√ Ciri Ciri Dan Fungsi Jamur Dalam Kehidupan

Ciri Ciri Dan Fungsi Jamur Dalam Kehidupan Fungi atau jamur merupakan kelompok organisme eukariot, pada umumnya multiseluler tetapi ada yg uniseluler dgn ciri khas yakni talusnya berupa benang-benang hifa yg membentuk miselium & memperoleh masakan dgn cara menyerap zat organik dengan-cara eksklusif (bersifat heterotrof). Jamur tersebar luas di alam, pada umumnya hidup bebas di darat & di air. Bersama dgn bakteri & protista, jamur saprofit berperan sebagai organisme pembusuk & pengurai materi organik. 

Ciri Ciri Dan Fungsi Jamur Dalam Kehidupan √  Ciri Ciri Dan Fungsi Jamur Dalam Kehidupan
Ciri Ciri Dan Fungsi Jamur Dalam Kehidupan
Beberapa jenis merupakan parasit yg dapat mengakibatkan penyakit serius pada insan, binatang, & tumbuhan. Ada pula yg hidup bareng (bersimbiosis) dgn organisme lain. Banyak jenis jamur yg dimanfaatkan sebagai sumber masakan dengan-cara pribadi atau untuk memproses materi kuliner & digunakan dlm industri & laboratorium. Saat ini ditemukan tak kurang dr 100.000 jenis jamur. Ilmu yg mempelajari jamur disebut mikologi.

A. Ciri-Ciri & Struktur Jamur

Bentuk lazim jamur berupa benang-benang yg dilapisi dinding sel kaku yg disebut hifa. Hifa bercabang-cabang membentuk miselium. Beberapa jamur uniseluler misalnya khamir (ragi) tak membentuk miselium. Terdapat dua jenis miselium yakni miselium vegatatif/somatik berfungsi untuk menyerap zat organik dr lingkungannya, sedangkan miselium reproduktif menciptakan spora untuk perkembangbiakan. Beberapa jenis jamur pada kondisi lingkungan yg tak menguntungkan membentuk miselium yg membulat yg tahan kepada efek lingkungan yg disebut sklerotia.

Hifa jamur berbentuk benang-benang halus yg berisi protoplasma. Setiap hifa lebarnya antara 5 – 10 mikrometer. Sebagian jamur hifanya bersekat-sekat yg disebut septa. Sitoplasma & nukleus mampu berpindah dr satu ruang ke ruang yg lain lewat pori-pori pada septa. Sel-sel dlm hifa mampu mengandung satu atau lebih inti sel. Berdasarkan morfologinya hifa dibedakan menjadi tiga macam.

  1. Hifa asepta atau senosit, yakni hifa yg tak mempunyai sekat dr dinding sel.
  2. Hifa bersekat (bersepta) dgn sel berinti tunggal (uninukleat). Setiap ruang yg dibatasi septa sering dibilang selaku sel.
  3. Hifa bersepta dgn sel-sel multinukleat.
Bagian jamur yg terlihat sehari-hari yaitu tubuh buah atau sporofor yg bervariasi dlm ukuran, bentuk, warna, & ketahanan hidupnya. Pada banyak sekali jenis jamur tubuh buah berukuran sungguh kecil yg hanya mampu diperhatikan dgn mikroskop, umpamanya sel-sel khamir lebarnya berkisar antara 1 – 5 mikrometer dgn panjang 5 – 30 mikrometer atau lebih. Biasanya berupa bulat mirip bola atau bulat memanjang & tak mempunyai alat gerak. Jenis jamur yg lain tubuh buahnya dapat mencapai diameter 20 – 25 cm & panjang 25 – 30 cm. Jamur paling besar yg pernah didapatkan diameternya meraih 150 cm. Beberapa jamur bisa berganti bentuk sesuai dgn kondisi lingkungan. Sifat ini disebut dimorfisme, contohnya jamur Histoplasma capsulatum (mampu mengakibatkan tuberculosis pada insan) berkembang normal di tanah membentuk miselium, tetapi kalau berada di dlm tubuh insan akan berupa uniseluler akibat peningkatan suhu & tersedia cukup makanan.

