√ 7 Contoh Penelitian Sosial Yang Baik dan Cara Membuatnya

Contoh Penelitian Sosial Tentang Narkoba

Penelitian menjadi salah satu fungsi penting dlm pengembangan ilmu pengetahuan, tanpa adanya penelitian tak mungkin suatu ilmu-ilmu pengetahuan di dunia ini mampu meningkat dgn signifikan.

Oleh karena itulah, sejatinya banyak hal yg perlu dipelajari dlm melaksanakan upaya observasi yg baik, hal-hal ini bisa berhubungan dgn topik penelitian, pengetahuan, & berkaitan dgn  jenis metode penelitian yg dilakukan. Oleh karena itulah dlm goresan pena ini kami akan menunjukkan susunan dengan-cara sistematis terhadap contoh observasi sosial yg baik & cara menjadikannya.

Penelitian Sosial

Pengertian penelitian sosial yakni riset yg berhubungan dgn insan serta pengaruh yg ditimbulkan dr acara tersebut. Dampak ini bisa memberi pengaruh pada budaya, hubungan masyarakat, serta aneka macam macam fenomena sosial seperti korupsi, kiprah media sosial, pergaulan bebas, lingkungan sosial bermasyarakat yg tak baik, & jenis penelitian sosial lainnya.

Adapun untuk metode penelitian sosial & contohnya dengan-cara garis besar terbagi dlm 2 macam, yakni penelitian kualitatif & observasi kuantitatif. Dengan sususan & versi yg berlawanan, metode ini pula akan berpengaruh pada hasil peneliian yg dilaksanakan.

Contoh Penelitian Sosial

Contoh yg dikemukakan pada penelitian ini ialah jenis observasi kualitataif dgn menurut problem-problem sosial yg terjadi di Indonesia, yakni perihal korupsi. Dengan judul penelitiannya ialah “LAGAUSI (Lagu Anti Korupsi): Sebagai Media Penanaman Karakter Dan Moral Anti Korupsi Pada Anak”.

Contoh susunan dlm observasi sosial ini dengan-cara singkat & terperinci yakni sebagai berikut;

Ringkasan Penelitian

Rendahnya pendidikan moral terhadap anak merupakan salah satu aspek ancaman terjadinya berbagai penyimpangan tingkah laku mirip kebiasaan berbohong yg pada ahirnya akan membiasakan diri dlm tindakan korupsi. Sebab, hal ini bekerjasama dgn erat dgn penanaman akhlak & estetika bagi pertumbuhan seorang anak.

Disisi lain, penyimpangan ini merupakan pengeroposan historical legenci-warisan sejarah, negara kita yg notabene penganut budaya ketimuran yg semestinya dengan-cara principal haruslah mengedepankan kebersamaan & kejujuran yg menjadi landasan tertinggi hakekat & martabat insan.

Akan tetapi, apa yg terjadi saat itu pula kenyataanya korupsi melanda negri ini. Yaitu antara pendidikan moral & tanggung jawab selalu dikesampingkan. Hal tersebut, dengan-cara tersurat memperlihatkan suritauladan yg tak mewah untuk seoarang anak sebagai penerus generasi bangsa, padahal bimbingan untuk seoarang anak itu penting, sebagaimana yg dikemukakan oleh Budiningsih, Asri (2004: 25), yg mangatakan bahwa hasil ketimbang pendidikan moral adalah membuat kesan ihwal bagaimana seseoarang berfikir hingga pada keputusan bahwa baik atau jelek, bukan semata-mata perihal pembedaan baik & jelek.

Maka dgn adanya suatu pemikiran observasi dlm membangun moral didalam penanaman pentingnya nilai kejujuran melalui suatu lagu, meruapakan solutif imajenatif bagi pembentukan abjad & kejujuran bagi seoarang anak dengan-cara tak eksklusif untuk menyebabkan signal positif dr penolakan prilaku-prilaku menyimpang.

Metode yg digunakan dlm penulisan observasi sosial ini adalah kajian pustaka dgn pendekatan penulisan deskriptif kualitatif. Jenis data yg dipakai dlm penulisan ini merupakan data skunder yg diperoleh dr materi-bahan pustaka yg berkaitan dgn topik yg ditulis, baik dr buku, makalah, hasil observasi, ataupun internet.

