Unsur Kawasan Komponen Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional itu tidak bermakna abreviasi / musuh kata daru kecerdasan intelektual yang biasa dikenal dengan IQ, namun antara IE (Intelektual Emotion) dan IQ (Intelektual Quetion) masing-masing berinteraksi secara dinamis. Para ahli psikologi menyatakan bahwa kenyataannya perlu diakui bahwa kecerdasan emosional itu memiliki tugas yang sungguh penting untuk mencapai kesuksesan di sekolah, daerah kerja, dan dalam berkomunikasi di lingkungan masyarakat.
Seorang ilmuwan ahli pskikologi Goleman pada 1995 mengungkapkan 5 (lima) unsur daerah kecerdasan emosional yang dapat menjadi fatwa bagi individu untuk meraih kesuksesan dalam kehidupan sehari-hari, adalah :

Pertama : Mengenali emosi diri
Kesadaran diri dalam mengetahui perasaan ketika perasaan itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional. Pada tahap ini diperlukan adanya pemantauan perasaan dari waktu ke waktu semoga muncul wawasan psikologi dan pengertian wacana diri. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan yang sebetulnya menciptakan diri berada dalam kekuasaan perasaan. Sehingga tidak peka akan perasaan yang sebetulnya yang berakibat jelek bagi pengambilan keputusan persoalan.

Kedua : Mengelola emosi
Mengelola emosi bermakna menangani perasaan agar perasaan mampu terungkap dengan sempurna, hal ini merupakan kecakapan yang sungguh bergantung pada kesadaran diri. Emosi dikatakan sukses dikelola kalau : bisa menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semua itu. Sebaliknya orang yang buruk kemampuannya dalam mengelola emosi akan terus menerus bertarung melawan perasaan murung atau melarikan diri pada hal-hal negatif yang merugikan dirinya sendiri.

Ketiga : Memotivasi diri
Kemampuan seseorang memotivasi diri mampu ditelusuri melalui hal-hal sebagai berikut : a) cara mengatur dorongan hati; b) derajat kecemasan yang berpengaruh kepada unjuk kerja seseorang; c) kekuatan berfikir aktual; d) optimisme; dan e) kondisi flow (mengikuti pemikiran), yaitu keadaan ketika perhatian seseorang sepenuhnya tercurah ke dalam apa yang sedang terjadi, pekerjaannya cuma terfokus pada satu objek. Dengan kesanggupan memotivasi diri yang dimilikinya maka seseorang akan condong memiliki persepsi yang konkret dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya.

  Tanda-Tanda Permulaan Anak Autis

Keempat : Mengenali emosi orang lain
Empati atau mengenal emosi orang lain dibangun menurut pada kesadaran diri. Jika seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat ditentukan bahwa ia akan terampil membaca perasaan orang lain. Sebaliknya orang yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan emosinya sendiri mampu ditentukan tidak akan bisa menghormati perasaan orang lain.

Kelima : Membina relasi dengan orang lain
Seni dalam membina hubungan dengan orang lain merupakan kemampuan sosial yang mendukung keberhasilan dalam dewasa dan bangsa ini.