Konsekuensi dr adanya perbedaan tersebut sering mengakibatkan benturan kepentingan antarindividu atau antar-kelompok yg mengarah pada terjadinya pertentangan atau konflik sosial. Seperti dikemukakan Koentjaraningrat, penduduk condong berorientasi ke dlm (kelompoknya) merupakan faktor yg mampu mempertajam pertentangan serta memperluas kesenjangan & jarak sosial.
Dengan mengetahui faktor penyebab pertentangan, diharapkan Anda mampu memahami aneka macam cara menangani konflik sosial sehingga mampu dicari alternatif pemecahan duduk kasus & tercapainya suatu integrasi dlm kehidupan bermasyarakat.
Manusia sungguh bermacam-macam karena dipengaruhi oleh faktor ras, etnis, agama, & status. Konflik selain banyak terjadi pada penduduk kalangan menengah ke bawah, pula dapat terjadi pada penduduk yg mempunyai lapisan sosial kelas atas, umpamanya pertentangan antaranggota dewan yg terjadi di dlm gedung MPR/dewan legislatif. Para pejabat yg merupakan anggota dewan dr setiap fraksi atau organisasi kepartaian saling mengajukan pertimbangan & mempertahankan argumentasinya dlm sidang. Untuk meraih kemufakatan hasil sidang, tak jarang para anggota dewan berselisih & berbeda pertimbangan .
Setelah Anda mengetahui beberapa teladan konflik sosial yg terjadi pada penduduk , pastinya Anda mampu mengetahui bahwa konflik dlm kehidupan sosial penduduk mempunyai jenis & tingkatan yg berlawanan-beda. Solusi yg diambil untuk menangani konflik tersebut pun beragam sesuai dgn intensitas efek yg akan ditimbulkannya.
Atas dasar teladan tersebut, mampu digaris bawahi bahwa pertentangan merupakan proses sosial yg pasti akan terjadi di tengah-tengah penduduk yg dinamis. Konflik terjadi karena adanya perbedaan atau kesalahpahaman antara individu atau kelompok masyarakat yg satu & individu atau kelompok penduduk yg lainnya.
Dalam pertentangan tentu ada pertengkaran & kontradiksi di antara pihak-pihak yg berkonflik. Konflik bisa dialami oleh semua orang pada berbagai lapisan sosial penduduk . Konflik bisa dimulai dr keluarga, penduduk sekitar, nasional, & global. Jenis-jenis pertentangan pun mampu beragam.
Untuk menemukan citra lebih luas ihwal pengertian pertentangan, berikut ini merupakan beberapa definisi yg dikemukakan para jago.
Robert M.Z. Lawang, menyampaikan bahwa konflik diartikan selaku perjuangan untuk memperoleh hal-hal yg langka, mirip nilai, status, kekuasaan, & sebagainya, yg tujuan mereka berkonflik itu tak cuma memperoleh keuntungan, namun pula untuk menundukkan pesaingnya. Konflik bisa diartikan selaku benturan kekuatan & kepentingan antara satu kelompok & kelompok lain dlm proses perebutan sumber-sumber kemasyarakatan (ekonomi, politik, sosial, & budaya) yg relatif terbatas.
Kartono, beropini bahwa pertentangan merupakan proses sosial yg bersifat antagonistik & sering kali tak bisa diserasikan lantaran dua belah pihak yg berkonflik mempunyai tujuan, sikap, & struktur nilai yg berlawanan, yg tercermin dlm aneka macam bentuk sikap perlawanan, baik yg halus, terkontrol, ter-sembunyi, tak pribadi, terkamuflase maupun yg terbuka dlm bentuk tindakan kekerasan.
Konflik yg terjadi antar individu, umpamanya pertentangan di antara sesama sobat di sekolah. Konflik antara individu dgn kelompok, misalnya pertentangan antara seorang majikan & buruhnya; atau pertentangan antara kelompok & kelompok, contohnya para pedagang kaki lima dgn para petugas ketertiban. Bahkan, pertentangan dapat melibatkan antarnegara, mirip pertentangan antara Irak & Amerika.
Peter Harris & Ben Relly (1998), beropini bahwa sifat pertentangan yg tajam di dunia sudah berganti dlm satu dekade terakhir, baik dlm inti permasalahan maupun dlm bentuk pengekspresiannya.
Salah satu perubahan yg paling dramatis merupakan pergantian dr pertentangan antarnegara yg tradisional (perang antarnegara berdaulat) menuju pertentangan dlm negara. Konflik-pertentangan yg paling kejam sepanjang kurun ke-20 yaitu pertentangan antarnegara. Akan tetapi, pada tahun 1990-an nyaris semua konflik besar di dunia terjadi dlm negara atau pertentangan internal, misalnya perang kerabat, pemberontakan bersenjata, gerakan separatis dgn kekerasan, & peperangan domestik yang lain.
Anda mampu mengidentifikasi lebih lanjut bahwa jenis konflik sosial yg terjadi di Indonesia dengan-cara biasa terdiri atas dua jenis, yakni selaku berikut.
Apabila kita mengamati fenomena kehidupan sehari-hari, baik yg kita alami sendiri maupun lewat berbagai sumber informasi di media massa (ibarat surat kabar, majalah, radio, & TV) wacana konflik, diperkirakan ada sejumlah pola pertentangan yg perlu diwaspadai, yakni:
- pertentangan internal di dlm suatu masyarakat lokal;
- pertentangan antara penduduk setempat & pemerintah daerah;
- pertentangan masyarakat antardaerah;
- konflik antara dua atau lebih pemerintah tempat;
- pertentangan antara masyarakat setempat & pemerintah pusat selaku penyelenggara negara;
- konflik antara pemerintah wilayah & pemerintah pusat;
- pertentangan antarelite di pemerintah pusat yg berimbas pada pertentangan penduduk di tingkat lokal.
Oleh karena itu, di dlm penduduk yg beragam perlu berhati-hati dlm bertindak, utamanya yg berhubungan dgn duduk perkara SARA (Suku, Agama, & Ras) yg mampu memunculkan pertentangan sehingga mampu membahayakan stabilitas nasional. Adanya dominasi dlm bidang-bidang kehidupan ibarat ekonomi ataupun pemerintahan oleh suatu etnis tertentu, mampu memancing perasaan tak bahagia etnis lain sehingga mampu memunculkan benih-benih pertentangan dlm penduduk .
2. Konflik & Kekerasan
Berbicara perihal terjadinya pertentangan di penduduk , tak terlepas dr adanya kekerasan. Padahal, tak semua pertentangan yg terjadi mesti diakhiri dgn perbuatan kekerasan. Perhatikan dua pola konflik berikut ini.
Contoh 1:
Anda sebagai pelajar yg senantiasa ingin berprestasi. Anda mencari kepuasan dlm berguru. Untuk mendapatkan hasil berguru yg baik, tak jarang Anda mesti berhadapan dgn perbedaan anjuran, baik dgn guru di dlm kelas maupun dgn sesama sobat di dlm suatu diskusi. Sebagai bukti bahwa Anda tak puas, Anda akan bertanya atau menyanggah proposal yg dikemukakan oleh guru atau sahabat Anda dgn argumen-argumen yg Anda miliki. Untuk mencari kemufakatan dlm diskusi kelas tersebut, Anda ataupun sobat Anda tak perlu mengakhiri diskusi tersebut dgn pertengkaran atau perusakan fasilitas sekolah. Guru akan menengahi perbedaan pertimbangan di antara Anda & teman Anda sehingga kemufakatan terjadi & mampu mengakhiri pertentangan tanpa ada kekerasan.
Contoh 2:
Pertentangan yg terjadi antara kaum buruh di suatu pabrik tekstil yg menuntut kenaikan gaji atau dikeluar-kannya THR (Tunjangan Hari Raya). Masalah pemasukan atau honor sungguh berafiliasi dgn hajat kehidupan maka tak jarang dlm mengajukan tuntutannya tersebut, para buruh melaksanakan tindak kekerasan dgn merusak fasilitas pabrik.
Berdasarkan dua teladan tersebut, pastinya Anda diharapkan dapat membedakan antara konflik & kekerasan.
