close

[Wajib Tahu] Sistematika Penulisan Karya Ilmiah Yang Benar

Seperti apa sistematika penulisan karya ilmiah yg berlaku pada makalah, skripsi, tesis, jurnal, atau postingan ilmiah? Pertanyaan ini kerap diajukan oleh mereka yg ingin menciptakan karya tulis ilmiah. Wajar, alasannya penulisan karya ilmiah tak boleh asal-asalan, ada sistematika penulisan yg harus dipatuhi dlm proses pembuatannya. Sebenarnya, kadang kala ada pembinaan khusus dlm proses penulisan karya tulis ilmiah, di dalamnya akan diberikan materi seputar cara membuat karya ilmiah yg baik & benar.

Karya Ilmiah

 Pertanyaan ini kerap diajukan oleh mereka yg ingin membuat karya tulis ilmiah [Wajib Tahu] Sistematika Penulisan Karya Ilmiah Yang Benar

Bagi pelajar, pelatihan karya tulis ilmiah bisa didapatkan di sekolah. Sedangkan, bagi mahasiswa pelatihan tersebut bisa didapatkan di kampus. Bagi orang yg terjun di dunia pendidikan atau lembaga ilmu pengetahuan, penulisan karya tulis ilmiah yakni wawasan wajib yg harus dikuasai. Sebab, merekalah orang-orang yg disebut sebagai komunitas ilmiah, artinya semua pemikiran, pertimbangan , & goresan pena yg mereka buat mesti mematuhi kaidah ilmiah.
Bagaimana dgn Anda yg sedang membaca postingan ini? Sudahkah Anda mengenali sistematika penulisan karya ilmiah yg benar? Kalau belum, Anda tak usah cemas. Dalam postingan kali ini kami akan mengulas dengan-cara lengkap & tuntas sistematika yg berlaku dlm penulisan karya ilmiah. Nantinya, Anda bisa menggunakannya selaku tutorial dlm proses penulisan karya tulis ilmiah.
Yuk, berikut ini uraiannya…

Sistematika Karya Ilmiah

Sistematika bisa diartikan sebagai susunan yg urut & teratur. Makara, sistematika karya ilmiah yakni susunan yg urut & teratur dr sebuah karya ilmiah. Dari definisi ini, seharusnya kita bisa memperoleh gambaran mengenai sistematika tersebut, bahwa dlm proses penulisannya ada sesuatu yg disusun dengan-cara urut & teratur. 
Apakah sesuatu itu? Ia tak lain adalah poin-poin yg menjadi kerangka dasar penulisan karya ilmiah. Tersusun dengan-cara urut & teratur artinya setiap poin menempati posisinya masing-masing, mulai dr poin pembuka hingga dgn penutup. Poin yg sebaiknya ditaruh di awal, tak boleh ditaruh terakhir. 

Sistematika Penulisan Karya Ilmiah

Secara biasa , sistematika penulisan karya ilmiah dimasukkan ke dlm 3 potongan besar, yaitu belahan awal, kepingan inti, & belahan simpulan. Masing-masing belahan mempunyai poin-poin tersendiri. Nah, berikut ini akan kami jelaskan dengan-cara terperinci poin-poin lengkap yg terdapat di dlm sistematika penulisan karya ilmiah.

Bagian Awal Karya Ilmiah

Bagian permulaan atau pembuka yakni cuilan yg pertama kali dilihat ketika kita membuka sebuah karya ilmiah. Bagian ini mencakup halam sampul, halaman judul, halaman pengesahan, abstraksi, kata pengantar, daftar isi, & daftar tabel, gambar, grafik, dll (jika ada). Berikut ini penjelasan dr masing-masing poin tersebut:

1. Sampul

Umumnya, sampul pada karya ilmiah berisi jenis karya ilmiah, judul, maksud penulisan karya ilmiah, logo, nama penulis, nama lembaga atau instansi, & tahun. Berikut ini adalah contoh sampul karya ilmiah skripsi:

 Pertanyaan ini kerap diajukan oleh mereka yg ingin membuat karya tulis ilmiah [Wajib Tahu] Sistematika Penulisan Karya Ilmiah Yang Benar

2. Halaman Judul

Halaman judul ialah halaman yg terletak setelah sampul atau cover karya ilmiah. Halaman Judul Merupakan halaman formal yg berisi: judul karya tulis ilmiah; keterangan selaku syarat dibuatnya goresan pena ilmiah katagori skripsi, tesis atau disertasi; nama & identitas penulis; serta nama program studi & waktu diterbitkan. Bentuknya sama dgn sampul, cuma saja halaman judul dicetak memakai kertas HVS. Berikut ini ialah contoh dr halaman judul: 
 Pertanyaan ini kerap diajukan oleh mereka yg ingin membuat karya tulis ilmiah [Wajib Tahu] Sistematika Penulisan Karya Ilmiah Yang Benar

3. Halaman Pengesahan

Halaman legalisasi yakni suatu lembar yg terdiri dari judul observasi yg akan diujikan, dikala pengujian dilaksanakan, nama masing-masing pembimbing & penguji. Lembar pengakuan ini akan ditandatangani oleh penguji & pembimbing. Berikut ini yaitu contoh dr halaman akreditasi:
 Pertanyaan ini kerap diajukan oleh mereka yg ingin membuat karya tulis ilmiah [Wajib Tahu] Sistematika Penulisan Karya Ilmiah Yang Benar

4. Abstraksi

Abstrak ialah suatu ringkasan yg merefleksikan keseluruhan isi karya ilmiah. Abstrak merupakan uraian ringkas, cermat, & menyeluruh dr isi suatu karya ilmiah.

5. Kata Pengantar

Kata Pengantar yaitu kata-kata yg terangkai menjadi kalimat sebagai pengirim karya ilmiah. Isi kata pengantar yaitu ucapan puji & syukur, tujuan penulisan, ucapan terima kasih pada pihak-pihak yg telah turut menolong penulisan karya ilmiah.

6. Daftar Isi

aftar isi yakni rekapitulasi dr semua belahan penting dr karya ilmiah. Fungsi daftar isi yaitu untuk membuat lebih mudah pembaca mengenali bagian mana dr karya ilmiah yg ingin dibaca pribadi dgn melihat halaman yg ditulis pada daftar isi.

7. Daftar Tabel, Gambar, Grafik (jikalau ada)

Daftar tabel, gambar, & grafik ialah menyajikan tabel, gambar, grafik dengan-cara berurutan mulai dr tabel, gambar, grafik pertama sampai dgn tabel, gambar, grafik terakhir yg ada di dlm karya ilmiah.

Bagian Inti Karya Ilmiah

Bab I Pendahuluan

Dalam sistematika penulisannya, karya ilmiah dimulai dgn pendahuluan yg terletak pada Bab I. Secara sederhana, pendahuluan bisa diartikan sebagai antisipasi untuk pembahasan selanjutnya. Pendahuluan berfungsi untuk menunjukkan gambaran awal & menyeluruh perihal tema atau informasi pokok yg digarap dlm karya ilmiah.
Pendahuluan terdiri dr beberapa sub-bab, yaitu latar bekalang masalah, rumusan duduk perkara, tujuan penelitian, & manfaat observasi. Berikut ini ialah klarifikasi dr masing-masing sub-bagian tersebut:

1. Latar Belakang Masalah

Apa yg dimaksud dgn latar belakang problem dlm karya ilmiah? Jadi, latar belakang dilema adalah:
Uraian konseptual sistemik penulis bahwa masalah yg diseleksi memang layak untuk ditulis atau hal-hal yg memicu penulis untuk menulis karya ilmiah atau untuk menyelesaikan suatu permasalahan lewat karya ilmiah.
Latar belakang dilema bisa disebut sebagai fondasi dr seluruh proses penulisan karya ilmiah lantaran semua desain dasar diterangkan di sini. Latar belakang dilema berisi tiga uraian pokok, yg mencakup:
  • Dasar-dasar anutan ihwal pentingnya problem yg akan ditulis di dlm karya ilmiah.
  • Menghubungkan dasar pemikiran dgn kenyataan yg terjadi, mengungkap dilema yg timbul, & perjuangan yg pernah dijalankan untuk menyelesaikannya.
  • Mengungkapkan pentingnya penulisan karya ilmiah yg akan dilaksanakan.

2. Rumusan Masalah 

Rumusan persoalan yaitu uraian pertanyaan penulis yg mesti dicari jawabannya melalui proses observasi. Perumusan persoalan merupakan upaya untuk menyatakan dengan-cara tersurat pernyataan-pernyataan yg hendak dicari jawabannya. Rumusan problem berfungsi membatasi pembahasan semoga tak melebar pada hal-hal yg tak perlu. Rumusan masalah berciri singkat, terang, & terarah serta dikemukakan dengan-cara ilmiah.

3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yaitu jawaban atas pertanyaan apa yg akan diraih dlm suatu penelitian karya ilmiah. Tujuan ini mesti mengikut itu misi ilmiah, bukan berdasarkan tujuan formal penulis  karya ilmiah.

4. Manfaat Penelitian

Manfaat observasi adalah kelanjutan dr tujuan observasi. Penulis karya ilmiah mengemukakan manfaat atau kegunaan yg bisa diperoleh apabila tujuan observasi dlm karya ilmiah tercapai.

Bab II Kerangka Teori

Bagian awal karya ilmiah pula dilengkapi dgn Bab II, yaitu bab perihal kerangka teori. Dalam pengertian sederhana, kerangka teori bisa diartikan selaku sejumlah pola yg dipergunakan dlm observasi. Dengan kata lain, kerangka teori diharapkan selaku pertanggungjawaban ilmiah hasil suatu observasi. Menurut Kusumayati (2009) kerangka teori ialah hubungan antar konsep menurut studi empiris.
Kerangka teori terdiri dr dua kepingan, yaitu landasan teori & hipotesis penelitian:

1. Landasan Teori

Landasan teori yaitu teori-teori yg berkaitan dgn dilema yg diteliti & mampu digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yg akan diteliti, selaku dasar untuk memberi hipotesis. Landasan teori merupakan dasar teoretis bagi penulis untuk menjawab problem observasi.

2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah penjelasan yg bersifat kemungkinan, sehingga disebut sebagai jawaban atau praduga sementara yg mesti dibuktikan kebenarannya melalu penelitian.

Bab III Metode Penelitian

Bagian Bab III pada karya ilmiah ialah metode penelitian. Poin-poin yg terdapat di dlm Bab ini antara lain:

1. Jenis Penelitian

Jenis observasi suatu karya ilmiah dapat ditinjau menurut 5 sisi, yakni dr tujuan dasarnya, kawasan pelaksanaan penelitian, tujuan biasanya, sifat-sifat masalahnya, & ruang lingkup pengujiannya.

2. Definisi Konsep & Operasional Variabel

Definisi rancangan ialah definisi yg sudah menjadi teori. Teori ini ada dlm setiap buku teks yg disarankan oleh para dosen (sesuai bidang ilmu masing-masing). Sedangkan, definisi operasional variabel yaitu definisi kepada variabel menurut konsep teori namun bersifat operasional, semoga variabel tersebut dapat diukur.

3. Populasi & Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2005), populasi observasi yakni wilayah generalisasi yg terdiri atas obyek atau subyek yg mempunyai kualitas & karakteristik tertentu yg ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari & kemudian ditarik kesimpulannya. Masih menurut Sugiyono (1999), sampel yakni cuilan dr jumlah & karakteristik yg dimiliki oleh populasi tersebut.