Jamur belum mempunyai akar, batang, & daun sehingga keseluruhannya disebut talus. Talus jamur ada yg membentuk struktur menyerupai akar, batang, & daun flora. Jamur mempunyai dinding yg tersusun atas zat kitin & -glukan. Jamur tak mempunyai klorofil sehingga hidupnya bersifat heterotrof yaitu memperoleh kuliner dengan-cara parasit, saprofit, maupun bersimbiosis dgn organisme lain. Jamur menerima masakan dgn menyerap karbohidrat terlarut dengan-cara pribadi seperti glukosa, sukrosa, & fruktosa. Jika yg tersedia yakni polisakarida tak larut seperti selulosa, pati, hemiselulosa, & lignin, maka jamur mengeluarkan enzim untuk mencerna dengan-cara ekstraseluler & menyerap balasannya. Selain membutuhkan zat organik yg diperoleh dr makhluk hidup lain, jamur pula memerlukan beberapa zat anorganik dlm metabolismenya.

Jamur menggemari tempat-tempat yg lembab, kaya materi organik, & pH-nya agak asam. Kebanyakan jamur bersifat mesofilik yaitu tumbuh optimum pada suhu 20° – 30°C. Namun didapatkan pula jenis jamur termofilik yg bisa berkembang pada suhu di atas 50°C. Pada suhu 0°C atau kurang beberapa jamur psikrofilik bisa hidup & disebut jamur salju. Jamur inilah yg sering merusak materi kuliner yg didinginkan.

B. Perkembangbiakan Jamur

Jamur meningkat biak dengan-cara aseksual maupun seksual. Reproduksi aseksual dilaksanakan tatkala sumber makanan melimpah & reproduksi seksual dijalankan tatkala sumber masakan sedikit atau lingkungan kurang menguntungkan.

Reproduksi aseksual yg paling sederhana yakni dgn fragmentasi talus. Fragmen-fragmen talus yg terpisah mampu berubah menjadi jamur yg utuh. Jamur uniseluler meningkat biak dgn membelah diri. Semua jamur mampu membentuk tunas atau kuncup. Kuncup berkembang dr permukaan hifa. Sel pada hifa tersebut kemudian mengalami pembelahan nukleus, satu nukleus mengisi kuncup & nukleus yg lain tetap berada di dlm sel semula. Dalam satu hifa mampu dibentuk lebih dr satu kuncup sekaligus. Kuncup dapat secepatnya melepaskan diri dr hifa induk & berkembang membentuk jamur gres. Perkembangbiakan aseksual pada jamur yg paling utama yakni dgn membentuk spora aseksual haploid (sering disebut mitospora yakni spora yg dihasilkan dr pembelahan mitosis). Sebuah jamur bisa menciptakan hingga lebih dr 12 milyar spora pada setiap tubuh buahnya, bahkan jamur yg lebih besar bisa mencapai ratusan milyar. Spora merupakan alat penyebaran yg utama pada jamur. Spora

  1. Konidiospora atau konidium, yaitu spora yg dibuat di ujung atau sisi sebuah hifa. Konidium kecil bersel satu disebut mikrokonidia, sedangkan konidium yg besar & bersel banyak disebut makrokonidia.
  2. Sporangiospora, dibikin di dlm kantong yg disebut sporangium yg terletak pada ujung hifa khusus yg disebut sprangiosfor. Sporangiospora ada yg dapat bergerak memakai flagella disebut zoospora & ada pula yg tak mampu bergerak disebut aplanospora.
  3. Arthrospora atau oidium, merupakan spora yg terbentuk pada sel-sel hifa yg terputus.
  4. Klamidospora, yakni spora berdinding tebal yg dibuat tatkala kondisi lingkungan tak menguntungkan bagi  pertumbuhan jamur. Spora ini sangat tahan kepada lingkungan yg ekstrim seperti kekeringan & paparan materi kimia.
  5. Blastospora, merupakan kuncup atau tunas pada jamur uniseluler yakni khamir.
  Cara Melestarikan Hewan dan Tumbuhan Agar Tidak Punah