Tidak selamanya pertentangan mesti diakhiri oleh perbuatan kekerasan karena kekerasan tak sama dgn konflik. Konflik merupakan proses sosial yg akan terus terjadi dlm penduduk , baik individu maupun kelompok, dlm rangka perubahan untuk mencapai tujuan yg diharapkan, dgn cara menentang lawannya. Adapun kekerasan, merupakan tanda-tanda yg timbul sebagai salah satu efek dr adanya proses sosial yg biasanya ditandai oleh adanya perusakan & pertengkaran.
Seringkali tindakan kekerasan muncul dengan-cara spontan pada penduduk . Tindakan kekerasan spontan ini maksudnya tak terang, kadangkala ditumpangi oleh kepentingan pihak-pihak tertentu yg sengaja ingin membuat kesemrawutan.
Sebagai acuan, perbuatan kekerasan yg dilakukan suporter sepak bola. Oknum-oknum penunjang suatu kesebelasan sepak bola melaksanakan pengrusakan & pembakaran fasilitas-fasilitas lazim, seperti rambu-rambu kemudian lintas & taman kota, melempari rumah-rumah penduduk sepanjang lintasan kereta api, & lain sebagainya. Tindakan tersebut dilakukan selaku bentuk kekecewaan karena kesebelasan yg didukungnya kalah dlm permainan. Apakah perbuatan kekerasan dr para suporter bikin tim kesebelasan sepak bola tersebut menjadi menang atau wasit akan mengganti skor kalah menjadi menang? Jelas jawabannya tak mungkin. Tindakan kekerasan tersebut tak mempunyai tujuan apapun yg tertinggal hanyalah kerugian-kerugian bagi semua pihak.
Contoh lain yakni tawuran antarpelajar yg tamat-final ini kerap terjadi. Tawuran antarpelajar bahkan melibatkan antarsekolah, & tak jarang menyebabkan kerusakan fasilitas lazim, serta banyak meminta korban. Berbagai karena yg menyulut terjadinya tawuran tersebut memang beraneka ragam, yg pada dasarnya menjunjung tinggi solidaritas antarteman.
Kekerasan cuma merupakan salah satu indikator kerusuhan dlm menilai intensitas pertentangan atau pertentangan-pertentangan yg terjadi di penduduk . Charles Lewis Taylor & Michael C. Hudson bikin beberapa indikator dlm menggambarkan intensitas pertentangan yg terjadi dlm penduduk Indonesia. Indikator-indikator tersebut merupakan selaku berikut.
Demonstrasi (a Protest Demonstration)
Demonstrasi merupakan sejumlah orang yg dgn tak memakai kekerasan, kemudian mengorganisasi diri untuk melaksanakan protes terhadap suatu rezim, pemerintah, atau pimpinan dr rezim atau pemerintah tersebut; atau terhadap ideologi, kebijaksanaan, & perbuatan, baik yg sedang direncanakan maupun yg sudah dilaksanakan oleh pemerintah atau pihak yg sedang berkuasa. Contoh gerakan mahasiswa se-Jabotabek yg menggelar demonstrasi di Gedung MPR/parlemen.
Kerusuhan
Kerusuhan pada dasarnya sama dgn demonstrasi. Hal yg membedakannya yakni kerusuhan mengandung penggunaan kekerasan fisik yg dibarengi dgn perusakan fasilitas biasa , pemukulan oleh pegawanegeri keamanan atas pelaku-pelaku kerusuhan, penggunaan alat-alat pengendalian kerusuhan oleh abdnegara keamanan, & penggunaan banyak sekali macam senjata atau alat pemukul oleh para pelaku kerusuhan. Kerusuhan biasanya dilakukan dgn spontanitas selaku balasan dr suatu kejadian & sikap kelompok yg semrawut.
Serangan Bersenjata (Armed Attack)
Serangan bersenjata yakni perbuatan kekerasan yg dilakukan untuk kepentingan suatu kelompok tertentu dgn tujuan melemah-kan atau bahkan menghancurkan kekuasaan dr kelompok lain. Indikator ini ditandai oleh terjadinya pertumpahan darah, pergumulan fisik, atau perusakan fasilitas biasa .
Jelaslah bahwa kekerasan cuma merupakan akibat dr adanya pertentangan-pertentangan atau pertentangan sosial. Konflik-pertentangan sosial yg terjadi tak selamanya harus dibarengi dgn kekerasan yg akan memunculkan kasus gres. Banyak kerugian & penderitaan yg akan diakibatkan apalagi bila pertentangan tersebut tak memiliki tujuan yg bermakna, pengorbanan yg dilakukan oleh pihak yg berkonflik menjadi tidak berguna.
Konflik-pertentangan sosial yg diakhiri dgn tindakan kekerasan mirip beberapa teladan tersebut, merupakan tahapan penyelesaian pertentangan yg paling buruk. Dengan kata lain kekerasan sangat rendah tingkatannya dlm mencari alternatif pemecahan problem untuk mampu menyingkir dari atau keluar dr pertentangan yg sedang terjadi.
Sebenarnya pertentangan yg terjadi dapat berfungsi selaku aspek positif (pendukung) & aspek negatif (perusak) bagi modal kedamaian sosial. Secara positif, pertentangan mampu berfungsi selaku pendorong meningkat -kembangnya kedamaian sosial. Namun, pertentangan mampu memunculkan kekerasan yg mempunyai kecenderungan pada perpecahan.
B. Sebab-Sebab Konflik Sosial
Penyebab konflik sangatlah kompleks & tak berdiri sendiri, tetapi dilatarbelakangi oleh berbagai dimensi & latar insiden. Konflik-pertentangan yg terjadi dlm penduduk bisa berlatar belakang ekonomi, politik, kekuasaan, budaya, agama, & kepentingan yang lain. Simaklah acuan pertentangan berikut.
Keluarnya keputusan Menteri Perdagangan Marie E. Pangestu mengenai impor beras dr Vietnam sebanyak 70.050 ton mulai menuai kecaman. Kurang lebih 600 petani yg berasal dr Karawang, Bogor, Batang, Pekalongan, Cibaliung (Banten), & Lampung yg mengaku tergabung dlm Federasi Serikat Petani Indonesia (FSPI) berunjuk rasa di depan kantor Departemen Perdagangan, Jakarta. Para pengunjuk rasa menolak keputusan impor beras yg dikeluarkan oleh pemerintah pada 1 November 2005. (Pikiran Rakyat, 19 November 2005).
Apa yg menjadi latar belakang munculnya pertentangan tersebut? Apabila Anda amati dgn saksama, setidaknya ada dua kepentingan berlawanan yg menjadi penyebab datangnya konflik tersebut. Kepentingan pertama, kebijakan pemerintah untuk melaksanakan impor beras dr Vietnam merupakan kepentingan politik. Kepentingan kedua, para petani yg tergabung dlm FSPI menolak adanya impor beras karena mampu menurunkan harga beras di pasar nasional sehingga bisa menghancurkan pendapatan petani & ini merupakan kepentingan ekonomi. Dua kepentingan tersebut (politik & ekonomi) telah melatarbelakangi datangnya pertentangan tersebut.
Indonesia mempunyai struktur penduduk yg unik. Secara horizontal, Indonesia ditandai oleh adanya kesatuan-kesatuan sosial menurut perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, bahasa, & perbedaan yg bersifat kedaerahan. Perbedaan dengan-cara horizontal ini menjadi ciri khas penduduk Indonesia yg bersifat beragam. Istilah beragam mula-mula diperkenalkan oleh Furnivall untuk menggambar kan masyarakat Indonesia pada masa Hindia Belanda. Secara vertikal, struktur penduduk Indonesia ditandai oleh adanya perbedaan-perbedaan antara lapisan atas & lapisan bawah yg cukup tajam.
Indonesia mempunyai kompleksitas budaya yg plural (plural societies) & heterogen (penduduk bermacam-macam), yakni suatu masyarakat yg terdiri atas dua atau lebih elemen -elemen yg hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dlm satu kesatuan politik. Pertanda paling terperinci dr penduduk Indonesia yg bersifat majemuk itu ialah tak adanya kehendak bersama (common will). Elemen-elemen masyarakat Indonesia dengan-cara keseluruhan terpisah satu sama lain. Setiap elemen lebih merupakan kumpulan individu-individu daripada suatu keseluruhan yg bersifat organis. Sebagai individu, kehidupan sosial mereka tidaklah utuh. Oleh karena itu, pertentangan yg terjadi di Indonesia seringkali bersumber dr adanya perbedaan & pertentangan antarlatar belakang sosio kultural. Indonesia mampu dianggap sebagai negara yg mempunyai modal kedamaian sosial yg rendah.