Analisis data dlm penulisan ini yakni dgn cara bahan yg telah terkumpul kemudian diolah, ditelaah, & direduksi, lalu dianalisis dgn analisis deskriptif untuk disarikan dlm suatu karya yg memfokuskan ” LAGUASI (Lagu Anti Korupsi) : Sebagai media penanaman aksara & moral anti korupsi pada anak”

Kesimpulan dlm penelitian sosial ini ialah (1) tindakan pemberantasan korupsi di Indonesia dgn mengedepankan nilai moralitas penanaman kejujuran sebagai landasan anti korupsi. (2) Menganalisa penyebab terjadinya korupsi, sebagai akibat degradasi moral. (3) Pola penanaman anti korupsi terhadap anak didik yaitu sebagai berikut: Mengajarkan  LAGUASI (Lagu Anti Korupsi) terhadap anak didik, dgn membesut media hiburan. Sebagai penenaman nilai moral, yg direkomedasi oleh guru & lembaga pendidikan, diselingi dgn kisah & hubungan alasannya-akhir dibandingkan dgn korupsi untuk mengenalkan lebih dlm langkah-langkah terlarang tersebut.

Rekomendasi yg diberikan penulis yaitu (1) Untuk pemerintah, memperbesar gagasan dlm pencegahan korupsi yg dapat dijadikan selaku materi pendapatatau pola di dlm hal pemberantasan korupsi dgn menanamkan nilai moralitas dasar pada seoarang anak semenjak dini. (2) Untuk pengajar (guru) menawarkan edukasi (pengajaran) yg menanamkan moralitas dgn media hiburan, karya & seni. Sehingga anak didik lebih berkesan dlm membentengi dirinya dr langkah-langkah korupsi. (3) Bagi penduduk , menambah wawasan terhadap cara memaksimalkan pencegahan tindakan korupsi melalui penanaman moral terhadap anak, sehingga masyarakat dengan-cara tindak pribadi senantiasa berperan aktif didalam mencengah & melaksanakan pengontrolan intensif & reperensif terhadap anak.

Pendahuluan Penelitian

Latar Belakang

Korupsi merupakan hal yg paling cepat untuk dijadikan sebagai jalan pintas dlm mencari kekayaan. Sedangkan, di negeri ini yg namanya korupsi sudah dijadikan suatu hobi. Bahkan tak berlebihan, jikalau korupsi sudah menjamur & membudidaya, baik di tingkat kawasan maupun pusat.

Menurut websait resmi KPK, kasus korupsi di Indonesia per 31 Oktober 2014, sudah melaksanakan pengusutan 73 kasus, penyidikan 49 kasus, penuntutan 37 masalah, inkracht 34 masalah, & hukuman 40 masalah. Dan dgn demikian, maka total penanganan perkara tindak pidana korupsi dr tahun 2004-2014 ialah pengusutan 658 masalah, penyidikan 402 kasus, penuntutan 314 perkara, inkracht 277 masalah, & hukuman 287 kasus.

Hal ini dengan-cara tak langsung, merupakan suatu ancaman & tantangan bagi generasi penerus untuk memutus mata rantai korupsi. Dengan langkah awal mengatasi indikator degradasi moral yg seringkali menyuguhi tontonan tak mendidik bagi seoarang anak. Maka dgn memutus mata rantai & memperbaiki moral seoarang anak dlm melaksanakan pendidikan sejak dini meruapakan salah satu wujud dlm konsen menanggulangi langkah-langkah menyimpang tersebut.

Seperti yg dikemukakan oleh Tamera Bryant (2002) bahwa: bila kita meninggalkan pelajaran wacana nilai moral yg kebanyakan sudah berganti, kita, selaku suatu Negara, beresiko kehilangan sepotong kedamaian dr budaya kita.”. Tentulah kedamaian & kenyamanan bangsa ini ialah sebuah landasan didalam membuat penduduk yg makmur, dgn salah satu perjuangan, yaitu, meniadakan korupsi yg memperkaya diri sendiri.

Budiningsih Asri (2004), menyampaikan bahwa pembentukan moral bagi belum dewasa & remaja. Diperlukan modifikasi unsur-unsur moral budaya dimana belum dewasa itu tinggal. Dengan mengedepankan situasi & kondisi karakteristik siswa tersebut berada.

