√ Materi Kewirausahaan Dan Perencanaan Usaha Pengolahan Makanan Awetan Dari Bahan Nabati

Materi Kewirausahaan Dan Perencanaan Usaha Pengolahan Makanan Awetan Dari Bahan Nabati – Bahan kuliner yg ada di alam ini mempunyai sifat & karakteristik yg bermacam-macam. Tetapi banyak pula kesamaan sifat yg dimilikinya, salah satunya simpel rusak. Misalnya buah mangga, semenjak dipanen cuma bisa bertahan maksimum seminggu di suhu ruang, sehabis itu mangga akan membusuk.
Bahan makanan setelah dipanen dengan-cara fisiologis masih hidup. Proses ini berjalan terus hingga terjadi pembusukan. Upaya untuk memperlambat proses fisiologis yg bisa memperlambat proses pembusukan, yaitu teknologi pengolahan.
Sifat mudah rusak ini tentu sungguh terasa berat khususnya saat panen raya, dimana suatu komoditas memasuki waktu panen serentak sehingga suplai meningkat tajam. Jika cuma mengandalkan penjualan segar, tak akan terserap (terjual) semua. Hal ini berisiko akan over supply sehingga bisa menurunkan harga jual, & tentu saja akan sungguh meminimalkan keuntungan buat petani. Hal yg mempunyai dampak paling berat yaitu kadung membusuk, sehingga karenanya terbuang. Solusi akan hal ini pasti sungguh dibutuhkan, biar insiden seperti pada bulan Oktober 2015 dimana di beberapa tempat terjadi pembusukan tomat alasannya adalah tak terjual (jikalau terjual pun harganya di bawah harga pokok bikinan) tak terulang & terulang lagi.
Teknologi pengolahan merupakan salah satu penyelesaian yg bisa digunakan, untuk keluar dr persoalan ini. Teknologi pengolahan bisa menciptakan komoditas tersebut menjadi produk-produk yg mempunyai keawetan yg cukup lama. Berbagai jenis teknologi pengolahan bisa digunakan untuk setiap komoditas. Misalnya untuk mangga, bisa dijadikan selai, sirup, sari buah, fruit leather, manisan, & yang lain.
Kehadiran teknologi pengolahan pula bisa menjadi pilihan wirausaha yg prospektif. Wirausaha pengolahan makanan yakni pilihan yg baik, bisa dikerjakan sesuai dgn kesanggupan modal yg ada, dr mulai skala rumah tangga, usaha mikro, kecil, menengah hingga besar.

A. Perencanaan Usaha Pengolahan Makanan Awetan dr Bahan Nabati

Indonesia diketahui selaku negara kepulauan yg sangat beragam, terdiri dr aneka macam suku bangsa, bahasa & budaya. Keberagaman ini pasti sungguh berkorelasi nyata dgn keberagaman sumber daya alamnya, baik nabati maupun hewani. Sumber daya alam (SDA) yg bermacam-macam ini mendorong mesti diciptakan bermacam-macam produk makanan awetan untuk membantu stabilitas harga di dikala panen raya & pula mempertahankan supaya hingga tak ada yg terbuang saat demam informasi panen tiba, ibarat beberapa perkara yg sering terjadi di negeri ini.

