr salah satu suku bangsa apabila berada di luar daerahnya, dlm kondisi tertentu condong merealisasikan rasa setia kawan atau solidaritas dgn sesamanya. Contohnya, di Jakarta atau di kota-kota besar yang lain, identitas setiap suku bangsa condong tak tampak. Akan tetapi, pada dikala mereka sedang berkumpul atau mengatakan, akan terlihat terang karena biasanya setiap suku bangsa mempunyai logat bicara, atau busana adat yg khas, berbeda dgn suku bangsa yg lain.
Bagi orang-orang yg tinggal di luar wilayah suku bangsanya, akan menilai wilayah asal selaku kampung halaman yg diwarisi turun-temurun dr nenek moyang mereka. Begitu pula bagi orang dr salah satu suku bangsa yg berada di suatu tempat (pribumi), apabila kehadiran orang lain dr suku bangsa yg bertentangan, akan mengatakan pendatang selaku “orang luar” atau “bukan orang kita”.
Perbedaan suku bangsa & budaya jangan membuat setiap orang merasa dr satu suku bangsa yg unggul sehingga meremehkan orang lain dr suku bangsa yg berlawanan. Perasaan kesukuan yg tinggi pun bisa menyebabkan terjadinya pertentangan di antara mereka. Perasaan mirip ini harus dihilangkan lantaran kita selaku bangsa Indonesia wajib menghargai perbedaan suku bangsa alasannya kebudayaan merupakan kekayaan budaya bangsa Indonesia. Keanekaragaman budaya bangsa merupakan warisan masa lampau yg kini masih bisa dicicipi. Oleh karena itu, eksistensi keragaman budaya tersebut perlu untuk dilindungi, dipertahankan, & dipelihara. Hal ini lantaran mengandung nilai-nilai kehidupan yg luhur selaku kekayaan budaya bangsa yg tak ternilai.

d. Perbedaan Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan salah satu kategori yg diperoleh insan semenjak lahir. Jenis kelamin pula merupakan salah satu unsur pembeda dlm diferensiasi sosial. Secara hakiki, perbedaan laki-laki dgn perempuan bersifat horizontal atau tak memperlihatkan perbedaan derajat yg tinggi atau rendah alasannya perbedaan tersebut cuma menyangkut bentuk & sifat dasar.
Perbedaan suku bangsa & budaya jangan membuat setiap orang merasa dr satu suku bangsa yg unggul sehingga meremehkan orang lain dr suku bangsa yg bertentangan. Perasaan kesukuan yg tinggi pun bisa membuat terjadinya pertentangan di antara mereka. Perasaan seperti ini harus dihilangkan karena kita sebagai bangsa Indonesia wajib menghargai perbedaan suku bangsa alasannya adalah kebudayaan merupakan kekayaan budaya bangsa Indonesia. Keanekaragaman budaya bangsa merupakan warisan masa lalu yg kini masih dapat dicicipi. Oleh karena itu, keberadaan keragaman budaya tersebut perlu untuk dilindungi, dipertahankan, & dipelihara. Hal ini karena mengandung nilai-nilai kehidupan yg luhur selaku kekayaan budaya bangsa yg tak ternilai.

d. Perbedaan Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan salah satu kategori yg diperoleh insan semenjak lahir. Jenis kelamin pula merupakan salah satu unsur pembeda dlm diferensiasi sosial. Secara hakiki, perbedaan laki-laki dgn perempuan bersifat horizontal atau tak memperlihatkan perbedaan derajat yg tinggi atau rendah alasannya adalah perbedaan tersebut cuma menyangkut bentuk & sifat dasar.
Kewajiban yg dijalankan oleh orang yg mempunyai profesi mampu berlainan-beda, begitu pula cara & sumber imbalan sebagai hak yg diterima. Perbedaan antara suatu profesi & profesi lain bersifat horizontal alasannya ialah tak ada sesuatu jenis pekerjaan yg lebih baik ketimbang pekerjaan lain. Dalam hubungannya dgn diferensiasi sosial, setiap profesi jangan dinilai atau diukur dengan-cara hemat & normatif alasannya ialah jikalau dinilai dengan-cara ekonomi cuma akan menggambarkan tinggi-rendah atau baik -buruknya. Contohnya, penghasilan seorang dokter lebih besar dibandingkan penarik becak, tetapi bukan karena penghasilan dokter lebih besar kemudian bersikap merendahkan tukang becak. Semua pekerjaan mungkin bertentangan jenisnya, namun kita mesti melihat manusianya, yakni sama-sama makhluk Tuhan.

