√ Menyusun Laporan Dan Mengkomunikasikan Hasil Penelitian

Menyusun Laporan Dan Mengkomunikasikan Hasil Penelitian – Pada kali ini, admin tak henti-hentinya untuk tetap membagikan materi postingan yg berhubungan dengan Menyusun Laporan Dan Mengkomunikasikan Hasil Penelitian. Untuk lebih lengkap & jelasnya, pribadi saja anda menyimak penjelasan berikut ini.

A. SUSUNAN LAPORAN SECARA GARIS BESAR   

Garis besar dlm menyusun laporan selaku berikut.
  • Merumuskan duduk perkara.
  • Menetapkan serta menghalangi objek & sekaligus merumuskan tujuan pengamatan.
  • Mencantumkan daftar pustaka selaku literatur yg merupakan landasan teori.
  • Menjelaskan teknik pengumpulan data.
  • Menjelaskan instrumen pengamatan, mirip pedoman observasi, & angket.
  • Mengikuti ejaan yg benar & berdasarkan hukum karya tulis ilmiah.
  • Menyusun laporan dgn isi pokok paling tak meliputi:
  • pendahuluan,
  • pemasalahan,
  • pemecahan dilema, dan
  • penutup yg berisi simpulan & anjuran .
Menyusun Laporan Dan Mengkomunikasikan Hasil Penelitian √  Menyusun Laporan Dan Mengkomunikasikan Hasil Penelitian
Menyusun Laporan Dan Mengkomunikasikan Hasil Penelitian
Di lapangan format atau sistematika laporan sangat bermacam-macam, namun ada patokan resmi yg mesti disertai penulis. Faktor yg menyebabkan kanekaragaman format laporan yakni :
  • pengutamaan materi yg dilaporkan,
  • urutan penyajian,
  • pandangan ihwal perlu disokong suatu potongan dicantumkan atau tidak, dan
  • keanekaragaman buku kode penulisan ilmiah.
  • Secara garis besar laporan observasi Sosiologi meliputi tiga kepingan, yakni pembukaan, isi, & penutup.
Baca juga

Penelitian Sosial Secara Sederhana

Bagian Pembukaan

Bagian pembukaan meliputi selaku berikut.

Judul Penelitian

Judul pengamatan merupakan cerminan dr topik penelitian yg dirumuskan dlm bentuk kalimat dengan-cara singkat, padat, komunikatif, jelas, & dapat ditangkap dlm persepsi sekilas. Judul mesti objektif & sesuai dgn dilema yg diteliti. Penentuan judul bahu-membahu sudah dirumuskan pada waktu menyusun rancangan penelitian. Makara, tinggal memindahkan rumusan ke halaman judul.

Kata Pengantar

Kata pengirim berisi keterangan dr penulis mengenai tulisannya. Isi dr keterangan kata pengirim biasanya pendek & tak lebih dr satu halaman menerangkan kenapa sasaran pengamatan diseleksi oleh peneliti. Pada cuilan kata pengirim ini mampu diangkut ucapan terima kasih pada setiap pihak yg memberi dukungan sejak penyusunan rencana, pelaksanaan hingga pelaporan penelitian. Pada selesai kata pengirim dibubuhkan informasi tanggal, bulan, & tahun penulisan, nama lengkap peneliti atau penulis.

Daftar Isi

Daftar isi menunjukkan serpihan-kepingan dr laporan & kekerabatan antara satu belahan & penggalan yg lain. Daftar isi sangat penting bagi pembaca karena bisa membantu untuk menyaksikan dengan-cara analitis isi laporan dengan-cara keseluruhan. Melalui daftar isi, pembaca mampu dgn gampang memperoleh kepingan-serpihan mana yg ia anggap penting tanpa harus membaca seluruh laporan observasi.