Teknologi pengolahan pula bisa menawarkan nilai tambah pada SDA tersebut, lebih memperluas pendistribusiannya karena keawetan produknya yg lebih baik. Hal ini pula berkorelasi positif dgn penyerapan tenaga kerja & kenaikan devisa negara. 
Makanan awetan dr bahan nabati yakni masakan yg dibikin dr SDA nabati, yg sudah lewat proses pengolahan yg sempurna sesuai & dibungkus dgn baik, baik memakai pengawet (sesuai persyaratan BPOM) maupun tak sehingga mempunyai umur simpan yg lebih panjang. Makanan awetan berbahan dasar nabati yg dikala ini beredar sudah cukup banyak, namun masih dapat dikembangkan lebih lanjut, baik kuantitas maupun kualitasnya. Tujuannya untuk memenuhi keperluan masyarakat setempat, pula untuk dijual ke tempat lain dan/atau pelancong/pendatang.
Beberapa terobosan mampu dijalankan untuk mengangkat gambaran & cita rasa makanan awetan tersebut. Upaya terobosan tersebut diharapkan mampu membuka potensi kuliner awetan berbahan dasar nabati tersebut untuk didistribusikan ke wilayah lain & diekspor. Hal tersebut akan menjadi penawaran spesial yg nyata untuk meningkatkan nilai jual makanan awetan berbahan dasar nabati & pengembangan pariwisata tempat.
Ketersediaan satu tempat/area yg menyediakan produk-produk khas kawasan pasti adalah pinjaman final yg mesti pula menjadi perhatian Pemerintah Daerah. Dorongan menciptakan produk yg baik akan menjadi kurang optimal jikalau tak disokong oleh ketersediaan outlet yg mudah dijangkau dan/atau strategis. Oleh alasannya itu, setiap Pemerintah Daerah seharusnya menyediakan area tersebut, yg diatur dengan-cara professional. Area tersebut dikehendaki bisa terpadu, antara tempat wisata, tempat k u l i n e r , penginapan/hotel & outlet oleh-oleh. 
Potensi tempat dr bahan nabati yg kaya & santunan serta potensi pasar membuat kuliner awetan dr materi nabati menjadi pilihan berpeluang bidang yg ditekuni untuk wirausaha. Pengembangan kuliner awetan dr materi nabati selain dapat membuka peluang usaha yg cukup besar, pula otomatis dapat memperluas lapangan pekerjaan, peningkatan penghasilan & potensi berupaya penduduk khususnya di daerah sehingga akan mendorong & menumbuhkan perekonomian penduduk tempat. Kekhasan materi baku, cara mengolah makanan, & filosofi dr masakan awetan berbahan nabati senantiasa menjadi daya tarik bagi pelancong lokal maupun internasional. 
Mengapa wirausaha masakan awetan dr materi nabati ?
  • Produknya sungguh bervariasi
  • Bahan baku mudah didapat
  • Teknologi pengolahan cukup sederhana & mampu dipelajari
  • Investasi alat & mesin bisa diubahsuaikan dgn dana yg tersedia
  • Pilihan bungkus sungguh bermacam-macam & praktis didapat
  • Pasar sungguh terbuka lebar
Kreativitas diperlukan dlm pengembangan wirausaha kuliner awetan dr bahan nabati biar cita rasa lebih bervariasi, penampilan produk lebih menawan, produk lebih infinit serta upaya penawaran spesial & sosialisasi yg lebih ditingkatkan. Pengembangan kuliner awetan dr bahan dasar nabati mampu dilakukan dgn memodifikasi cara pengolahan & pengemasan. Modifikasi mampu mempergunakan metode bikinan & teknologi gres. 
Mempertahankan & mengembangkannya yaitu menjadi penyelesaian untuk tetap menjaga keberadaannya, pula niscaya menjadi peluang bisnis yg sangat manis. Berbagai jenis wirausaha dapat menjadi alternatif dlm penyeleksian wangsit, bagi calon wirausahawan. Jenis wirausaha ini diubahsuaikan dgn banyak hal, baik keahlian, minat & kesukaan, maupun berdasarkan ketersediaan materi baku yg ada di sekitarnya, & peluang yg ada. Persoalan mencari wangsit wirausaha kadang-kadang menjadi dilema utama bagi calon wirausahawan.