Kerusuhan demi kerusuhan terus terjadi di berbagai pelosok tanah air di Indonesia. Terlebih lagi ada keinginan setiap daerah untuk melepaskan diri dr Negara Kesatuan Republik Indonesia lantaran salah menafsirkan Undang-Undang Otonomi Daerah.
Menurut DuBois & Miley, sumber utama terjadinya pertentangan dlm masyarakat ialah adanya ketidakadilan sosial, adanya diskriminasi terhadap hak-hak individu & kelompok, serta tak adanya penghargaan terhadap keberagaman. Ketiga aspek tersebut biasanya sungguh berkaitan dgn sikap-sikap & sikap penduduk yg ditandai dgn hal-hal berikut.
- Rasisme, merupakan sebuah ideologi yg membenarkan dominasi satu kelompok ras tertentu terhadap kelompok yang lain atau perasaan superioritas yg berlebihan terhadap kelompok sosial tertentu. Rasisme sering diberi legitimasi atau klaim bahwa suatu ras minoritas dengan-cara genetik & budaya lebih inferior dr ras yg lebih banyak didominasi. Diskriminasi ras mempunyai tiga tingkatan yaitu individual, organisasional, & struktural. Pada tingkat individu, diskriminasi ras berwujud sikap & sikap dugaan. Pada tingkat organisasi, diskriminasi ras terlihat manakala kebijakan, aturan, & perundang-usul hanya menguntungkan kelompok tertentu saja. Secara struktural, diskriminasi ras mampu dilacak manakala satu lembaga sosial memperlihatkan pembatasan-pembatasan & larangan-larangan terhadap lembaga yang lain.
- Elitisme, merujuk pada pemujaan yg berlebihan terhadap strata atau kelas sosial yg berdasarkan pada kekayaan, kekuasaan, & prestise. Individu atau kelompok yg mempunyai kelas sosial tinggi kemudian dianggap berhak menentukan potensi-potensi orang lain dlm meraih sumber-sumber atau meraih peluang-potensi yg ada dlm masyarakat.
- Gender, merupakan kepercayaan bahwa jenis kelamin tertentu mempunyai keunggulan atas jenis kelamin yang lain. Pandangan ini seringkali disokong oleh penafsiran (interpretation), tradisi-tradisi budaya, & atau kebiasaan keagamaan yg kebanyakan memandang perempuan lebih rendah dibandingkan dengan pria.
- Usia, menunjuk pada sikap-sikap negatif terhadap proses ketuaan. Proses ini sungguh meyakini bahwa klasifikasi usia tertentu mempunyai sifat yg rendah (inferiority) dibandingkan dgn kelompok usia yang lain. Oleh lantaran itu, perlakuan yg tak adil dapat dibenarkan. Meskipun hal ini biasanya dipraktekkan pada insan lanjut usia (manula), sikap ini sering pula ditujukan pada bawah umur.
Prasangka atau sikap-sikap negatif terhadap orang yg mempunyai ketaknormalan. Orang yg mempunyai kecacatan (tubuh, mental) dengan-cara otomatis sering dianggap berlawanan & tak mampu melaksanakan tugas-kiprah kehidupan sebagaimana orang wajar . Orang dgn abnormalitas atau penyandang cacat (persons with disabilities) seringkali dipandang selaku orang yg dengan-cara sosial tak “matang” & tak mampu dlm segala hal.
Konflik sosial yg terjadi biasanya melalui dua tahap yg dimulai dr tahap disorganisasi atau keretakan & terus berlanjut ke tahap disintegrasi atau perpecahan. Timbulnya tanda-tanda-tanda-tanda disorganisasi & disintegrasi yakni balasan dr hal-hal berikut.
- Ketidaksepahaman para anggota kelompok wacana tujuan penduduk yg pada awalnya menjadi pedoman bareng .
- Norma-norma sosial tak menolong anggota penduduk dlm mencapai tujuan yg sudah disepakati.
- Kaidah-kaidah dlm kelompok yg dihayati oleh anggotanya berlawanan satu sama lain.
- Sanksi menjadi lemah bahkan tak dilaksanakan dgn konsekuen.
- Tindakan anggota kelompok sudah bertentangan dgn norma-norma kelompok.
- Dari beberapa klarifikasi tersebut, mampu ditarik kesimpulan bahwa terjadinya pertentangan disebabkan oleh hal-hal berikut.
- Adanya perbedaan pendirian atau perasaan antara individu & individu lain sehingga terjadi pertentangan di antara mereka.
- Adanya perbedaan kepribadian di antara anggota kelompok disebabkan oleh perbedaan latar belakang kebudayaan.
- Adanya perbedaan kepentingan atau tujuan di antara individu atau kelompok.
- Adanya perubahan-perubahan sosial yg cepat dlm penduduk yg dibarengi oleh adanya perubahan nilai-nilai atau metode yg berlaku dlm penduduk .
C. Akibat-Akibat Konflik Sosial
Mungkin masih segar dlm kenangan Anda ihwal pertentangan antara Indonesia & Malaysia pada pertengahan tahun 2005. Malaysia mengklaim wilayah Blok Ambalat yg merupakan potongan dr Kepulauan Nusantara. Konflik tersebut telah menyulut amarah bangsa Indonesia yg bersatu bareng -sama melawan sikap pemerintahan Malaysia. Sebelumnya, penduduk Indonesia sedang mengalami krisis kesatuan & persatuan nasional akhir pergolakan politik yg terus terjadi selama masa reformasi.
Contoh tersebut merupakan salah satu simpulan positif & negatif yg ditimbulkan oleh adanya pertentangan. Konflik mempunyai kegunaan bagi kehidupan penduduk . Meskipun demikian, pertentangan banyak pula memunculkan bentuk-bentuk negatif dlm interaksi sosial.
Konflik bisa berfungsi selaku aspek positif yg mempunyai pengaruh konstruktif (membangun) & faktor negatif yg bersifat destruktif (perusak) bagi modal kedamaian sosial. Secara positif, pertentangan bisa berfungsi selaku pendorong meningkat Seperti dinyatakan para andal sosiologi Parsons, Jorgensen, & Hernandez, manfaat pertentangan merupakan:
- pertentangan bisa menyebarkan kohesivitas kelompok;
- memunculkan informasi-informasi & harapan-harapan yg terpendam;
- memperjelas batas-batas & norma-norma kelompok;
- mempertegas tujuan yg hendak diraih.
Selain itu, pertentangan pula bisa bersifat destruktif terhadap keutuhan kelompok & integrasi sosial penduduk dlm skala yg lebih luas. Jika melebihi batas toleransi & kapasitas pihak-pihak yg terlibat serta tak segera dicarikan solusinya, konflik dapat mempunyai kecenderungan pada “disintegrasi” sosial.
Telah dikemukakan sebelumnya bahwa terjadinya pertentangan banyak memunculkan bentuk-bentuk negatif dlm interaksi sosial. Akan tetapi, pertentangan pula mempunyai fungsi positif bagi kehidupan penduduk . Berikut ini akan diuraikan tamat-tanggapan dr pertentangan.
Akibat negatif dr adanya konflik
Retaknya persatuan kelompok. Hal ini terjadi apabila terjadi pertentangan antaranggota dlm satu kelompok.
- Perubahan kepribadian individu. Pertentangan di dlm kelompok atau antarkelompok mampu mengakibatkan individu-individu tertentu merasa putus asa sehingga mentalnya tersiksa.
- Dominasi & takluknya salah satu pihak. Hal ini terjadi bila kekuatan pihak-pihak yg bermusuhan tak sebanding, akan terjadi dominasi oleh satu pihak kepada pihak yang lain. Pihak yg kalah menjadi takluk dengan-cara terpaksa, bahkan seringkali memunculkan kekuasaan yg adikara (dalam politik) atau monopoli (dalam ekonomi).
- Banyaknya kerugian, baik harta benda maupun jiwa, selesai kekerasan yg ditonjolkan dlm penyelesaian suatu pertentangan.