Perbedaan Klan

Klan bermitra dgn latar belakang keturunan yg tergabung dlm keluarga luas, baik berdasarkan garis keturunan perempuan (matrilineal) maupun pria (patrileneal) atau keduanya. Klan merupakan suatu organisasi sosial yg khusus mengumpulkan anggotanya berasal dr satu keturunan yg sama sehingga klan akan mempunyai struktur sosial tersendiri yg dengan-cara khusus untuk memperkokoh ikatan kekerabatan di antara mereka.
Orang-orang yg terhimpun dlm suatu klan bisa dipahami dr nama belakang (nama keluarga) yg mereka pakai mirip yg dimiliki oleh penduduk Batak, tetapi terdapat pula anggota suatu klan yg dapat dikenali dr lambang-lambang yg dipasang di rumah atau sikap khusus yg cuma berlaku bagi suatu klan. Klan di Indonesia merupakan warisan budaya yg diturunkan oleh pendahulu mereka.
Tidak semua orang Indonesia mempunyai klan karena di antara mereka banyak yg tak memperhitungkan latar belakang atau asal keturunan. Adanya perkawinan antarsuku bangsa mampu memperlemah kedudukan seseorang dlm keanggotaan suatu klan, & yg bersangkutan bisa saja membentuk suatu struktur sosial baru yg berbeda dr klan.

C. Stratifikasi Sosial

1. Pengertian Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial berasal dr kiasan yg menggambarkan kondisi kehidupan masyarakat. Menurut Pitirim A. Sorokin, stratifikasi sosial (social stratification) yakni perbedaan penduduk atau masyarakat ke dlm kelas-kelas dengan-cara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya merupakan adanya kelas-kelas sosial lebih tinggi & kelas sosial yg lebih rendah. Selanjutnya, Sorokin menerangkan bahwa dasar & inti lapisan sosial dlm penduduk disebabkan tak adanya keseimbangan dlm pembagian hak, keharusan, & tanggung jawab nilai sosial di antara anggota penduduk .

Pitirim A. Sorokin mengatakan pula bahwa tata cara lapisan merupakan ciri yg tetap & lazim dlm setiap penduduk teratur. Barang siapa mempunyai sesuatu yg berguna dlm jumlah besar maka akan dianggap mempunyai kedudukan di lapisan atas. Bagi mereka yg cuma mempunyai sedikit atau bahkan tak mempunyai sesuatu yg berguna maka akan dipandang memiliki kedudukan rendah.

Menurut Soerjono Soekanto, selama pada penduduk terdapat sesuatu yg dihargai maka hal itu akan menjadi bibit yg menumbuhkan adanya tata cara berlapis-lapis. Barang atau sesuatu yg dihargai pada penduduk mungkin berupa duit atau benda-benda yg bernilai hemat, mungkin pula berbentuktanah, kekuasaan, ilmu wawasan, ketaatan dlm beragama, atau mungkin pula keturunan dr keluarga yg terhormat.

Hassan Sadilly mengatakan bahwa lapisan dlm masyarakat memperlihatkan :

  • keadaan senasib, dgn paham ini kita mengenal lapisan yg terendah, yakni lapisan pengemis, lapisan penduduk kelas bawah, & sebagainya;
  • persamaan batin atau kepandaian, lapisan masyarakat terpelajar, atau lapisan penduduk sejenisnya bahwa di dalamnya terdapat stratifikasi sosial berdasarkan tingkat penguasaan akan ke-ilmuannya (pengetahuan).