Banyak orang yg mengungkapkan keinginannya untuk mempunyai usaha sendiri, tetapi tak kunjung pula memperoleh pemikiran wirausaha yg pas. Padahal, pandangan gres wirausaha bisa diperoleh dr mana saja mulai dr apa yg kita lihat di lingkungan sekitar, apa yg kita dengar sehari-hari, menyaksikan potensi diri sendiri, mengamati lingkungan sampai dgn meniru wirausaha orang lain yg sudah berhasil. Intinya, ide wirausaha bisa dipilih dr upaya pemenuhan apa yg dibutuhkan insan, mulai dr kebutuhan utama, sekunder & keperluan akan barang glamor. Perlu diingat bahwa berwirausaha sesuai dgn aksara & hobi kita akan lebih menggembirakan, dibandingkan dgn berwirausaha yg tak kita sukai.
Kewirausahaan bidang makanan awetan dr materi nabati dapat menjadi inspirasi alternatif yg sangat menjanjikan. Ada pesan moral & motivasi yg sungguh berpengaruh & melekat dr seorang dosen kewirausahaan senior di Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Ir Soesarsono Wijandi, MSc (Alm) yakni: “selama insan masih makan, bisnis kuliner & minuman tak akan pernah mati.” 
Pilihan wirausaha pada produk masakan awetan dr materi nabati yakni pilihan yg sempurna, alasannya banyak faktor fasilitas & peluang yg bisa didapat dr wirausaha bidang ini. Banyak negara yg pariwisatanya sungguh meningkat alasannya daya tarik makanan awetan khas daerahnya & kulinernya.
Sebagai seorang wirausahawan pemula, sangat direkomendasikan untuk lebih kreatif & inovatif dgn wirausaha yg dijalankannya. Artinya, senantiasa melaksanakan diversifikasi produk atau pengembangan produk supaya mempunyai varian lebih & mempunyai kelebihan dibandingkan dgn pesaingnya. Inovasi pula dijalankan supaya pelanggan tak jenuh dgn produk yg sudah ada. Walaupun produk khas tempat, penemuan tetap bisa dijalankan, baik penemuan dr sisi rasa, bentuk, maupun kemasannya.
Indonesia ialah negara yg sungguh beragam, bermacam-macam kawasan dgn bermacam-macam budaya, pula bermacam-macam kuliner khas wilayahnya. Hampir di setiap tempat mempunyai kuliner khas, umpamanya Medan dgn Bika Ambon & Sirup Markisa; Padang dgn dadih & rendang; Sukabumi terkenal dgn Mochi; Yogyakarta dgn bakpia; & lainnya. Hal ini menjadi khasanah kekayaan tersendiri yg menjadi peluang untuk dijadikan inspirasi dlm penyeleksian bidang wirausaha yg akan diambil. Persaingan bisnis makanan khas tempat pula tak akan terlalu berat sebab tak setiap orang & semua wilayah bisa melaksanakan hal yg sama, dikarenakan produknya yg spesifik.

B. Sistem Pengolahan Makanan Awetan dr Bahan Nabati

Produk masakan awetan merupakan produk kuliner & minuman yg sudah mengalami proses pengolahan sehingga mempunyai keawetan yg lebih tinggi. Makanan awetan tak identik dgn kuliner yg menggunakan pengawet, alasannya adalah untuk mengawetkan masakan & minuman, banyak proses yg bisa dijalankan. Proses pengolahan & pengemasan yg baik pula mampu mengawetkan produk kuliner & minuman.
Makanan bisa dibagi menjadi kuliner kering & makanan basah. Produk kuliner mampu pula dikelompokkan menjadi masakan jadi & kuliner setengah jadi. Makanan jadi merupakan masakan yg mampu eksklusif disuguhkan & dimakan. Makanan setengah jadi membutuhkan proses untuk mematangkannya sebelum siap untuk dihidangkan & dikonsumsi. Makanan kering khas wilayah yg bisa langsung dimakan umpamanya keripik balado dr daerah Sumatera Barat & kuku macan dr Kalimantan Timur. Makanan kering khas tempat yg tak mampu langsung dikonsumsi misalnya kerupuk udang sidoarjo & dendeng sapi aceh.
Menurut materi baku khususnya, kuliner khas tempat dikelompokkan pada kuliner khas tempat yg berbahan nabati & berbahan hewani. Pada semester ini, akan dibahas makanan awetan dr bahan dasar nabati, & semester berikutnya makanan awetan dr materi baku hewani. 