Akibat positif dr adanya konflik
- Konflik mampu menyebarkan solidaritas di antara anggota kelompok, misalnya apabila terjadi pertikaian antar-kelompok, anggota-anggota dr setiap kelompok tersebut akan bersatu untuk menghadapi musuh kelompoknya.
- Konflik berfungsi sebagai alat perubahan sosial, contohnya anggota-anggota kelompok atau penduduk yg berseteru akan menilai dirinya sendiri & mungkin akan terjadi perubahan dlm dirinya.
- Munculnya pribadi-pribadi atau mental-mental penduduk yg tahan uji dlm menghadapi segala tantangan & permasalahan yg dihadapi sehingga bisa lebih men-dewasakan penduduk .
- Dalam diskusi ilmiah, biasanya perbedaan usulan justru diharapkan untuk menyaksikan kekurangan-kelemahan suatu pertimbangan sehingga mampu ditemukan pertimbangan atau opsi-pilihan yg lebih kokoh selaku jalan keluar atau pemecahan suatu duduk perkara.
Pada gambar tersebut terlihat bahwa pertentangan yg bersifat konstruktif mempunyai dampak positif terhadap meningkatnya penampilan kerja dibandingkan dgn pertentangan yg bersifat destruktif atau negatif. Demikian pula halnya dgn tingkat intensitas pertentangan yg mesti sebanding. Semakin rendah atau tinggi pertentangan maka lebih bersifat destruktif.
Penilaian penduduk terhadap kon flik yg selalu negatif mesti dibenahi. Banyaknya faedah atau tanggapan positif dr suatu pertentangan, hendaknya mampu menjadi nasihat bagi penduduk . Konflik merupakan penggalan dr proses sosial yg wajar & tak mesti dihindari.
D. Penanganan Konflik
Setiap individu atau kelompok penduduk mempunyai jenis & bentuk konfliknya sendiri-sendiri. Setiap individu atau kelompok dlm penduduk pula mempunyai gaya tersendiri dlm menghadapi & merampungkan konflik tersebut. Anda simak dgn saksama kedua pola konflik berikut ini.
Contoh 1:
Udin merupakan seorang anak yg berasal dr desa di Sukabumi. Untuk mengadu nasibnya, si Udin pergi ke Jakarta mencari pekerjaan agar mampu menolong kehidupan keluarganya di kampung. Pertama kali si Udin menginjakkan kakinya di kota metropolitan, ia dihadapkan pada sekelompok preman yg sedang mabuk-mabukan. Keluguan & kepolosan si Udin menjadi sasaran sekelompok preman tersebut. si Udin yang penyabar berupaya mengalah untuk menyingkir dari preman-preman itu karena ia merasa tak berdaya untuk menantang mereka & lebih baik menawan diri dr suasana tersebut dibandingkan dengan menghadapinya.
Contoh 2 :
Menjelang HUT Kemerdekaan RI, para remaja yg tergabung dlm kelompok Karang Taruna Desa Mardika menyelenggarakan rapat wacana kegiatan yg akan diselenggarakan pada HUT tersebut. Budi selaku ketua karang taruna sudah memiliki program tersendiri dgn mengadakan kesibukan parade grup musik. Hal tersebut ditujukan untuk bisa mewadahi kreativitas para cowok dlm bermain musik yg selama ini sedang menjadi ekspresi dominan di desanya. Akan tetapi, pemikiran Budi tersebut mendapatkan saingan dr para anggotanya karena jadwal tersebut memerlukan ongkos sungguh besar. Budi & para anggota karang taruna berusaha mencari jalan keluar dr perbedaan anjuran tersebut biar kegiatan bisa terlaksana tanpa mengeluarkan biaya yg besar.
Dari kedua acuan tersebut, pastinya Anda bisa mengerti bahwa dlm menghadapi pertentangan, setiap orang atau kelompok mempunyai cara penanganan konflik yg berlainan-beda. Contoh merupakan cara mengelak dr suasana pertentangan yg sedang dihadapi, sedangkan teladan 2 yakni cara musyawarah sehingga pertentangan dapat diselesaikan dgn baik.
Tiap orang mempunyai cara yg berbeda dlm menangani pertentangan. Cara ini dipelajari semenjak masih belum dewasa & tampaknya berfungsi dengan-cara otomatis.
Dalam pertentangan selalu ada dua kepentingan utama, yakni selaku berikut.
- Kepentingan untuk menjangkau tujuan pribadi. Misalnya, dlm hal ini Anda berada dlm pertentangan karena Anda mempunyai tujuan pribadi yg berlawanan dgn tujuan orang lain. Tujuan tersebut bisa sungguh penting bagi diri Anda, tetapi bisa pula kurang penting.
- Kepentingan untuk tetap memelihara hubungan baik dgn orang lain. Dalam hal ini, Anda mesti bisa melakukan pekerjaan sama dengan-cara efektif dgn orang tersebut pada masa yg akan tiba. Hubungan itu mungkin sungguh penting bagi diri Anda, tetapi mungkin pula kurang penting.
Apakah Anda mempunyai sahabat? Di antara dua orang atau lebih yg menjalin persahabatan, biasanya mempunyai hubungan yg baik, toleransi yg tinggi, saling membantu & melaksanakan pekerjaan sama, serta saling menolong dlm kesusahan. Sikap seperti ini hendaknya tertanam & terus dijaga dlm diri Anda. Akan tetapi, pribadi Anda tak mesti selamanya sama dgn orang lain lantaran mempunyai harapan & keperluan yg berbeda. Pada dikala harapan Anda tersebut berlainan dgn sahabat Anda maka sebagai kawan dekat akan saling menghargai & melakukan pekerjaan sama biar harapan masing-masing bisa tercapai tanpa ada memaksakan kehendak. Dengan demikian, hubungan baik Anda dgn teman dekat akan tetap tersadar & terpelihara walaupun ada dua kepentingan yg berlainan.
Adanya dua kepentingan yg berlainan tersebut mampu memengaruhi cara bertindak dlm suatu pertentangan. Dengan menyaksikan dua kepentingan tersebut, mampu diungkapkan lima cara dlm menangani pertentangan, yakni selaku berikut.
1. Menghindar
Cara ini seperti ibarat kura-kura yg menarik diri ke dlm tempurungnya untuk menyingkir dari pertentangan. Tipe ini mengorbankan tujuan pribadi ataupun hubungannya dgn orang lain. Orang ini berupaya menjauhi duduk masalah yg menimbulkan pertentangan ataupun orang yg berlawanan dengannya. Orang yg menggunakan cara ini percaya bahwa tak ada gunanya berusaha merampungkan pertentangan, ia merasa tak berdaya. Ia percaya akan lebih mudah menawan diri (secara fisik ataupun psikologis) dr suasana pertentangan dibandingkan dengan harus menghadapi pertentangan.
2. Memaksakan Kehendak
Orang dgn cara ini berupaya menguasai musuh-lawannya dgn memaksa mereka untuk mendapatkan penyelesaian konflik yg diinginkannya. Tujuan pribadinya dianggap sungguh penting, sedangkan hubungan dgn orang lain kurang begitu penting. Tipe ini tak peduli kepada kebutuhan orang lain, ia tak peduli apakah orang lain menyukai & mendapatkan dirinya atau tidak. Ia menilai bahwa pertentangan harus dituntaskan dgn cara satu pihak menang & pihak yg lain kalah. Orang ini ingin menjadi pemenang karena kemenangan akan memberi rasa bangga & sebaliknya, kekalahan akan menjadikan perasaan lemah, rasa tak bisa, & rasa gagal. Ia berupaya menang dgn menyerang, menguasai, menangani, & melakukan intimidasi kepada orang lain.
3. Menyesuaikan pada Keinginan Orang Lain
Pada gaya ini, hubungan dgn orang lain sungguh penting, sedangkan tujuan pribadi kurang begitu penting. Orang tipe ini ingin diterima & disukai orang lain. Ia merasa bahwa pertentangan mesti dikesampingkan demi keserasian (harmoni) & ia percaya bahwa pertentangan tak mampu dibicarakan jikalau menghancurkan hubungan baik. Ia cemas apabila pertentangan berlanjut, seseorang akan terluka & hal itu akan menghancurkan hubungan pribadi dgn orang tersebut. Ia mengorbankan tujuan pribadi untuk menjaga hubungan dgn orang lain. Orang dgn cara ini seolah-olah berkata: “saya mengorbankan tujuanku & membiarkanmu mendapat apa yg kau inginkan supaya kau menggemari diriku”. Orang ini berupaya memperhalus suasana pertentangan yg terjadi.