Perkembangbiakan seksual pada jamur melalui beberapa tahap yaitu plasmogami, kariogami, & meiosis. Jamur tak mempunyai alat kelamin jantan & betina, yg ada yaitu hifa (+) & hifa (–). Plasmogami merupakan proses terjadinya fusi dr dua protoplas dr sel-sel hifa (+) & (–) yg bersesuaian. Plasmogami dapat terjadi melalui konjugasi, isogami, anisogami, oogami, gametangiogami, & somatogami. Setelah plasmogami, dihasilkan sebuah sel yg mempunyai dua nukleus (dikarion) alasannya nukleus dr kedua sel tak pribadi bergabung. Pada beberapa jamur periode dikarion ini berjalan cukup usang. Dua nukleus itu kemudian mengalami kariogami (penyatuan nukleus) menciptakan sel dgn nukleus diploid yg disebut zigot. Setelah terjadi kariogami, zigot yg terbentuk secepatnya melaksanakan pembelahan meiosis menciptakan spora-spora seksual yg haploid (spora seksual sering disebut meiospora). Beberapa jenis spora seksual yakni sebagai berikut.

  1. Askospora, yakni spora bersel satu yg dihasilkan dlm suatu kantong yg disebut askus.
  2. Basidiospora, yakni spora bersel satu yg dibentuk di dlm suatu tubuh mirip gada yg disebut basidium.
  3. Zigospora, yaitu spora berdinding tebal yg dibikin lewat peleburan dua ujung hifa reproduktif (gametangia) yg tak bisa dibedakan jantan & betinanya.
  4. Oospora, merupakan spora yg dibuat melalui peleburan gamet jantan yg dihasilkan anteridia dgn gamet betina yg dihasilkan oogonia. Oospora dibuat di dlm oogonium.
  5. Spora yg dihasilkan apabila jatuh pada lingkungan yg sesuai akan tumbuh membentuk hifa, kemudian bercabang-cabang membentuk miselium. Perkembangbiakan dengan-cara seksual dilaksanakan untuk menghasilkan keturunan yg lebih tahan (adaptif) kepada kondisi lingkungan.

C. Klasifikasi Jamur

Jamur dikelompokkan menurut ciri-ciri spora yg dihasilkan & bentuk tubuh buah yg terbentuk pada fase reproduktif. Jamur yg sudah terperinci memperlihatkan tingkat seksualnya disebut jamur tepat (fungi perfekti) sedangkan jamur yg belum terperinci tingkat seksualnya disebut jamur tak tepat (fungi imperfekti). Mula-mula jamur dikelompokkan menjadi empat filum yakni Phycomycota, Ascomycota, Basidiomycota, & Deuteromycota. Perkembangan metode pembagian terstruktur mengenai yg baru membagi jamur menjadi enam filum yakni Chytridiomycota, Zigomycota, Glomeromycta, Ascomycota, Basidiomycota, & Deuteromycota.

1. Chytridiomycota

Chytridiomycota mencakup sekitar 1.000 spesies yg sering dimasukkan ke dlm kingdom Protista alasannya yakni menciptakan zoospora berflagela. Hal ini sesuai dgn habitat khususnya di perairan & tempat yg lembab. Namun demikian Chytridiomycota mempunyai struktur & cara menerima masakan yg mirip jamur, sehingga para mahir biologi menganggap Chytridiomycota sebagai penghubung antara Protista & Fungi. Chytridiomycota merupakan jamur yg sederhana, pada umumnya uniseluler namun beberapa macam multiseluler, biasanya berinti banyak (senositik). Sebagian besar bersifat saprofit, namun ada yg parasit pada flora & binatang. Chytridiomycota melakukan perkembangbiakan dengan-cara aseksual dgn membentuk zoospora berinti satu & berflagel yg muncul di ujung belakang. Spora ini dibuat pada sporangium. Perkembangbiakan seksual dgn peleburan planogamet, peleburan gametangium, & persatuan antara hifa-hifa atau sel-sel yg bersesuaian.

