Tobat Pencuri Kafan

Kisah Penuh Hikmah : Tobat Pencuri Kafan

Baghdad adalah kota yang populer dengan istilah neeri seribu satu malam dsan menyimpan banyak hal, termasuk cerita yang satu ini, menceritakan seseorang yang suka mencuri kain kafan.
Setiap hari, orang ini mencari-cari info ihwal orang-orang yang meninggal dunia pada hari itu. Dia akan melambung gembira dikala menerima kabar tentang orang yang mati. Hal itu mengintai atau ikut bergabung  bareng orang-orang yang mengirim mayat. Setelah hal letak kuburan si mayit, barulah ia pulang dengan damai dan tak ada seseorang pun yang merasa curiga. Dia begiru rapi menyimpan pekerjaan bacin yang selama ini digelutinya.

Malam harinya, barulah ia beraksi dengan menjinjing sebuah sekop kecil. Langkahnya begitu berhati-hati dan sikapnya senantiasa waspada semoga tak ada seorangpun yang memergoki kepergiannya.
Sesampainya dilokasi, dia eksklusif menuju kuburan yang tanahnya masih merah. Lalu, sekopnya mulai bergerak menggali kuburan. Ketika melihat kain kafan yang membungkus penghuni kubur, ia merasa senang. kain kafan itu dengan cepat diambilnya.

Namun, malam itu bukan malam keberuntunannya. Ketika hendak mengambil kain kafan, si pencuri sungguh terkejut alasannya adalah ketika itu dia melihat api berkobar-kobar keluar dari lubangkubur. Nyaris saja tubuhnya terbakar jikalau tidak cepat-cepat melompat keluar. Semakin usang api itu makin besar, bahkan sampai keluar kuburan.

Walaupun selamat, tubuh si pencuri menggigil andal. Tak lama kemudian ia pun pingsan. Begitu terbangun, ia eksklusif berbalik dan lari tunggan langgang. Sepanjang perjalanan, beliau terus menangis.

Belum hingga ke tempat tinggal, si pencuri berpapasan dengan seorang wali bernama syeikh Junaid. Si pencuri pun menceritakan insiden yang baru saja dialaminya. Di AKhir penuturannya, beliau mengemukakan keinginannya untuk bertobat.

  Agar Iblis Menderita

Dijelaskan pula, ia telah menggali kuburan tidak kurang dari sembilan puluh sembilan. Dia sungguh heran alasannya adalah cuma dua kuburan yang mayatnyamasih menghadap ke arah kiblat, sedangkan para penghuni kubur yang yang lain sudah berubah posisi, rata-rata membelakangi arah kiblat.

Syeikh Junaid mengungkapkan bahwa mayit mayit yang berganti posisi itu semasa hidupnya selalu ragu akan jaminan rezeki dari Allah.

Sumber : Buku “Like Father Like Son” Penulis Mohamad Zaka Al Farisi