close

√ Materi Tentang Pedosfer Dan Litosfer

Materi Tentang Pedosfer Dan Litosfer – Bumi yg kita tempati mempunyai beberapa lapisan di antaranya ialah pedosfer & litosfer. Pedosfer merupakan lapisan kulit bumi yg paling atas & biasa disebut dgn tanah. Di lapisan ini terjadi segala acara makhluk hidup seperti, tempat tumbuhnya tumbuhan, tempat tinggal manusia & binatang, & lain sebagainya.
 Bumi yg kita tempati memiliki beberapa lapisan di antaranya adalah pedosfer & litosfe √  Materi Tentang Pedosfer Dan Litosfer
Materi Tentang Pedosfer Dan Litosfer
Litosfer merupakan lapisan dr bumi yg terdiri atas batuan & mineral-mineral. Salah satu di antara jenis batuan ialah batuan beku. Batuan beku ini ada yg berasal dr letusan gunng api yg sudah mendingin. Pada kali ini, admin akan membagikan postingan mengenai Materi Tentang Pedosfer Dan Litosfer berikut ini.

Daftar Isi

A. Tanah (Pedosfer)

1. Pengertian Tanah

Pengertian tanah berdasarkan Sitanala Arsyad (1989) yaitu suatu benda alami heterogen yg terdiri atas komponen-komponen padat, cair, & gas yg mempunyai sifat serta perilaku yg dinamis. Tanah berasal dr hasil pelapukan materi anorganik (batuan) & materi organik (sisa tanaman & binatang). Pelapukan itu terjadi karena panas matahari, hujan, & angin. Selain itu pelapukan pula mampu terjadi karena meleburnya kerikil-batuan oleh panas yg terjadi di dlm litosfer.

Baca juga

Atmosfer Dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan

2. Proses Terbentuknya Tanah

Pada dasarnya tanah berasal dr batuan atau zat anorganik yg mengalami pelapukan. Berubahnya batuan menjadi butir-butir tanah disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
  1. pemanasan matahari pada siang hari & pendinginan pada malam hari,
  2. pemadatan & tekanan pada sisa-sisa zat organik akan mempercepat terbentuknya batuan,
  3. batuan yg sudah retak & proses pelapukan yg dipercepat oleh air,
  4. binatang-binatang kecil ibarat cacing tanah, rayap, & sebagainya yg bikin lubang & mengeluarkan zat-zat yg mampu menghancurkan batuan, dan
  5. akar berkembang-flora mampu menerobos & memecah kerikil-batuan menjadi hancur menjadi butiran-butiran tanah.

Skema Proses Terbentuknya Tanah

Pelapukan yg terjadi pada batuan atau sisa-sisa jasad kehidupan pada proses terbentuknya tanah mampu berjalan dengan-cara tiga macam sebagai berikut.
  1. Khemik atau kimiawi, yakni pelapukan yg disebabkan oleh efek materi kimia yg larut dlm air. Adanya reaksi kimia pada zat yg terkandung dlm air menyebabkan batuan mengalami penghancuran.
  2. Fisik atau mekanis, yakni pelapukan yg disebabkan oleh faktor perubahan cuaca yaitu insiden pemanasan pada siang hari & pendinginan pada malam hari, sehingga lambat laun batuan mengalami penghancuran.
  3. Organik atau biologis, yakni pelapukan yg disebabkan karena adanya flora yg hidup di atas batuan, misalnya lumut. Batuan yg ditumbuhi lumut lama kelamaan akan mengalami pelapukan, sehingga hancur & menjadi butir-butir tanah.

3. Komposisi Tanah

Tanah merupakan kumpulan benda-benda alam yg berada di permukaan bumi yg tersusun dlm horizon-horizon, & terdiri atas materi mineral, bahan organik, air, & udara. Perubahan jumlah kepada salah satu materi akan memengaruhi jumlah materi lain. Bahan organik & anorganik ialah komposisi padat, sedangkan udara & air mengisi pori-pori tanah.
Tanah terdiri atas empat komponen yakni: mineral (45%), materi organik (5%), air (20-30%), & udara (20-30%). Di Indonesia terdapat bermacam-macam jenis tanah. Perbedaan jenis tanah di Indonesia disebabkan oleh:
  1. penyinaran matahari yg berlainan,
  2. ada tidaknya tanaman epilog tanah,
  3. relief, hal ini menjadikan terdapatnya perbedaan variasi iklim walaupun di kawasan yg sama, dan
  4. curah hujan yg berlawanan-beda.

Jenis tanah yg terdapat di In-donesia sungguh beragam, ada jenis tanah yg subur & ada jenis tanah yg tak subur. Selain itu ada jenis tanah yg cuma dapat ditumbuhi tumbuhan tertentu. Tingkat kesuburan tanah makin ke bawah kian menyusut.

B.  Profil Tanah

Tanah merupakan tubuh alam tiga dimensi, yakni mempunyai per-sebaran ke arah vertikal & ke arah horizontal. Persebaran ke arah ver-tikal yaitu persebaran dr permu-kaan hingga pada batuan induk (bed rock), sedangkan persebaran ke arah horizontal kurang lebih sejajar de-ngan permukaan bumi. Mengenai susunan lapisan tanah mampu dilihat pada gambar di samping.

1. Lapisan Tanah

Tanah terdiri atas lapisan-lapisan. Lapisan tanah berturut-turut dr atas ke bawah yakni :

a. Tanah Lapisan Atas

Tanah lapisan atas berwarna gelap & kehitam-hitaman, tebal-nya antara 10 – 30 cm. Lapisan ini merupakan lapisan tersubur, kare-na adanya bunga tanah atau hu-mus. Lapisan tanah atas (top soil) merupakan penggalan yg optimum untuk kehidupan berkembang-tanaman. Semua komponen-komponen tanah terdapat di lapisan ini, yaitu mineral 45%, bahan organik 5%, air antara 20 – 30% & udara dlm tanah antara 20 – 30%. Perbandingan komponen tanah da-pat dilihat menyerupai gambar di sam-ping.

b. Tanah Lapisan Bawah

Tanah lapisan bawah warnanya lebih cerah & lebih padat daripada tanah lapisan atas. Lapisan tanah ini tebalnya antara 50 – 60 cm, lebih tebal dr lapisan tanah atas, sering disebut tanah cadas atau tanah keras. Di lapisan tanah ini kegiatan jasad hidup mulai menyusut. Biasanya ditumbuhi tumbuhan beru-mur panjang & berakar tunggang dlm & panjang agar meraih lapisan tanah.

c. Batuan Induk Tanah

Batuan induk merupakan batuan asal dr tanah. Lapisan tanah ini warnanya kemerah-merahan atau kelabu keputih-putihan. Lapisan itu mampu pecah & diubah dgn mudah, tetapi sulit ditembus akar. Di lereng-lereng gunung, lapisan itu sering terlihat jelas karena lapisan atasnya sudah hanyut oleh air hujan. Semakin ke dlm lapisan ini merupakan batuan pejal yg belum mengalami proses pemecahan. Pada lapisan ini tumbuhan jarang bisa hidup.

2. Tekstur Tanah

Tekstur tanah yaitu perbandingan relatif dr aneka macam golongan besar partikel tanah dlm suatu massa tanah, khususnya perbandingan antara fraksi-fraksi mirip pasir, debu, & lempung. Tekstur tanah berhubungan dgn materi mineral menyerupai pasir, debu, & lempung. Pasir, debu, & lempung disebut zarah (partikel) tanah. Berdasarkan ukurannya (diameter butirnya), partikel tanah dikelompokkan menjadi tiga fraksi, yaitu fraksi pasir, fraksi debu, & fraksi lempung, sedangkan butir-butir tanah atau batuan yg berdiameter di atas 2 mm disebut gravel & tak tergolong fraksi tanah.
Bila unsur-unsur tanah cuma terdiri atas butiran-butiran pasir, maka tanah tersebut mempunyai tekstur bergairah. Sebaliknya, bila unsur-unsur tanah cuma terdiri atas lempung, tekstur tanah itu sangat halus. Tanah lempung sangat bagus untuk pembuatan kerajinan keramik, bata, & genteng. Tekstur tanah yg ideal untuk pertanian adalah geluh, yakni tanah yg lekat.