Jenis-jenis produk masakan terdiri dr :
  • Makanan Awetan
  • Bahan Dasar Nabati 
  • dan Bahan Dasar Hewani
Makanan awetan dr materi nabati merupakan kuliner yg abadi yg berasal dr materi baku tumbuh-flora, misalnya sayur-sayuran & buah. Makanan awetan dr materi nabati, baik masakan atau minuman yg dibuat di sebuah kawasan, merupakan identitas tempat tersebut, & menjadi pembeda dgn wilayah yang lain. Berbagai makanan awetan dr materi nabati di banyak sekali daerah di Indonesia menjadi ciri khas tempat tersebut. Wirausaha di bidang ini mampu menjadi pilihan yg sangat tepat karena kita lebih banyak mengenal produk makanan awetan daerah kita ketimbang kawasan yang lain.
Cara pengolahan masakan awetan dr materi nabati kebanyakan cukup sederhana dgn menggunakan metode & alat yg sederhana pula. Bahan baku yg dipakai diharapkan pula yakni materi baku setempat yg simpel didapatkan di lingkungan sekitarnya. Sebagai contoh makanan awetan dr bahan nabati yg akan dipaparkan pada buku ini ialah minuman lidah buaya, untuk menjadi ilustrasi & pola dlm pembelajaran wirausaha makanan awetan dr materi nabati. 
Produk minuman dr pengecap buaya sudah mulai dikembangkan, sehabis sebelumnya pengecap buaya cuma dijadikan materi baku kosmetika. Minuman pengecap buaya sangat bagus untuk kesehatan, mempunyai kalori yg sangat rendah (4 kal/100 g gel) sehingga sangat sesuai untuk program pembatasan kuliner . Di Kalimantan Barat, lidah buaya sudah dimasak dlm aneka macam bentuk kuliner & minuman menyerupai jus, koktail, gel pengecap buaya dlm sirup, selai, jeli, dodol, & manisan. Untuk memperpanjang umur simpannya, sudah dijalankan pula pengamatan pembuatan tepung pengecap buaya dgn penambahan bahan pengisi.
Gel pengecap buaya pula sudah dikembangkan dlm bentuk sediaan oral selaku minuman kesehatan yg diklaim menyegarkan & menampilkan efek mendinginkan. Secara empiris, pengecap buaya digunakan selaku obat luka bakar, panas dalam, asam urat serta afrodisiak & malnutrisi karena kandungan asam amino & vitaminnya. Gel pengecap buaya pula memperlihatkan agenda antipenuaan karena bisa menghalangi proses penipisan kulit & menahan kehilangan serat elastin serta memaksimalkan kandungan kolagen dermis yg larut air.
Minuman Lidah Buaya
Lidah buaya bisa dipakai sebagai materi baku untuk minuman dlm bungkus. Dalam bahasan ini, akan dibuat contoh dlm bungkus mangkok plastik 240 gram.
Bahan yg digunakan dlm bikin minuman pengecap buaya yakni pengecap buaya segar, gula, asam sitrat & penguat rasa (flavor). Alat-alat yg digunakan merupakan pengemas cup, pisau, talenan, ember, panci stainless steel (pengganti tangki pencampuran & tangki pasteurisasi), kompor, filling sealing machine (boleh memakai yg manual, menyerupai pada Gambar 4.13), literan, timbangan, pH meter, refraktometer, & lain-lain.
Manual Cup Sealer 
Proses Produksi Lidah Buaya terdiri dr :
  • Cuci
  • Kupas
  • Potong
  • Rendam
  • Persiapan Liah Buaya
  • Persiapan Larutan Sirup (air, gula, asam sitrat, flavor, garam, & yang lain sesuai selera)
  • Buah + Sirup
  • dan terakhir ialah Pengemasan
  Soal PTS Fikih Kelas 2 K13 dan Kunci Jawaban