Contoh :

  • Synchytrium endobioticum, merupakan pathogen pada umbi kentang yg mengakibatkan umbi berbintil-bintil.
  • Hyzopydium couchii, merupakan benalu pada ganggang Spirogyra.
  • Olpidium viciae, merupakan parasit pada tumbuhan Vicia unijuga (kacang-kacangan sebangsa kara).
  • Physoderma zeamaydis menyebabkan noda pirang pada jagung.

2. Zygomycota

Saat ini diketahui sekitar 600 jenis yg termasuk Zygomycota. Semua jamur ini hanya menghasilkan spora nonmotil (aplanospora) & tak menghasilkan spora kembara (zoospora). Hal ini menunjukkan pertumbuhan tingkat evolusi dr jamur primitif yg hidup di air menuju jamur yg lebih maju yg hidup di darat. Zygomycota banyak didapatkan di tanah lembab yg kaya materi organik. Sebagian hidup selaku saprofit & yg lain merupakan parasit pada flora, binatang, & insan. Hifanya bersifat senosit yaitu tak bersepta dgn inti haploid, terdapat hifa yg berfungsi selaku penyerap masakan (rhizoid) & penghubung (stolon).

Zygomycota meningkat biak dengan-cara aseksual dgn membentuk spora tak berflagela atau aplanospora yg dibikin dlm sporangium. Sporangium terletak pada ujung sporangiofor yg sering didapatkan bercabang-cabang. Perkembangbiakan seksual dijalankan dgn konjugasi dua gametangium yg berinti banyak. Gametangium ini terbentuk pada ujung hifa. Setelah dua gametangium yg bersesuaian bersatu, dinding pertemuannya akan melebur & kedua protoplas bersatu membentuk zigot yg berdinding tebal. Zigot mengalami masa istirahat & kemudian menciptakan spora yg disebut zigospora. Spora ini kemudian berkecambah, sebagian hifanya membentuk sporangiospora yg menghasilkan sporangium. Dari sporangium inilah dihasilkan ribuan spora yg disebarkan oleh angin.

Contoh Zygomycota merupakan sebagai berikut.

  • Rhizopus stolonifer & Rhizopus oligosporus terdapat pada ragi tempe.
  • Rhizopus oryzae terdapat pada ragi tape.
  • Entomophtora muscae benalu pada lalat.
  • Basidiobolus ranarum menyebabkan penyakit pada insan.

3. Glomeromycota

Glomeromycota merupakan kalangan jamur yg sebagian besar bersimbiosis dgn tumbuhan yakni membentuk mikoriza arbuskuler. Mikoriza merupakan bentuk jamur yg hidup & bersimbiosis pada akar tanaman tingkat tinggi. Mikoriza membentuk hifa khusus yg tumbuh membentuk miselium yg melingkupi ujung akar. Beberapa jenis tumbuhan pertanian bergantung pada mikoriza untuk mampu berkembang optimal. Terdapat dua tipe Mikoriza, yakni selaku berikut.

  1. Ektomikoriza, hifa jamur tak menembus ke dlm akar (korteks) melainkan cuma sampai pada epidermis saja, teladan jamur yg berasosiasi dgn akar pinus.
  2. Endomikoriza, hifa jamur menembus hingga ke penggalan korteks, misalnya terdapat pada tumbuhan anggrek & sayuran mirip kol & bit.
Glomeromycota mula-mula termasuk dlm kingdom Zygomycota, tetapi Walker & Schubler pada tahun 2002 memisahkannya menjadi kingdom tersendiri alasannya yakni terdapat perbedaan dgn Zygomycota. Saat ini gres sekitar 150 jenis Glomeromycota yg telah diteliti. Ciri khas Glomeromycota yakni hidupnya selalu bersimbiosis dgn tumbuhan (tidak dapat hidup bebas), membentuk arbuskuler yg bercabang dikotomi pada akar tumbuhan), hifanya tak bersekat, & menciptakan spora multinukleat berukuran besar & berdinding tebal. Arbuskuler merupakan struktur yg digunakan selaku tempat pertukaran kuliner antara jamur & tanaman inang. Jenis lain membentuk struktur mirip balon pada akar inang yg disebut vesikel. Arbuskuler & vesikel pula berfungsi selaku tempat penimbunan hasil metabolisme jamur. Glomeromycota meningkat biak dengan-cara aseksual membentuk spora. Jika kondisi menguntungkan, spora berkecambah membentuk apresoria pada akar tumbuhan inang & membentuk mikoriza gres. Reproduksi seksual pada Glomeromycota tak didapatkan. Beberapa contoh Glomeromycota merupakan Glomus mosseae, G. claroideum, Archaeospora leptoticha, Sclerocystis, Acaulospora, & Entrophospora.