3. Permeabilitas

Permeabilitas tanah yaitu cepat atau lambatnya air meresap ke dlm tanah melalui pori-pori tanah baik ke arah horizontal maupun ke arah vertikal. Cepat atau lambatnya permeabilitas air ini sungguh ditentukan oleh tekstur tanah. Semakin berangasan tekstur tanah makin cepat peresapan air, sebaliknya tanah dgn tekstur halus penyerapan airnya makin lambat.

4. Solum Tanah

Kedalaman atau solum tanah memperlihatkan tingkat ketebalan tanah diukur dr permukaan sampai ke batuan induk.

C.  Jenis-Jenis & Persebaran Tanah di Indonesia

Jenis tanah akan kuat pada kesuburan tanah. Berdasarkan materi induk & proses perubahan yg disebabkan oleh tenaga eksogen, tanah di Indonesia dibedakan menjadi aneka macam jenis ibarat berikut.

1. Tanah Podzol/Andosol

Tanah podzol ialah tanah yg terjadi karena imbas dr tinggi rendahnya curah hujan. Tanah jenis ini sifatnya mudah berair bila kena air. Merupakan jenis tanah yg subur. Warnanya kuning & kuning kelabu. Di Indonesia jenis tanah tersebut terdapat di kawasan pegunungan tinggi.

2. Tanah Laterit

Tanah laterit yaitu tanah yg terjadi karena suhu udara tinggi & curah hujan tinggi, menjadikan aneka macam mineral yg diperlukan oleh berkembang-flora larut & meninggalkan sisa oksida besi & aluminium. Tanah laterit terdapat di beberapa wilayah di Jawa Timur, Jawa Barat, & Kalimantan Barat.

3. Tanah Humus

Tanah humus merupakan tanah hasil pelapu-kan meningkat -tanaman (bahan organik). Tanah humus ini sungguh subur & cocok untuk la-han pertanian, warnanya kehitaman. Tanah je-nis ini terdapat di Sumatra, Kalimantan, Su-lawesi & Papua.

4. Tanah Vulkanis

Tanah vulkanis merupakan tanah hasil pelapukan materi padat & materi cair yg dikeluarkan oleh gunung berapi. Tanah tersebut sungguh subur. Banyak kawasan pertanian diusahakan di kawasan vulkanis. Tanah jenis ini terdapat di Pulau Jawa kepingan utara, Sumatra,
Bali, Lombok, Halmahera, & Sulawesi. Pulau Jawa & Sumatra merupakan pulau yg paling banyak mempunyai gunung berapi sehingga paling luas tanah vulkanisnya.

 5. Tanah Padas

Tanah padas yakni tanah yg amat padat, karena mineral di dalamnya dikeluarkan oleh air yg terdapat di lapisan tanah sebelah atasnya. Jenis tanah ini terdapat nyaris di seluruh wilayah Indonesia.

6. Tanah Endapan/Aluvial

Tanah endapan yakni tanah yg terjadi tanggapan pengendapan batuan induk yg sudah mengalami proses pelarutan, pada umumnya merupakan tanah yg subur. Jenis tanah ini terdapat di Jawa serpihan utara, Sumatra pecahan timur, Kalimantan pecahan barat & selatan. Tanah ini cocok ditanami padi, palawija, tembakau, tebu, sayuran, kelapa, & buah-buahan. Jenis tanah endapan ialah tanah endapan laterit, tanah endapan pasir, & tanah endapan vulkanis.

7. Tanah Terrarosa/Mediteran

Tanah terrarosa yaitu tanah yg terbentuk dr pelapukan batuan kapur. Tanah ini banyak terdapat di dasar dolina-dolina & merupakan tanah pertanian yg subur di wilayah watu kapur. Tanah itu banyak terdapat di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, & Sumatra.

8. Tanah Mergel

Tanah mergel yakni tanah yg terjadi dr adonan batuan kapur, pasir & tanah liat. Pembentukan tanah mergel dipengaruhi oleh hujan yg tak merata sepanjang tahun. Tanah mergel termasuk jenis tanah yg subur & banyak terdapat di lereng pegunungan & dataran rendah, contohnya Solo (Jawa Tengah), Madiun, & Kediri (Jawa Timur).

9. Tanah Kapur

Tanah kapur yakni tanah yg terjadi dr materi induk kapur (watu endapan) & sudah mengalami laterisasi lemah. Jenis tanah ini terdapat di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, & Sumatra.

10. Tanah Pasir

Tanah pasir yakni tanah hasil pelapukan batuan beku & sedimen, & tak berstruktur. Tanah pasir kurang baik untuk pertanian karena sedikit mengandung materi organik. Tanah pasir banyak terdapat di pantai barat Sumatra Barat, Jawa Timur, & Sulawesi.

11. Tanah Gambut/Rawa

Tanah gambut adalah tanah yg berasal dr materi organik yg senantiasa tergenang air (rawa). Sedikitnya kandungan unsur hara & peredaran udara di dalamnya yg tak tanpa hambatan, mengakibatkan proses penghancuran tanah menjadi tak sempurna. Tanah jenis ini kurang baik untuk pertanian. Jenis tanah ini terdapat di pantai timur Sumatra, Kalimantan, & Papua.

D.  Kesuburan Tanah di Indonesia

Jenis tanah akan besar lengan berkuasa kepada tingkat kesuburan tanah. Tanah yg subur apabila ditanami tumbuhan pertanian akan menciptakan buatan yg besar, sebaliknya tanah yg tandus akan sulit untuk ditanami. Pengaturan air (drainase) suatu lahan pula mempunyai dampak terhadap kondisi kesuburan tanah, bila pengaturan airnya jelek, maka tingkat kesuburannya akan rendah.
Ciri-ciri tanah subur ialah selaku berikut.
  1. Struktur tanahnya manis, yaitu butir-butir tanahnya renggang tak terlalu besar & tak terlalu kecil.
  2. Tanah mempunyai air dlm jumlah yg banyak & berfungsi untuk melarutkan garam-garaman.
  3. Tanah mempunyai garam-garaman dlm jumlah banyak selaku materi makanan tumbuh-tanaman.
  4. Ciri-ciri yg kurang subur antara lain selaku berikut.
  5. Struktur tanahnya kurang baik.
  6. Air yg ada di dlm tanah jumlahnya sedikit.
  Pengertian Eflata Yakni

Dilihat dr tingkat kesuburannya tanah dibedakan sebagai berikut.
Tanah muda, yaitu tanah dgn kandungan zat masakan yg belum banyak sehingga tingkat kesuburannya masih relatif rendah.
Tanah remaja, yakni tanah dgn kandungan zat masakan sungguh banyak sehingga tanah ini sungguh subur. Tanah inilah yg sungguh manis untuk pertanian
Tanah renta, yakni tanah dgn kandungan zat masakan yg sudah mulai berkurang, sehingga tingkat kesuburannya pula mulai berkurang.
Tanah sangat renta, yakni tanah dgn kandungan zat kuliner sungguh sedikit bahkan nyaris habis, sehingga ada yg menyebut jenis tanah ini selaku tanah yg mati. Tanah ini sungguh tak subur.
Tanah pertanian yg subur sungguh diperlukan oleh penduduk, khususnya para petani. Kesuburan tanah perlu ditingkatkan & dilestarikan. Beberapa usaha untuk melestarikan kesuburan tanah, antara lain:
  1. pemupukan yg sempurna & terus-menerus terutama dgn pemakaian pupuk alami,
  2. metode irigasi yg baik,
  3. penghutanan lereng-lereng yg botak & penghutanan kembali daerah yg sudah botak (reboisasi), dan
  4. mengelola tanah miring dgn cara yg sempurna. 

E. Erosi Tanah & Dampaknya terhadap Kehidupan

Erosi yakni pelepasan atau pemindahan material tanah & batuan dr satu tempat ke tempat lain yg disebabkan oleh adanya tenaga air, angin, & gletser. Erosi biasanya terjadi dr tempat yg tinggi ke tempat yg lebih rendah.