4. Tawar-Menawar
Tawar-menawar ini cukup memperhatikan tujuan pribadi & pula relevansinya dgn orang lain. Orang seperti ini biasanya mencari kompromi, ia mengorbankan sebagian tujuan pribadi & membujuk orang lain yg berkonflik dgn dirinya mudah-mudahan ikut berkorban juga. Tipe ini mencari penyelesaian terhadap pertentangan yg menempatkan kedua belah pihak memperoleh sesuatu, seperti berjumpa di tengah antara kedua kedudukan ekstrim (mementingkan tujuan pribadi & mementingkan hubungan dgn orang lain). Ia ingin mengorbankan sebagian tujuan pribadi ataupun keterkaitannya dgn orang lain untuk mencapai persetujuan ke arah kebaikan bareng .
5. Kolaborasi
Cara ini sungguh menghargai tujuan pribadi & hubungannya dgn orang lain. Ia menatap konflik sebagai duduk kasus yg harus teratasi. Orang tipe ini memandang konflik untuk membuatkan hubungan dgn cara meminimalisir ketegangan kedua belah pihak. Ia berusaha memulai sesuatu pembicaraan yg mampu mengenali pertentangan selaku suatu problem. Tipe ini memelihara hubungan dgn cara mencari pemecahan yg membuat puas kedua belah pihak. Ia tak akan merasa puas hingga menemukan suatu penyelesaian yg bisa meraih tujuan pribadinya & tujuan orang lain. Ia pula tak akan merasa puas hingga ketegangan & perasaan negatif dapat tertuntaskan sepenuhnya.
Kapan Anda harus memakai cara tersebut untuk menangani pertentangan? Berikut ini terdapat beberapa instruksi yg bisa menolong.
- Apabila tujuan pribadi tak begitu penting & Anda pula merasa tak perlu memelihara hubungan dgn orang lain maka Anda mampu mengelak . Menghindari rasa permusuhan orang yg tak diketahui di jalan, di mall, atau di terminal merupakan cara paling baik yg dapat dijalankan.
- Jika tujuan pribadi sangat penting, namun hubungan dgn orang lain tak begitu penting maka Anda mampu bertindak dgn memaksakan kehendak. Misalnya, pada ketika Anda berbelanja barang-barang “obralan”, berupaya memasuki kedai masakan yg sarat sesak hadirin, atau berdesakan untuk memperoleh tempat di bus pada saat pulang kampung.
- Jika tujuan pribadi tak begitu penting, tetapi hubungan dgn orang lain sungguh penting maka Anda dapat menggunakan cara menyesuaikan pada harapan orang lain. Pada waktu salah seorang rekan Anda berkukuh pada pendapatnya sendiri & Anda bisa bersikap tak peduli kepada hal tersebut.
- Jika tujuan pribadi ataupun hubungan dgn orang lain cukup penting bagi Anda & orang lain, itu sama-sama tak akan memperoleh apa yg dikehendaki bareng maka bisa dilakukan cara tawar-menawar. Misalnya, apabila kapasitas ruangan terbatas, padahal Anda & rekan kerja menggunakannya bareng maka melaksanakan negosiasi untuk memperoleh kompromi akan merupakan jalan paling baik untuk menuntaskan konflik.
- Jika tujuan pribadi & hubungan dgn orang lain sungguh penting, Anda bisa bertindak dgn cara kolaborasi. Anda & kelompok mencar ilmu Anda memiliki perbedaan tawaran dlm melaksanakan atau menyelesaikan salah satu peran sekolah maka penggunaan cara kerja sama merupakan perbuatan paling baik. Anda bareng sahabat Anda bisa bersama-sama mencari cara memecahkan dilema tersebut tanpa ada yg tersinggung & peran sekolah pun mampu ditanggulangi dgn baik.
E. Pendekatan Pluralisme Budaya dlm Menangani Konflik di Indonesia
Indonesia merupakan suatu deretan kepulauan yg terdiri atas aneka macam ragam kebudayaan. Adapun masyarakatnya merupakan penduduk yg multikultural. Banyak konflik terjadi di Indonesia seperti kasus Sampit di Kalimantan, konflik di Poso & Ambon, pertentangan antarsuku di Papua, & konflik-pertentangan lain. Konflik tersebut lebih banyak diakibatkan oleh kemajemukan dlm masyarakat, baik dengan-cara vertikal maupun horizontal.
Secara sosiologis, penduduk multikultural memiliki potensi riskan pertentangan yg disebabkan oleh beberapa faktor, yakni:
- harga diri & kebanggaan setiap pihak terusik;
- adanya perbedaan kebudayaan yg dimiliki setiap etnis;
- adanya benturan kepentingan (politik, ekonomi, kekuasaan);
- perubahan sosial yg terlalu cepat mampu mengusik keseimbangan tata cara.
Konflik yg sering terjadi di Indonesia merupakan suatu permasalahan yg kompleks & membutuhkan penyelesaian yg menyeluruh & integratif dr banyak sekali pendekatan.
Terdapat dua elemen berpengaruh yg sering bergabung dlm pertentangan internal, mirip halnya yg terjadi di Indonesia, yakni:
- identitas, yg berkaitan dgn mobilisasi orang dlm kelompok-kelompok identitas komunal yg berdasarkan ras, agama, bahasa, & seterusnya;
- distribusi, yakni cara untuk membagi sumber daya ekonomi, sosial, & politik dlm suatu penduduk . Tatkala distribusi dianggap tak adil yg berhubungan dgn perbedaan identitas. Misalnya, suatu kelompok agama kekurangan sumber daya tertentu yg didapat dr kelompok lain. Kita menemukan adanya potensi pertentangan yakni kombinasi dr faktor berpengaruh yg didasarkan pada identitas dgn persepsi yg lebih luas perihal keadilan ekonomi & sosial yg sering menyalakan pertentangan yg mengakar.
Karakteristik yg menonjol dr pertentangan internal yakni tingkat ketahanannya karena pertentangan seperti ini sering didasarkan pada keterangan identitas. Istilah yg sering digunakan dlm pertentangan mirip ini yakni pertentangan etnis. Konflik disebabkan oleh aspek apapun (agama, ras, budaya, keturunan, sejarah) yg dianggap sebagai identitas mendasar & yg menyatukan mereka menjadi suatu kelompok maka merasa berkewajiban untuk melaksanakan kekerasan demi melindungi identitas mereka yg terancam.
Faktor-aspek yg berhubungan dgn identitas fundamental sering bercampur dgn pertentangan dlm pendistribusian sumberdaya. Misalnya wilayah, kekuasaan ekonomi, kesempatan lapangan kerja, & sebagainya. Tatkala identitas & gosip pendistribusian dibaurkan, akan menjadi potensi bagi pemimpin yg oportunistik untuk mengeksploitasi & memanipulasi. Hal ini menjadi potensi pertentangan yg paling tinggi & banyak terjadi di Indonesia, khususnya sehabis masa reformasi hingga sekarang.
Pendekatan pluralisme budaya merupakan suatu alternatif dlm kaitannya dgn kekerabatan sosial di antara kelompok-kelompok etnis & kebudayaan. Pendekatan ini bisa dijadikan selaku taktik pe-mecahan pertentangan & pembangunan modal kedamaian sosial. Pluralisme menunjuk pada sikap penghormatan antara banyak sekali kelompok dlm penduduk & penghormatan kaum mayoritas terhadap minoritas & sebaliknya, yg memungkinkan mereka mengekspresikan kebudayaan mereka tanpa prasangka & permusuhan. Daripada berupaya untuk mengeliminasi aksara etnis, pluralisme budaya berjuang untuk memelihara integritas budaya. Pluralisme menghindari penyeragaman, seperti kata Kleden (2000:5), “…penyeragaman yaitu kekerasan terhadap perbedaan, pemerkosaan terhadap bakat, & terhadap potensi insan.”
Tabel berikut menampilkan model sederhana mengenai pendekatan pluralisme budaya dlm mengerti & memecahkan konflik antaretnis. Fokus intervensinya meliputi tiga wilayah: mikro, messo & makro yg melibatkan banyak sekali gunjingan personal, interpersonal, & sosiokultural.