Daftar Tabel (kalau ada)

Daftar tabel mengangkutjudul-judul setiap tabel yg ada dlm laporan observasi. Daftar tabel disusun berurutan sesuai nomor setiap tabel. Halaman yg memakai tabel halaman lebih luas, kertas dapat dilipat.

Daftar Gambar/Diagram/Ilustrasi/Peta

Daftar ini pula menampung informasi atau judul gambar/gambaran/ diagram/peta yg ada dlm laporan penelitian.

2.  Bagian Isi Laporan

Bagian isi meliputi selaku berikut.

Bab Pendahuluan

Bagian pendahuluan memberi gambaran pada pembaca mengenai keterangan mirip latar belakang dilema, rumusan problem pengamatan, tujuan & manfaat penelitian, hipotesis (kalau ada), asumsi (kalau ada), batas-batas konsep, & hambatan yg didapat selama observasi.
Keterangan tersebut biasanya sudah ditawarkan peneliti sebelum observasi pada saat menyusun rancangan pengamatan. Pada kepingan pendahuluan, peneliti tinggal memindahkan hal yg perlu dr desain pengamatan, sehabis dilengkapi & disempurnakan.

Bab Tinjauan Kepustakaan

Tinjauan kepustakaan memberi gambaran mengenai hal yg sudah dirintis oleh peneliti lain menyerupai konsep, teori, data, inovasi yg berafiliasi dgn dilema observasi yg sedang dilakukan.
Keseluruhan hal tersebut dirangkum & dihubungkan dgn apa yg sedang diteliti sehingga duduk kasus yg diteliti menjadi lebih terang. Sumber-sumber kepustakaan antara lain buku-buku teks, laporan-laporan observasi, buletin, jurnal, & lain-lainnya.

Bab Metodologi Penelitian

Bagian ini menerangkan mengenai subjek, objek, & ruang lingkup pengamatan, teknik sampling, teknik pengumpulan data, instrumen atau alat kolektordata, jenis atau model observasi, metode pengolahan, & analisis data.
Metodologi penelitian biasanya sudah dihidangkan dlm desain observasi. Selanjutnya peneliti tinggal melengkapi & menyempurnakannya pada dikala menyusun bagian ini sehingga apa yg menjadi subjek & objek observasi serta alasan pemilihannya makin terperinci.

Bab Hasil Penelitian

Pada potongan ini disuguhkan deskripsi lazim ihwal subjek atau objek observasi, sajian data dan/atau uji statistik untuk masing-masing data.
Bila observasi berupa deskripsi maka sajiannya berupa uraian data tanpa menguji hipotesis. Bila penelitian berbentuk eksplanasi maka sajiannya berupa data yg menguji hipotesis. Jika diterapkan pendekatan kualitatis maka sajian datanya tak berupa uji statistik, akan tetapi berupa uraian data sederhana dlm bentuk kalimat-kalimat. Bila pendekatannya bersifat kuantitatif, sajian datanya berupa uji statistik yg diwujudkan lewat angka-angka yg dimuat di dlm tabel-tabel.

Bab Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam pembahasan ini seluruh hasil penelitian, tinjauan kepustakaan/ hasil observasi lain, metodologi yg dipakai, dibandingkan satu dgn yg lain, & dilacak keterkaitan antara satu & yg lain serta dievaluasi hubungannya.
Bagian pembahasan hasil pengamatan mesti diuraikan dengan-cara lengkap & menarik lantaran kepingan inilah yg ditunggu & ingin dimengerti oleh pembaca.

Bab Kesimpulan & Saran

Pada cuilan ini diuraikan apa yg menjadi kesimpulan hasil pengamatan & apa yg bisa disarankan sesuai dgn hasi penelitian itu. Selain menampung hal-hal yg bersifat praktis, hal-hal yg dianjurkan sebaiknya pula meliputi kasus-persoalan gres yg perlu diteliti selanjutnya.