1. Macam-Macam Erosi

Macam-macam erosi berdasarkan penyebab terjadinya adalah selaku berikut.

Erosi Permukaan (Sheet Erosion)

Erosi permukaan yakni hilangnya lapisan tanah, terjadi lantaran adanya tenaga dr air, atau gletser, sehingga melarutkan lapisan tanah yg dilewatinya. Erosi permukaan menyebabkan hilangnya kesuburan tanah, lantaran hilangnya lapisan humus yg ada dlm tanah.

Erosi Percikan (Splash Erosion)

Erosi percikan terjadi lantaran adanya percikan dr air hujan pada tanah atau batuan. Erosi percikan memunculkan material atau batuan yg terkena tetesan air hujan menjadi lapuk & hasilnya hancur.

Erosi Angin

Erosi angin terjadi karena adanya tiupan angin yg menyebabkan terjadinya pengikisan pada batuan atau tanah, biasanya terjadi di kawasan gurun pasir. Erosi angin pula disebut deflasi.

Erosi Alur (Riil Erosion)

Erosi alur yakni pengikisan tanah & batuan yg terjadi di daerah-kawasan miring, sehingga alur-alur yg searah dgn kemiringan lereng tanahnya mengalami pengikisan.

Erosi Parit (Gully erosion)

Erosi parit merupakan kelanjutan dr erosi alur. Erosi parit mempunyai tenaga sungguh kokoh, sehingga menjadikan lereng-lereng yg terkena erosi akan berupa menyerupai aksara V atau U.

Erosi Laut

Erosi maritim disebabkan oleh gelombang air maritim yg mengikis wilayah pantai. Erosi oleh gelombang air maritim pula disebut dgn pengikisan.

Erosi Tebing Sungai

Erosi tebing sungai terjadi lantaran adanya pengikisan pada dinding sungai yg mengakibatkan lembah sungai bertambah lebar. Biasanya terjadi di wilayah hilir sungai.

Erosi Gletser

Erosi gletser terjadi karena adanya pengikisan massa es di kawasan kutub atau pegunungan bersalju. Massa es yg merambat menuruni lereng karena imbas dr gaya gravitasi bumi, menyebabkan terkikisnya tempat-tempat yg dilaluinya.

2. Sebab-Sebab Terjadinya Erosi Tanah

Terjadinya erosi tanah menyebabkan lapisan tanah atas yg subur akan rusak & bikin lingkungan alam lainnya ikut rusak. Sebab-karena terjadinya erosi tanah antara lain:
  1. kondisi tanah gundul atau tak ada tanamannya,
  2. tanah tak dibuat tanggul pasangan selaku penahan erosi,
  3. pada tanah miring tak dibikin teras-teras & guludan sebagai penyangga air & tanah yg larut,
  4. pada permukaan tanah yg berumput dipakai untuk penggembalaan liar sehingga tanah atas kian rusak, dan
  5. penebangan hutan dengan-cara liar menyebabkan hutan menjadi botak.

3. Pencegahan Erosi

Usaha-usaha untuk melindungi tanah terhadap erosi disebut pengawetan tanah. Pengawetan tanah dijalankan dgn bermacam-macam cara antara lain:
  1. menanami tanah gundul dgn pohon-pohon berdaun lebat & berakar dalam, sehingga daun-daunnya mampu menahan pukulan air hujan & akarnya yg dlm memungkinan tanah menyerap banyak air,
  2. menanami tanah yg terbuka dgn rumput & tumbuhan lain, sehingga permukaan tanah tertutup oleh berkembang-tumbuhan,
  3. membuat akses air yg atasnya ditanami rumput,
  4. memperbaiki cara-cara pengolahan tanah, antara lain dgn tata cara irigasi, pemberantasan hama tumbuhan & pe nanaman dengan-cara bergilir,
  5. pemberian pupuk yg tepat untuk memajukan kesuburan tanah, dan
  6. pengerjaan teras pada lereng yg curam.

4.  Dampak Erosi terhadap Kehidupan

Erosi yg berjalan dengan-cara terus-menerus akan berakibat fatal bagi kehidupan manusia. Hilangnya sumber daya alam yg ada, khususnya tanah & berkurangnya tingkat kesuburan tanah akan merugikan insan. Untuk mempertahankan kestabilan tanah di daerah miring & untuk meminimalisir tingkat erosi tanah, maka dibutuhkan beberapa langkah antara lain selaku berikut.
  1. Terasering, yakni pola bercocok tanam dgn tata cara berteras-teras (bertingkat) untuk mencegah terjadinya erosi tanah.
  2. Contour farming, yakni menanami lahan menurut garis kontur (kemiringan), sehingga perakarannya mampu menahan tanah dr erosi.
  3. Pembuatan tanggul pasangan (guludan) untuk menahan laju erosi.
  4. Contour plowing, yaitu membajak tanah searah garis kontur, sehingga terjadilah alur-alur horizontal untuk membatasi terjadinya erosi.
  5. Contour strip cropping, yaitu bercocok tanam dgn cara membagi bidang-bidang tanah dlm bentuk memanjang & sempit dgn mengikuti garis kontur sehingga bentuknya berbelok-belok. Masing-masing ditanami tumbuhan yg berlawanan-beda jenisnya dengan-cara berselang seling (tumpang sari).
  6. Crop rotation, yaitu perjuangan pergantian jenis tanaman supaya tanah tak kekurangan salah satu unsur hara, balasan diserap terus menerus oleh salah satu jenis tumbuhan.
  7. Reboisasi, yakni menanami kembali hutan-hutan yg gundul untuk membatasi terjadinya erosi, tanah longsor, & banjir.

F. Manfaat Tanah Sebagai Lahan Potensial

Tanah ialah akumulasi badan alam yg bebas & menduduki sebagian besar per-mukaan bumi. Tanah bisa menumbuh-kan tanaman & mempunyai sifat-sifat terten-tu, selaku tamat dr efek iklim & jasad-jasad hidup yg bertindak terhadap materi induk dlm keadaan tertentu selama jangka waktu tertentu pula. Sebagai sumber daya alam fisik, tanah berperan penting bagi kehidupan manusia, salah satunya yaitu fungsi tanah selaku lahan memiliki potensi untuk mendukung kehidupan insan.
Fungsi tanah antara lain:
  1. selaku tempat tinggal & tempat melakukan kegiatan insan,
  2. selaku tempat hidup binatang & tumbuhnya vegetasi, dan
  3. mengandung materi tambang atau materi galian yg ber-guna bagi kehidupan insan.

1. Lahan Potensial
Lahan memiliki potensi merupakan lahan yg produktif sehingga bila dikelola dgn baik oleh insan bisa memperlihatkan hasil yg tinggi walaupun dgn ongkos pengelolaan yg rendah. Lahan mempunyai kesempatan pada umumnya dikaitkan dgn pertanian sehingga lahan ini mempunyai kesanggupan untuk lahan buatan.
Letak lahan memiliki peluang bervariasi, ada yg berada di dataran rendah, dataran tinggi, daerah pegunungan, atau pantai. Pemanfaatan lahan potensial antara lain untuk pertanian, hutan, perkebunan, atau pemukiman. Keragama pemanfaatan tersebut sesuai dgn kondisi kawasan & tingkat kebudayaan manusianya. Lahan memiliki peluang merupakan modal dasar dlm upaya mengembangkan kesejahteraan hidup insan, sehingga mesti dilaksanakan dengan-cara bijaksana jangan hingga pemanfaatan lahan mempunyai potensi menghancurkan lingkungan.

a.  Potensi Ekonomi Sumbar Daya Lahan

Potensi ekonomi dr sumber daya lahan yakni sebagai berikut.
  1. Potensi Ekonomi Sumber Daya Lahan Tanah Humus
  2. Lahan tanah humus sungguh subur & merupakan lahan pertanian yg baik, karena banyak mengandung unsur hara yg dibutuhkan untuk kehidupan tumbuhan.

Potensi Ekonomi Sumber Daya Lahan Tanah Vulkanis

Tanah vulkanis banyak mengandung unsur-unsur yg dikehendaki oleh berkembang-tumbuhan. Tanah vulkanis sungguh subur & baik untuk pertanian, umpamanya padi, kina, kopi, & teh.

