Zaman megalitikum merupakan salah satu zaman yg ada pada perkembangan kebudayaan manusia purba.
Jauh sebelum kita berada di jaman yg terbaru, insan dulunya pernah berada dizaman kuno atau praaksara. Sebuah zaman dimana belum terdapat teknologi tinggi & kebiasaan menulis.
Pada zaman tersebut, teknologi yg ada belum secanggih sekarang sehingga insan cuma bisa mempergunakan watu & tulang selaku materi dasar alat-alat perkakasnya.
Zaman kerikil sendiri terbagi menjadi 4 zaman yaitu
- Zaman Paleolitikum
- Zaman Mesolitikum
- Zaman Neolitikum
- Zaman Megalitikum
Zaman megalitikum yakni salah satu periode di masa lampau dimana manusia purba memakai alat-alat yg terdiri dr bebatuan.
Tidak cuma watu, di Zaman Megalitikum manusia pula menggunakan peralatan lain yg terbuat dr tulang, bambu & kayu. Namun, tetap alat-alatnya didominasi oleh bebatuan.
Pada peluang ini, kita akan mengulas mengenai zaman watu atau megalitikum mulai dr pemahaman, sejarah, ciri-ciri & peninggalan zaman tersebut.
Daftar Isi
Pengertian Zaman Megalitikum
Megalitikum berasal dr bahasa yunani kuno yakni megas yg memiliki arti besar & lithos yang bermakna kerikil. Oleh sebab itu, banyak yg menyebut zaman megalitikum ini dgn zaman kerikil besar.
Manusia purba yg hidup di kala tersebut memakai peralatan yg masih yang dibuat dr watu.
Artefak-artefak batu yg dipakai & dibuat oleh manusia purba pada zaman ini tergolong berukuran besar & ditata atau dibuat sedemikian rupa.
Oleh alasannya itu, zaman ini diketahui sebagai zaman kerikil besar. Sebuah zaman dimana teknologi pembuatan batu sudah berkembang dgn cukup pesat.
Tidak heran bahwa artefak-artefak yg didapatkan pada zaman megalitikum lebih berkualitas olahannya dibandingkan dgn zaman-zaman sebelumnya.
Pada zaman megalitikum insan sudah mengenal keyakinan, meskipun jenis kepercayaannya berada di tingkat awal yakni terhadap nenek moyang & pula benda-benda mati yg dianggap mempunyai kekuatan spiritual.
Munculnya keyakinan pada roh leluhur ini menjadi membuktikan bahwa pengetahuan insan di era tersebut sudah mengalami peningkatan. Selain itu sudah muncul pula struktur sosial & hierarki tertentu yg mengatur suatu komunitas.
Sebenarnya, megalitikum ini lebih cocok disebut sebagai kebudayaan sebab menerangkan mengenai kebudayaan manusia untuk membangun artefak batu berskala besar.
Dari sisi waktu sendiri, zaman megalitikum ini terjadi pada zaman neolitikum selesai & pula zaman perundagian awal, yaitu pada zaman perunggu.
Sejarah Kebudayaan Megalitikum
Menurut Robert von Heine Geldern, seorang arkeolog, ahli prasejarah sekaligus etnolog asal Austria, penyebaran budaya pada zaman megalitikum di Indonesia mampu dibagi menjadi dua gelombang yakni
- Megalitikum renta (2500 SM – 1500 SM)
- Megalitikum muda (1000 SM – 100 SM)
Agar kalian lebih paham, akan dibahas dengan-cara lebih rincian kedua gelombang tersebut dibawah ini
Megalitikum Tua
Penyebaran kebudayaan megalitikum renta di Indonesia sudah berjalan semenjak zaman Neolitikum yakni sekitar 2500 hingga 1500 sebelum masehi.
Kebudayaan tersebut dibawa oleh para manusia purba dr kebudayaan proto melayu yg identik dgn penggunaan kapak persegi.
Beberapa bangunan peninggalan megalitikum renta yakni punden berundak, menhir, & arca statis.
Megalitikum Muda
Gelombang kedua penyebaran kebudayaan megalitikum muda di Indonesia terjadi pada tahun 1000 sampai 100 sebelum masehi, tepatnya di zaman perunggu.
Kebudayaan megalitikum muda dibawa eksklusif oleh insan purba Deutro Melayu yg merupakan penggalan dr Kebudayaan Dongson yg sudah menguasai pembuatan logam.
Hadirnya penyebaran gelombang kedua di Indonesia dibuktikan dgn adanya dolmen, waruga & peninggalan yang lain.