Bagian Penutup a. Daftar Pustaka

Daftar pustaka disusun keterangan mengenai buku-buku atau laporan-laporan yg dipakai dlm observasi. Daftar pustaka merupakan pecahan tersendiri di luar materi isi, tetapi sangat penting dlm menunjang observasi lapangan & penyusunan laporan.
Daftar pustaka dibikin untuk memberi keterangan mengenai materi-materi bacaan yg digunakan. Hal-hal yg perlu dikemukakan dlm daftar pustaka ini, antara lain: nama penulis, tahun penerbitan, judul buku, kawasan penerbit, & nama penerbit. Kalau sumber yg digunakan berupa jurnal atau laporan observasi, susunannya yakni nama penulis, tahun penulisan, judul ukiran pena, nama jurnal, jilid (nomor), & halaman.

Lampiran-lampiran

Lampiran memuat hal-hal yg dirasakan perlu untuk diikutsertakan dlm laporan hasil observasi mirip surat-surat izin, tabel-tabel, & grafik-grafik, format instrumen, & unsur lain yg dirasa perlu untuk menunjang hasil observasi yg disampaikan.

Indeks

Indeks disusun peristilahan yg digunakan dlm laporan observasi. Penyusunan dikerjakan berdasarkan urutan abjad. Selain indeks, kadang kala pula disusun istilah-ungkapan & pengertiannya semoga pembaca gampang mengetahui perumpamaan yg digunakan.

B. PENYUSUNAN LAPORAN HASIL PENELITIAN   

1.  Prosedur Penulisan Laporan

Setelah garis besar laporan terbentuk, selanjutnya tinggal menyusun laporan pengamatan. Bahan-materi laporan penelitian yakni data-data & informasi-informasi yg disusun dlm catatan-catatan perihal apa yg dipikirkan sebelum menyelenggarakan penelitian, catatan-catatan yg dibuat selama observasi hingga catatan-catatan sehabis observasi itu berjalan.
Pada dikala peneliti menyiapkan desain penelitiannya, ia menyusun kepingan persoalan pengamatan mirip latar belakang, rumusan problem, tujuan & manfaat, tinjauan kepustakaan, & batasan konsep. Peneliti pun menyusun objek & subjek pengamatan, teknik pengumpulan data, instrumen, & teknik pembuatan & analisis data. Makara, potongan duduk kasus observasi, tinjauan kepustakaan & metodologi penelitian sudah dapat dirampungkan sebelum pengolahan & analisis data selesai. Sampai tahap ini, penulis cuma perlu memberi uraian-uraian komplemen dr apa yg sudah dinyatakan dlm rancangan observasi. Misalnya, tinjauan kepustakaan & metodologi pengamatan dibahas & dipaparkan lebih lengkap.
Tahap berikutnya yaitu penulisan hasil observasi & pembahasan hasil penelitian. Perlu dikemukakan adanya perbedaan antara penyusunan laporan observasi kualitatif & kuantitatif. Pada observasi kualitatif laporan mampu disusun dengan-cara simultan & interaktif di dlm kesatuan siklus pengamatan yg dikerjakan. Pada pengamatan kuantitatif, di mana serpihan laporan mengenai hasil observasi beserta kesimpulan atas hasil observasi, baru mampu disusun sehabis tahap pembuatan & analisis data selesai, alasannya yg dilaporkan yaitu hasil pengolahan & analisis data itu sendiri.

