Tradisi Lisan dlm Masyarakat Setempat (Pelajaran Antropologi SMA/ MA Kelas XI) √ Tujuan pembelajaran pada subbab ini yaitu agar kita mampu menerangkan mengenai eksistensi & perkembangan tradisi verbal dlm masyarakat setempat. Ayo kita belajar bareng mengenai sub bagian ini.
Daftar Isi:
1. Macam-macam tradisi ekspresi
2. Contoh tradisi ekspresi dlm masyarakat
3. Keberadaan & Perkembangan Tradisi Lisan
Daftar Isi
Tradisi Lisan dlm Masyarakat Setempat (Pelajaran Antropologi SMA/ MA Kelas XI)
1. Macam-macam tradisi mulut
Terdapat 2 macam wujud bahasa yakni bahasa tulisan & bahasa lisan. Bahasa ekspresi sudah dipakai oleh manusia sejak adanya peradaban insan. Selanjutya insan mendapatkan & mengenal bahasa tulis. Penggunaan bahasa ekspresi & tulis berikutnya melahirkan tradisi ekspresi & tulis. Akan tetapi pada peluang ini kita akan berguru mengenai tradisi verbal yg mana tradisi mulut yakni kisah mulut ihwal suatu tempat atau tokoh yg dibentuk teks kisahan dlm berbagai bentuk, misalnya saja dlm bentuk syair, prosa, lirik, syair bebas, & pula nyanyian.
Macam-macam tradisi lisan yg terdapat dlm masyarakat, antara lain mencakup:
- Cerita mengenai terjadinya suatu tempat yg berupa syair bebas & ditampilkan hal-hal yg tak sungguh-sungguh terjadi.
- Cerita rakyat perihal seorang tokoh pada suatu daerah, baik itu tokoh yg mempunyai sifat baik & berjasa bagi wilayahnya ataupun tokoh yg bersifat jelek, jahat, & merugikan orang lain.
- Cerita rakyat mengenai misteri/kegaiban pada suatu tempat, contohnya makam seorang tokoh, goa, batu besar, & lain sebagainya.
2. Contoh tradisi ekspresi dlm masyarakat
a. Asal mula gunung Tangkuban Perahu (dongeng rakyat dr Jawa Barat)
Cerita rakyat ini mengisahkan seorang pria berjulukan Sangkuriang mencintai pada seorang wanita yg berjulukan Dayang Sumbi, yg mana ternyata Dayang Sumbi tersebut ialah ibu kandungnya. Dayang Sumbi berikutnya menolak undangan menikah dr Sangkuriang, akan namun Sangkuriang terus memaksanya. Akhirnya Dayang Sumbi mau untuk menjadi istri Sangkuriang, asalkan syaratnya terpenuhi yaitu Sangkuriang mesti bisa membuatkan telaga di puncak gunung, beserta dgn perahunya, dlm waktu semalam saja sebelum ayam berkokok. Pada ketika telaga nyaris akhir (alasannya adalah dibantu oleh jin), Dayang Sumbi berdoa supaya matahari cepat terbit & ayam berkokok. Ternyata doa Dayang Sumbi dikabulkan. Mengetahui matahari sudah terbit, para jin pekerja pun kemudian menghilang sehingga telaga tak selesai. Kemudian Sangkuriang sangat murka pada Dayang Sumbi, & berikutnya Sangkuriang menendang bahtera sehingga bahtera tertelungkup ke bumi. Perahu tersebut, kemudian menjadi sebuah gunung yg dinamakan Tangkuban Perahu.