Pada dasarnya, pengerjaan minuman pengecap buaya dlm bungkus mangkok hampir sama, yakni melalui proses persiapan lidah buaya & persiapan larutan sirup.
Lidah buaya yg akan digunakan, diseset kulitnya, kemudian diiris & dicuci. Lakukan pembersihan memakai air hangat untuk menghilangkan lendir. Jika masih tersisa lendir, bisa dilaksanakan perendaman dlm air kapur. Selanjutnya, cuilan lidah buaya dimasukkan ke dlm bungkus.
Potongan pengecap buaya & sirupnya dimasukkan ke dlm bungkus dgn perbandingan tertentu. Proses pengisian ini mesti memperhatikan keseragamannya, jumlah padatan (pengecap buaya) & cairan (sirup). Keseragaman ini sungguh penting untuk pencapaian proses panas yg optimal bagi keseluruhan produk. Jika pada pengisian ini tak baik, panas yg diterima produk dlm tiap bungkus akan berbeda. Pada proses pengisian, sirup mesti dlm keadaan panas untuk membuat kondisi hot filling.

Pembuatan Sirup

Pengisian & Penutupan
Kemasan yg telah terisi mesti secepatnya ditutup untuk menyingkir dari kontaminasi. Setelah itu, dijalankan pasteurisasi pada suhu 65 ͒C selama 55 menit. Untuk menyingkir dari over cooking & menyampaikan shock thermal pada basil termofilik, produk yg sudah dipasteurisasi didinginkan dgn air mengalir hingga mencapai suhu 40 ͒C.

Proses Pasteurisasi
Setelah dijalankan proses pendinginan, & diangin-anginkan (biar airnya kering), dijalankan bantuan label, sehabis itu dikemas ke dlm karton. Kemudian, sebelum dipasarkan, dijalankan inkubasi 2-3 hari, untuk menyaksikan kestabilan mutu produk tersebut. Pada karton, ditulis tawaran cara penanganan produk tersebut, yakni mesti disimpan di suhu sejuk, tak boleh terkena sinar matahari langsung, tak boleh pribadi bekerjasama dgn lantai/dinding, & batas maksimum penumpukan karton yakni 10 karton. 

C. Perhitungan Biaya Makanan Awetan dr Bahan Nabati

Perhitungan biaya buatan kuliner awetan dr bahan nabati pada dasarnya sama dgn cara biaya buatan yang lain. Biaya yg mesti dijumlah yakni ongkos investasi, biaya tetap (listrik, air, penyusutan alat/gedung, dll), serta biaya tak tetap (materi baku, tenaga kerja & overhead). Bahan baku dapat terdiri dr bahan baku utama & materi baku pemanis, serta bahan bungkus.

Biaya materi baku yakni ongkos yg dikeluarkan untuk berbelanja materi baku. Biaya buatan tergolong ongkos tenaga kerja. Jasa tenaga kerja ditetapkan sesuai kesanggupan yg dimiliki pekerja & sesuai persetujuan antara pekerja & pemilik usaha atau persetujuan dlm kalangan kerja. Biaya buatan menentukan harga jual produk. Penentuan harga jual pula harus menimbang-nimbang modal & biaya yg sudah dikeluarkan untuk buatan. Pengolahan produk kesehatan memerlukan peralatan & mesin kerja. Biaya pembelian alat-alat kerja tersebut dijumlah sebagai modal kerja. Biaya modal kerja ini akan terbayar dgn keuntungan yg diperoleh dr hasil penjualan. Titik impas (Break Even Point) yakni seluruh ongkos modal yg sudah dikeluarkan sudah kembali. Setelah mencapat titik impas, suatu perjuangan akan mulai dapat menghitung keuntungan penjualan. 