2.  Aturan Penulisan

Kemampuan penulis erat kaitannya dgn kesanggupan untuk berpikir logis & runtut. Hal ini didukung oleh kesanggupan berbahasa, kebiasaan membaca, serta kesediaan memberi & mendapatkan komentar. Hal lain yg perlu dimiliki oleh seorang penulis merupakan ia terlatih menuangkan pikirannya ke dlm kalimat-kalimat yg baik, menyusunnya dlm suatu alenia, kemudian merangkai alinea-alinea tersebut. Oleh karena itu, bagi penulis pemula, perbaikan goresan pena atau laporan merupakan hal yg biasa.
Sebagai pegangan dlm penulisan laporan, biar pembaca lebih gampang untuk mendalami & menerima hasil penelitian, berikut ini disampaikan beberapa pokok penting.
  • Penulis semestinya menyingkir dari penggunaan kata-kata serupa dengan-cara berulang-ulang.
  • Arah & tujuan penulisan mesti sesuai dgn maksud observasi.
  • Ada pemisahan antara teori dgn hasil observasi lapangan.
  • Penulis semestinya menyingkir dari penggunaan bahasa klise yg kurang bermakna.
  • Penulis memakai bahasa yg sederhana & tata bahasa yg baku.
  • Penulis sebaiknya tak berbelit-belit.
  Kesetaraan AntarSatuan Panjang, Waktu dan Berat
Penyusunan laporan penelitian mesti mencerminkan nilai-nilai ilmiah. Berikut ini diuraikan aturan-hukum penulisan ilmiah sebagai pegangan bagi peneliti.
Penulis laporan harus mengenali pada siapa laporan itu ditujukan. Pembaca laporan mampu dikelompokkan antara lain: golongan cendekiawan, penduduk biasa , pelajar, & kelompok pembaca yg lain. Kalangan-golongan ini menjadi pelanggan hasil pengamatan.
Laporan penelitan bagi golongan cendekiawan atau akademisi harus lebih ilmiah, mendalam, & tata penulisannya sesuai dgn aturan yg berlaku di perguruan tinggi yg bersangkutan serta dilengkapi dgn diagram maupun bentuk statistik yg menunjang.
Bila observasi itu dipesan lembaga sponsor, niscaya konsumennya sudah ditentukan oleh sponsor yg bersangkutan. Bagi golongan lazim, laporan bisa diuraikan dengan-cara ringkas & dlm bahasa yg mudah di mengerti.
Penulis laporan mesti menyadari bahwa pembaca laporan tak mengikuti acara proses pengamatan. Dengan demikian penulis mesti mampu mengajak orang lain untuk menjajal mengikuti apa yg telah ia kerjakan. Oleh sebab itu, langkah demi langkah mesti dikemukakan dengan-cara terperinci termasuk alasan-argumentasi kenapa hal itu dilaksanakan.

Penulis laporan mesti menyadari bahwa tingkat pengetahuan, pengalaman, & minat pembaca tak sama. Oleh karena itu, hasil penelitian mesti dikemukakan dgn terperinci sesuai konteks pengetahuan dengan-cara lazim.
Penulis mesti menyusun laporan observasi dgn terperinci & meyakinkan karena laporan observasi yaitu unsur pokok dlm proses pertumbuhan ilmu pengetahuan.
Dalam menyusun hasil observasi mesti mempersoalkan hal-hal selaku berikut.
  • Merumuskan suatu dilema dengan-cara tepat dlm pengamatan. Merumuskan sebuah dilema teoretis dgn sendirinya pula memberi perspektif pada pengetahuan teoretis yg sudah ada. Usaha peneliti untuk memperluas pengetahuan teoretis sesuai dgn permintaan ilmiah, yakni menambah pengetahuan dengan-cara kumulatif.
  • Suatu rumusan yg menerangkan pada para pembaca bagi siapa hasil penelitian berlaku. Hal ini akan memberi pembatasan kedua (di samping pengoperasionalan dilema) pada simpulan yg ditarik.
  • Suatu uraian yg luas mengenai metode & teknik yg dipakai. Dalam observasi, uraian mengenai metode & teknik sungguh diperlukan alasannya keduanya mempengaruhi simpulan yg sudah ditarik.
  • Data yg sudah dikumpulkan & mempunyai relevansi terhadap problem yg telah diteliti mesti dipersoalkan dlm laporan ilmiah
  Puisi Cemburu - Oleh Mega Mendung