Wacana di atas menunjukkan suatu hal yg menawan untuk ditindak lanjuti, yakni betapa pentingnya lembaga pendidikan untuk bisa mendesaigt kiprahnya selaku benteng penyegahan terhadap degradasi moral terhadap seoarang anak. Apalagi jikalau dihubung-hubungkan dgn fotomorgana kehidupan, seringkali menyaksikan di banyak media elektronik & cetak, fenomena tingkah laku amoral anak-anak yg tak sesuai dgn tujuan pendidikan, mirip melakukan langkah-langkah kekerasan terhadap sesama, sampai pada seringkalinya membohongi orang bau tanah.

Lebih jauh lagi, berdasarkan Yulita TS (2010), mengibaratkan jikalau korupsi sama gangren, maka akan lebih mudah mengobati yg masih sedikit (kecil) atau menangkal sebelum terjadi. Pendapat tersebut memperlihatkan bahwa ada indikasi keterkaitan terhadap pola pendidikan anak, peranan lembaga pendidikan sampai dgn efek yg ditimbulkan terhadap kenakalan, sehingga pendidikan dgn menamkan nilai estetika, atau mengedapankan nilai reperentif terhadap suatu hiburan, agaknya memang pendidikan yg pas dlm melakukan pencegahan pola tingkah laris terhadap anak.

Dari gambaran diatas tampakadanya singkronisasi yg sempurna, apabila pendidikan dgn menamkan nilai reperentif terhadap anak meruapakan pendidikan yg mengedepankan nilai estetika, sehingga mampu lebih berkesan terhadap pikiran anak untuk tak melakukan langkah-langkah menyimpang. Seperti yg dicontohkan yakni, menciptakan lagu, yg lebih bernilai dlm pencegahan korupsi.

Tujuan & Manfaat Penelitian

Tujuan

  1. Tujuan observasi ini dapat dijadikan sebagai materi pola atau wacana dlm memberantas korupsi di negeri ini dgn menanamkan pendidikan moral terhadap anak.
  2. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai solusi cemerlang untuk mencegah terjadinya korupsi semenjak dini, yakni sejak usia anak-anak.
  3. Masyarakat, khususnya lembaga pendidikan, melalui laporan penelitian ini bisa memperlihatkan sebuah lagu yg bernilai edukasi, dgn menankan langkah-langkah anti korupsi.

Manfaat

Masyarakat

Menambah wawasan terhadap banyak sekali elemen penduduk tentang cara memaksimalkan pencegahan terhadap tindakan korupsi melalui penanaman moral terhadap anak sejak masih dini, sehingga penduduk semakin mengetahui bahwa bentuk-bentuk daripada korupsi mesti senantiasa dikesampingkan sekecil mungkin.

Guru

Memberikan edukasi (pengajaran) yg menanamkan moralitas dgn media hiburan, karya & seni. sehingga anak didik lebih berkesan dlm membentengi dirinya dr langkah-langkah korupsi. Selain itu, supaya  yg dilakukan oleh seoarang guru terhadap anak didik mampu memajukan kesadaran yg lebih sentral dlm menangani tindakan anti korupsi.

Lembaga pendidikan (Pemerintah)

Menambah gagasan wacana bahwa menghalangi langkah-langkah korupsi yg dilakukan sejak dini lebih tampakbaik, ketimbang menghukum orang korupsi untuk pencenggahan. Artinya, dimanapun & kapanpun suatu ungkapan menghalangi lebih baik dr pada menggobati berlauku di dlm penaman moralitas anak menggunakan laguas (lagu anti korupsi). Harapannya, lagu ini bisa dijadikan selaku materi pendapatatau acuan di dlm hal pemberantasan korupsi dgn menamkan nilai moralitas dasar kepadaseoarang anak sejak dini. Hingga mereka semua bisa menghindari tindakan-langkah-langkah yg mampu menjerumuskan terhadap korupsi.

Hasil Penelitian

Penelitian

Laporan hasil observasi yg disampaikan antara lain terbagi dlm aneka macam sub judul yg terkait antara satu dgn lainnya, hal ini bertujuan erat dgn mempermudah pengertian dr apa yg dihasilkan dlm meode observasi di jalankan.