Selain itu, terdapat beberapa temuan lain berupa bangunan watu besar, kuburan batu, peralatan dr besi ataupun perunggu, hingga manik-manik & aksesori kuno lainnya.
Uniknya hasil simpulan kebudayaan megalitikum terlihat tak merata alasannya dijalankan dengan-cara garang sehingga tampilannya tak halus.
Hal ini terjadi sebab para pengrajin pada zaman tersebut cuma memprioritaskan pembentukan wujud yg diharapkan alih-alih hasil yg tepat.
Alasan lainnya yaitu teknologi yg dimiliki kurang mencukupi untuk membentuk bangunan-bangunan yg sudah sungguh kreatif & imajinatif bentuknya.
Ciri-Ciri Zaman Megalitikum
Zaman megalitikum mempunyai beberapa ciri khas yg membedakannya dgn zaman-zaman yang lain.
Ciri-ciri tersebut antara lain adalah
- Manusia sudah mengenali ihwal sistem pembagian kerja & struktur sosial. Oleh karena itu, pada kurun ini manusia sudah mempunyai interaksi sosial yg lebih kompleks
- Adanya kepala suku atau pimpinan yg dianggap selaku primus inter pares. Selain pembagian tugas kerja, di abad megalitikum pula sudah mengenal sistem kepemimpinan.
- Sudah mempunyai tempat tinggal permanen dlm bentuk rumah-rumah sederhana
- Logam dimanfaatkan untuk memenuhi keperluan sehari-hari. Meskipun disebut dgn zaman watu, kelihatannya insan megalitikum pula memakai perlengkapan yg yang dibuat dr logam.
- Mengenal sistem food producing atau memproduksi sendiri makanannya. Dalam kesehariannya insan megalitikum bercocok tanam untuk disantap sehari-hari.
- Sudah mengenal tukar barang & jual beli sederhana antar kelompok manusia
- Telah menerapkan norma-norma yg ada & diberlakukan dlm kehidupan. Hal tersebut pula yg mendukung tata cara kepemimpinan & keyakinan insan kurun megalitikum.
Secara umum, insan pada zaman ini sudah mempunyai teknologi yg cukup canggih, sistem sosial yg mumpuni, & sudah mampu hidup dengan-cara menetap di rumah-rumah permanen.
Selain itu, insan tak lagi bergantung pada binatang buruan & pula tanaman-flora sekitar, sebab, insan pada zaman ini sudah bisa untuk memproduksi makannya sendiri dgn bertani & berternak binatang.
Hal ini terjadi sebab megalitikum bertepatan dgn revolusi pertanian pertama yaitu revolusi pertanian neolitik.
Kehidupan Manusia pada Zaman Megalitikum
Secara umum, kehidupan insan pada zaman megalitikum ini sama dgn acuan kehidupan manusia pada zaman neolitikum & zaman perunggu.
Kehidupan ini mampu kita bagi menjadi 4 yakni kehidupan dengan-cara sosial, ekonomi, kepercayaan serta kebudayaan-kebudayaan yg dihasilkan oleh insan pada zaman ini.
Kehidupan Sosial Manusia Megalitikum
Seperti yg sudah diterangkan diatas, megalitikum ini merupakan periode yg meliputi neolitikum simpulan & zaman perunggu. Oleh alasannya adalah itu, kehidupan sosial manusianya pun merujuk pada kedua zaman ini.
Manusia purba yg hidup pada periode megalitikum sudah memiliki kesanggupan untuk hidup menetap di suatu tempat dgn mengandalkan rumah-rumah permanen, pertanian, peternakan, serta ilmu pengolahan kerikil & logam mereka.
Karena hidup mereka yg tak lagi nomaden, pada masa ini sudah timbul struktur sosial yg berbentuk hierarkis.
Terdapat seorang ketua yg memimpin komunitasnya & dianggap sebagai Primus Interpares atau pertama dr yg setara. Hal ini pun akan berevolusi menjadi sistem kasta & pembagian pekerjaan.
Dengan adanya pembagian pekerjaan, maka lebih banyak aktivitas yg dapat dilakukan oleh insan, serta memungkinkan adanya spesialisasi pekerjaan & keterampilan.
Hal ini lah yg menjadi ciri khas dr masa perundagian, dimana terdapat kelompok manusia yg mempunyai keahlian mengolah logam yg mumpuni.