C. RUMUSAN SIMPULAN DAN SARAN   

Dalam laporan pengamatan & laporan ilmiah, uraian pada bagian penutup biasanya berisi simpulan & usulan.
Simpulan di sini bermakna menyimpulkan & menampilkan mengenai implikasi, hubungan & jawaban, atau hasil dr uraian yg sudah dibicarakan.
Jangan mengemukakan simpulan sebuah hal apabila pembuktiannya tak terdapat dlm uraian. Dari simpulan inilah hipotesis bisa diketahui benar atau salahnya. Jadi, simpulan yg dimaksud artinya tak sama dgn ikhtisar alasannya adalah ikhtisar berarti meringkaskan apa yg telah dibicarakan. Dalam hal testing research, selaku simpulan peneliti akan menolak atau mendapatkan hipotesis yg sudah dirumuskan. Dalam penolakan atau penerimaan hipotesis, biasanya diikutsertakan pula sebuah uraian yg mengaitkan penolakan atau penerimaan tersebut pada teknik & metode yg dipakai.
Kesimpulan dlm suatu pengamatan bukanlah sebuah karangan. Kesimpulan bukan merupakan khayalan peneliti yg berencana menggembirakan hati pembaca. Kesimpulan disusun berdasarkan data observasi dr lapangan.
Kesimpulan observasi sungguh erat kaitannya dgn unsur-unsur lain dlm penelitian khususnya perumusan persoalan. Di dlm observasi, peneliti mengajukan pertanyaan perihal hal-hal yg akan dijawab lewat kegiatan pengamatan. Sehubungan dgn pertanyaan ini, kadang-kadang peneliti merumuskan jawaban sementara yg disebut hipotesis. Setelah data terkumpul & dimasak, dilema observasi ini diharapkan bisa terjawab.
Kesimpulan ditarik menurut data yg sudah dimasak atau dianalisis. Sebagaimana halnya dlm pembuatan data, penarikan kesimpulan pula mampu dibedakan menjadi dua cara, yakni cara nonstatistik & cara statistik.
Penarikan kesimpulan nonstatistik dijalankan atas data kualitatif & data kuantitatif. Penarikan kesimpulan dgn cara nonstatistik atas data kualitatif, dilakukan dgn membandingkan suatu standar atau tolok ukur yg sudah dibuat oleh peneliti.
Penarikan kesimpulan dgn cara nonstatistik atas dasar data kuantitatif, dijalankan dgn mencari proporsi, persentase, & rasio. Cara ini mampu pula disebut cara statistik sederhana. Sebaliknya, penarikan kesimpulan dgn cara statistik atas data kuantitatif, dijalankan dgn cara mengolah data dgn teknik statistik.
Bagian paling simpulan dr materi laporan observasi atau laporan ilmiah merupakan ajuan penulis yg ditujukan pada orang atau tubuh yg bekerjasama dgn materi tulisan. Dalam memberikan nasehat, penulis mesti menampilkan kesesuaian dgn duduk perkara penguraian simpulan.
Untuk menyaksikan ketepatan & kewajaran simpulan perlu dijawab pertanyaan berikut ini.
  1. Apakah simpulan merupakan jawaban yg pribadi terhadap problem & tujuan pengamatan?
  2. Apakah perumusan simpulan sudah terang & teliti?
  3. Apakah simpulan tadi pribadi bekerjasama dgn pembuktian benar tidaknya hipotesis?
  4. Apakah simpulan tadi dapat diperkuat dgn adanya bukti-bukti dlm uraian?
  5. Apakah simpulan diperoleh dr hasil pertimbangan yg tak memihak terhadap data?
  6. Apakah simpulan tadi terlalu luas melebihi batas generalisasi?