4. Ascomycota

Saat ini diketahui sekitar 15.000 spesies Ascomycota. Jamur ini hifanya kecil memanjang, diameternya sekitar 5 mikrometer yg bercabang-cabang membentuk miselium. Hifanya bersepta dgn satu sel terdiri satu nukleat (hifa uninukleat), tetapi pada banyak sekali jenis ditemukan hifa multinukleat. Dinding selnya tersusun atas zat kitin &  -glukan. Ascomycota bersifat heterotrof baik selaku saprofit maupun selaku parasit & sering bersimbiosis dgn organisme lain mirip Cyanobacteria membentuk lichen atau lumut kerak. Kelompok Ascomycota dicirikan oleh pembentukan askus sebagai tempat pembentukan askospora. Askus merupakan kantong tempat terbentuknya askospora, setiap askus berisi antara 2 – 8 askospora, yg pada lazimnya hidup sebagai saproba & parasit pada tanaman, binatang, & manusia.

Sebagian Ascomycota berupa jamur uniseluler contohnya khamir atau ragi. Khamir tak membentuk hifa, selnya berupa bundar atau oval yg dapat bertunas (berkuncup) sehingga membentuk rantai sel atau hifa semu. Khamir melaksanakan reproduksi dgn membentuk tunas yg disertai pembelahan inti. Terbentuk dua inti sel, salah satu inti sel kemudian bergerak ke dlm kuncup sehingga terbentuk sel anak yg bisa memisahkan diri atau tetap bersatu membentuk koloni. Jika lingkungan kurang menguntungkan sel khamir berkembang biak dengan-cara seksual. Sel khamir mampu berfungsi sebagai askus yg berisi empat askospora haploid yg tahan terhadap lingkungan yg tak menguntungkan. Spora yg dihasilkan mampu berkecambah membentuk sel-sel kecil yg bundar. Kemudian sel-sel yg bersesuaian bisa melaksanakan peleburan membentuk sel diploid yg berukuran lebih besar.

Ascomycota yg lain berkembang biak dengan-cara aseksual dgn membelah diri, membentuk tunas, fragmentasi, & membentuk konidia. Konidia yg dibikin mampu tunggal atau berantai panjang pada ujung hifa khusus yg disebut konidiofor.

Reproduksi seksual Ascomycota terjadi dgn konjugasi. Mula-mula hifa membentuk gametangia jantan (anteridium) & gametangia betina (askogonium). Anteridium & askogonium saling mendekat & membentuk susukan yg disebut trikogin. Nukleus anteridium masuk ke askogonium membentuk sel dgn dua inti. Sel ini kemudian meningkat membentuk hifa yg disebut hifa askogonium & menghasilkan tubuh buah yg disebut askokarp. Di dlm askokarp 2 inti membelah dengan-cara meiosis menciptakan 8 askospora yakni spora yg dihasilkan di dlm askus.

Spora yg dihasilkan disebarkan oleh angin & jikalau jatuh pada lingkungan yg sesuai akan secepatnya berkembang membentuk hifa & dimulailah daur hidup jamur Ascomycota.

Berikut ini beberapa contoh jamur dlm kelas Ascomycota.