Dengan demikian, kehidupan pada penduduk akan ditemui orang-orang yg mempunyai sesuatu yg dihargai atau dibanggakan lantaran lebih banyak ketimbang orang lain. Oleh karena itu, ia akan dianggap mempunyai status atau kedudukan sosial yg lebih tinggi dibandingkan dgn orang yg mempunyai sesuatu yg terbatas atau tak memilikinya sama sekali sehingga kedudukannya di penduduk akan lebih rendah. Seseorang yg mempunyai kedudukan, baik yg rendah maupun yg tinggi, sama-sama memiliki sifat yg kumulatif. Artinya, mereka yg memiliki kedudukan ekonomi tinggi biasanya relatif gampang untuk menduduki kedudukan yg lain sehingga mendapat kehormatan di masyarakat. Begitu pula bagi mereka yg sedikit mempunyai sesuatu atau bahkan tak memilikinya. Biasanya mereka akan condong kian sukar untuk memaksimalkan kedudukannya lantaran mereka tak mempunyai sesuatu yg dipercaya atau dibanggakan. Pada prinsipnya, kedudukan sosial ini mampu dibedakan menjadi tiga macam, yakni kelas ekonomi, kelas sosial, & kelas politik.

Orang yg memiliki kebanggaan tertentu dlm bidang politik atau kekuasaan, biasanya cenderung akan menduduki pula lapisan atas yg didasarkan pada nilai irit. Mereka yg kaya dengan-cara material, biasanya condong menempati kedudukan penting dlm pemerintahan, sepanjang didukung oleh nilai-nilai yg meningkat dlm penduduk yg bersangkutan.

2. Proses Terbentuknya Stratifikasi Sosial

Sistem lapisan dlm penduduk terjadi dgn sendirinya sesuai dgn pertumbuhan penduduk yg bersangkutan. Akan tetapi, lapisan atau stratifikasi sosial ini mampu terjadi dgn sengaja yg disusun untuk tujuan bareng . Alasan terbentuknya lapisan penduduk tanpa disengaja, seperti tingkat kepandaian seseorang, usia, dekatnya hubungan kekerabatan dgn orang yg dihormati, atau mungkin harta yg dimiliki seseorang, bergantung pada penduduk yg bersangkutan dlm memegang nilai & norma sosial, sesuai dgn tujuan masyarakat itu sendiri.

Stratifikasi sosial yg dibentuk dgn sengaja, bekerjasama dgn pembagian kekuasaan & wewenang dengan-cara resmi dlm organisasi-organisasi formal, ibarat organisasi pemerintahan, partai politik, militer, & organisasi sosial lain yg dibuat berdasarkan tingkat tertentu. Sistem pelapisan sosial ini sengaja dibuat untuk meraih tujuan tertentu.

Stratifikasi sosial yg terdapat pada penduduk mampu menyangkut pembagian uang, tanah, kehormatan, & benda-benda yg mempunyai nilai irit. Uang mampu dibagi dengan-cara bebas di antara anggota suatu organisasi menurut kepangkatan & ukuran senioritas, tanpa menghancurkan keutuhan organisasi yg bersangkutan. Bahkan, apabila dlm suatu metode pemerintahan, kekuasaan, & wewenang tak lagi dibagi dengan-cara teratur sesuai dgn ukuran stratanya, akan memunculkan kekacauan yg memecah keutuhan penduduk & dengan-cara tak langsung memecah keutuhan suatu negara.
Menurut Soekanto, semua manusia dapat dianggap sederajat, tetapi sesuai dgn realita kehidupan dlm kalangan-golongan sosial, tidaklah demikian. Perbedaan atas lapisan-lapisan pada penduduk , merupakan tanda-tanda yg universal yg merupakan pecahan dr metode sosial setiap masyarakat. Pada masyarakat kecil & homogen mampu dibilang nyaris tak terdapat pelapisan sosial. 
Adapun penduduk yg heterogen menyerupai di perkotaan, memperlihatkan kecen derungan menuju ke arah stratifikasi yg lebih banyak & kompleks, karena dasar dr stratifikasinya yakni pembagian kerja. Penilaian ditinjau dr sisi peranan yg berafiliasi dgn jenis pekerjaannya dlm memenuhi kepentingan masyarakatnya yg didasarkan atas penilaian biologis & kebudayaan.
Robin William J.R. menyebutkan pokok pedoman ihwal proses terjadinya stratifikasi sosial pada penduduk , yaitu selaku berikut.
Sistem stratifikasi sosial mungkin berpokok pada tata cara per-saingan yg terjadi pada penduduk sehingga menjadi objek penyelidikan.
Sistem stratifikasi sosial mampu dianalisis dlm ruang lingkup unsur-unsur, yakni sebagai berikut.
Distribusi hak-hak istimewa yg objektif, contohnya peng-hasilan, kekayaan, keselamatan (kesehatan, laju angka kejahatan), wewenang.
  • Sistem pertentangan yg diciptakan penduduk (prestise & penghargaan).
  • Kriteria metode kontradiksi yakni apakah didapatkan berdasarkan mutu pribadi, keanggotaan golongan saudara, hak milik, wewenang, atau kekuasaan.
  • Lambang-lambang kedudukan, contohnya tingkah laris, cara berpakaian, bentuk rumah, keanggotaan dlm suatu organisasi formal.
  • Mudah sukarnya berganti kedudukan.
Solidaritas di antara individu atau golongan sosial yg men-duduki status sosial yg sama dlm metode sosial, ibarat:
  • pola-pola interaksi (struktur clique & anggota keluarga);
  • kesamaan atau perbedaan tata cara kepercayaan, sikap, & nilai;
  • kesadaran akan status masing-masing;
  • kegiatan dlm organisasi dengan-cara kolektif.

