Yanisari, Pasukan Elit Terbaik Turki Utsmani

Dalam periode sejarah perjalanan kekuasaannya, pemerintahan Turki Utsmaniyah ternyata pernah memiliki sebuah angkatan pasukan elit terbaik dikelasnya yang berisikan pasukan infanteri reguler. Dengan memiliki pasukan elit terbaik tersebut pernah mengantarkan pemerintahan dinasti Turki Utsmani kepada periode kejayaannya dalam memperluas kawasan kekuasaanya ke banyak sekali daerah Erofa dan Asia.
Pasukan elit Turki Utsmani tersebut dinamai dengan nama pasukan Yanisari atau Janissaries. Penamaan pasukan Yanisari ini diberikan oleh seorang ulama mukmin yang berjulukan Haji Baktasy. Tugas utama pasukan ini adalah selaku pasukan pengawal kesultanan Turki Utsmani, alasannya adalah pentingnya pasukan ini sehingga dibuat sebagai pasukan terbaru permanen yang pernah ada dibelahan dunia Erofa.
Pasukan elit Yanisari atau Janissaries ini sangat diketahui dan ditakuti pada kurun itu, yaitu pada ketika Sultan Muhammad Al Fatih melaksanakan pembebasan dan penaklukkan kota Konstantinopel yang memerlukan waktu dan ongkos yang sungguh besar. Akibat keperkasaan, kedisplinan dan kesabaran yang dimiliki pasukan ini, akibatnya mampu menjebol benteng kota konstantinopel terkuat pada era itu.
Berikut ulasan perihal Yanisari, pasukan elit terbaik Turki Utsmani, selengkapnya.

Awal Mula Pembentukan Pasukan Yanisari (Janissaries)

Pasukan ini diresmikan pada kala kesultanan Turki Utsmani yang kedua, ialah pada abad kesultanan Orkhan Bin Utsman yaitu putra dari sultan sebelumnya adalah sultan Edulgurk yang permulaan kemunculannya dibentuk pada periode ke-14 Masehi. Pasukan Yanisari ini dapat terlacak hingga kepada sultan Orkhan penguasa Ottoman kedua dari tahun 1327 masehi hingga sampai 1360 masehi.
Awal mula perekrutan pasukan tentara Yanisari ini berasal dari golongan para budak, tetapi budak-budak tersebut berasal dari golongan keluarga pada kerajaan-kerajaan yang pernah ditaklukan oleh kekaisaran Turki Utsmani yang beragama Katolik yang lalu masuk Islam. Penyerahan anak-anak laki-laki dari keluarga kristen tersebut diserahkan dengan sukarela.
Anak-anak laki-laki yang diserahkan oleh keluarga kristen tersebut berharap supaya anak-anak laki-laki mereka diberikan penghidupan yang layak dan mulia untuk berada dilingkungan kekaisaran Turki Utsmani yang kemudian mereka bersedia masuk Islam.
Meskipun disebut selaku budak, tetapi bawah umur yang diserahkan terhadap pihak Turki Utsmaniyah tersebut memiliki daerah berbeda dengan budak-budak lain kebanyakan. Sebab bawah umur lelaki yang diserahkan dari keluarga kristen ini diberikan pendidikan dan training militer yang tinggi, guna dipersiapkan sebagai pasukan elit khusus yang berjiwa korsa dan memiliki kedisplinan tinggi.
Pasukan Yanisari yang berasal dari budak tersebut diberikan keleluasaan, yang tidak diberikan oleh para budak kebanyakan. Ia boleh menikah dan ikut terlibat dalam dunia jual beli, digaji oleh pemerintah secara teratur, tetapi mereka diharuskan bahkan wajib memiliki jiwa loyalitas yang penuh dan tinggi terhadap para sultan Utsmaniyah.
Pada awal abad pembentukan pasukan elit Yanisari ini berjalan sangat ketat, tidak semua bawah umur lelaki dapat masuk untuk dijadikan tentara untuk pasukan elit ini, tetapi setelah menempuh banyak sekali macam insiden mirip banyaknya menghadapi aneka macam pertempuran, secara perlahan unit pasukan ini kian berkurang jumlahnya.
Untuk mengatasi kelemahan jumlah pasukan ini, serta desakan akan keperluan jumlah militer, maka pemerintah Turki Utsmani membuka Korps pendidikan pembinaan unit pasukan elit Yanisari ini yang mulanya dijalankan secara ketat menjadi longgar. Pada jadinya warga sipil biasa mampu membeli jalan untuk bisa dijadikan pasukan elit Yanisari ini.
Warga sipil biasa yang sukses menjadi bagian unit pasukan elit Yanisari, berharap dapat menaikan status soaial ekonomi keluarga mereka. Sebagai alhasil pada karenanya korps yang semula memiliki nilai integritas dan jiwa kedisiplinan dan ketertiban ini menjadi hilang abjad orisinil militernya. Pada kesannya korps pasukan elit Yanisari ini memasuki periode yang disebut dengan “Sipilisasi”.

Pembagian Unit Pasukan

Dalam laman turkinesia.net dinyatakan bahwa pasukan Yanisari atau Janissaries ini dibagi kedalam dua bagian, yaitu :
1. Janissaries Heavy Infanteri, adalah pasukan infanteri hasil bentukan yang pertama yang pernah menenteng harum pasukan Turki ke berbagai wilayah dibelahan Erofa dan wilayah Asia. Pasukan ini memakai baju zirah dan rantai besi, tidak menenteng tameng. Pasukan ini menjinjing senjata yang sebut Haldbeld seperti tombak panjang yang memiliki mata kapak. Pasukan ini sungguh ganas dan nyaris tak terkalahkan dalam setiap peperangan.
2. Janissaries Musketter Kavalery, yaitu pasukan yang di ambil sebagian dari pasukan Infanteri, yang bertugas sebagai penembak khusus, diberikan perlengkapan perang dengan teknologi terbaik pada kurun itu ialah senjata Musketter yang lebih baik dari persenjataan tangan yang biasa atau disebut dengan Hand Gun yang digunakan pada umumnya.
Unit pasukan yang dibentuk militer Turki Utsmani lainnya yaitu : Tentara Ghulam, Cavalary Sipahi, serta memiliki pasukan Unta.

Pembubaran Unit Pasukan Yanisari 

Setelah sekian lamanya era dedikasi yang dilakaukan para parajurit pasukan Yanisari terhadap pihak Sultan Utsmani, maka timbullah rasa memiliki andil jasa besar didalam meraih kejayaan didalam pemerintahan kekaisaran Ottoman Turki Utsmaniyah. 
Pasukan elit terbaik dimasanya ini melaksanakan pemberontakan dan berniat akan mengkudeta pihak kesultanan Turki Utsmani, tetapi upaya itu sukses digagalkan Sultan Mahmud II dan Upaya pemberontakan yang dilakukan pasukan elit Yanisari ini dapat berhasil dipadamkan pada tahun 1826 masehi. 
Waktu itu jumlah pasukan Yanisari ini berjumlah 135.000 orang serdadu. Setelah upaya-upaya pemberontakan yang dijalankan pasukan Yanisari ini mampu berhasil di padamkan dan digagalkan, akibatnya pasukan elit terbaik ini dihapus dan dibubarkan Sultan Mahmud II, dan sekitar 6000 pasukan Yanisari di hukuman mati.
Demikian bahasan singkat tentang Yanisari pasukan elit terbaik Turki Utsmani, yang pernah menorehkan ketangguhannya dimasa kejayaan kekaisaran Ottoman Utsmaniyah di Turki. Wallaahu a’lam.