Kehidupan Spiritual Manusia Megalitikum
Senada dgn kehidupan pada zaman kerikil, penduduk yg hidup pada zaman megalitikum masih menganut kepercayaan terhadap kekuatan roh nenek moyang.
Kepercayaan ini dirangkum dlm desain spiritual animisme & pula dinamisme.
Namun, sekarang insan sudah mempunyai kemampuan yg cukup untuk membangun objek-objek religius yg dipercaya mampu menolong mereka dlm menghormati & berkomunikasi dgn ruh leluhur.
Selain itu, dgn adanya kehidupan yg menetap & sistem pembagian pekerjaan, sudah timbul pula kelas manusia yg berperan selaku tetua spiritual & penghubung dgn dunia roh.
Orang-orang ini sangat dihormati & dilindungi oleh kelompoknya alasannya berperan besar dlm konsep keagamaan yg dianut.
Kehidupan Ekonomi Manusia Megalitikum
Pada masa megalitikum, manusia purba yg ada sudah mengenal jual beli dengan-cara sederhana, yaitu melalui tukar barang atau pertukaran barang.
Pertukaran barang ini bukan untuk mencari laba, tetapi untuk memenuhi keperluan sehari-hari dr masyarakat tersebut.
Selain itu, manusia purba pula sudah mampu mengolah batu-batuan sedemikian rupa sehingga alat-alat yg mereka gunakan sudah jauh lebih baik dibandingkan masa paleolitikum & mesolitikum.
Manusia purba pula mulai bertani & berternak untuk menciptakan kuliner alih-alih berburu & meramu.
Revolusi ini diketahui sebagai revolusi pertanian pertama atau Neolithic Revolution dimana hewan-binatang mulai didomestifikasi serta flora-tanaman mulai dibudidayakan.
Kebudayaan Manusia Megalitikum
Manusia purba yg hidup pada zaman megalitikum mempunyai acuan kehidupan serta peninggalan kebudayaan yg sungguh menarik.
Mereka sudah bisa mengolah batuan dgn sedemikian baiknya, sehingga alat-alat & artefaknya bertahan lama. Bahkan, sekarang kita masih dapat menyaksikan beberapa peninggalannya.
Selain itu, masih terdapat beberapa suku-suku di Indonesia, terutama di kawasan pedalaman yg masih melestarikan kebudayaan-kebudayaan megalitikum ini.
Beberapa hasil kebudayaan zaman megalitikum yg mempesona & penting bagi insan pada zaman tersebut antara lain adalah
- Kapak persegi
- Kapak lonjong
- Menhir
- Kubur kerikil
- Waruga
- Sarkofagus
- Dolmen
- Arca
Bahkan, hasil-hasil kebudayaan ini menghipnotis pula kebudayaan yg muncul setelahnya.
Contoh yg paling jelasnya ialah bangunan punden berundak yg sungguh mensugesti teladan konstruksi dr candi-candi baik itu Hindu ataupun Buddha.
Manusia Pendukung Zaman Megalitikum
Terdapat beberapa manusia purba yg hidup pada zaman megalitikum & membangun kebudayaannya masing-masing.
Berikut ini yaitu insan-manusia purba yg ada & hidup pada zaman megalitikum
- Meganthropus Paleojavanicus
- Pithecanthropus Erectus
- Homo Soloensis
- Pithecanthropus Mojokertensis atau kerap diketahui selaku Pithecanthropus Robustus
Meganthropus Paleojavanicus merupakan salah satu insan purba pertama di Indonesia. Oleh sebab itu, tatkala memasuki zaman megalitikum, jumlah mereka sudah sungguh sedikit & sudah digantikan oleh manusia purba yg lebih terbaru.
Manusia purba yg baru ini tergolong kedalam golongan Pithecanthropus & pula Homo erectus.
Mereka memiliki kapasitas otak yg lebih besar serta bentuk tubuh yg semakin ibarat manusia terbaru, yakni lebih kecil & lebih tegak badannya.
Dengan kapasitas otak yg lebih tinggi ini, mereka bisa membangun kebudayaan & teknologi yg lebih maju dibandingkan dgn pendahulunya.
Peninggalan Zaman Megalitikum
Zaman megalitikum sejatinya merupakan periode dimana teknologi & kebudayaan insan sudah jauh lebih maju dibandingkan dgn permulaan-permulaan zaman watu.