Landasan Pencetus Gagasan Pendidikan Karakter & Moral pada Anak

Orang bau tanah merupakan guru pertama bagi seorang anak dlm suatu keluarga. Peran orang renta sangatlah penting bagi berkembang kembang anak, baik fisik maupun mental. Maka keharusan para orang bau tanah mengajarkan anaknya hal-hal yg bersifat baik, mirip harus jujur, patuh pada orang renta, menghormati orang tua & lain sebagainya.

Penanaman karakter & etika yg baik sejak dini akan menghipnotis berkembang kembang anak hingga ia cukup umur. Jika semenjak kecil belum dewasa tersebut tak diberi asupan abjad & akhlak yg baik oleh orang tuanya maka bisa jadi hal-hal jelek akan dilakukan bila ia sudah remaja nanti. Karena hal tersebutlah yg ia dapatkan dr orang tuanya tatkala masih kecil. Seperti halnya dlm hal kejujuran, bila orang bau tanah tahu bahwa anaknya berbohong & kemudian dibiarkan saja oleh orang tuanya, maka anak tersebut akan terbiasa berbohong tanpa merasa bersalah.

Karakter jelek seperti itulah yg akan ia bawa hingga ia dewasa. Jika kita hubungkan dgn sikap para pejabat atau petinggi negara yg melaksanakan korupsi, bisa jadi itu merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi yakni rendahnya kesadaran para orang tua dlm memperlihatkan panduan moral terhadap anaknya sedini mungkin

Degradasi moral bagi anak didik, barangkali memang sekarang sedang buming kita dengar dgn sungguh miris beberapa tingkah laku bawah umur kini sedang dijajah dgn berbagai unsur, yg katanya, terjadi karena pengaruh globalisasi. Yang sehingga anak didikmengalami degradasi moral tersebut.

Survei pertanda bahwa para pejabat bangsa ini, akhir kurang memilikinya moral seringkali terlibat dgn langkah-langkah korupsi, bahkan tak sedikit pula yg masuk penjara. Salah satu penyebab khususnya yaitu rendahnya pedidikan moral yg mencangkup, penalaran moral, perasaan moral, & prilaku moral.

Karena keterbatasan waktu & perbedaan kepentingan orang bau tanah, seringkali tanggung jawab terhadap pendidikan moral diteruskan pada dunia pendidikan, yg pada ahirnya tatkala terjadi kondisi yg menyimpan, pendidikanlah yg paling dengan-cara umum dikuasai disalahkan dlm hal ini, karena biar bagaimanapun pendidikan memilikikontribusi penting bagi kembang berkembang seoarang anak.

Dari Kutipan di atas, ada suatu hal yg menarik untuk dibahas, yaitu peran dunia pendidikan dlm mebentuk akrekter anak didik. Sebab, hal ini bekerjasama dgn keberlanjutan akhlak tatkala anak didik sudah memasuki taraf remaja, usia yg berlanjut bahu-membahu tergantung terhadap pendidikan di usia dini, bila sudah dimasuki naiali-nilai postif barang pasti si anak akan lebih mengerti & memahami arti prilaku penyimpang (korupsi). Secara sepintas dlm membuat pola prilaku anak mudah-mudahan lebih memehami & mengerti sekaligus meresapi aneka macam lasan mengindari tingkah laris menyimpang, kiprah pendidikan harus lebih kreatif didalam mendesaigt pembelajara tersebut.

Terlebih hasil survei Transparancy International pada tahun 2011 memperlihatkan indeks persepsi korupsi Indonesia berada di peringkat 100 dr 183 negara. “Sekarang Indonesia sama dgn Djibouti (negara di Afrika Timur), & di ASEAN Indonesia kalah dr Malaysia, Singapura, & Thailan & kita setara dgn Vietnam & Timor Leste. Kondisi mirip ini perlu disikapi dgn melakukan banyak sekali upaya untuk menanggulangi problem korupsi yg sudah mengakar, meluas, & menggejala di Indonesia. Satu hal  yg sebaiknya dilakukan dlm pencegahan hal tersebut, yaitu menanmkan pendidikan karekter terhadap seoarang anak, dgn menggabungkan tiga unsure di dlm pengamalanya, yakni ; Unsur kognitif, efektif & psikomotorik.