Potensi Ekonomi Sumber Daya Lahan Tanah Mergel

Tanah mergel merupakan tanah yg subur, terdapat di tempat lereng pegunungan & di dataran rendah. Tanah mergel cocok untuk lahan pertanian.

Potensi Sumber Daya Lahan Tanah Kapur

Lahan tanah kapur relatif subur untuk pertanian. Lahan ini cocok untuk ditanami hutan jati, palawija, & tembakau.

b. Upaya Pelestarian Lahan Potensial

Lahan potensial sangat diharapkan oleh setiap insan, oleh karena itu mesti dilestarikan. Usaha melestarikan lahan mempunyai potensi berkaitan erat dgn usaha pengawetan tanah atau pengontrolan erosi. Pada dasarnya usaha pengawetan tanah dibedakan menjadi dua, yaitu dgn metode mekanik & metode vegetatif.
  1. Metode mekanik merupakan metode mengawetkan tanah lewat teknik-teknik pengolahan tanah yg mampu memperlambat pemikiran air.
  2. Metode vegetatif ialah metode mengawetkan tanah dgn cara menanam vegetasi pada lahan yg dilestarikan. Metode ini sungguh efektif dlm pengontrolan erosi.

Metode pengawetan tanah atau pengontrolan erosi menjadi sungguh efektif apabila metode mekanik dipadukan atau dikombinasikan dgn metode vegetatif.

2. Lahan Kritis

Lahan kritis yakni lahan yg tak produktif. Meskipun diatur, produktivitas lahan kritis sangat minim, bahkan dapat terjadi hasil buatan yg diterima jauh lebih sedikit dibandingkan dengan ongkos produksinya. Lahan kritis bersifat tandus, gundul, & tak mampu dipakai untuk usaha pertanian, karena tingkat kesuburannya sangat minim.

a.  Penyebab Terjadinya Lahan Kritis

Faktor-faktor yg mengakibatkan terjadinya lahan kritis, yakni selaku berikut.
  1. Genangan air yg terus-menerus seperti di wilayah pantai & rawa-rawa.
  2. Kekeringan, biasanya terjadi di wilayah bayangan hujan.
  3. Erosi tanah atau masswasting yg biasanya terjadi di wilayah dataran tinggi, pegunungan, & wilayah miring yang lain.
  4. Pengelolaan lahan yg kurang memerhatikan faktor-aspek kelestarian lingkungan. Lahan kritis mampu terjadi baik di dataran tinggi, pegunungan, wilayah yg miring maupun di dataran rendah.
  5. Masuknya material yg bisa bertahan lama ke lahan pertanian, umpamanya plastik. Plastik bisa bertahan 200 tahun di dlm tanah sehingga sungguh mengganggu kelestarian lahan pertanian.
  6. Terjadinya pembekuan air, biasanya terjadi di wilayah kutub atau pegunungan yg sungguh tinggi.
  7. Masuknya zat pencemar (misal pestisida & limbah pabrik) ke dlm tanah sehingga tanah menjadi tak subur.

b.  Usaha Pelestarian Lahan Kritis

Usaha-perjuangan yg dapat dijalankan untuk memperbaiki lahan kritis antara lain selaku berikut.
  1. Menghilangkan unsur-unsur yg dapat mengganggu kesuburan lahan pertanian, contohnya plastik. Berkaitan dgn hal ini, proses daur ulang atau recycling sangat dikehendaki. Proses daur ulang ini pula bisa meminimalkan SDA yg tak bisa diperbarui (nonrenewable).
  2. Penghijauan kembali (reboisasi) wilayah yg gundul. Maksud penghijauan yakni menanami lahan yg gundul yg belum pernah menjadi hutan, sedangkan reboisasi merupakan menanami lahan botak yg pernah menjadi hutan. Jadi pada prinsipnya upaya ini yakni menghutankan daerah-kawasan yg gundul, khususnya di wilayah pegunungan.
  3. Melakukan reklamasi lahan bekas pertambangan. Biasanya wilayah ini sungguh gersang, oleh karena itu mesti ditanami jenis tanaman yg bisa hidup di tempat tersebut, misalnya pohon mindi.
  4. Memanfaatkan tumbuhan eceng gondok guna menurunkan zat pencemar yg ada pada lahan pertanian. Eceng gondok bisa menyerap zat pencemar & dapat dimanfaatkan untuk makanan ikan. Namun dlm hal ini pengelolaannya mesti hati-hati karena eceng gondok sangat simpel meningkat sehingga mampu menganggu lahan pertanian apabila pertumbuhannya tak terkendali.
  5. Pemupukan dgn pupuk organik atau alami yakni pupuk kandang atau pupuk hijau dengan-cara sempurna & terus-menerus.
  6. Tindakan yg tegas tetapi bersifat mendidik pada siapa pun yg melakukan kegiatan yg mampu menimbulkan terjadinya lahan kritis.
  7. Pengelolaan wilayah terpadu di wilayah lautan & wilayah pemikiran sungai (DAS).

Pengembangan keanekaragaman hayati & pola pergiliran tumbuhan.

1.  Pengertian Litosfer

Litosfer berasal dr kata lithos artinya batuan, & sphere artinya lapisan. Makara, litosfer yakni lapisan bumi yg paling luar atau biasa disebut dgn kulit bumi. Lapisan ini pada umumnya terjadi dr senyawa kimia yg kaya akan SiO , itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat.
Litosfer memiliki ketebalan rata-rata 30 km & terdiri atas dua penggalan, yaitu selaku berikut.
  1. Litosfer atas, merupakan daratan, kira-kira 35% atau 1/3 penggalan.
  2. Litosfer bawah, merupakan lautan, kira-kira 65% atau 2/3 kepingan.
  Identifikasikan unsur pengetahuan yang dimiliki hampir semua suku bangsa

2. Batuan Pembentuk Litosfer

Litosfer tersusun dr tiga macam batuan, yakni batuan beku, sedimen, & metamorf atau malihan. Proses terbentuknya ketiga macam batuan tersebut berlawanan-beda. Induk dr ketiga macam batuan yakni magma. Magma ialah larutan silikat yg cari & pijar yg terdapat di dlm bumi.

Batuan Beku (Igneous Rock)

Batuan beku ialah batuan yg terbentuk dr magma pijar yg membeku menjadi padat. Menurut beberapa teori tentang terjadinya bumi, pada suatu waktu kemudian bumi berupa massa cair yg dinamakan magma. Magma ini selanjutnya membeku membentuk lapisan kerak bumi, & sebagian besar batuan kerak bumi menjadi jenis batuan beku. Pada kenyataannya, 80% batuan yg menyusun batuan kerak bumi yaitu batuan beku.
Berdasarkan tempat terbentuknya magma beku, batuan beku dibagi menjadi tiga macam.

1) Batuan Beku Dalam (Plutonik/Abisik)

Batuan beku dalam, terjadi dr pembekuan magma yg berjalan perlahan-lahan tatkala masih berada jauh di dlm kulit bumi. Contoh batuan beku dlm yakni granit, diotit, & gabbro.

2) Batuan Beku Gang/Korok

Batuan beku korok, terjadi dr magma yg membeku di lorong antara sarang magma & permukaan bumi. Magma yg meresap di antara lapisan-lapisan litosfer mengalami proses pembekuan yg berjalan lebih singkat, sehingga kristal mineral yg terbentuk tak semua besar. Campuran kristal mineral yg besarnya tak sama merupakan ciri batuan beku korok.

3) Batuan Beku Luar/Lelehan

Batuan beku luar atau batuan beku lelehan terjadi dr sebagian magma yg membeku sesudah hingga di permukaan bumi. Contoh batuan beku luar ialah basalt, diorit, andesit, obsidin, scoria, & bumice atau kerikil apung.

4) Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)

Batuan beku yg telah terbentuk pada permukaan bumi mengalami pelapukan. Bagian-kepingan yg lepas dimuat oleh fatwa air, angin atau cairan gletser, & kemudian diendapkan. Endapan tersebut disebut sedimen & masih lunak, karena proses diagenesis, sedimen menjadi keras & disebut batuan sedimen.
Berdasarkan proses pembentukannya batuan sedimen mampu dikelompokkan menjadi tiga macam, selaku berikut.
  1. Batuan sedimen klastik yakni batuan asal yg mengalami penghancuran dengan-cara mekanis dr ukuran besar menjadi ukuran kecil, kemudian mengendap membentuk batuan endapan klastik. Contoh lazim batuan endapan klastik yakni batuan pasir & watu lempung (Shale).
  2. Batuan sedimen kimiawi yakni batuan yg terjadi karena proses kimiawi, seperti penguapan, pelarutan, kehilangan cairan tubuh, & sebagainya. Contoh batuan sedimen kimiawi yg terjadi dengan-cara tak langsung yaitu batuan sedimen kapur yg dinamakan stalaktit & stalagmit yg terdapat di gua-gua kapur,
  3. Batuan sedimen organik yakni batuan yg terjadi karena selama proses pengen-dapannya mendapat perlindungan dr organis-me, yakni sisa-sisa rumah atau bangkai binatang laut yg tertimbun di dasar maritim mirip kerang, & terumbu karang.

Berdasarkan tenaga yg me-ngangkut, batuan sedimen dibe-dakan menjadi 4, sebagai berikut.
  1. Batuan sedimen aeris atau aeolis, terbentuk oleh tenaga angin, misalnya tanah los;
  2. Batuan sedimen glasial, ter-bentuk oleh tenaga es, misal-nya morena;
  3. Batuan sedimen aquatis, ter-bentuk oleh tenaga air, misal-nya breksi & konglomerat;
  4. Batuan sedimen marine, ter-bentuk oleh tenaga air maritim contohnya kerikil karang.

5) Batuan Malihan (Metamorphic Rock)

Batuan malihan terbentuk karena adanya penambahan suhu atau penambahan tekanan yg terjadi dengan-cara bantu-membantu pada batuan sedimen. Contoh batuan malihan yakni marmer dr watu kapur & antrasit dr batu bara.

H. Tenaga Geologi

Ada beberapa perubahan bentuk pada permukaan bumi yg disebabkan oleh suatu tenaga yg disebut dgn tenaga geologi. Tenaga geologi yg berasal dr dlm bumi disebut dgn tenaga endogen, sedangkan yg berasal dr luar bumi merupakan tenaga eksogen.

1. Tenaga Endogen

Tenaga endogen yakni tenaga yg berasal dr dlm bumi bersifat konstruktif atau membangun. Tenaga ini meliputi tektonisme, vulkanisme, & gempa bumi.

a.  Tektonisme

Tektonisme atau tenaga tektonik yakni tenaga geologi yg berasal dr dlm bumi dgn arah vertikal atau horizontal yg menimbulkan perubahan letak lapisan batuan yg membentuk permukaan bumi. Proses ini menciptakan lipatan & patahan, baik dlm ukuran besar maupun ukuran kecil. Gerakan tektonisme pula disebut dgn istilah dislokasi.
Berdasarkan kecepatan gerak & luas wilayahnya, tektonisme dibedakan menjadi dua yaitu gerak epirogenetik & orogenetik.

Gerak Epirogenetik

Gerak epirogenetik (gerak pembentuk kontinen atau benua) merupakan gerakan yg memunculkan turun naiknya lapisan kulit bumi yg relatif lambat & berjalan lama di suatu tempat yg luas. Gerak epirogenetik dibeda-kan menjadi dua yakni epirogenetik positif & epirogenetik negatif.
Epirogenetik positif yaitu gerak penurunan suatu daratan, sehing-ga tampaknya permukaan air maritim naik.
Epirogenetik negatif yakni gerak naiknya suatu daratan, sehingga nampaknya permukaan air laut turun.

Gerak Orogenetik

Gerak orogenetik yakni gerakan kulit bumi yg lebih cepat & meliputi wilayah yg lebih sempit. Proses ini mampu membuat pegunungan lipatan & pegunungan patahan.

Lipatan (Fold)

Lipatan yakni suatu ketampakan yg diakibatkan oleh tekanan horizontal & tekanan vertikal pada kulit bumi yg sifatnya lentur. Pada lipatan terdapat belahan yg turun dinamakan sinklinal & yg terangkat dinamakan antiklinal.

b) Patahan/Sesar (Faoult)

Patahan yakni kulit bumi yg patah atau retak karena adanya efek tenaga horizontal atau tenaga vertikal pada kulit bumi yg tak lentur. Bidang yg mengalami keretakan atau patahnya kulit bumi disebut bidang patahan. Bidang patahan yg sudah mengalami perubahan disebut faoult atau sesar. Pergeseran tersebut terjadi dengan-cara vertikal atau horizontal.
Macam-macam sesar berdasarkan arah geraknya yakni sebagai berikut.

(1) Sesar Naik & Sesar Turun

Bidang patahan yg atap sesarnya bergeser turun terhadap ganjal sesar disebut sesar turun, sedangkan yg atap sesarnya seakan-akan bergerak ke atas disebut sesar naik. Sesar naik disebut sesar sungkup apabila jarak pergeserannya hingga beberapa km & cuilan yg satu menutup cuilan yg lain. Contoh sesar di Indonesia yaitu tata cara patahan di Bukit Barisan (dari Sumatra Utara hingga ke Teluk Semangko di Sumatra Selatan). Daerah patahan ini diketahui dgn nama zone patahan Semangko.

(2) Graben & Horst

Batuan yg terletak di antara dua bidang sesar yg hampir sejajar, sempit, & panjang. Bagian yg meninggi atau timbul terhadap kawasan sekitarnya disebut horst. Step faulting ialah sesar bentuk tangga. Gambar 3.13 ialah skema graben, horst & sesar bentuk tangga. Sebuah pegunungan yg mengandung banyak patahan disebut kompleks pegunungan patahan.

(3) Sesar Mendatar

Sesar mendatar ialah sesar yg tegak lurus & bergeser dengan-cara horizontal walaupun ada sedikit gerak vertikal. Sesar jenis ini biasanya ditemui di kawasan-wilayah yg mengalami perlipatan & pensesaran naik. Sesar mendatar yg ukurannya besar terdapat di San Andreas (California), Filipina, & Taiwan. Di Indonesia, sesar mendatar terdapat dlm lapisan neogen muda di wilayah Kefamenanu, Timor.

b.  Vulkanisme

Vulkanisme yakni semua insiden yg berhubungan dgn magma yg keluar meraih permukaan bumi lewat retakan dlm kerak bumi atau lewat suatu pita sentral yg disebut terusan kepundan atau diatrema. Magma yg keluar hingga ke permukaan bumi disebut lava.
1) Material Hasil Aktivitas Vulkanisme Sesuai wujudnya, ada tiga jenis materi atau material yg dikeluarkan oleh adanya tenaga vulkanisme. Material tersebut yaitu material padat, cair, & gas.
  1. Benda padat (efflata) yaitu debu, pasir, lapili (watu kerikil) kerikil-watu besar (bom),dan watu apung.
  2. Benda cair (effusive) yakni materi cair yang dikeluarkan oleh tenaga vulkanisme, yakni lava, lahar panas, & lahar dingin. Lava yakni magma yg keluar ke permukaan bumi. Lahar panas yakni lahar yg berasal dr letusan gunung berapi yang memiliki danau kawah (kaldera), pola kaldera yg terkenal di Indo-nesia yakni kawah Bromo. Lahar cuek yakni lahar yg berasal dr materi letusan yg sudah mengendap, kemudian mengalir deras menuru-ni lereng gunung.

Benda gas (ekshalasi), yakni materi gas yg dikeluarkan oleh tenaga vulkanisme antara lain solfatar, fumarol, & mofet. Solfatar yakni gas hidrogen sulfida (H S) yg keluar dr suatu lubang yg terdapat di gunung-gunung berapi. Fumarol yaitu uap air panas. Mofet ialah gas asam arang (CO )
Seperti yg terdapat di Gunung Tangkuban Perahu & Dataran Tinggi Dieng.
Proses keluarnya magma dinamakan letusan atau erupsi, ada yg berupa erupsi leleran (efusif), & ada pula erupsi yg berupa ledakan (eksplosif). Berdasarkan banyaknya celah pada permukaan bumi & waktu keluarnya magma, erupsi dibedakan menjadi empat, yaitu erupsi linear, erupsi sentral, erupsi gabungan, & erupsi areal.