3. Kriteria Stratifikasi Sosial

Di antara lapisan atas hingga terendah, terdapat aneka macam macam lapisan yg didasarkan pada beberapa persyaratan. Misalnya, suatu lapisan akan memiliki banyak sekali tolok ukur tersendiri yg dapat dihormati oleh setiap anggota penduduk . Mereka yg memiliki banyak duit akan simpel sekali menemukan tanah, kekuasaan, & mungkin kehormatan. Ukuran atau persyaratan yg bisa dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat ke dlm suatu lapisan, yakni sebagai berikut.
  • Ukuran kekayaan. Siapapun yg mempunyai kekayaan paling banyak maka akan termasuk pada lapisan atas. Kekayaan yg dimiliki seseorang akan terlihat dengan-cara nyata dr bentuk rumah, kendaraan pribadi, cara berpakaian & materi yg digunakan-nya, atau kebiasaan berbelanja barang-barang yg harganya tak bisa dijangkau oleh semua lapisan.
  • Ukuran kekuasaan. Siapapun yg memiliki kekuasaan atau wewenang maka akan menempati lapisan atas.
  • Ukuran kehormatan, ukuran ini tak terlepas dr ukuran kekuasaan atau kekayaan. Orang yg disegani & dihormati oleh penduduk akan mendapat tempat pada lapisan atas. Mereka yg memiliki kehormatan pada biasanya yakni orang yg dituakan di masyarakat atau selaku tokoh penduduk .
  Apa Itu Adnow: Cara Daftar Dan Pasang Aba-Aba Iklan Adnow Di Blog

Ukuran ilmu wawasan. Ukuran ini digunakan masyarakat yg menghargai ilmu wawasan, tetapi terkadang bukan ilmu pengetahuan yg dijadikan ukuran, melainkan gelar kesar-janaan. Akibatnya, terjadi perlombaan untuk mendapatkan gelar sarjana tanpa ada perjuangan untuk memperdalam ilmu pengetahuan. Hal ini terjadi karena gelar kesarjanaan merupakan lambang dr ilmu pengetahuan yg dimiliki seseorang. Oleh karena itu, orang yg mempunyai gelar tersebut akan tersanjung & mempunyai kedudukan yg lebih tinggi dibandingkan dgn anggota penduduk pada lazimnya .
Selain tolok ukur tersebut, pula terdapat beberapa ciri lazim mengenai faktor -faktor yg menetapkan adanya lapisan atau stratifikasi sosial, yakni sebagai berikut.
  • Status atas dasar fungsi & pekerjaan, misalnya selaku dokter, guru, & militer. Semuanya sungguh menentukan kedudukan dlm penduduk .
  • Seseorang yg beragama. Jika seseorang bersungguh-sungguh dgn sarat ketulusan & taat dlm menjalankan agamanya, kedudukan orang yg bersangkutan pada penduduk akan terangkat.
  • Status atas dasar keturunan, sama artinya dgn orang yg berasal dr keturunan terhormat yg lazimnya akan memiliki kedudukan tinggi di penduduk .