Hal tersebut pula bias dicontohkan selaku berikut: misalnya kita asumsikan terhadap anak Taman Kanak-Kanak yg pemikiran masih sangat bersih dr hal-hal penimpuan, kadangka tatkala itu orang renta masih pula mengawalsang anak. Maka seyogyanya pengajaran yg pas bukan bagaimana korupsi itu tak boleh, tetapi, melalau media hibuaran, seperti menyyanyi, yg memang dengan-cara psikologis bisa diserap baik oleh seoarang anak dapat dilakukan, sehingga anak lebih mengerti & memahi pola tingkah laku menyimpang.

Landasan Yuridis Pendidikan Anti Korupsi di Sekolahan

Pendidikan anti korupsi pada anak didik meruapakan hal yg sangat urgen untuk dikala ini dilakukan, alasannya dgn adanya penanaman moral semenjak dini yg meruapakan bentuk dibandingkan dgn suatu tujuan pendidikan. Merupakan salah satu wujud kesungguhan dlm pencengahan korupsi sekaligus memutus matai rantai korupsi yg sudah ada.

Sedangkan menyikapi perekambangan perubahan zaman yg begitu kompleks memanglah dibutuhkan penyelesaian yg imajenatif pada peserata didik, biar paserta didik tertanam moral dengan-cara represensif, mengupayakan pendidikan dgn cara reperentif memanglah layak untuk kita lakukan, mudah-mudahan perkembangan anak bisa terkontrol sesuai keadaan, terlebih kini semua kekerasan mirip pendidikan yg dahulu dilakukan dianggap sesuatu yg menyimpang.

Akan tetapi goresan pena ini tak mengajarkan wacana perubahan sosial yg terjadi dr pendidikan kekerasan atau pendidikan reperntif yg layak dilakukan. Namun, lebih dr itu semua yakni mencari landasan kenapa pendidikan korupsi mempunyai pinjaman konstitusional yg harus dilakukan oleh pemerintah, guru, masyarakat, ataupun forum pendidikan.

  1. Undang Undang No. 3 Tahun 1971 ihwal Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
  2. Ketatapan MPR No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yg Bersih & Bebas KORUPSI;
  3. Undang Uundang No. 8 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yg Bersih & Bebas dr Korupsi, Kolusi, & Nepotisme;
  4. Undang Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang Undang No. 20 Tahun 2001 wacana Tindak Pidana Korupsi;
  5. Undang Undang No. 30 Tahun 2002 perihal Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
  6. Undang Undang No. 7 Tahun 2006 selaku pengukuhan atas Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti Korupsi (United Nations Convention Against Corruption)
  7. Instruksi Presiden no. 9 tahun 2011 wacana Rencana Aksi Pencegahan & Pemberantasan Korupsi

Dengan mengetahui landasan yuridis tersebut, maka kita bisa mengetahui jikalau pendidikan anti korupsi mesti diberikan semenjak dini & dimasukkan dlm proses pembelajaran mulia dr tingkat pendidikan teredah dahulu, sebagai upaya membentuk prilaku peserta didik yg anti korupsi. pendidikan anti korupsi yg dilakukan untuk tingkatan teredah biasanya lebih pada penanaman nilai-nilai kebaikan & pentingnya kejujuran melalui pesan dengan-cara tak langsung, salah satunya adalah mengajaknya untuk bernyanyi.

Memahami pentingnya penanaman Karakter Dan Moral Anti Korupsi Pada Anak lewat gagasan yg diajukan

Hanani Silfia (2013) memaknai pendidikan sebagai proses civilization yg berjalan dengan-cara terpola & gradualistik. dgn kata lain proses pendidikan tak berjalan begitu saja, tetapi terdapat penetasan tata cara atau perangkat untuk mengoprasionalkan dengan-cara holistik & integral, karena pendidikan terkait dgn perubahan mental insan.

Dari kutipan di atas sungguh jelas bahwa dlm memperbaiki mental manusia peranan pendidikan sangatlah penting, yg nantinya akan mengenalkan moral, ahlak, agama, huruf & banyak lagi jika diperbincangkan. Hingga pada intinya tujuan daripada pendidikan tersebuat yakni memperbaiki segala penyimpangan langkah-langkah-tindakan yg sudah ada, hingga nantinya akan terwujud penduduk sejehtera seutuhnya.