Erupsi Linear

Gerakan magma menuju permu-kaan bumi lewat celah-celah atau re-takan-retakan disebut erupsi linear atau erupsi belahan (Gambar 3.16). Erupsi linear menciptakan lava yg cair & membentuk plato, contohnya Plato Sukadana (Lampung), Columbia (Afri-ka Selatan), serta daerah yg me-ngelilingi Kutub Utara, seperti Tanah Hijau, Iceland, Asia Utara, & Spits-bergen.

b) Erupsi Sentral

Erupsi sentral ialah lava yg keluar lewat terusan kepundan.

c) Erupsi Campuran

Erupsi adonan menghasilkan gunung berapi strato atau gunung bera-pi berlapis. Erupsi ini terdiri atas materi-materi lepas & lava. Hampir seluruh gunung api di Indonesia yakni gunung api strato.

d) Erupsi Areal

Erupsi areal, yakni letusan yg ter-jadi lewat lubang yg sungguh luas. Sampai saat ini erupsi areal masih dira-gukan kejadiannya di bumi.

Intrusi Magma

Penerobosan magma ke permukaan bumi tetapi belum hingga ke permukaan disebut intrusi magma. Intrusi mag-ma menciptakan bentukan-bentukan selaku berikut.
  1. Keping intrusi atau sills, yakni sisipan magma yg membeku di antara dua lapisan litosfer, relatif tipis, & melebar.
  2. Batolit, yakni batuan beku yg terbentuk di dlm dapur magma, karena penurunan suhu yg sungguh lambat.
  3. Lakolit, yakni batuan beku yg berasal dr resapan magma di antara dua lapisan litosfer & membentuk bentukan menyerupai lensa cembung.
  4. Gang atau dikes, yakni batuan hasil intrusi magma yg memangkas lapisan-lapisan litosfer dgn bentuk pipih atau lempeng.
  5. Diatrema, yakni batuan pengisi pipa letusan, berupa silinder mulai dr dapur magma hingga ke permukaan bumi.

3)  Tipe Letusan Gunung api

1. Tipe Hawaii

Tipe gunung api ini dicirikan dgn lavanya yg cair & tipis, & dlm perkembangannya akan membentuk tipe gunung api perisai. Tipe ini banyak ditemukan pada gunung api perisai di Hawaii mirip di Kilauea & Maunaloa. Contoh letusan tipe Hawai di Indonesia adalah pembentukan plato lava di daerah Dieng, Jawa Tengah.

2. Tipe Stromboli

Tipe ini sungguh khas untuk gunung Stromboli & beberapa gunung api yang lain yg sedang meningkat kegiatannya. Magmanya sungguh cair, ke arah permukaan sering dijumpai letusan pendek yg dibarengi ledakan. Bahan yg dikeluarkan berupa bubuk, bom, lapilli & setengah padatan bongkah lava. Contoh letusan tipe Stromboli di Indonesia ialah Gunung Raung di Jawa. Sifat semburan Gunung Raung menyemburkan lava tipe baraltik, tetapi terdapat erupsi-erupsi pendek yg bersifat eksplosif menyemburkan batuan-batuan piroklastik tipe bom & lapili.

3. Tipe Vulkano

Tipe ini mempunyai ciri khas yakni pembentukan awan debu berupa bunga kol, karena gas yg ditembakkan ke atas meluas hingga jauh di atas kawah. Tipe ini mempunyai tekanan gas sedang & lavanya kurang begitu cair. Di samping mengeluarkan awan debu, tipe ini pula menciptakan lava. Berdasarkan kekuatan letusannya tipe ini dibedakan menjadi tipe vulkano kokoh (Gunung Vesuvius & Gunung Etna) & tipe Vulkano lemah (Gunung Bromo & Gunung Raung). Peralihan antara kedua tipe ini pula ditemui di Indonesia misalnya Gunung Kelud & Anak Gunung Bromo.

4. Tipe Merapi

Dicirikan dgn lavanya yg cair-kental. Dapur magmanya relatif dangkal & tekanan gas yg agak rendah. Contoh letusan tipe Merapi di Indonesia yaitu Gunung Merapi di Jawa Tengah dgn awan pijarnya yg tertimbun di lerengnya menimbulkan fatwa lahar acuh taacuh setiap tahun. Contoh yg lain yakni Gunung Galunggung di Jawa Barat.

5. Tipe Perret (Tipe Plinian)

Letusan gunung api tipe perret yakni mengeluarkan lava cair dgn tekanan gas yg tinggi. Kadang-kadang lubang kepundan tersumbat, yg menjadikan terkumpulnya gas & uap di dlm tubuh bumi, balasannya sering timbul getaran sebelum terjadinya letusan. Setelah meletus material-material mirip debu, lapili, & bom terlempar dgn dahsyat ke angkasa.
Contoh letusan gunung api tipe perret di Indonesia ialah Gunung Krakatau yg meletus sungguh dahsyat pada tahun 1873, sehingga gunung Krakatau (tua) itu sendiri lenyap dr permukaan bahari, & mengeluarkan semburan debu vulkanik setinggi 5 km.
Gunung api tipe ini menyemburkan lava kental yg menguras di leher, menahan kemudian lintas gas & uap. Hal itulah yg mengakibatkan kenapa letusan pada gunung api tipe ini dibarengi dgn guncangan-guncangan bawah tanah dgn dahsyat untuk menyemburkan uap-uap gas, debu vulkanik, lapili, & bom. Contoh letusan gunung api tipe pelle di Indonesia ialah Gunung Kelud di Jawa Timur.

4) Gejala Pravulkanik

  1. Gejala pravulkanik atau ciri-ciri gunung api akan meletus antara lain sebagai berikut.
  2. Temperatur di area sekitar kawah mengalami peningkatan.
  3. Banyak sumber-sumber air atau mata air yg mulai mengering.
  4. Sering terjadi (terasa) adanya gempa.
  5. Banyak binatang-binatang dr puncak gunung yg turun ke wilayah kaki gunung.
  6. Adanya suara gemuruh dr dlm gunung.
  Sumber atau tempat penyebab gempa yang letaknya jauh di dalam bumi dinamakan....

5)  Gejala Pascavulkanik

Setelah gunung api beristirahat atau bahkan mati, adakala masih terdapat tanda-tanda yg menampilkan sisa kegiatan vulkanisme. Gejala itu dinamakan tanda-tanda pascavulkanik. Gejala tersebut antara lain:
  1. datangnya sumber air panas, seperti yg terdapat di Cipanas & Ciater di Jawa Barat, & Baturaden di Jawa Tengah,
  2. datangnya sumber air mineral, yakni sumber air yg mengandung larutan mineral. Air dr tempat ini seringkali dijadikan obat lantaran mengandung sulfur. Contohnya Maribaya & Sangkanurip di Jawa Barat,
  3. datangnya geiser, yaitu sumber air panas yg menyembur terjadwal, ibarat yg didapatkan di Cisolok & Kamojang Jawa Barat & The Old Faithful geiser yg terkenal di Yellowstone National Park Amerika Serikat, dan
  4. hadirnya sumber gas (ekhalasi), antara lain sumber gas sulfur yg disebut solfatara yg terdapat di Dataran Tinggi Dieng Jawa Tengah. Sumber gas uap air atau zat lemas (N ) disebut fumarol antara lain terdapat di Kamojang Jawa Barat, & Dataran Tinggi Dieng Jawa Tengah. Sumber gas asam arang (CO atau CO) yg disebut mofet.