Latar belakang sosial & lamanya seseorang atau kelompok yg tinggal pada suatu tempat. Biasanya seseorang yg berada di suatu tempat atau kampung akan dihargai masyarakatnya jikalau yg bersangkutan turut mendirikan tempat atau kampung tersebut. Oleh karena itu, tidak sedikit warga masyarakatnya segan & hormat terhadapnya.
Status atas dasar jenis kelamin & umur. Orang yg lebih kedaluwarsa tanah di penduduk pada lazimnya mendapat penghormatan dr yg lebih muda.
Dari beberapa ciri tersebut, kemudian berproses ke dlm aneka macam kondisi sosial. Misalnya, perbedaan ciri biologis, ciri etnis, & ciri-ciri lain yg mencolokdi penduduk . Jika di antara ciri-ciri tersebut salah satunya dimiliki oleh suatu golongan yg bisa menguasai golongan lain, akan terjadi perbedaan status yg menunjuk pada eksistensi lapisan sosial golongan yg bersangkutan. Oleh karena itu, di antara kelompok tersebut akan terbentuk adanya lapisan-lapisan sosial yg membedakan status di antara golongan mereka.

4. Sifat-Sifat Lapisan Sosial

Sistem lapisan yg ada pada penduduk bersifat tertutup (closed social stratification) & bersifat terbuka (open social stratification). Lapisan sosial yg bersifat tertutup, membatasi kemungkinan pindahnya seseorang dr satu lapisan ke lapisan yg lain dengan-cara vertikal (ke atas atau ke bawah). Di dlm tata cara tertutup ini, satu-satunya jalan untuk menjadi anggota yaitu lewat kelahiran atau keturunan. Masyarakat yg menganut metode lapisan sosial tertutup, yakni masyarakat yg masih menganut paham feodalisme, atau status penduduk yg ditentukan atas dasar ukuran perbedaan ras & suku bangsa. Di India, lapisan sosial masyarakat tertutup terwujud dlm kasta menurut agama Hindu.

Lapisan penduduk di India yg menganut metode kasta, yg mempunyai ciri-ciri selaku berikut.
  • Keanggotaan pada kasta diperoleh lantaran kelahiran (anak yg lahir memperoleh kedudukan orangtuanya).
  • Keanggotaan yg diwariskan berlaku seumur hidup karena seseorang tak mungkin mengganti kedudukannya, kecuali kalau dikeluarkan dr kastanya.
  • Perkawinan bersifat endogami, artinya dr orang yg sekasta.

  • Hubungan dgn kalangan-golongan sosial yang lain bersifat terbatas.
  • Kesadaran pada keanggotaan suatu kasta tertentu, utamanya nyata dr nama kasta, identifikasi anggota kastanya, & pembiasaan diri yg ketat terhadap norma-norma kasta.
  • Kasta diikat oleh kedudukan yg dengan-cara tradisional ditetapkan.
  • Prestise suatu kasta betul-betul diperhatikan.

Sistem kasta di India sudah ada sejak berabad-masa yg kemudian, yg disebut Yati, sedangkan sistemnya disebut Varna. Kasta pada penduduk tersusun dr atas ke bawah, yaitu selaku berikut.
  • Brahmana, yakni kasta para pendeta agama Hindu, yg merupakan lapisan tertinggi pada penduduk .
  • Ksatria, yaitu kasta para ningrat & prajurit.
  • Waisya, yakni kasta para pedagang. Kasta ini dianggap sebagai kelompok lapisan menengah pada masyarakat.
  • Sudra, yaitu kasta yg dimiliki oleh orang pada umumnya atau rakyat jelata.
Di dlm tata cara kasta ini terdapat kelompok penduduk yg tak mempunyai kasta, yaitu mereka yg termasuk para penjahat atau budak. Adapun mereka yg tak berkasta disebut kaum Paria.
Susunan kasta tersebut kedudukannya sangat kompleks & hingga sekarang masih tetap dipertahankan walaupun masyarakat India sendiri kadang kala tak mengakuinya.
Sistem kasta mirip di India, terdapat pula di belahan bumi yg lain, tetapi pemisahannya tak berdasarkan kedudukan seseorang pada penduduk , tetapi menurut warna kulit. Salah satu kelompok penduduk yg memiliki warna kulit tertentu mendapat kedudukan yg istimewa dibandingkan dgn kelompok penduduk yg memiliki warna kulit yang lain.