  • Piedraia hortai menjadikan bisul pada rambut manusia.
  • Saccharomyces cerevisiae digunakan untuk bikin bir, anggur, & roti.
  • Candida albicans menimbulkan penyakit kandidiasis yakni penyakit pada selaput lendir lisan, vagina, & susukan pencernaan.
  • Aspergillus flavus membuat racun aflatoksin.
  • Claviceps purpurea menciptakan alkaloid & zat psikotropika.
  • Penicillium notatum menciptakan antibiotik penisilin.
  • Neurospora digunakan untuk membuat oncom & berkhasiat dlm pengusutan genetika.

5. Basidiomycota

Jamur yg sering kita lihat dlm kehidupan sehari-hari sebagian besar tergolong dlm kelas Basidiomycota. Saat ini sudah dimengerti kurang lebih 12.000 jenis Basidiomycota & tak ada satu pun yg menimbulkan jerawat penyakit pada insan. Kebanyakan Basidiomycota ialah saprobe & parasit pada tumbuhan & serangga. Beberapa jenis Basidiomycota enak dimakan & kondusif, tetapi banyak didapatkan jenis yg menghasilkan racun mikotoksin yg dapat mengakibatkan maut kalau tergoda. Jamur yg dibudidayakan lantaran mempunyai nilai irit disebut jamur.

Basidiomycota jarang melaksanakan reproduksi aseksual, reproduksi seksualnya membentuk basidiospora yg terbentuk di luar basidium. Setiap basidium mengandung 2 atau basidiospora, masing-masing berinti satu & haploid. Seluruh basidiospora berkumpul membentuk tubuh buah yg disebut basidiokarp. Basidiokarp sering membentuk struktur mirip batang yg disebut stalk & mirip payung yg disebut tudung. Hifanya bersepta dgn sel-sel berinti satu & berkelompok padat membentuk semacam jaringan. Miselium pada Basidiomycota bisa dibedakan menjadi tiga macam.

  1. Miselium primer, dihasilkan dr spora yg gres berkembang. Mula-mula miselium ini berinti banyak, kemudian ter-bentuk septa yg mengandung satu inti & haploid.
  2. Miselium sekunder, dihasilkan dr plasmogami atau persatuan dua hifa yg bersesuaian. Miselium ini berinti dua yg masing-masing haploid.
  3. Miselium tersier, terdiri atas miselium sekunder yg sudah bersatu membentuk semacam jaringan, umpamanya membentuk basidiokarp & basidiofor.
  Fungsi Bagian-Bagian Tubuh Ayam
Beberapa teladan jamur dlm golongan Basidiomycota yaitu sebagai berikut.

Contoh :

  • Volvariella volvacea (jamur merang), bisa dikonsumsi & banyak dibudidayakan.
  • Amanita phalloides menghasilkan racun phalin yg berbahaya.
  • Auricularia polytricha bisa dimakan.
  • Puccinia graminis membuat penyakit pada tanaman tebu & jagung.
  • Ustilago scitamanae parasit pada pucuk daun tumbuhan Graminae.

6. Deuteromycota (Fungi Imperfecti)

Deuteromycota meliputi jamur yg tingkat reproduksi seksualnya belum dimengerti, sehingga disebut jamur tak tepat. Dikenal sekitar 15.000 jamur yg seluruhnya tak melakukan reproduksi seksual. Kebanyakan Deuteromycota bersel banyak yg membentuk hifa tak bersekat, namun berbagai macam merupakan organisme bersel tunggal yg membentuk pseudomiselium (miselium semu) pada kondisi lingkungan yg menguntungkan. Pada jenis-jenis tertentu ditemukan hifanya bersekat dgn sel yg berinti satu, tetapi kebanyakan berinti banyak. Deuteromycota meningkat biak dgn membentuk spora aseksual lewat fragmentasi & konidium yg bersel satu atau bersel banyak.

Deuteromycota bukan merupakan golongan jamur yg sebetulnya alasannya bila sebuah jamur telah dikenali reproduksi seksualnya, akan dimasukkan ke dlm golongan lain yg sesuai dgn tingkat reproduksi seksualnya tersebut. Contohnya Monila sitophila dulu dimasukkan ke dlm Deuteromycota, tetapi sesudah dikenali membentuk askokarp & peritesium dimasukkan ke dlm kelompok Ascomycota.