6)  Bencana & Manfaat Keberadaan Gunung Api

Bencana yg ditimbulkan gunung api antara lain sebagai berikut.
  1. Bahaya pribadi, berupa letusan yg disertai hamburan debu, bom, watu apung, prioklastika, fatwa lumpur, & lava.
  2. Bahaya tak langsung, merupakan kejadian yg terjadi karena adanya kegiatan gunung api, misalnya gelombang pasang (tsunami), gempa vulkanik, perubahan wajah tanah, hilangnya sumber air tanah & sebagainya.
  3.  Munculnya gas-gas yg berbahaya mirip asam sulfida (H S), sulfur dioksida (SO ), & monoksida (CO).
  4. Bahaya lanjutan mirip perubahan mutu lingkungan fisik (gerakan tanah, longsoran, guguran batuan & sebagainya).
  5. Letusan besar suatu gunung berapi mampu mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, & hilangnya harta benda bagi penduduk tempat di sekitarnya.
  6. Letusan gunung berapi bisa memunculkan banjir lahar, baik lahar panas maupun lahar cuek. Lahar ini bisa menghancurkan semua benda di sekeliling daerah yg dilaluinya.

Manfaat dr gunung api antara lain selaku berikut.
  1. Sumber mineral, wilayah mineralisasi & potensi air tanah merupakan aspek-aspek positif yg mampu dimanfaatkan dr adanya acara gunung api.
  2. Daerah tangkapan hujan.
  3. Daerah pertanian yg subur, kesuburan tanah di kawasan tersebut diperoleh dr produk gunung api yg sudah mengalami pelapukan. Bermacam-macam perkebunan dibuka di lereng gunung api yg subur dgn iklim yg sejuk. Antara lain teh, kina, kol, wortel, & banyak sekali hortikultura diusahakan di lereng gunung api.
  4. Daerah objek wisata, keindahan panorama gunung api dgn kepundan yg aktif dgn lembah-lembah yg curam, fumarol serta danau kepundan menawan bagi para pelancong nusantara maupun manca negara.
  5. Sumber energi, tenaga panas bumi yg dihasilkan dr aktivitas gunung api mampu diubah menjadi pembangkit tenaga listrik.

c. Gempa Bumi

Gempa yakni suatu sentakan orisinil yg terjadi di bumi, bersumber dr dlm bumi yg kemudian merambat ke permukaan (Katilli, 1966). Pada ketika gempa bumi terjadi, yg mampu kita rasakan yakni getaran bumi di tempat kita berpijak. Ilmu yg mempelajari gempa bumi dinamakan seismologi.
Menurut jenisnya gempa bumi ada empat macam, selaku berikut.

1) Gempa Bumi Vulkanik

Gempa bumi vulkanik yakni gempa yg disebabkan adanya aktivitas vulkanisme atau letusan gunung api. Gempa ini cuma terasa di sekeliling gunung api itu saja, & dapat terjadi sebelum, selama atau sehabis letusan gunung api.
Gempa ini terjadi karena adanya getaran dlm bumi yg disebabkan oleh tabrakan magma dgn dinding batuan yg diterobos pada ketika magma naik ke permukaan, di samping adanya tekanan gas pada saat terjadinya peledakan hebat.

2) Gempa Bumi Tektonik

Gempa bumi tektonik disebabkan adanya pergantian-perubahan di dlm bumi dengan-cara tiba-tiba. Gejala ini sangat erat hubungannya dgn pembentukan pegunungan yg biasanya diikuti dgn pembentukan sesar-sesar gres. Ketegangan-ketegangan yg terjadi di dlm bumi akan mengaktifkan kembali sesar-sesar lama yg sudah tak aktif. Apabila pergerakan tersebut cukup besar & terekam oleh seismograf akan memunculkan terjadinya gempa bumi tektonik.

3) Gempa Bumi Runtuhan/Terban

Gempa bumi runtuhan terjadi simpulan jatuhnya massa tanah di pecahan atas rongga dlm bumi, biasanya terjadi di gua, di kawasan pertambangan, lereng tebing yg curam, & di wilayah karst. Runtuhan yg terjadi di wilayah-wilayah tersebut sering memunculkan getaran gempa yg dikelompokkan ke dlm gempa bumi runtuhan.

4) Gempa Bumi Tumbukan

Gempa ini khususnya disebabkan oleh meteor besar yg jatuh ke bumi. Gempa menyerupai ini jarang terjadi.
Pusat gempa di bawah permukaan bumi disebut hiposentrum, dr hiposentrum, gelombang menjalar ke segala arah. Ada dua bentuk hiposentrum, yaitu hiposentrum garis & titik. Hiposentrum berbentuk garis jikalau penyebabnya patahan kerak bumi & hiposentrum berupa titik bila penyebabnya gunung api atau tanah longsor.
Permukaan tanah yg berada tepat di atas hiposentrum disebut episentrum. Di sekitar episentrum inilah biasanya terjadi kerusakan paling parah. Dari episentrum getaran permukaan menjalar horizontal ke segala arah. Di Indonesia, episentrum biasanya terdapat di bawah permukaan bahari. Hal inilah yg menimbulkan terjadinya tsunami.
Berdasarkan kedalaman hiposentrumnya gempa bumi dibedakan menjadi 3 selaku berikut.
  1. Gempa bumi dalam, gempa ini memiliki kedalaman hiposentrum lebih dr 300 km. Letak hiposentrum yg dlm mengakibatkan gempa ini tak begitu mengguncang permukaan bumi. Contohnya ialah gempa yg pernah terjadi di bawah Laut Jawa, Laut Flores, & Laut Sulawesi.
  2. Gempa bumi menengah, gempa ini mempunyai kedalaman hiposentrum antara 100 – 300 km. Contoh gempa ini pernah terjadi di selatan Jawa, Nusa Tenggara, Maluku, & Teluk Tomini. Gempa bumi ini biasanya memunculkan kerusakan ringan.
  3. Gempa bumi dangkal, gempa ini mempunyai kedalaman hiposentrum kurang dr 100 km. Gempa bumi ini berbahaya karena dapat memunculkan kerusakan besar, ibarat yg terjadi di Yogyakarta & sebagian Jawa tengah pada bulan Mei tahun 2006.

Getaran yg disebabkan oleh gempa bumi mampu merambat lewat 3 macam gelombang gempa, sebagai berikut.
  1. Gelombang longitudinal yakni gelombang gempa yg merambat dr sumber gempa ke segala arah, dgn kecepatan 7 – 14 km per detik. Gelombang inilah yg pertama dicatat oleh seismograf & yg pertama kali dicicipi orang di kawasan gempa, sehingga dinamakan gelombang primer.
  2. Gelombang transversal, yaitu gelombang yg sejalan dgn gelombang primer dgn kecepatan 4 – 7 km per detik, dinamakan pula gelombang sekunder.
  3. Gelombang panjang atau gelombang permukaan, yakni gelombang gempa yg merambat di permukaan bumi dgn kecepatan sekitar 3,5 – 3,9 km per detik. Gelombang inilah yg paling banyak memunculkan kerusakan.

Dalam seismogram, gelombang longitudinal dicatat selaku fase pelopor pertama, sedangkan gelombang transversal yg tiba kemudian dicatat selaku pelopor kedua. Fase dr gangguan utama dimulai dgn tibanya gelombang-gelombang permukaan. Perbedaan waktu antara tibanya pencetus pertama & kedua serta gangguan utama dipakai selaku dasar menentukan jarak episentrum yg mampu dihitung dgn memakai rumus Laska sebagai berikut.

D ‘ = [(S   P)   1’]  megameter

Keterangan :
                       :  jarak episentral dlm megameter
S – P               : perbedaan waktu tibanya gelombang pertama & kedua dlm menit
1’               : satu menit merupakan penghematan tetap
1 megameter : 1.000 kilometer
Contoh :
Di stasiun gempa, penggerak pertama tercatat pada pukul 10.02 & pelopor kedua tercatat pada pukul 10.08. Berdasarkan rumus Laska, berapa jarak episentrumnya?
Jawab :
S – P  = 6 menit
= (6 – 1) × 1 megameter = 5 megameter = 5.000 kilometer Makara, jarak episentrum gempa yaitu 5.000 km.
Getaran gempa ada yg arahnya horizontal & ada yg vertikal. Alat pencatat gempa pula ada dua macam, yakni seismograf horizontal & seismograf vertikal.