b. Malin Kundang (kisah rakyat dr Sumatra Barat)
Yaitu menceritakan seorang janda bernama Mande Rubayah & seorang anak laki-lakinya bernama Malin Kundang. Keduanya hidup dlm keadaan yg miskin. Setelah Malin Kundang mulai dewasa, ia kemudian merantau untuk melakukan pekerjaan supaya kehidupannya lebih baik. Sebagai seorang ibu, Mande Rubayah senantiasa mendoakan supaya anaknya selalu sehat, selamat, & pula mudah dlm mencari rejeki. Selama beberapa tahun Malin Kundang tak pulang ke tempat tinggal menemui ibunya, ternyata Malin Kundang telah menikahi dgn seorang puteri seorang darah biru yg sungguh kaya raya. Pada suatu saat Malin Kundang dgn isterinya naik kapal yg sangat bagus, berikutnya mendarat di pantai erat rumah ibunya. lantaran tahu bahwa anaknya tiba ibunya merasa sangat senang, & secepatnya memeluk erat Malin Kundang. Tetapi ternyata Malin Kundang tak bersedia untuk mengakui bahwa Mande Rubayah ialah selaku ibu kandungnya. Apalagi isteri Malin Kundang yg berulangkali meludah di bersahabat ibunya & menghinanya. Malin Kundang menendang ibunya hingga jatuh & pingsan, berikutnya ia naik kapal & berlayar lagi. setelah ibu Malin Kundang sadar kembali dr pingsannya, kemudian ia berdoa kalau suami isteri yg bersikap bernafsu tersebut benar anak & menantunya, ia berdoa supaya mendapat tanggapan atas perlakuannya. Tidak usang kemudian, cuaca yg sebelumnya cerah, berubah menjadi gelap gulita, hujan turun dgn lebat, petir menggelegar, & ombak lautan sungguh besar. Kapal yg ditumpangi oleh Malin Kundang & isterinya oleng & pecah, berikutnya tenggelam. Malin Kundang & isterinya meninggal saat itu juga. Menurut kisah, pecahan kapal & Malin Kundang menjelma suatu watu.
3. Keberadaan & Perkembangan Tradisi Lisan
Keberadaan dari tradisi ekspresi untuk sementara waktu yg silam terutama kisah rakyat, mempunyai peranan yg penting dlm kehidupan penduduk , terlebih lagi untuk penduduk yg tinggal di pedesaan. Peranan tradisi lisan pada masa lampau yakni selaku hiburan & pengetahuan. Banyak dr orang renta yg menceritakan/ mendongengkan pada anak-anaknya. Mendongeng biasanya dijalankan pada dikala anak akan tidur malam atau pada saat luang di siang hari. Anak-anak menjadi sangat senang & terkesan atas dongeng/ dongeng tersebut yg mereka dapatkan dr orang bau tanah maupun guru apabila di sekolah atau tokoh penduduk . Sesudah mereka cukup umur, banyak dongeng/ dongeng yg mereka pahami tersebut disampaikan lagi pada anak-anaknya, sehingga cerita rakyat di suatu tempat menjadi tetap dikenali. Akan namun pada waktu kini lantaran ilmu wawasan & teknologi sudah banyak mengalami pergeseran ke arah pertumbuhan, peranan kisah rakyat/tradisi lisan menjadi makin surut. Perkembangan atas teknologi membuat benda atau kemudahan yg berada disekitar bisa menghibur & memperlihatkan kepraktisan dlm kehidupan sehari-hari, misalnya saja keberadaan televisi, tape, VCD, DVD, handphone, internet, surat kabar, majalah, & lain sebagainya. Anak-anak Indonesia saat kini ini lebih mengenal cerita: Doraemon, Sponge Bob, Winnie The Pooh (yang merupakan film impor), dr pada dongeng Malin Kundang & cerita Sangkuriang. Maka dr itu, kita mesti peduli supaya tradisi verbal yg terdapat di banyak sekali kawasan mampu tetap lestari.
Usaha pelestarian tradisi ekspresi, antara lain melalui pengajaran di sekolah-sekolah, penayangan tradisi ekspresi levat televisi, & penulisan cerita rakyat dlm bentuk buku yg diberi gambar berwarna supaya lebih menarik bagi pembaca. Dalam perkembangannya, tradisi lisan mencakup aneka macam jenis teater yg memanfaatkan seni kata sebagai penggalan penting dlm pementasannya. Jenis teater tersebut ada di berbagai daerah di wilayah Indonesia, contohnya saja daja didong (di Aceh), randai (di Minang), lenong (di Betawi), ludruk (di Jawa), patu (di Bima), tanggomo (di Gorontalo), & mendu (di Melayu).
Pada masa globalisasi seperti sekarang ini, dgn majunya sarana gosip ternyata mampu meningkatkan tradisi lisan dr aneka macam daerah. Misalnyakeberadaan wayang & lenong.
Baca pula : Keterkaitan Antara Bahasa & Dialek dan Bahasa & Dialek yg Digunakan dlm Masyarakat
Demikian artikel yg berjudul Tradisi Lisan dlm Masyarakat Setempat (Pelajaran Antropologi Sekolah Menengan Atas/ MA Kelas XI) yg mudah-mudahan berfaedah.