4. Jenis, Sumber, & Teori Pengumpulan Data

Berisi klarifikasi perihal jenis data yg digunakan dlm penelitian karya ilmiah, serta bagaimana cara menghimpun data tersebut.

5. Teknik Analisis / Pengujian data

Berisi penjelasan tentang teknik pengolahan serta analisis data penelitian karya ilmiah.

Bab IV Pembahasan

Pembahasan dlm suatu karya ilmiah tediri dr gambaran biasa objek observasi, deskripsi hasil observasi, & pengujian hipotesis. 

1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penjelasan dengan-cara biasa mengenai objek observasi yg akan diteliti dlm karya ilmiah.

2. Deskripsi Hasil Penelitian 

Deskripsi hasil observasi yaitu paparan atau uraian yg disusun dengan-cara terstruktur menurut data yg diperoleh dr lapangan yg sudah dimasak terlebih dahulu.

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yakni suatu mekanisme yg dilaksanakan dgn tujuan menetapkan apakah menerima atau menolak hipotesis. Keputusan ini berdasarkan hasil olahan data, apakah sejalan atau bertolak belakang dgn hipotesis awal.

4. Hasil Pengujian Hipotesis

Uraian lengkap ihwal keputusan menerima atau menolak hipotesis berdasarkan hasil pengolahan data.

Bab V Penutup

Bab terakhir di serpihan ini yaitu epilog. Umumnya, bagian penutup sebuah karya ilmiah terdiri dari:

1. Simpulan

Simpulan adalah makna yg diberikan penulis terhadap hasil yg diraih dlm penulisan karya ilmiah.

2. Saran

Saran yaitu proposal, pertimbangan , atau undangan pada peneliti selanjutnya yg ingin menciptakan karya ilmiah yg sejalan dgn topik penulis.

Bagian Akhir Karya Ilmiah

1. Daftar Rujukan

Daftar rujukan yaitu kumpulan identitas karya yg dirujuk. Daftar rujukan berisi identitas buku, makalah, postingan, atau bahan lainnya yg dirujuk dlm karya ilmiah.

2. Lampiran

Lampiran yakni potongan karya ilmiah yg merupakan pemanis keterangan yg dianggap perlu.

3. Riwayat Hidup

Riwayat hidup yakni penjabaran dr riwayat hidup penulis karya ilmiah yg menyangkut hal-hal yg berhubungan dgn informasi pribadi & keterangan yang lain seperti: jenjang pendidikan, pengalaman kerja, kegemaran, & prestasi.

Contoh Sistematika Karya Ilmiah

Berikut ini yaitu contoh karya ilmiah berbentuk laporan dgn judul “Magang sebagai Jembatan Mobilitas Sosial dr Petani menjadi Perajin”:

I. Pendahuluan

Perajin sering dipandang memiliki status sosial yg lebih tinggi daripada petani. Hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa seorang perajin biasanya bekerja di dlm rumah, terlindung dr terik sinar matahari sehingga suasananya tampak nyaman. Sebaliknya, petani harus bekerja di sawah, di bawah sengatan sinar matahari & kadang mesti bergulat dgn kotoran-kotoran yg berbau tak sedap. Oleh karena itu, tak berlebihan kalau sebagian penduduk pedesaan masih menganggap bahwa pekerjaan perajin lebih berprestise daripada petani meskipun hanya menjadi perajin industri kecil dgn skala usaha yg masih terbatas.

Lapangan pekerjaan di sektor industri kecil yg makin terbuka menimbulkan terjadinya mobilitas sosial dr petani menjadi perajin. Meskipun bahwasanya mereka belum mempunyai kemampuan yg mencukupi apalagi lagi tingkat pendidikan mereka sebagian besar (73%) masih berpendidikan Sekolah Dasar ke bawah. Oleh lantaran itu, tidak mengherankan bahwa produktivitas kerja & hasil yg mereka peroleh masih rendah.