Harga jual produk yakni sejumlah harga yg dibebankan pada konsumen yg dihitung dr ongkos bikinan & biaya lain di luar bikinan ibarat biaya distribusi & penawaran Istimewa. Biaya bikinan yakni ongkos-biaya yg harus dikeluarkan untuk terjadinya bikinan barang. Unsur ongkos bikinan yakni biaya materi baku, ongkos tenaga kerja & ongkos overhead. Secara lazim ongkos overhead dibedakan atas ongkos overhead tetap, yakni biaya overhead yg jumlahnya tak berubah walaupun jumlah produksinya berganti & ongkos overhead variabel, yakni ongkos overhead yg jumlahnya berganti dengan-cara proporsional sesuai dgn perubahan jumlah bikinan. Biaya yg termasuk ke dlm overhead ialah ongkos listrik, materi bakar minyak, & ongkos-ongkos lain yg dikeluarkan untuk mendukung proses buatan. Biaya pembelian materi bakar minyak, sabun pembersih untuk membersihkan materi baku, benang, jarum, lem & materi materi yang lain dapat dimasukan ke dlm ongkos overhead. Jumlah ongkos-ongkos yg dikeluarkan tersebut menjadi Harga Pokok Produksi (HPP). 

Unsur Biaya Produksi :

a. Biaya Investasi
b. Biaya Produksi

  • Biaya Tetap
  • Biaya Tidak Tetap

Pada bahasan kali ini, akan dipaparkan contoh perkiraan harga untuk minuman lidah buaya. Diasumsikan dlm satu kali proses buatan akan dibuat 500 mangkok pengecap buaya, masing-masing berisi 240 gram pengecap buaya (buah & kuah). 
Perhitungan ongkos bikinan meliputi ongkos investasi, ongkos tetap & tak tetap (variabel) untuk lidah buaya disajikan berikut ini. Hal ini untuk menjadi materi pembelajaran jikalau akan bikin penyusunan rencana kewirausaah jenis produk lainnya.

1. Investasi Alat & Mesin

Investasi alat & mesin, yakni pembelian perlengkapan alat & mesin buatan yg diperlukan untuk proses buatan. Alat & mesin bikinan yg dibeli mesti sesuai dgn kapasitas buatan, & hal teknis yang lain, seperti ketersediaan daya listrik, & yang lain. Pada proses buatan lidah buaya, alat & mesin yg diperlukan pada Tabel 4.
Tabel 1 Investasi alat & mesin pengecap buaya 

2. Biaya Tidak tetap (Variabel)

Biaya tak tetap ialah ongkos yg dikeluarkan sesuai dgn jumlah produksi. Makara, sifatnya tak tetap, bisa berganti sesuai jumlah produksinya. Biaya tak tetap ini, biasanya meliputi biaya materi baku, bahan pembantu & materi bungkus. Pada proses buatan minuman pengecap buaya, keperluan materi baku pada Tabel 2. 

Tabel 2. Biaya Tidak Tetap Lidah buaya 

3. Biaya Tetap

Biaya tetap yakni ongkos yg dikeluarkan yg jumlahnya tetap setiap bulannya, berapa pun jumlah produksinya. Biaya tetap meliputi ongkos tenaga kerja, listrik/air, gas, penyusutan alat, & yang lain.  Pada produklidah buaya, biaya tetap yg diperlukan tersaji pada Tabel 3. 

Tabel 3. Biaya Tetap Lidah buaya

 4. Total Biaya

Total ongkos yakni jumlah keseluruhan ongkos tak tetap & ongkos tetap. Pada proses bikinan pengecap buaya, total ongkos yg diharapkan adalah 
Total ongkos = Biaya variabel + Biaya tetap
= Rp 1.039.750 + Rp 369.200
= Rp 1.408.950 

5. Harga Pokok Produksi (HPP)

Harga Pokok Produksi (HPP) ialah harga pokok dr sebuah produk. Jika dijual dgn harga tersebut, produsen tak untung & pula tak rugi. HPP diputuskan untuk bisa memilih harga jual. Harga jual ialah HPP ditambah margin keuntungan yg akan diambil. Untuk produk pengecap
buaya ini, HPP-nya yakni 
Total Biaya / Jumlah produksi
Rp 1. 408.950,- / 500 = Rp. 2.818,- 