Beberapa pertimbangan dlm memperlihatkan saran merupakan sebagai berikut.
  • Jangan menyampaikan usulan pada hal-hal yg sudah berjalan.
  • Jangan memberi nasehat cuma bersifat menggarisbawahi.
  • Saran yg bersifat membangun.
  • Saran yg rasional.
  • Saran yg objektif.
  Ciri-Ciri Struktur Sosial

D. DISKUSI KELAS (MENYAJIKAN LAPORAN)   

Diskusi yaitu percakapan ilmiah yg dikerjakan oleh beberapa orang yg tergabung dlm suatu kelompok yg tiap-tiap anggota kelompok saling tukar pertimbangan perihal sesuatu kasus atau bareng -sama memecahkan duduk kasus.
Laporan observasi akan berfaedah kalau dibaca oleh orang lain. Untuk memantapkan isi laporan observasi, mampu didiskusikan atau diseminarkan terlebih dahulu.

Manfaat dr penghidangan laporan pengamatan lewat diskusi kelas, antara lain :

  • memperoleh umpan balik dr peserta,
  • mengungkapkan berbagai kesanggupan yg dimiliki peserta,
  • membantu peserta berpikir teoretis & mudah lewat topik yg dihidangkan, dan
  • membuatkan motivasi peserta untuk lebih mendalami & memecahkan setiap problem.
Setiap peserta diskusi menyumbangkan & menilai pendapat yg diajukan dlm diskusi. Buah pikiran & keterangan, atau pertimbangan yg diajukan dinilai bareng dengan-cara kritis dlm rangka mencari pemecahan. Jadi, diskusi kelompok merupakan bentuk tukar pikiran dlm musyawarah. Masalah yg didiskusikan mesti dirumuskan dgn tepat sehingga terbatas pada satu dilema.
Pembicaraan dlm diskusi biasanya berjalan lewat tindakan selaku berikut.
  • Hakikat masalah yg dibicarakan & alasannya adalah apa yg mengakibatkan problem.
  • Beberapa alternatif cara pemecahan yg mampu dipakai.
  • Tiap-tiap cara pemecahan mesti dipertimbangkan baik buruknya kemudian mesti ditetapkan mana cara yg terbaik.
Hal-hal penting dlm diskusi kelompok, antara lain selaku berikut.
  • Seorang siswa selaku pemimpin diskusi atau moderator yg betugas memimpin jalannya diskusi.
  • Seorang siswa selaku pemrasaran yg bertugas memberikan isi makalah yg dibuat.
  • Seorang siswa selaku penyanggah atau pembahas yg bertugas merespon & membicarakan isi pemrasaran.
  • Seorang siswa selaku sekretaris yg bertugas menulis hasil diskusi.
  • Beberapa siswa (10 – 20 orang) selaku peserta diskusi yg ikut aktif mengikuti jalannya diskusi.
  • Semua yg mengikuti diskusi seharusnya menenteng makalah bahan diskusi.
  • Setelah pemrasaran memberikan isi makalah, disusul penyanggah, & kemudian gres dilanjutkan respon peserta.
  • Sekretaris menulis hal-hal penting, menyerupai rekomendasi, usulan, & pergantian isi makalah, kemudian membacakan kesudahannya pada tamat diskusi.
Tempat duduk untuk melakukan diskusi kelompok dapat dikelola selaku berikut.
Posisi kawasan duduk dlm diskusi kelompok

Bentuk diskusi bemacam-macam, tergantung tujuan yg ingin diraih.
Bentuk diskusi kelas yg biasa digunakan antara lain selaku berikut.

The Social Problem Meeting

Para siswa berdiskusi wacana dilema-duduk perkara sosial di kelas atau di lingkungan sekolahnya dgn keinginan setiap siswa terpanggil untuk belajar & berperilaku laku sesuai dgn ketentuan yg berlaku.

The Opened Meeting

Para siswa berdiskusi mengenai kasus apa saja yg bermitra dgn kehidupan mereka sehari-hari.