Salah satu penyimpangan yg sekarang sudah marak terjadi di negara kita adalah langkah-langkah korupsi, hingga pada pada dasarnya forum pendidikan perlu menanamkan nilai-nilai moral yg mampu menangkal korupsi. Menurut Yulita TS (2010) yg mengambil dr tabel Nucci, 2001, menyampaikan bahwa usia anak & remaja merupakan usia yg cukup kritis dlm pembentukan sikap, sehingga dapat dikatakan bahwa untuk memperbaiki negara ini (mungkin butuh waktu 20 tahunan) pendidikan anti korupsi di tingkat SD

Dari gambaran di atas terlihat adanya hubungan antara usia dgn pola penangan terhadap anak, serta pengaruh bagi perkembanganya. Maka suatu tindakan mengajarkan moral menggunakan media visual adalah cara yg sempurna untuk mengajarkan anak, yg diusia tersebuat lebih mengetahui & mengerti pesan yg disiratkan.

Pihak-pihak yg dipertimbangkan dapat membantu mengimplementasikan pemikiran & uraian peran atau kontribusi masing-masing

Pemerintah

Pemerintah dlm hal ini ialah pengatur kebijakan pendidikan, yaitu sebagai lembaga independen yg selalu menindak penyimpangan & merehabilitasi para pelaku penyimpangan, disamping itu peran pemerintah adalah mengontrol serta mengamati fenomena pada seorang anak untuk terus mengajarkanya moral, karena sesungguhnya merakalah yg mengontrol segala kebijakan, mirip mengontrol kurikulum & lain sebagainya.

Dengan menyikapi maraknya tindakan korupsi. Lembaga ini dipilih karena memang pada dasarnya lembaga ini dibentuk untuk menetralisir korupsi yg sekarang lebih dispesifikan menjadi sebuah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Selain itu, lembaga itu keberadaan lembaga yg independen seperti ini akan membuatnya sedikit adanya campur tangan pihak-pihak yg berkepentingan tertentu.

Dengan demikian, lembaga inipun harus menciptakan ide yg solutif didalam menamkan nilai moral, salah satunya yaitu mebuat proses berguru yg menggembirakan, dgn cara bikin lagu-lagu kreatif yg kini seringkali tergerus dgn kemajuan jaman.

Lembaga Pendidikan

Peranan lembaga pendidikan di dlm hal ini yaitu menentukan suasana & lingkungan untuk membentuk kepribadian anak, menjadi penyokong yg kasatmata didalam menamkan tidakan postif sehingga nanti, proses anak dlm belajar akan lebih menyingkir dr terhadap hal-hal yg tak baik, mirip penipun, pertengkaran & kekerasan.

Maka sudah selayaknya, jikalau nanti, forum pendidikan pula akan berperan aktif didalam berpartisipasi memebngun pendidikan anti korupsi melalui LAGUSI (Lagu Anti Korupsi) selaku asupan pendidikan reperentif, mengenalakn moral.

Guru

Langkah-langkah strategis yg harus dilakukan untuk mengimplementasikan pemikiran sehingga tujuan atau perbaikan yg dibutuhkan mampu tercapai. Belajar dr pengalaman negara lain untuk melaksanakan pemberantasan   korupsi ternyata tak cukup cuma dgn penegakan aturan, tetapi harus diikuti oleh pendidikan anti korupsi. Salah satu contoh pendidikan anti korupsi yg sudah diterapkan oleh negara lain adalah Republik Rakyat China (RRC).

Melalui China on line, yg diketahui bahwa seluruh siswa di jenjang pendidikan dasar diberikan mata pelajaran pendidikan anti korupsi. tujuannya adalah untuk memberikan “vaksin” pada pelajar dr bahaya korupsi. Adapun keinginan jangka panjangnya ialah generasi muda China bisa melindungi diri di tengah gempuran imbas kejahatan korupsi. (Jawa Pos, 30/7/2005)

Hasil dibandingkan dgn suatu analisa dr kasus observasi tersebut mampu diambil kesumpulan bahwa betapa petingnya dunia pendidikan didalam membetuk aksara kepribadian seoarang anak, sehingga ahirnya dapat menjadi laporan observasi yg berguna generasi penerus bagi bangsa & negara.