6. Harga Jual

Harga jual merupakan harga yg harus dibayarkan pembeli untuk menerima produk tersebut. Harga jual bisa ditentukan dgn mempertimbangkan HPP & pula produk pesaing. Harga jual ini mencakup harga dr pabrik & harga konsumen. Harga dr pabrik pasti lebih hemat biaya alasannya yakni kanal distribusi (biro, toko, counter, dll) pasti pula mesti menerima keuntungan.
Pada produk lidah buaya dlm bungkus mangkok ini, menyaksikan HPP-nya yakni Rp2.818,- & produk pesaing dgn volume yg relatif sama dijual berkisar Rp5.000,- hingga Rp7.000,-, ditetapkan harga jual untuk minuman pengecap buaya dr pabrik yakni Rp 4.000,- (pada Tabel 4), dgn keinginan di tingkat konsumen, harganya yaitu Rp 4.500,- hingga Rp 6.000, 


Tabel 4. Harga jual lidah buaya 

7. Penerimaan Kotor

Penerimaan kotor adalah jumlah penerimaan duit yg didapatkan oleh perusahaan, sebelum diiris total biaya. Pada bikinan pengecap buaya ini, jumlah penerimaan kotor pada Tabel 8. 


Tabel 8. Penerimaan Kotor Lidah Buaya 

8. Pendapatan Bersih (Laba)

Pendapatan higienis yakni jumlah penerimaan duit yg didapatkan oleh perusahaan, sesudah dipotong total ongkos. Pada bikinan lidah buaya ini, jumlah penerimaan bersih yakni :
Pendapatan Bersih = Penerimaan kotor – Total ongkos
= Rp2.000.000 – Rp1.408.950
= Rp591.050
Makara perkiraan pemasukan untuk satu kali bikinan, yakni sebanyak 500 mangkok pengecap buaya, akan menerima keuntungan/keuntungan sebesar Rp 591.050,- (lima ratus Sembilan puluh satu ribu lima puluh rupiah). 

D. Pemasaran Langsung Makanan Awetan dr Bahan Nabati

Ada banyak seni manajemen penjualan yg bisa digunakan untuk memasarkan produk masakan awetan dr materi nabati. Pada tahap permulaan, pemilihan penjualan dengan-cara pribadi diusulkan karena masih terbatasnya jangkauan pasar yg ada. Ke depannya bisa dikembangkan metode penjualan lainnya. 
Sistem penjualan langsung ialah metode penjualan tanpa menggunakan perantara. Penjualan langsung pula terbagi menjadi beberapa macam, contohnya penjualan dgn mempunyai outlet sendiri, atau tata cara penjajaan eksklusif pada konsumen. Pemilihan metode pemasaran yg tepat, menjadi salah satu penentu keberhasilan dr penerimaan produk tersebut di tangan konsumen.

  Pemahaman Rumah Akhlak & Keanekaragaman Rumah Adab Di Indonesia
Pemasaran Langsung 

Banyak sisi faktual dr metode penjualan langsung, di antaranya penghematan waktu & bisa memperkenalkan pribadi produk kita pada konsumen, tak kebergantungan pada pihak lain, serta waktu yg fleksibel. 