The Educational-Diagnosis Meeting

Para siswa berdiskusi mengenai pelajaran di kelas dgn maksud saling mengoreksi pengertian mereka atas pelajaran yg diterimanya sehingga masing-masing anggota memperoleh pengertian yg lebih baik.
Diskusi dapat berjalan tanpa gangguan apabila obrolan berlangsung ke banyak sekali arah. Tanya jawab akan berjalan berdasarkan arus bolak-balik sesuai dgn obrolan yg dikemukakan pembicara.
Tugas & tanggung jawab pemimpin diskusi sebagai berikut.
  • Merundingkan apalagi dahulu dgn peserta hal-hal yg berhubungan dgn diskusi.
  • Membuka diskusi dgn uraian pendek, tepat, tak bertele-tele tentang duduk perkara yg akan didiskusikan.
  • Memimpin diskusi dgn tabah & menghargai pertimbangan yg dikemukakan peserta. 
  • Bersifat ramah, jujur, & tak berat sebelah.
  • Menjadi motor aktivis jalannya diskusi.
  • Membuat rangkuman obrolan.
Menutup diskusi & membacakan rangkuman hasil diskusi. Tugas & keharusan peserta selaku berikut.
  • Mempersiapkan diri sebaik-baiknya hal-hal yg berhubungan dgn dilema yg didiskusikan.
  • Aktif dlm pembicaraan dgn semangat kerja sama.
  • Peka terhadap teknik yg dapat mendorong diskusi berjalan tanpa kendala & tertib.

E. PELAKSANAAN DISKUSI PANEL   

Diskusi panel merupakan bentuk diskusi yg terdiri atas seorang pemimpin diskusi & beberapa orang peserta atau pemakalah, serta disaksikan beberapa orang pendengar. Tempat duduk dlm diskusi panel biasanya disusun sebagai berikut.
Posisi tempat duduk dlm diskusi panel

Mengemukakan pertimbangan atas keterangan dlm diskusi panel tak sama dgn berpidato. Pembicara tak berdiri di podium, tetapi tetap di wilayah. Kadang-kadang pembicara menampilkan pembicaraannya pada peserta lain, ada kalanya pada pemimpin diskusi, & kadang kala pribadi ditujukan pada pendengar.
Sebelum melangsungkan diskusi, langkah-langkah pembicaraan disusun dahulu antara peserta & pemimpin diskusi. Pemimpin diskusi mengontrol jalannya diskusi sesuai dgn tindakan yg telah disepakati.
Masalah yg diajukan sehabis selesai didiskusikan, pemimpin segera merangkum seluruh dialog, kemudian mengajak para pendengar ikut mendiskusikan wacana kasus itu.
Petunjuk yg sangat berkhasiat bagi kelangsungan diskusi panel selaku berikut.
  • Usahakan supaya jangan ada obrolan menyerupai orang berpidato.
  • Peserta diskusi panel dlm berbicara jangan lebih dr lima menit.
  • Pemimpin & peserta diskusi panel mengatakan di kawasan duduknya masing-masing.
  • Pada waktu menyampaikan, peserta mesti memperhatikan para pendengar apakah suaranya bisa dipahami oleh pendengar.
  • Pemimpin harus mengambarkan dengan-cara terperinci pada waktu permulaan diskusi apa yg diharapkannya dr pendengar. Misalnya, kapan pendengar bisa mengajukan pertanyaan atau menyampaikan komentar terhadap kasus yg dibicarakan.
  • Separo dr waktu yg tersedia untuk diskusi mesti dipakai untuk tanya jawab dgn pendengar & untuk menyampaikan rangkuman diskusi.
Sekian postingan yg membicarakan wacana Menyusun Laporan Dan Mengkomunikasikan Hasil Penelitian. Semoga berfaedah & dgn adanya artikel di atas, anda tak salah lagi dlm menyusun laporan hasil observasi anda.