Berkaitan dgn hal di atas, perlu diadakan observasi yg saksama mengenai mobilitas sosial & petani menjadi perajin. Dalam laporan ini, objek penelitiannya yaitu masyarakat pedesaan di sekitar Surakarta, Jawa Tengah.

II. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut.

  1. Menelaah penyebab terjadinya mobilitas sosial dr petani perajin
  2. Memberikan penyadaran pada masyarakat tampak industrialisasi

III. Metodologi Penelitian

Penelitian ini memakai pendekatan survey dengan-cara kualitatif dgn cara melaksanakan wawancara dgn narasumber. Digunakannya metodologi kualitatif agar hasil yg dicapai sungguh-sungguh akurat & dapat dipertanggungjawabkan. Adapun tindakan kerjanya selaku berikut.

  1. Menentukan objek penelitian
  2. Melakukan wawancara dgn narasumber
  3. Mengklasifikasi problem
  4. Merumuskan duduk perkara
  5. Memberikan penyelesaian/simpulan

IV. Hasil Penelitian

Berdasarkan survey yg telah dijalankan, ada beberapa aspek yg menyebabkan mobilitas sosial dr petani menjadi perajin melalui proses magang sebagai berikut.

Pengaruh media massa

Media massa baik berupa media elektronik maupun cetak sudah menenteng imbas yg besar terhadap pola pikir penduduk pedesaan. Selama ini, media massa selalu mengangkat keberhasilan-kesuksesan seorang perajin. Dengan demikian, lambat laun opini publik tersebut alhasil mendorong harapan petani untuk menjadi perajin.

Dukungan sosial keluarga & penduduk

Keluarga, kerabat erat, & komunitas yg melatari kehidupan petani sering menawarkan usulan & harapan yg besar untuk menjadi perajin. Mereka senantiasa memandang orang-orang yg telah sukses berkat usaha menjadi seorang perajin industri kecil meskipun mereka masih berstatus magang atau buruh perjanjian .

Sistem perekonomian Indonesia yg lebih mengutamakan sektor industri ketimbang pertanian.

Perekonomian negara kita yg terbawa arus globalisasi & kepentingan neoliberalisme (para pemilik modal) sudah mendorong lajunya industrialisasi. Oleh lantaran itu, tidak mengherankan bahwa investasi yg mereka tanamkan lebih mengarah pada sektor industri.

Tingkat pendidikan yg rendah

Rendahnya tingkat pendidikan mereka & keterampilan yg belum memadai menciptakan mereka tak memiliki sistem kendali diri yg kuat. Konsep diri yg lemah ini menimbulkan mereka mudah terbawa arus zaman.

V. Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi ini, mampu ditarik kesimpulan bahwa ada beberapa aspek yg menyebabkan para petani melakukan mobilitas sosial menjadi perajin. Jika tak ada suatu program penyadaran baik ari pemerintah maupun masyarakat setempat, mampu dipastikan hasil produksi pertanian akan makin berkurang sehingga negara pun akan mengimpor beras dr mancanegara.

Akhirnya, diharapkan observasi ini mampu menunjukkan penyadaran pada masyarakat & mampu menjadi masukan untuk pihak-pihak yg berwenang menawarkan kebijakan. Pihak-pihak tersebut misalnya para parlemen & direktur supaya memperlihatkan instruksi & rencana pembangunan yg lebih berpihak pada sektor pertanian, utamanya masyarakat miskin pedesaan.

(Sumber: Buku Bahasa Indonesia 3: Untuk SMK/MAK Semua Program Keahlian Kelas XII/Mokhamad Irman dkk, Jakarta, Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008)

Demikianlah penjelasan perihal Sistematika Karya Ilmiah. Bagikan materi ini agar orang lain pula bisa membacanya. Terima kasih, mudah-mudahan bermanfaat.