Kesimpulan Penelitian

Penelitan yg dituliskan ini adalah “LAGUASI (lagu anti korupsi): sebagai media penanaman abjad & moral anti korupsi pada anak”. Hal ini berkaiatan dgn pendidikan huruf dasar selaku lahan pembentuk kepribadian & benteng anti korupsi terhadap kepribadian anak, dgn cara yg referentif, menghibur akan tetapi tak menghilangi esensi arti daripada pencegahan korupsi.

Dengan demikian, hasil penelitian inidi atas sungguh penting & bermanfaat bagi Negara ini dlm rangka memutus serta memberantas berandal korupsi sejak dini. Sebab, selama ini kiprah ketimbang beberapa forum pendidikan dlm menangkal korupsi sudah optimal tetapi belum mendapatkan cara yg tepat dlm melaksanakan pencegahan pada anak didik.

Teknik implementasi yg akan dilakukan

Adapun prosedur untuk mengimplementasikan hasil observasi ini ialah selaku berikut;

Pertama, untuk pemerintah yaitu memperbesar pemikiran dlm pencegahan korupsi yg mampu dijadikan selaku materi pendapatatau pola untuk hal pemberantasan korupsi melalui penanaman nilai moralitas dasar pada seoarang anak semenjak dini, sehingga langkah mirip ini adalah menjadikan pendidikan pada anak lebih mengasyikan karena mempunyai nuasa hiburan.

Kedua, pengajar (guru) menunjukkan edukasi (pengajaran) yg menanamkan moralitas dgn media hiburan, karya & seni sebgai tindak lanjut ketimbang keputusan yg telah dikembangkan oleh pemerintah. Anggapanya anak didik lebih berkesan dlm membentengi dirinya dr langkah-langkah korupsi, disamping itu mesti menjadi pengganti orang renta menjadi guru pula memeliki kiprah sentral dlm penggajaran, maka mulai dr gaya, atau pendekatan seoarang guru pada anak harus bisa pintar dlm membiana serta mengarahkanya.

Ketiga, bagi masyarakat ialah memperbesar wawasan terhadap cara pengoptimalkan pencegahan tindakan korupsi lewat penanaman moral terhadap anak yg didapatnya dr lembaga pendidikan, sehingga dgn demikian antara penduduk & anak dengan-cara tindak pribadi mempunyai hubungan batin lebih & kesemuanya berperan aktif didalam mencengah korupsi melalu cara reperensif terhadap anak.

Prediksi hasil yg akan diperoleh

Peran dunia pendidikan sampaumur ini bukan cuma menhasilakan anak didik yg cerdas namun tak memiliki huruf baik didalam membangun bangsa & negara, akibatdari tak mempunyai karakter yg baik ternyata akan menjadi boomerang dlm kehidupan selanjutnya, salah satunya tindakan berbohong pada orang renta, & tindakan melawan, tatkala nanti usia seseoarang bertambah cukup umur, & tak memiliki adat bisalah jadi akan memperbesar hancurnya negara dgn mengkorupsi uang rakyat dengan-cara berlebihan.

Dengan demikian, ide ini dinilai mempunyai harapan yg sungguh manis untuk mengatasi & memutus mata rantai korupsi di negeri ini, karena hal ini tak lagi memberantas, tetapi menangkal terjadinya korupsi. Sebab, koruptor di negeri ini seolah seperti hilang satu tumbuh seribu, karena sangat sistematisnya, & yg paling fundamental yakni pemerintah masih dlm upaya memberantas, dimana aktivitas ini dilakukan sesudah menemukan indikator adanya korupsi. Namun, solusi yg ditawarkan dlm ide ini yakni menghalangi, artinya sebelum terjadi korupsi sudah diprotek terlebih dulu. Akhirnya, pemikiran ini bisa dijadikan pola untuk menciptakan generasi penerus yg bersih & bermoral baik.

Daftar Pustaka

Goode William 2007. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Bumi Aksara

Budiningsih Asri. 2004. Pembelajaran Moral. Jakarta: Rineka Cipta

Ciciek Farha. 1999. Iktiar Mengatasi Kekerasan dlm Rumah Tangga. Jakarta : Kajian Agama & Gender.