F. Hubungan Antara Konflik & Terjadinya Integrasi Sosial
Konflik merupakan cuilan dr proses sosial yg wajar & tak mesti dikesampingkan. Sebenarnya, pertentangan yg terjadi mampu berfungsi selaku faktor positif atau pendukung bagi berkembang kembangnya modal kedamaian sosial. Konflik pula bisa bersifat konstruktif (membangun) terhadap keutuhan kelompok & integrasi sosial penduduk dlm skala yg lebih luas.
Manusia mempunyai harapan untuk bergaul. Dalam pergaulannya terdapat suatu hubungan yg saling menghipnotis sehingga akan memunculkan suatu perasaan yg saling memerlukan. Untuk mengenal upaya insan yg merupakan serpihan dr masyarakatnya, terdapat beberapa sikap yg berhubungan dgn perbuatan & interaksi sosial selaku jalan untuk menjangkau tujuan insan selaku makhluk sosial. Selain itu, dlm menjaga segala perbuatan & interaksi sosial, pula terdapat nilai & norma sosial selaku patokan evaluasi lazim yg bisa membentuk keteraturan hubungan antarmanusia menuju terciptanya integrasi sosial yg mantap.
Dalam pelajaran Sosiologi di Kelas X, Anda telah mempelajari bentuk-bentuk proses sosial yg timbul balasan adanya interaksi sosial. Di antaranya terdapat proses asosiatif. Proses asosiatif yakni proses sosial yg mengarah pada keterpaduan atau integritas sosial. Hal ini dicirikan dgn hubungan antara perorangan atau kelompok yg mengacu pada adanya kesamaan, keserasian, & keseimbangan. Proses ini meliputi kerja sama (cooperation), fasilitas (accommodation), & asimilasi (assimilation). Adanya kerja sama, kemudahan, & asimilasi dlm kehidupan masyarakat merupakan proses sosial yg mengarah pada bentuk-bentuk penduduk yg terintegrasi.
Pada dasarnya, penduduk itu berada dlm keadaan integrasi dlm norma-norma & nilai-nilai. Integrasi normatif dianggap perlu, karena:
- terwujudnya keserasian norma, berhubungan dgn banyak sekali tingkah laris insan dlm suasana yg berlainan;
- terwujudnya tingkat kepatuhan yg tinggi antara norma-norma & tingkah laku warga penduduk yg sesungguhnya. Oleh karena itu, perjanjian & konsensus nilai-nilai merupakan asas integrasi sosial dlm suatu penduduk .
Masyarakat merupakan suatu metode yg terdiri atas komponen-komponennya. Sebagai suatu tata cara, masyarakat mempunyai fungsi integrasi untuk mencapai keadaan serasi, atau hubungan serasi di antara belahan-penggalan dr suatu tata cara sosial. Hal ini mencakup identitas penduduk , keanggotaan seseorang dlm masyarakat, & susunan normatif dr cuilan-cuilan tersebut.
Sebagai contoh :
Ada penduduk petani, pedagang, pegawai pemerintah, pejabat, polisi, hakim, & sebagainya. Semua itu merupakan identitas insan dlm masyarakat yg mempunyai fungsi antara yg satu & yg yang lain (saling bergantung). Setiap anggota penduduk tersebut akan berjalan sesuai aturan-aturan dlm bidang kehidupannya yg dianut selaku nilai-nilai bersama. Misalnya petani, akan berperilaku selaku petani yg menggarap lahan pertaniannya hingga panen & menemukan hasil berupa materi pangan. Pedagang akan bertingkah selaku pedagang barang dagangannya. Demikian pula polisi, ia akan mengatur kemudian lintas atau ketertiban di masyarakat. Semuanya saling bergantung & tak mungkin polisi bertingkah selaku pedagang karena hal ini akan memunculkan ketidakserasian.
Anda pasti mengetahui lewat sejarah ihwal bagaimana para cowok seluruh Indonesia bersatu pada 28 Oktober 1928 di Jakarta. Mereka bareng -sama berikrar Sumpah Pemuda untuk “satu tanah air satu bangsa, & satu bahasa, yakni Indonesia”. Sebuah nilai yg sungguh tinggi dijunjung oleh para perjaka atau mungkin kita pula masih mengenang perihal bagaimana para mahasiswa seluruh Indonesia bersatu untuk menggulingkan pemerintah Orde Baru karena membela nasib bangsa & negara dlm acara reformasi tahun 1998 kemudian. Dari dua pola sejarah tersebut, diharapkan Anda bisa mengambil makna dr pentingnya nilai persatuan, kesatuan, & kebersamaan. Ingatlah suatu peribahasa “bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”.
Asas integrasi sosial tak cuma dilandaskan karena adanya saling kebergantungan dlm keperluan ekonomi, pula mampu timbul dr efek adanya kon flik terlebih dulu. Konflik yg dimaksud pastinya merupakan yg menumbuhkan perasaan atau solidaritas ke dalam. Sebagai pola, di Afrika Selatan yg warga masyarakatnya merasakan kehidupan sarat dgn konfl ik & paksaan dr orang kulit putih terhadap kulit berwarna gelap. Faktor yg mendorong integrasi sosial mereka yaitu paksaan politik.
Contoh lain integrasi yg dilandasi pertentangan, contohnya terjadi pertengkaran antara pelajar di dua sekolah, maka untuk memper-satukan & menumbuhkan integrasi di antara mereka, mampu dilakukan lewat penggabungan ke dlm satu tim olahraga, & setiap sekolah mewakili setengah pemain. Apabila tim sudah terbentuk, dilaksanakan pertarungan persahabatan. Dengan demikian, kedua sekolah yg terlibat tawuran akan bersatu menjadi penunjang tim olahraga yg sudah dibentuk bareng .
Agar di dlm masyarakat integrasi bisa berjalan dgn baik, perlu diperhatikan faktor-faktor sosial yg menghipnotis kehidupan masyarakat, seperti tujuan yg hendak diraih masyarakat, tata cara sosial, metode perbuatan, & metode hukuman. Dengan kata lain, faktor-faktor yg memengaruhi proses integrasi sosial ialah :
- tercapainya suatu konsensus mengenai nilai-nilai & norma-norma sosial;
- norma-norma yg berlaku konsisten & tak berubah-ubah;
- adanya tujuan bersama yg hendak diraih;
- anggota masyarakatnya merasa saling bergantung dlm mengisi keperluan-kebutuhannya;
- dilatarbelakangi oleh adanya konflik dlm suatu kelompok.
Integrasi sosial pula mampu terwujud karena adanya keteraturan sosial. Adapun faktor-aspek yg memengaruhi keteraturan sosial; antara lain pengendalian sosial & wewenang, adat istiadat, norma aturan, prestise, & kepemimpinan.
Untuk membuat integrasi sosial dlm rangka merealisasikan keteraturan sosial dibutuhkan upaya-upaya dr banyak sekali komponen penduduk lewat tindakan yg optimal & berkesinam-bungan. Di antara sekian banyak langkah yg mampu dijalankan dlm penanganan sosial budaya menuju integrasi sosial adalah selaku berikut.
1. Pembangunan Pendidikan
Pendidikan pada hakikatnya yaitu proses memperoleh identitas seseorang. Proses pendidikan yg benar ialah yg membebaskan seseorang dr aneka macam kungkungan, atau penyadaran akan kesanggupan seseorang. Proses pendidikan tak cuma dilihat sebagai suatu proses yg terjadi dlm lembaga formal mirip sekolah. Lembaga informal pun merupakan sarana yg bisa mendidik seseorang. Sebagai lembaga sosial, sekolah merupakan cuilan dr proses pendidikan yg pula merupakan proses pembudayaan.
Pengembangan sistem pendidikan yg diselenggarakan mesti mempertimbangkan & mengacu pada prinsip-prinsip berikut.
- Moral agama. Hal ini berhubungan dgn upaya peningkatan keimanan & ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta berbudi pekerti luhur.
- Ideologis filosofis. Pelaksanaan proses pendidikan hendaklah berasaskan Pancasila (selaku dasar serta persepsi hidup berbangsa & bernegara) yg mengarah pada penguatan integritas nasional.
- Psikologis, mengupayakan peningkatan atau pencapaian keseimbangan etika, logika, estetika, & kinestetika.
