Sejak beberapa kurun yng kemudian, para filsuf telah menyumbangkan tak sedikit ajaran tentang tujuan yng berbeda dari pendidikan serta sekolah. Filsuf semisal Aristoteles, Plato, John Locke, Rousseau, Mo Tzu, serta Konfusius menulis secara ekstensif wacana tujuan serta tugas pendidikan serta sekolah dalam konteks masyarakatnya masing-masing. Para pemikir permulaan membagikan tak sedikit ilham-wangsit biasa tentang apa yng Perlu di kerjakan oleh sekolah atas eksistensinya di masyarakat, akan namun masing-masing dari orang-orang pun memiliki perspektif unik orang-orang sendiri perihal tugas pendidikan dalam menghasilkan kebudayaan serta peradaban.
Di zaman terbaru, filsuf pendidikan Amerika semisal John Dewey, George Counts, serta Mortimer Adler masing-masing sudah merekomendasikan argumen yng sistematis serta rinci mengenai tujuan pendidikan dalam masyarakat Amerika. Pada tahun 1938, Dewey beropini bekerjsama tujuan utama dari pendidikan serta sekolah tak cuma bagi atau mampu juga dibilang untuk menyiapkan siswa menjadi kita-kita yng hidupnya bermanfaat bagi ke hidup-an, akan namun pun bagi atau mampu juga dikatakan untuk mengajari orang-orang bagaimana hidup pragmatis serta saat itu juga di lingkungan orang-orang era ini. Dalam sumber lain disebutkan pandang-an Dewey terkait fungsi sekolah, pertama, sekolah merupakan lingkungn yng sengaja dibuat menjdai miniatur ke hidup-an masyarakat yng kompleks. Kedua, sekolah berfungsi menjdai korektor banyak sekali tindakan negatif serta destruktif penduduk . Dan ketiga, sekolah menjdai penyeimbangan akan adanya aneka macam komponen yng ada di lingkungan masyarakat.