1)  Seismograf Horizontal

Seismograf horizontal terdiri atas massa stasioner yg digantungkan pada tiang & dilengkapi engsel di tempat massa itu digantungkan serta jarum di serpihan bawah massa terse-but. Apabila terjadi gempa massa itu tetap membisu (stationer), & tiang serta silinder di bawahnya bergetar dgn bumi. Akibatnya, terdapat gesekan pada silinder berlapis jelaga. Goresan pada silinder itu berupa garis pa-tah yg dinamakan seismogram.


2)  Seismograf Vertikal

Pada seismograf vertikal, massa stasioner digantung pada pegas, gunanya untuk meramalkan gravita-si bumi. Pada waktu getaran vertikal berjalan, tempat massa itu di-gantung serta silinder alat pencatat ikut bergoyang, tetapi massa tetap stasioner, sehingga terdapat seismo-gram pada alat pencatat.
Di sebuah stasiun gempa di-pasang dua seismograf horizontal yg masing-masing menghadap kearah timur-barat & utara-selatan.
Dengan dua seismograf ini tercatat getaran dr arah timur-barat & utara-selatan, sehingga dr resultannya orang dapat menentukan arah episentrum & dibantu dgn suatu seismograf vertikal yg dipasang bareng kedua seismograf tadi, mampu ditentukan letak episentrum gempa tersebut.
Penyaluran kekuatan gempa mampu dilihat dgn menggunakan skala. Ada berbagai macam skala gempa yg dipakai untuk mengetahui berapa besar intensitas getaran gempa yg terjadi.

1)  Skala Mercalli

Skala ini melukiskan penentuan kekuatan gempa berdasarkan pada apa yg dicicipi & dilihat.

2)  Skala Omori

Negara Jepang mempunyai derajat gempa yg kuat, maka skala yg disusun dgn skala Omori dimulai dgn derajat kerusakan yg cukup kuat & berakhir dgn skala VII yg setaraf dgn skala XII Mercalli.

3)  Skala Richter

Tabel 3.4 memperlihatkan cara memakai skala Richter. Garis sebelah kiri memperlihatkan jarak episentrum (D) dlm satuan km. Gempa dicatat dgn jarak 300 km atau kurang dr 3°. Garis sebelah kanan menampilkan amplitudo gelombang gempa. Gempa yg dicatat yaitu 10 mm. Ditariklah garis dr titik 300 km ke titik 10 mm, sehingga garis itu memangkas garis yg terletak di tengah pada titik 5. Hal ini memiliki arti bahwa gempa yg terjadi berkekuatan 5 pada skala Richter.
Keterangan:
Jika jarak episenter pesawat= 300 km & Amplitud = 10 mm, maka Magnitud (kebesaran) gempa bumi = angka 5 pada Skala Rinchter
Gempa yg terjadi dipermukaan bumi tersebar merata. Persebaran gempa bumi di indonesia dapat dilihat dr episentrum-episentrum gempa yg pernah terjadi & sudah dipetakan. Jalur gempa yg ada di Indonesia adalah sebagai berikut.

1) Sabuk Alpin Himalaya atau Sabuk Mediteran

Sabuk Alpin Himalaya membujur dr samudra Atlantik, akrab kepulauan Azores, sepanjang sebelah utara Laut Tengah menuju Turki, Iran, Himalaya, Myanmar & kesudahannya hingga ke Indonesia meliputi wilayah Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, & Maluku.

2) Sabuk Pasifik

Sabuk pasifik menyusuri tepi Samudra Pasifik, dr Filipina ke Jepang, semenanjung Kamchatka, kepulauan Aleut, pantai barat Benua Amerika, menuju ke Selandia Baru, kepulauan Samoa, Irian, & berjumpa dgn sabuk Alpen Himalaya di Maluku.
Sembilan puluh persen gempa bumi yg terjadi berasal dr kedua sabuk tersebut, & Indonesia terletak pada konferensi keduanya. Itulah sebabnya Indonesia sering mengalami gempa bumi kira-kira 400 kali dlm setahun. Sebagian besar gempa di Indonesia ialah gempa tektonik, sedangkan kawasan seismik di Indonesia ialah lautan di Kalimantan Timur & sebelah selatan Pulau Jawa, Selat Sunda, maritim di sekeliling Sulawesi, lereng antara Pegunungan Irian Barat & sekeliling Laut Banda.

2. Tenaga Eksogen

Tenaga geologi yg berasal dr luar bumi disebut tenaga eksogen. Tenaga eksogen bersifat destruktif atau menghancurkan. Pada dasarnya tenaga eksogen meliputi pelapukan & pengikisan.

a.  Pelapukan

Pelapukan ialah insiden penghancuran atau perusakan & pelepasan partikel-partikel batuan. Biasanya pecahan batuan yg mengalami pelapukan dimulai dr lapisan paling luas. Ada dua hal penting yg memengaruhi proses pelapukan, yaitu batuan yg akan lapuk & tenaga yg melapukkan.
Dilihat dr daerahnya, kecepatan pelapukan ditentukan beberapa hal, antara lain:
  1. tingkat kekuatan & kekompakan batuan,
  2. topografi/kemiringan lereng,
  3. kondisi vegetasi atau organisme lain yg ada, serta
  4. unsur-unsur kimia yg terkandung di dlm batuan.

Dilihat dr tenaga yg menyebabkan terjadinya pelapukan, kecepatan pelapukan diputuskan oleh beberapa hal, antara lain :
  1. kekuatan air, angin, atau cairan gletser yg mengalir,
  2. unsur kimia yg terkandung di dlm tenaga pelapuk,
  3. organisme yg dapat merusak lahan, serta
  4. temperatur.

Pelapukan berdasarkan proses terjadinya dapat dibedakan selaku berikut.

1) Pelapukan Mekanik

Pelapukan mekanik merupakan penghancuran massa batuan yg tak merubah susunan kimia dr batuan tersebut.

2) Pelapukan Organik

Pelapukan organik yakni penghancuran batuan oleh kuman, organisme kecil di dlm tanah, cendawan, & lumut yg melapukkan medianya.

3) Pelapukan Kimiawi

Pada pelapukan kimia, susunan kimia pada batuan asal mengalami perubahan, baik dengan-cara tetap maupun bersifat sementara. Pelapukan kimiawi banyak terjadi di kawasan tropik, misal pelapukan di kawasan kapur (karst). Proses pelapukan kimiawi mampu menimbulkan datangnya gejala-tanda-tanda karst. Karst merupakan wilayah yg terdiri atas batuan kapur yg berpori sehingga air di permukaan tanah senantiasa merembes ke dlm tanah. Gejala karst yg timbul final pelapukan kimiawi, antara lain terjadinya doline, gua dlm tanah, stalaktit, stalagmit, serta kubah kapur.

b.  Pengendapan (Sedimentasi)

Sedimentasi yakni kejadian pengendapan material batuan yg sudah diangkut oleh air, angin, atau cairan gletser. Tempat pengendapan material batuan bisa terjadi di daratan, di sekeliling pedoman sungai, di danau, di pantai atau di dasar maritim. Pengendapan yg terjadi di dasar maritim atau danau menimbulkan dasar maritim atau danau menjadi dangkal. Bentuk-bentuk morfologi balasan proses pengendapan antara lain sebagai berikut.

1) Fload Plain

Fload plain merupakan endapan atau dataran banjir, menurut tempatnya dapat dibedakan selaku berikut.
  1. Channel kafetaria adalah endapan yg terdapat di tengah lembah sungai.
  2. Delta kafe merupakan endapan di muara anak sungai pada sungai induk.
  3. Meander kafe yakni endapan yg terdapat di tikungan sungai.
  4. Tanggul alam yakni punggungan rendah di tepi sungai yg terbentuk akhir adanya banjir di daerah tersebut.

2) Tombolo

Tombolo yakni suatu tanggul pasir alami yg menghubungkan daratan dgn pulau yg berada di dekat pantai. Tombolo terbentuk pada maritim yg tak terlalu dlm & mempunyai teluk yg tak terusik oleh arus maritim.
Demikianlah postingan yg kami bagikan wacana Materi Tentang Pedosfer Dan Litosfer. Semoga berguna & wawasan serta ilmu pengetahuan anda kian bertambah mengenai pedosfer & litosfer.