Salah satu ujung tombak penjualan yakni penawaran Istimewa. Berbagai media penawaran Istimewa bisa digunakan untuk membantu meningkatkan penjualan dr produk makanan awetan dr materi nabati. Media yg bisa dipakai untuk menjual produk lidah buaya ini tentu disesuaikan dgn kapasitas buatan yg sudah dibentuk.
  1. Tahap pertama dimulai dgn yg kecil, kenalkan pengecap buaya pada sahabat sobat bersahabat, sobat sekolah, tetangga di sekeliling komplek, atau sobat bermain. Berilah sedikit tes produk biar mereka bisa merasakan pengecap buaya buah buatan anda supaya mereka terpesona berbelanja.
  2. Bila lidah buaya mulai dapat diterima & banyak penggemar, mulailah merambah pasar gres dgn menitipkannya di warung, di toko, atau di kantin sekolah.
  3. Manfaatkanlah teknologi internet & social network seperti facebook & twitter selaku fasilitas penjualan yg lain, perbanyaklah sahabat & follower, untuk memperluas penjualan. Bisa pula dgn menciptakan blog gratis atau situs web yg berbayar dgn relatif terjangkau harganya.
  4. Gunakan penjualan yg kreatif yg cuma sedikit orang menjalaninya. Sebagai contoh bisa memanfaatkan hadirnya fenomena “pasar terkejut ” di nyaris setiap kota di Indonesia, pula ketika ada momen “Car free day”, atau pada potensi yang lain 

E. Hasil Kegiatan Usaha Makanan Awetan dr Bahan Nabati

Berbagai jenis kuliner awetan dr materi nabati sudah dijelaskan, baik oleh guru maupun oleh sahabat-temannya, lewat persentasi tugas yg disampaikan di depan kelas. Diharapkan, ananda sudah memperoleh ilustrasi yg baik perihal wirausaha produk ini. Setiap kalangan pula sudah mempunyai produk unggulannya, untuk diseleksi selaku produk yg akan dijadikan pilihan usahanya.
Pengolahan pengecap buaya hanya satu contoh usaha yg bisa dikembangkan dgn simpel & murah. Usaha ini bisa dimulai ketika kita masih duduk di bangku sekolah, tentu dgn mengatur jadwal sebaik mungkin sehingga aktivitas sekolah tak terusik. Teman & guru kita di sekolah mampu menjadi pasar kita yg utama, yg bila meningkat , bisa dilanjutkan ke sekolah yang lain yg ada dlm satu wilayah tempat kita tinggal. Setelah dipilih produk yg akan dijadikan pilihan wirausahanya, kemudian dibuat perencanaan bisnisnya, metode pengolahan yg dipilih, serta perkiraan ongkos yg dibutuhkan, tergolong penentuan Harga Pokok Produksi (HPP) & Harga Jual (HJ). 

Persiapan wirausaha merupakan hal penting untuk dilaksanakan semoga semua berkala dgn baik. Setelah semua sudah disiapkan, jangan pernah ditangguhkan untuk segera dimulai. Hal besar itu dimulai dr hal yg kecil, & dimulai saat ini. Seorang wirausahan itu seorang yg bisa menangkap peluang dgn cepat, bahkan seonggok rongsokan bisa dirubah menjadi sebongkah emas oleh seorang yg mempunyai jiwa wirausaha. Andakah satu diantaranya?
Seorang karyawan, membangun karirnya dr nol hingga puncak karir, tetapi ia tetap tak bisa mewariskan posisinya tersebut pada keluarganya. Tetapi seorang wirausahawan, meskipun hanya mempunyai warung saja, ia yaitu orang hebat, sebab sudah bisa memperlihatkan warisan yg berharga untuk keluarganya.
Pilihan berwirausaha, yakni pilihan cerdik. Saat ananda melakukan pekerjaan di suatu perusahaan/instansi, ananda sedang turut membantu membangun suatu istana. Sayangnya istana itu bukan milik kamu. Namun, dikala kita menetapkan berwirausaha, kita sedang membangun istana milik kita sendiri. 

Demikianlah postingan mengenai Materi Kewirausahaan Dan Perencanaan Usaha Pengolahan Makanan Awetan Dari Bahan Nabati yg admin bagikan kali ini. Semoga berguna & jangan lupa baca pula postingan terakit ihwal Materi Kewirausahaan Pengolahan Budidaya Tanaman Pangan. Sekian da terima kasih atas kunjugannya selama ini ya!