Lapisan sosial bersifat tertutup ini lebih bersifat statis, terutama mereka yg berada pada lapisan bawah jarang mempunyai harapan tinggi karena penduduk akan melecehkannya atau kadang-kadang kesuksesan yg ditempuh seseorang tak diakui. Dengan demikian, kedudukan yg dimiliki setiap individu selaku anggota penduduk relatif bersifat permanen. Begitu pula hubungan yg dijalankan dgn sesama anggota penduduk yg berlainan lapisan mesti dibatasi sesuai dgn kedudukan sosial yg dimiliki. Sistem lapisan sosial tertutup ini sering disebut selaku tata cara yg kaku atau ekstrim. Akibatnya, kesanggupan pribadi tak diper-hitungkan dlm menegaskan tinggi rendah kedudukan seseorang di penduduk .
Sistem pelapisan sosial tertutup dlm masyarakat memiliki ciri-ciri selaku berikut.
  • Kedudukan diputuskan atas dasar keturunan.
  • Kedudukan yg diperoleh atas dasar keturunan tak bisa diubah & berlaku seumur hidup, kecuali karena suatu pelanggaran sehingga seorang pewaris kedudukan dikeluarkan dr kelompoknya.
  • Hubungan antarsesama diputuskan atas dasar kesamaan kedudukan dgn mengikuti pola perilaku & tata krama adat yg berlaku.
  • Harga diri yg dimiliki individu merupakan persepsi hidupnya.
Sistem sosial lapisan tertutup ini dlm batas-batas tertentu ditemui pula pada masyarakat Bali, tetapi tak ketat ibarat halnya di India. Di Bali pun penduduk terbagi menjadi empat lapisan yg terdiri atas brahmana, ksatria, veicya (waisya), & sudra. Ketiga lapisan pertama disebut Triwangsa, & lapisan terakhir yg terdiri atas orang kebanyakan disebut Jaba. Lapisan sosial tersebut dapat dimengerti dr nama-nama depan yg digunakan orang Bali, seperti:
  • nama bagi lapisan Brahmana, yakni Ida Bagus untuk lelaki & Ida Ayu untuk perempuan;
  • laki-laki lapisan Ksatria mempunyai nama Cokorda;
  • lapisan Veicya dgn nama Gusti;
  • nama depan yg dipakai oleh lapisan Sudra yaitu Putu atau Gede, Made, Nyoman, Wayan.
Kedudukan atau lapisan sosial menurut kasta dikala ini sudah tak berlaku lagi lantaran adanya pertumbuhan di bidang pendidikan. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya pergantian-perubahan status seseorang sehingga kedudukan mereka akan tampak pada latar belakang pendidikan & pekerjaan yg dimiliki & lapisan sosial tak dapat diukur dr keturunan seseorang. Demikian pula halnya dgn perkawinan yg dilakukan, bisa terjadi antara seseorang yg berasal dr keturunan Brahmana atau aristokrat bisa menikah dgn orang yg berasal dr keturunan rakyat biasa.
Sebaliknya di dlm tata cara terbuka, setiap anggota masyarakat memiliki potensi berupaya dgn kecakapan sendiri untuk naik ke lapisan yg lebih atas. Namun, bagi mereka yg kurang beruntung mampu turun ke lapisan yg lebih bawah dibandingkan dengan lapisan semula. Pada metode sosial lapisan terbuka ini, akan memberi peluang yg lebih besar pada setiap anggota masyarakat untuk dijadikan landasan membangun dirinya & penduduk ke arah kehidupan yg lebih baik, dibandingkan dgn metode tertutup. Pada tata cara lapisan terbuka ini kemungkinan terjadinya mobilitas sosial lebih besar.