Kebanyakan Deuteromycota benalu pada tumbuhan, binatang, & manusia. Berikut ini beberapa pola Deuteromycota.

  • Alternaria benalu pada tumbuhan kentang,
  • Fusarium parasit pada tumbuhan tomat & kapas.
  • Helminthosporium parasit pada tumbuhan padi & jagung.
  • Diplodia parasit pada tanaman jagung
  • Verticillium banyak menyerang bibit tanaman.
  • Epidermophyton, Microsporium, & Trichophyton menye-babkan penyakit dermatofitosis (penyakit pada kulit, rambut, & kuku) pada hewan & insan.

D. Lumut Kerak

Lumut kerak atau lichens merupakan simbiosis antara jamur & ganggang. Jamur yg bersimbiosis disebut mikobion, biasanya dr jenis Ascomycota, sedangkan ganggang yg bersimbiosis disebut fikobion biasanya dr jenis Cyanobacteria & Chlorophyta.

Saat ini dikenal sekitar 18.000 jenis lumut kerak yg tersebar luas di banyak sekali habitat mirip kulit pohon, kayu yg membusuk, bebatuan, & di atas tanah yg mempunyai ketahanan terhadap kondisi panas, acuh taacuh, & kekeringan. Berdasarkan bentuknya lumut kerak mampu dibedakan menjadi tiga kelompok yakni krustos (seperti kerak), folios (mirip daun), & fruktikos (mirip semak). Ukuran lumut kerak beragam dr bentuk yg sungguh kecil hingga yg panjangnya mencapai beberapa meter.

Talus lumut kerak sebagian besar terdiri dr hifa jamur yg berjalin rapat, mirip spons yg bisa menyerap air. Terdapat rizoid yg berfungsi selaku pelekat pada permukaan substrat & menyerap air & garam-garam mineral. Ganggang memperoleh air & garam-garam mineral dr jamur yg digunakan untuk fotosintesis yg sebagian kesudahannya diberikan pada jamur.

Jamur mikobion meningkat biak dgn askospora yg terbentuk pada apotesium. Spora yg dihasilkan akan berkembang membentuk hifa. Jika hifa ini menemukan ganggang yg sesuai maka akan meningkat membentuk talus yg baru. Perkembangbiakan lumut kerak yg lebih sering dijumpai yakni perkembangbiakan dengan-cara vegetatif dgn frag-mentasi atau dgn soredium. Soredium terdiri dr satu atau beberapa ganggang yg terbungkus oleh hifa jamur. Talus yg patah maupun soredium bisa terbawa angin atau air ke tempat lain & berkembang membentuk lumut kerak yg gres.

Lumut kerak berperan penting dlm suksesi alasannya kemampuannya berkembang pada tempat yg tak me-mungkinkan bagi tumbuhan untuk hidup. Lumut kerak bisa hidup pada bebatuan yg dengan-cara perlahan meng-hancurkannya sehingga membentuk lapisan-lapisan tanah, Lumut kerak Cladonia yg menutupi wilayah yg luas di tempat kutub utara menjadi masakan bagi ternak & binatang liar yg hidup di sana. Selain itu lumut kerak banyak digunakan selaku materi obat, dipakai dlm industri kimia, wewangian, dlm proses pewarnaan & penyamakan serta dipakai selaku indikator tingkat polusi di sekitar tempat yg ditempatinya.

Contoh lumut kerak ialah selaku berikut.

  • Parmelia, hidup pada kulit kayu, tanah, tembok, & kerikil.
  • Graphis, hidup pada cabang atau batang pohon
  • Usnea, lumut janggut, pada batang-batang pohon di pegunungan & mampu digunakan untuk jamu.

Cukup sekian artikel & klarifikasi materi yg membahas perihal Ciri Ciri Dan Fungsi Jamur Dalam Kehidupan. Semoga berfaedah & dgn adanya postingan di atas, anda lebih memperhatikan jamur-jamur yg ada disekeliling anda.