Kemajuan teknologi & kebudayaan ini menghasilkan beberapa peninggalan sejarah yg identik dgn kebudayaan megalitikum yg antara lain yakni
- Punden Berundak
- Sarkofagus
- Menhir
- Patung Batu atau Arca
- Waruga
- Kubur Batu
- Dolmen
Agar kalian lebih paham, akan dijelaskan dengan-cara lebih rinci peninggalan-peninggalan kebudayaan tersebut dibawah ini
Punden Berundak
Punden Berundak yaitu salah satu hasil kebudayaan megalitikum di Indonesia yg bentuknya sungguh unik. Bangunan ini berupa mirip suatu susunan kerikil yg memiliki beberapa tingkatan.
Umumnya, bangunan ini dipakai selaku tempat pemujaan pada roh-roh leluhur & pula nenek moyang.
Seperti namanya, Punden Berundak ini terdiri dr tiga tingkat & terdapat arti yg mempesona pada setiap tingkatannya.
Pada tingkatan pertama mempunyai arti kehidupan saat berada di kandungan sang ibu, kedua adalah lambang kehidupan di dunia & tingkat yg terakhir yakni ketiga adalah lambang kehidupan berikutnya sehabis mati.
Punden Berundak banyak ditemukan di Pulau Jawa & kelak akan mensugesti bentuk candi-candi yg dibangun di seluruh wilayah Indonesia.
Sarkofagus
Sarkofagus merupakan peti mati yg banyak didapatkan di tempat Jawa Timur yaitu kawasan Bondowoso & Bali.
Peninggalan bersejarah ini merupakan sebuah peti penyimpan mayat yg berbentuk memanjang.
Sarkofagus ini berasal dr batuan utuh yg kemudian dibuat mirip lesung atau palung & dilengkapi dgn penutup dr kerikil pula.
Menhir
Menhir merupakan sebuah batu tunggal besar yg bentuknya mirip tugu atau tiang.
Batu besar ini biasanya dipakai sebagai penunjuktempat suci atau selaku objek memorial terhadap arwah nenek moyang. Oleh sebab itu, menhir berperan penting dlm kehidupan spiritual penduduk pada dikala itu.
Peninggalan bersejarah ini banyak ditemukan di tempat Rembang, Jawa tengah, Pasemah & Lahat, Sumatera Selatan serta di sekitar wilayah Ngada, Flores.
Arca
Salah satu peninggalan kebudayaan zaman megalitikum yg masih bisa dijumpai di Indonesia yakni Patung Batu atau biasa disebut dgn arca.
Arca merupakan suatu patung batuan yg umumnya berupa insan atau binatang. Batuan tersebut digunakan untuk acara spiritual seperti pemujaan kepada roh leluhur.
Peninggalan ini banyak didapatkan di daerah Sulawesi Selatan tepatnya di Lembah Bada Lahat & Pasemah di Sumatera Selatan.
Waruga
Waruga ialah sejenis makam dr batu utuh yg terdiri dr dua potongan yakni penggalan bawah & atas.
Makam yg terbuat dr batuan besar ini mempunyai bentuk atap yg unik yakni segitiga. Sedangkan penggalan bawah digunakan untuk menyimpan mayat nenek moyang.
Waruga ini tersebar di berbagai wilayah Indonesia, tetapi banyak terdapat di daerah Minahasa, Sulawesi Utara.
Kuburan Batu
Hampir sama dgn sarkofagus, kuburan watu ini pula berfungsi untuk menyimpan mayat. Namun, bentuknya sedikit berlainan jika dibandingkan dgn sarkofagus.
Kuburan watu ini terdiri dr enam papan watu, dua watu untuk sisi lebar, dua batu untuk sisi panjang & potongan lain untuk lantai.
Kuburan Batu ini banyak dijumpai di sekeliling wilayah Cepu di Jawa Tengah, Wonosari di Yogyakarta, Bali, Cirebon di Jawa Barat serta Pasemah di Sumatera Selatan.
Dolmen
Dolmen merupakan sejenis meja besar yg terbuat dr lempengan kerikil utuh. Peninggalan satu ini berfungsi sebagai tempat pemujaan pada nenek moyang & tempat menaruh sesaji.
Selain itu, dolmen pula biasa digunakan sebagai kepingan atas & penutup dr Sarkofagus. Peninggalan zaman megalitikum ini biasa diketahui dgn Pandhusa & banyak ditemui di Jawa Timur khususnya kawasan Besuki.
Meskipun telah usang, nyatanya beberapa benda peninggalan zaman megalitikum masih ada yg dipakai hingga kini.
Sebagai warisan leluhur yg bersejarah & penuh makna, peninggalan-peninggalan tersebut haruslah dijaga dgn baik.