5. Unsur-Unsur Lapisan Masyarakat

Hal yg mewujudkan unsur dlm teori sosiologi ihwal tata cara lapisan penduduk ialah kedudukan (status) & peranan (role).
Kedudukan & peranan merupakan unsur- unsur baku dlm tata cara lapisan, & memiliki arti penting bagi metode sosial. Untuk mendapatkan gambaran yg mendalam, berikut penjelasannya.

a. Kedudukan atau Status

Kadang-kadang dibedakan antara pengertian kedudukan (status) & kedudukan sosial (social status). Kedudukan diartikan selaku tempat atau posisi seseorang dlm suatu kelompok sosial, sedangkan kedudukan sosial tempat seseorang dlm lingkungan pergaulannya, prestisenya, serta hak-hak & kewajiban-kewa jiban-nya. Kedua istilah tersebut memiliki arti yg sama & digambarkan dgn kedudukan (status) saja. Secara absurd, kedudukan mempunyai arti tempat seseorang dlm suatu tempat tertentu. Masyarakat pada biasanya berbagi dua macam kedudukan, yakni selaku berikut.
  • Ascribed status, yaitu kedudukan seseorang dlm penduduk tanpa mengamati perbedaan-perbedaan rohaniah & kesanggupan. Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran, contohnya kedudukan anak seorang darah biru yaitu bangsawan pula. Pada biasanya ascribed-status dijumpai pada penduduk dgn metode lapisan tertutup, umpamanya penduduk feodal, atau penduduk tempat tata cara lapisan bergantung pada perbedaan rasial.
  • Achieved status, yakni kedudukan yg diraih oleh seseorang dgn usaha-usaha yg disengaja. Misalnya, setiap orang bisa menjadi seorang dokter asalkan menyanggupi persyaratan tertentu. Persyaratan tersebut bergantung pada yg bersangkutan bisa atau tak menjalaninya. Apabila yg bersangkutan tak mampu menyanggupi persyaratan tersebut, ia tak akan mendapat kedudukan yg diinginkannya.
  • Assigned status, merupakan kedudukan yg diberikan pada seseorang. Kedudukan ini mempunyai hubungan yg erat dgn achieved status. Artinya, suatu kelompok atau golongan menunjukkan kedudukan yg lebih tinggi pada seseorang yg berjasa, yg sudah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi keperluan & kepentingan penduduk .

b. Peranan (Role)

Peranan (role) yaitu aspek dinamis dr kedudukan (status). Jika seseorang melaksanakan hak & kewajibannya sesuai dgn kedudukannya, ia sudah menjalankan suatu peranan. Pembedaan antara kedudukan & peranan yakni untuk kepentingan ilmu wawasan. Tidak ada peranan tanpa kedudukan & tak ada kedudukan tanpa peranan. Pentingnya peranan yakni lantaran ia mengontrol sikap seseorang. Orang yg bersangkutan akan mampu menyesuaikan sikap sendiri dgn sikap orang-orang sekelompoknya. Hubungan-hubungan sosial yg ada dlm penduduk merupakan hubungan antara peranan-peranan individu dlm penduduk . Peranan pula dikelola oleh norma-norma yg berlaku di dlm penduduk . Peranan yg menempel pada diri seseorang harus dibedakan dgn posisi dlm pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dlm penduduk merupakan unsur statis yg menunjukkan tempat individu pada organisasi penduduk . Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, pembiasaan diri, & selaku suatu proses. Makara, seseorang menduduki suatu posisi dlm penduduk serta menjalankan suatu peranan. Peranan meliputi tiga hal, yaitu selaku berikut.
  • Peranan meliputi norma-norma yg dihubungkan dgn posisi atau tempat seseorang dlm penduduk . Peranan dlm arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yg membimbing seseorang dlm kehidupan kemasyarakatan.
  • Peranan yakni suatu konsep perihal apa yg dilakukan oleh individu dlm masyarakat selaku organisasi.
  • Peranan pula mampu dikatakan selaku perilaku individu yg penting bagi struktur sosial penduduk .