- Sosial budaya, berkaitan dgn upaya peningkatan atau pencapaian kepribadian yg mantap & mampu berdiri diatas kaki sendiri serta ber-tanggung jawab.
- Demokratis & berkeadilan serta tak diskriminatif, menjunjung tinggi hak azazi insan, nilai keagamaan, & nilai kultural, serta kemajemukan bangsa. Tumbuhnya demokrasi dlm proses pendidikan mendorong tumbuhnya pendekatan multikulturalisme dlm pendidikan.
- Sebagai satu kesatuan yg sistemik dgn tata cara terbuka & multimakna.
- Sebagai suatu proses pembudayaan & pemberdayaan akseptor didik yg berjalan sepanjang hayat.
- Memberi keteladanan, membangun kemauan, & mengembang-kan kreativitas peserta didik dlm proses pembelajaran
- Mengembangkan budaya membaca, menulis, & berhitung bagi segenap warga penduduk .
- Memberdayakan seluruh komponen penduduk melalui kiprah serta dlm penyelenggaraan & pengendalian mutu layanan masyarakat.
Prinsip-prinsip tersebut dapat dijadikan selaku landasan tata cara pendidikan dgn keinginan bisa memberikan kiprah serta bagi pencapaian pembangunan nasional. Tentunya dgn mengamati pula pelaksanaan tata cara pendidikan yg semesta (terbuka bagi seluruh rakyat & berlaku di seluruh wilayah negara), menyeluruh (mencakup semua jalur, jenjang, serta keterkaitan antara pendidikan nasional & perjuangan pembangunan nasional), & terpadu.
2. Manajemen Konflik
Terdapat banyak konflik yg terjadi dlm kehidupan ber-masyarakat. Ross (1993) mengemukakan dua sumber pertentangan yg terjadi dlm suatu organisasi atau kelompok, yakni teori struktur sosial & teori psychocultural. Teori struktur sosial menekankan persaingan antara pihak-pihak yg berkepentingan selaku motif utama suatu pertentangan, sedangkan teori psycocultural lebih menekankan kekuatan psikologi & kultural.
Kedua sumber konflik tersebut memerlukan penanganan yg berlainan. Teori struktural membuktikan bahwa taktik administrasi konflik memerlukan perubahan keadaan organisasi pihak tersebut dengan-cara mendasar. Kepentingan yg bermacam-macam sungguh sulit untuk dijembatani. Adapun teori psycocultural dlm melaksanakan administrasi pertentangan memfokuskan pada proses yg dapat mengganti persepsi atau memengaruhi hubungan antara pihak-pihak kunci. Dalam teori ini, kepentingan lebih bersifat subjektif & mampu berganti dibandingkan dlm persepsi teori struktural.
Salah satu upaya yg mampu dilaksanakan untuk menghalangi konflik yg mengarah pada kekerasan yakni melalui administrasi pertentangan dgn prosedur & versi pengelolaan konflik. Konflik sosial budaya yg terjadi sesungguhnya mampu dinetralisasi dgn bikin konsensus. Konsensus ini pada gilirannya akan dapat menanggulangi perbedaan pendapat & kepentingan antargolongan dlm masyarakat. Setiap ketegangan & penyimpangan yg terjadi akan selalu bisa dicarikan rujukannya lewat konsensus yg sudah disepakati bersama. Dengan demikian, konflik yg terjadi tak akan memiliki kecenderungan ke arah kekerasan sehingga integrasi sosial budaya akan dapat tercapai.
3. Meningkatkan Modal Sosial
Konsep ini diperkenalkan oleh Robert Putnam sewaktu meneliti masyarakat Italia tahun 1985. Mereka mempunyai kesadaran politik yg tinggi & setiap individu mempunyai minat besar untuk terlibat dlm dilema publik. Hubungan antaranggota penduduk lebih bersifat horizontal karena semua masyarakat mempunyai hak & kewajiban yg sama.
Modal sosial yaitu norma & jaringan yg melancarkan interaksi & transaksi sosial sehingga segala urusan bareng dlm penduduk mampu diselenggarakan dgn mudah. Dalam modal sosial memuat kemampuan warga penduduk untuk menanggulangi problem publik dlm iklim demokratis. Oleh lantaran itu, terjalin kerja sama antarwarga untuk membuat perbuatan kolektif.
Pengembangan praktik modal sosial tumbuh dr prinsip mirip kita mesti berbaik sangka pada sesama & menyingkir dari rasa curiga. Prinsip tersebut sangat bagus untuk membangun modal sosial lantaran sikap toleran yg mesti dipelihara sehingga tercipta suatu kerja sama antarindividu atau antarkelompok penduduk . Modal sosial positif, mirip arisan, gotong royong, & yang lain mampu digunakan selaku kosmetik kebijaksanaan pembangunan ekonomi.
4. Pembangunan Komunitas
Komunitas mengacu pada kesatuan hidup sosial yg ditandai dgn interaksi sosial yg lebih terang diketahui & disadari oleh anggota-anggotanya. Pengertian komunitas tak selamanya mengacu pada individu & perkotaan dengan-cara keseluruhan. Komunitas bisa tersusun dr kelompok-kelompok permukiman di lingkungan RT, RW, desa, kecamatan. Komunitas pula mampu berbentuk partai politik, organisasi profesi, organisasi swadaya penduduk yg formal & perkumpulan agama, budaya, kegemaran, atau paguyuban keluarga, & sebagainya. Ciri yg penting dr komunitas yaitu bahwa interaksi antaranggota berjalan dlm intensitas & frekuensi yg tinggi, saling mengenal, saling menolong, & kerja sama.
5. Demokratisasi
Secara lazim diyakini bahwa demokratisasi bisa melaksanakan pekerjaan selaku metode pengelolaan ataupun pencegahan konfl ik. Hal ini terbukti dr beberapa catatan sejarah yg mengangkat demokrasi mempunyai fungsi lebih baik dlm pengelolaan tenang bagi pertentangan-konflik dibandingkan tata cara-metode lain. Fakta nyata bahwa negara demokratis lebih kecil kemungkinannya untuk berperang dgn sesama negara demokratis.
Melalui demokratisasi, setiap perselisihan yg timbul diproses, diperdebatkan, & direspons. Pemerintahan yg demokratis memperbolehkan ketidakpuasan diekspresikan dengan-cara terbuka & mendapat respons. Dengan kata lain, demokrasi bertindak selaku metode pengelolaan pertentangan tanpa kembali terjebak pada kekerasan. Sebagai teladan, sering terjadinya demonstrasi di Indonesia selesai-simpulan ini setelah masa reformasi adalah wujud dr kelonggaran negara dlm menuju demokratisasi. Bandingkan dgn zaman sebelum reformasi, penduduk dikungkung & dibungkam kebebasannya dlm berekspresi & beropini ihwal ketidakpuasannya.
6. Memberdayakan Pekerjaan Sosial
Pekerjaan sosial yakni sebuah profesi pertolongan kemanusiaan yg fokus utamanya menolong fungsi dr sosial individu, keluarga, & penduduk dlm melaksanakan peran-kiprah sosialnya. Penanganan pertentangan ataupun pembangunan modal kedamaian sosial dlm perspektif pekerjaan sosial dilakukan lewat tiga arah dengan-cara terintegratif, yakni mikro (individu & keluarga), messo (kelompok & lembaga-lembaga swadaya), & makro (negara). Dalam konteks makro, contohnya, kebijakan publik yg kondusif diyakini selaku piranti penting dlm pembangunan modal kedamaian sosial. Di negara-negara Barat, metode kebijakan sosial & jaminan sosial pada hakikatnya merupakan upaya untuk mereduksi ketimpangan & keadilan sosial dengan-cara melembaga yg pada gilirannya menjadi penopang modal kedamaian sosial.
Model & peranan pekerja sosial dlm menangani pertentangan bisa dipertimbangkan selaku masukan bagi pendekatan taktik pembangunan serta integrasi bangsa Indonesia. Ada beberapa kiprah yg mampu dilaksanakan tatkala menangani pertentangan dlm pekerjaan sosial.
