Untuk Para Muslimah, Tak Cukup Hanya Berjilbab!

Jilbab di masa kini menjadi perbincangan di berbagai media, forum diskusi maupun lingkup masyarakat. Pernahkah terbesit oleh para muslimah, bahwa dirinya akan menerima serangan-serangan, gangguan-gangguan ataupun hinaan di sekitar lingkungan kita? Ataukah selama ini para muslimah mencicipi suasana yg kondusif-kondusif saja.

Muslimah yg mengenakan jilbab syar’i bahkan bercadar sekalipun rentan menjadi target tindak kejahatan dr dlm jiwa maupun dr lingkungan sekitar. Meskipun dlm sebuah ayat telah dijelaskan tentang perintah memakai jilbab.

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

Hai Nabi, katakanlah pada isteri-isterimu, belum dewasa perempuanmu & isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh badan mereka.” Yang demikian itu biar mereka lebih gampang untuk dikenal, alasannya itu mereka tak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab:59)

Maka seorang muslimah dituntut untuk membekali diri dgn kemampuan-kemampuan wawasan Islam maupun ilmu budbahasa dlm berbusana syar’i untuk melawan segala ancaman ancaman yg akan menimpanya. Karena bagaimanapun pula perempuan –khususnya muslimah- lebih mudah untuk dijadikan sasaran oleh penentang Islam.

Bekal yg harus dikantongi seorang muslimah tak cukup dgn melawan tindak kriminalitas yg terkenal diseluruh dunia, namun bekal yg sungguh penting ialah aqidah yg lurus & besar lengan berkuasa untuk membentengi diri dr segala rayuan elok, propaganda, emansipasi wanita & keadilan gender yg dikemas & disajikan dgn label-label islami nan mutakhir –globalisasi & modernisasi- yg telah memperdaya sebagian kaum muslimah.

Tahapan mereka dlm menyusun seni manajemen untuk melemahkan semangat berjilbab syar’i sungguh terperinci, antara lain:

  Apakah Muslim Penemu Amerika?

  1. Mereka menyandingkan pola hidup materialis barat pada para muslimah, mengenakan jilbab yg semestinya menutup aurat mereka tetapi sebaliknya mengumbar aurat yg sebaiknya ditutupi, termasuk fenomena jilbab gaul.
  2. Memberikan iming-iming kebebasan dr tekanan-tekenan & ketatnya hukum Islam, para perempuan berjilbab menerka sesungguhnya telah mengenakan jilbab-jilbab gaul sudah membentengi dirinya dr lingkungan yg tak baik.
  3. Menanamkan keraguan atas nilai-nilai Islam sembari menanamkan ideologi materealisme, hedonisme, sekulerisme & westernisasi sehingga sungguh mudah para muslimah dijauhkan dr Islam.

Glastoff, seorang ekstrimis Inggris berkata, “Timur tak akan pernah memiliki peradaban yg rusak (tidak bermoral), kecuali perempuan-wanitanya melepas jilbab; Al-Quran yg merupakan fatwa hidup pula dijauhkan; minuman keras; narkotika & perbuata-perbuatan maksiat serta kemungkaran-kemungkaran yg jelas, sehingga lenyaplah nilai Islam yg ada diri mereka”.

Di sinilah arti penting bekal muslimah, bekal aqidah yg mesti digenggam akrab dlm hati setiap muslimah di mana pun & kapan pun untuk membentengi diri dr hal-hal yg merugikan bagi dirinya & agamanya. Meskipun banyak orang-orang di sekeliling mencemooh, apa gunanya muslimah berjilbab tapi berakhlaq kurang tepat? Katakanlah, bahwa berjilbab dgn akhlaq itu berbeda, berjilbab itu perintah wajib dr Allah bagi perempuan yg telah baligh entah berakhlaq baik ataupun buruk. Namun akhlaq ialah sikap & sifat masing-masing individu. Jadi kalau ada perempuan berjilbab yg berakhlaq buruk bukan jilbab yg disalahkan tetapi akhlaq wanita yg mesti diluruskan. Karena wanita yg berjilbab belum tentu berakhlaq mulia sebaliknya wanita yg berakhlaq mulia niscaya berjilbab.

Bukankah wanita itu itu tiang negara; apabila wanitanya telah rusak, maka rusak pula negara tersebut, kerusakan itu dimulai dr kerusakan eksklusif pemudi, kemudian keluarga hingga balasannya menjalar pada kerusakan masyarakat & Negara. Urutan kerusakan terseut telah dipikirkan matang-matang oleh musuh-musuh Islam. Meskipun perempuan itu lemah tetapi wanita tak lemah dgn bekal yg ia bawa.

Berbekallah! Hingga penentang Islam tak mampu menyesatkanmu, & berbekallah! Hingga propaganda-propaganda miring itu tak memperoleh kawasan di penglihatanmu.

Wallahu a’lam.[]