6. Konsekuensi Adanya Stratifikasi & Diferensiasi Sosial

Dalam tindakan & interaksi sosial, stratifikasi sosial memiliki dua unsur pokok, yakni status & peranan. Status & kiprah memiliki hubungan yg erat & sukar sekali untuk dipisahkan lantaran merupakan unsur penentu bagi penempatan seseorang dlm strata tertentu di penduduk . Status atau kedudukan mampu menunjukkan efek, kehormatan, kewibawaan pada seseorang. Adapun peranan merupakan sikap & perbuatan seseorang yg mengandung status dlm kehidupan penduduk .
Di dlm penduduk , dgn adanya perbedaan status & kiprah sosial akan timbul perbedaan sikap yg terlihat dlm gaya hidup, utamanya dlm hal-hal berikut.

Cara Berpakaian

  • Kelas atas berkecenderungan berpakaian yg mengacu pada karya perancang mode terkenal.
  • Kelas menengah condong berpakaian yg mengacu pada karya perancang mode dlm negeri.
  • Kelas bawah berorientasi pada busana jadi atau grosiran.

Cara Berkendaraan

  • Kelas atas berkendaraan mobil pribadi yg mewah dgn sopir pribadi.
  • Kelas menengah berkendaraan kendaraan beroda empat yg sederhana dgn menyetir sendiri.
  • Kelas bawah berkendaraan dgn memakai kendaraan lazim.

Cara Bermukim

  • Kelas atas tinggal di perumahan & apartemen glamor.
  • Kelas menengah tinggal di kompleks perumahan KPR yg patut huni.
  • Kelas bawah tinggal di kompleks perumahan tipe 21 atau rumah sederhana yg berada di bawahnya.

Cara Berbelanja

  • Kelas atas berbelanja di pusat-pusat belanja modern & langsung.
  • Kelas menengah membeli di pasar supermarket biasa.
  • Kelas bawah berbelanja di pasar tradisional.

Cara Berekreasi

  • Kelas atas berekreasi ke mancanegara.
  • Kelas menengah berekreasi ke tempat tujuan wisata dlm negeri.
  • Kelas bawah berekreasi ke lokasi hiburan setempat di tempat sendiri.
Penjelasan wacana gaya hidup tersebut merupakan gaya hidup ideal yg didasarkan pada status & peranannya. Akan tetapi, dlm kehidupan nyata tak jarang orang kaya yg menerapkan gaya hidup sederhana. Makara, tak semua status & peranannya diukur dgn menyaksikan pola hidup.
Seperti sudah dijelaskan bahwa diferensiasi sosial yaitu pengelompokan penduduk ke dlm kelas-kelas dengan-cara horizontal yg didasarkan atas unsur-unsur kehidupan sosial tertentu, seperti ras, suku bangsa, agama, jenis kelamin, usia, & profesi, dlm arti bahwa unsur-unsur tersebut mempunyai derajat yg sama. Namun, dlm kondisi tertentu, pengelompokan tersebut mengakibatkan timbulnya perbedaan-perbedaan sosial yg dimanifestasikan dlm bentuk ketimpangan sosial. Adapun ketimpangan sosial yg timbul balasan diferensiasi sosial antara lain sebagai berikut.
  • Diskriminasi ras, jenis kelamin, & profesi.
  • Etnosentrisme, yakni pandangan bahwa kelompok sendiri merupakan pusat seluruhnya, & kelompok lain akan senantiasa dibandingkan & dinilai berdasarkan standar golongan sendiri. Akibatnya, timbul praduga jelek terhadap kalangan lain yg tak sesuai.
  • Disharmoni kehidupan agama, yakni adanya fanatisme yg berlebihan yg menyebabkan rendahnya kesadaran & toleransi beragama. Contohnya, peledakan bom bunuh diri di tempat-tempat lazim. Sebenarnya insiden tersebut dilatar-belakangi oleh kepentingan politik, tetapi sering dikondisikan selaku kepentingan agama.
  • Benturan kepentingan antargolongan yg mengarah pada terjadinya pertentangan & pertentangan simpulan terjadi kompetisi yg tak sehat. Contohnya, benturan kepentingan antarpartai politik untuk memperoleh bunyi terbanyak dlm Pemilu.

Demikianlah postingan yg kami bagikan mengenai Struktur Sosial  dlm Fenomena Kehidupan Masyarakat. Semoga berfaedah & kehidupan sosial penduduk kita tetap tersadar & harmonis serta jauh dr benturan atau kesalahpahaman antar umat & lain sebagainya.