Tiga kiprah berikut yakni perantara, fasilitator, & broker, sungguh relevan dlm proses penanganan konflik & bisa dijadikan model bagi para pendamai, khususnya bagi mereka yg terlibat dlm kegiatan-kegiatan pembimbingan sosial yg bertugas di lapangan. Peran perantara dikerjakan pada tahap berlangsungnya kon flik. Adapun kiprah fasilitator & broker lazimnya dilaksanakan pada fase “pascakonflik” yg “pertempuran” & “benturan-benturan fisik” sudah menurun. Dua kiprah ini sering pula diterapkan pada tahap prakonflik atau pencegahan pertentangan.
a. Mediator
Peran mediator dijalankan pada saat terdapat perbedaan yg mencolok & mengarah pada pertentangan fisik antara banyak sekali pihak. Mediator bisa berperan selaku orang ketiga di antara anggota kelompok yg terlibat kelompok.
Kegiatan-kegiatan yg mampu dilakukan dlm melaksanakan kiprah perantara meliputi kontrak sikap, perundingan, pendamai pihak ketiga, serta banyak sekali macam penanganan suasana kedaruratan. Dalam mediasi, upaya-upaya yg dijalankan pada hakikatnya diarahkan untuk mencapai “penyelesaian menang-menang” (win-win solution). Hal ini berlainan dgn kiprah selaku “pembela” (advocate) yg perlindungan diarahkan untuk memenangkan perkara klien atau menolong klien memenangkan dirinya sendiri.
Beberapa teknik & kemampuan yg dilakukan kiprah mediator:
- mencari persamaan nilai dr pihak-pihak yg terlibat pertentangan;
- menolong setiap pihak biar mengakui legitimasi kepentingan pihak lain;
- menolong pihak-pihak yg bermusuhan dlm mengidentifikasi kepentingan bareng ;
b. Fasilitator
Peranan “fasilitator” sering disebut selaku “pemungkin” (enabler ). Keduanya bahkan sering dipertukarkan satu-sama lain. Seperti dinyatakan Parsons, Jorgensen & Hernandez (1994), “The traditional role of enabler in social work implies education, facilitation, and promotion of interaction and action”. Fasilitator bertanggung jawab menolong klien menjadi bisa menangani tekanan situasional atau transisional. Adapun kerangka teladan mengenai tugas yg bisa dilakukan oleh seorang fasilitator, antara lain:
- mendefinisikan keanggotaan atau siapa yg akan dilibatkan dlm pelaksanaan kesibukan;
- mendefinisikan tujuan keterlibatan;
- mendorong komunikasi & korelasi, serta menghargai pengalaman & perbedaan-perbedaan;
- memfasilitasi keterikatan & mutu sinergi sebuah metode, memperoleh kesamaan & perbedaan;
- memfasilitasi pendidikan, membangun wawasan & keahlian;
- menampilkan model atau contoh & memfasilitasi usaha untuk pemecahan problem bareng sehingga mendorong kegiatan kolektif;
- mengidentifikasi duduk perkara-duduk masalah yg akan dipecahkan;
- memfasilitasi penetapan tujuan;
- merancang penyelesaian-penyelesaian alternatif;
- mendorong pelaksanaan peran;
- memelihara kekerabatan tata cara; dan
c. Broker
Pada pemahaman lazim, seorang broker membeli & menjual saham & surat berkhasiat yang lain di pasar modal. Seorang broker berusaha untuk memaksimalkan keuntungan dr transaksi tersebut sehingga klien bisa memperoleh keuntungan sebesar mungkin. Pada dikala klien menyewa seorang broker, klien meyakini bahwa broker tersebut mempunyai pengetahuan mengenai pasar modal, pengetahuan yg diperoleh utamanya menurut pengalamannya sehari-hari.
Dalam konteks penanganan pertentangan, broker sukarelawan tak jauh berlainan dgn kiprah broker di pasar modal. Seperti halnya di pasar modal, dlm penanganan pertentangan terdapat “klien” atau “konsumen”, yakni kelompok-kelompok yg berselisih. Namun, sukarelawan melaksanakan transaksi dlm pasar lain, yakni jaringan pertolongan sosial. Selain pengetahuan mengenai mutu pelayanan sosial di sekeliling lingkungannya, pengertian & penghargaan sukarelawan terhadap nilai-nilai pluralisme (non- judgemental, individualisation, self determination) sungguh penting untuk menghindari pertentangan kepentingan & menjaga kenetralan.
Dalam proses penanganan pertentangan, ada tiga prinsip utama dlm melaksanakan peranan sebagai broker, yakni :
- mampu mengidentifikasi & melokalisasi sumber-sumber kemasyarakatan yg tepat;
- bisa menghubungkan pelanggan atau klien dgn sumber dengan-cara konsisten;
- bisa menilik efektivitas sumber dlm kaitannya dgn keperluan-keperluan klien.
Prinsip-prinsip tersebut sesuai dgn makna broker mirip sudah dijelaskan di wajah. Peranan selaku broker mencakup “menghubungkan klien dgn barang-barang & jasa serta mengontrol mutu barang & jasa tersebut. Dengan demikian, ada tiga keyword dlm pelaksanaan kiprah selaku broker, yakni: menghubungkan (linking), barang-barang & jasa (goods and services), & pengontrolan mutu (quality control).
- Parsons, Jorgensen & Hernandez, membuktikan ketiga konsep tersebut, yakni sebagai berikut.
- Linking yaitu proses menghubungkan orang dgn forum-lembaga atau pihak-pihak yang lain yg mempunyai sumber-sumber yg diharapkan. Linking tak sebatas hanya memberi isyarat pada orang mengenai sumber-sumber yg ada. Lebih dr itu, ia pula mengaitkan klien dgn sumber referal, mendistribusikan sumber, & menjamin bahwa barang-barang & jasa dapat diterima oleh klien, melaksanakan tindak lanjut.
- Goods meliputi yg kasatmata, mirip makanan, uang, pakaian, perumahan, obat-obatan. Adapun service mencakup keluaran pelayanan lembaga yg dirancang untuk memenuhi kebutuhan hidup klien. Misalnya, perawatan kesehatan, pendidikan, pelatihan, konseling, & pengasuhan anak.
Quality Control yakni proses pengawasan yg dapat menjamin bahwa produk-produk yg dihasilkan forum menyanggupi patokan mutu yg telah ditetapkan. Proses ini memerlukan monitoring terus-menerus terhadap lembaga & semua jaringan pelayanan untuk menjamin bahwa pelayanan memiliki mutu yg bisa dipertanggungjawabkan setiap ketika.
Anda selaku belahan dr anggota penduduk perlu kiranya mengetahui konflik yg kerap terjadi. Dengan mengetahui pertentangan, diharapkan meningkat sikap & perbuatan toleransi yg tinggi, bisa meminimalkan pertentangan, & mewujudkan integrasi selaku bentuk kedamaian sosial.
7. Strategi Kebijakan Publik
Secara garis besar, kebijakan-kebijakan publik dapat di-kelompokkan ke dlm empat sasaran berikut.
- Membangun penduduk dlm menolong pencapaian tujuan-tujuan pemerintah. Peningkatan investasi-investasi sosial & pendistribusian pelayanan-pelayanan sosial dasar yg lebih luas & adil.
- Membantu penduduk dlm menyanggupi keperluan-kebu-tuhannya. kebijakan dlm klasifikasi ini meliputi desentralisasi pembuatan keputusan & peningkatan acara-acara pengembangan penduduk yg mampu meningkatkan kemam puan mereka dlm mewujudkan kepentingan-kepentingannya.
- Peningkatan masyarakat madani, meliputi perlindungan hak asasi insan, kelonggaran berorganisasi, mengemukakan usulan, & penetapan struktur-struktur aturan bagi lembaga-forum swadaya penduduk .
- Peningkatan partisipasi penduduk . Kebijakan ini ditujukan untuk memberi potensi pada penduduk mudah-mudahan mampu memperlihatkan masukan bagi perumusan kebijakan & praktik-praktik pemerintahan yg menjamin konsultasi & pengakuan hakiki terhadap fungsi organisasi setempat.
Lihat juga
Mobilitas Sosial Dan Hubungannya Dengan Struktur Sosial
Demikianlah postingan yg kami bagikan perihal Konflik Sosial. Semoga berkhasiat & gampang-mudahan saja pertentangan yg ada di Indonesia tak menyerupai dgn pertentangan-pertentangan yg terjadi di negara lain. Aamiin