Karsidi Ravik. 2006. Sosiologi Pendidikan. Surakarta : CakraBoks Solo

Bahri Djamarah Syaiful. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta

Cara Membuat Penelitian Sosial

Adapun untuk langkah penelitian sosial & misalnya yg bisa ananda lakukan serta kerjakan. Antara lain;

  1. Menentukan Topik Penelitian

Topik atau tema dlm penelitian sosial penting dilakukan, hal ini sesuai dgn keinginan serta cita-cita yg bisa ditimbulkan dlm masyarakat. Disisi lainnya, contoh topik penelitian & judul penelitian ini pula berfungsi untuk menjadi pedoman serta landasan permulaan bagi si peneliti untuk menjadi sumber literasi yg terkait.

  1. Membuat Rencana Penelitian

Langkah kedua dlm membuat penelitian sosial yg baik merupakan menenukan rencana penelitian, yg berhubungan erat dgn metode & tempat observasi akan dilakukan. Pada cara membuat observasi sosial ini tenusaja membutuhkan usulan & keterangan yg mesti di dalami.

  1. Mengumpulkan Data

Tahap selanjutnya dlm proses pembuatan observasi sosial ialah menghimpun data, aktivitas ini mencakup dgn instrumen penelitian yg diambil. Bahkan dgn mengumpulkan data seseorang kemudian akan melaksanakan penelaahan dlm penelitian atau yg disebut dgn pengelolalaan data.

  1. Pengelolaan Data Penelitian Sosial

Kegiatan selanjutnya dlm penelitian sosial ialah melakukan pengelolaa data, pengelolaan data ini sesuai dgn metode penelitian yg diambil. Apabila dgn metode observasi kulitataif maka otmatis si peneliti mesti menghitungnya dgn SPSS, adapun apabila metode peneltian dilakukan dgn kualitataif maka syarat mutlak merupakan mempenetrasi hasil wawancara yg dilakukan dgn responden.

  1. Menulis Penelitian Sosial

Pada penggalan menulis penelitian sosial penting bagi seseorang untuk mampu mengumpulkan semua materi yg sudah di dapatkan, baik bersumber dr buku, internet, ataupun sumber penelitiannya sendiri yg kemudian sumber dr setiap individu ini sendiri dinamakan dgn sumber primer dlm suatu penelitian.

  1. Mempresentasikan & Mempublikasikan Penelitian Sosial

Tahapan yg terkhir dlm penyusunanan penelitian sosial ialah mampu mempresentasikan serta mempublikasikannya pada khalayak biasa . Langkah ini tentusaja bisa di bilang selaku langkah yg mudah, karena dlm observasi sederhana di sekolah atau kampus setiap pelajar/mahasiswa mempresentasikannya di depan kelas (khalayak umum) sebagai tanggung jawab serta kandidat ilmuan.

Dari sejumlah goresan pena serta pembahasan mengenai penelitian sosial di atas, maka fokus pembicaraan tulisan ini yg selanjutnya ialah pada contoh penelitian sosial. Contoh ini harapnnya bisa dijadikan selaku landasan permulaan bagi siapapun yg akan membuat sebuah laporan dlm observasi yg dilakukan.

Dari penjelasan yg dikemukakan, setidaknya dapatlah dikatakan bahwa membuat observasi sosial bisa dilakukan oleh aneka macam pihak, baik dikala sekolah di jenjang SD, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengan Atas, ataupun tatkala menjadi mahasiswa. Dengan syarat mutlak apa yg dilakukan dlm penelitiannya tersebut sesuai dgn kadar kesanggupan yg dimilikinya. Ini adalah utama, mengingat pada tatkala ini banyak anekaragam observasi yang  bertebaran & dinilai kurang mempunyai faedah yg signifikan bagi penduduk .

Demikianlah tulisan mengenai contoh penelitian sosial yg baik & cara menjadikannya. Semoga dgn adanya goresan pena ini bisa memperlihatkan wawasan serta pengetahuan bagi pembaca sekalian yg sedang memerlukan materi-materi “observasi sosial“, baik untuk keperluan peran kuliah ataupun untuk kebutuhan peran sekolah.

  √ 4 Tujuan Melakukan Kegiatan Wawancara