Teori Motivasi Abraham Maslow

A.       Teori Abraham Maslow
Abraham Harold Maslow yakni anak pertama dr tujuh bersaudara. Ia lahir di Brooklyn, New York, USA, pada tanggal 1 April 1908. Orang tuanya ialah imigran berkebangsaan Rusia-Yahudi yg pindah ke Amerika Serikat selaku pembuat senjata. Pada masa kanakkanaknya Maslow yaitu satu-satunya anak laki-laki Yahudi di suatu perkampungan non-Yahudi di pinggiran kota Brooklyn. Ia sendiri seperti merasa selaku orang negro pertama yg berada di sekolah yg seluruh muridnya yaitu belum dewasa kulit putih & diperlakukan sama seperti anak-anak negro, terisolasi, stress & tak senang.
Teori Motivasi Abraham Maslow
Dalam teorinya tentang motivasi, Maslow mengemukakan ada lima tingkatan keperluan utama manusia. Kelima tingkatan inilah kemudian dijadikan pengertian kunci dlm memahami motivasi manusia. Maslow mengidentifikasi kebutuhan pokok atau keperluan dasar insan dlm sebuah hierarki yg paling rendah & bersifat biologis sampai tingkat tertinggi & mengarah pada kemajuan individu. Kebutuhan-keperluan itu tak cuma bersifat fisiologis namun pula psikologis. Kebutuhan itu merupakan inti kodrat insan yg tak mampu dimatikan oleh kebudayaan, hanya ditindas, gampang diselewengkan & dikuasai oleh proses berguru atau tradisi yg keliru. Kebutuhan-keperluan dasar (basic needs) yg dimaksud Maslow yakni:
1)      Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)
Kebutuhan fisiologis (physiological needs) adalah sekumpulan keperluan dasar yg mendesak pemenuhannya karena berhubungan pribadi dgn kelangsungan hidup insan. Kebutuhan tersebut antara lain oksigen untuk bernapas, air untuk diminum, kuliner, papan, sandang, buang hajat kecil maupun besar, seks, & kemudahan-akomodasi yg dapat berkhasiat untuk kelancaran hidupnya, ini merupakan contoh kebutuhan fisiologis.
2)      Kebutuhan Akan Rasa Aman & Tenteram (Safety Needs).
Sebenarnya tak bisa disangkal, pada awalnya secara umum dikuasai dr kegiatan kehidupan manusia ini adalah untuk menyanggupi kebutuhan fisik ini. Segera setelah kebutuhan dasar tercukupi, orang mulai ‘cari-cari’. Kebutuhan level kedua, yakni keperluan akan rasa aman & kepastian (safety and security needs) muncul & memainkan peranan dlm bentuk mencari tempat perlindungan, membangun privacy perorangan (kebebasan individu), mengusahakan keterjaminan finansial melalui asuransi atau dana pensiun, & sebagainya.
3)      Kebutuhan Untuk Dicintai & Disayangi (Belongingness Needs).
Ketika kebutuhan fisik akan makan, papan, sandang berikut keperluan keamanan telah terpenuhi, maka seseorang beralih ke kebutuhan berikutnya yakni kebutuhan untuk dicintai & disayangi (love and belonging needs). Dalam hal ini seseorang mencari & menghendaki sebuah persahabatan, menjadi bagian dr sebuah kelompok, & yg lebih bersifat pribadi mirip mencari kekasih atau mempunyai anak, itu adalah dampak dr munculnya keperluan ini setelah keperluan dasar & rasa aman tercukupi.
4)      Kebutuhan Harga Diri Secara Penuh ( Esteem Needs).
Level keempat dlm hirarki adalah keperluan akan penghargaan atau legalisasi (esteem needs). Maslow membagi level ini lebih lanjut menjadi dua tipe, yakni tipe bawah & tipe atas. Tipe bawah meliputi keperluan akan penghargaan dr orang lain, status, perhatian, reputasi, pujian diri, & kemashyuran. Tipe atas terdiri atas penghargaan oleh diri sendiri, kebebasan, kecakapan, keahlian, & kesanggupan khusus (spesialisasi). Apa yg membedakan kedua tipe adalah sumber dr rasa harga diri yg diperoleh. Pada self esteem tipe bawah, rasa harga diri & pengesahan diberikan oleh orang lain. Akibatnya rasa harga diri cuma timbul selama orang lain menyampaikan demikian, & hilang dikala orang mengabaikannya. Situasi tersebut tak akan terjadi pada self esteem tipe atas. Pada tingkat ini perasaan berharga diperoleh dengan-cara berdikari & tak tergantung pada penilaian orang lain. Dengan lain kata, sekali anda bisa menghargai diri anda sendiri selaku apa adanya, anda akan tetap berdiri tegak, madheg pandhito, bahkan tatkala orang lain membuang anda!
5)      Kebutuhan Aktualisasi Diri ( Self Actualization Needs)
Ketika keperluan akan penghargaan ini telah tercukupi, maka kebutuhan lainya yg kini menduduki tingkat teratas yaitu aktualisasi diri. Inilah puncak sekaligus konsentrasi perhatian Maslow dlm memperhatikan hirarki keperluan. Terdapat beberapa istilah untuk menggambarkan level ini, antara lain growth motivation, being needs, & self actualization.
Implementasi Teori dlm Pembelajaran
Implikasi teori ini terhadap pembelajaran sangat penting, guru mesti mengamati teori ini, apabila guru memperoleh kesusahan untuk mengerti kenapa bawah umur tertentu tak mengerjakan peran, kenapa anak tak dapat damai dlm kelas atau bahkan tak memiliki motivasi dlm belajar. Menurut Maslow guru tak mampu menyalahkan kesalahan ini dengan-cara langsung pada si anak, bisa jadi beberapa kebutuhan anak belum tercukupi dengan-cara baik.
Pentingnya teori kebutuhan maslow dlm pendidikan terletak dlm korelasi antara kebutuhan dasar & kebutuhan berkembang. Jelas bahwa siswa yg sungguh lapar atau yg dicekam ancaman akan memiliki energi psikologis yg kecil yg dapat dikerahkan. Dengan kata lain ia hampir tak memilikimotivasi belajar. Sekolah & forum pemerintahan menyadari bahwa apabilakebutuhan dasar siswa tak dipenuhi, berguru akan terusik. Dalam keadaan mirip ini, sekolah atau pemerintah mampu mengatasinya dgn menyediakan acara makan pagi & makan siang gratis.
Di sekolah, keperluan dasar terpenting yaitu kebutuhan akan kasih sayang & harga diri. Siswa yg tak memiliki perasaan bahwa mereka dicintai & mereka mampu, kecil kemungkinannya memiliki motivasi belajaryang besar lengan berkuasa untuk meraih perkembangan ke tingkatnya yg lebih tinggi. Sebagai misal, pencarian pengetahuan & pengertian atas upaya mereka sendiri atau kreativitas & keterbukaan untuk inspirasi-wangsit gres yg merupakan karakteristik orang-orang yg mencapai aktualisasi diri. Siswa yg tak percaya bahwa mereka dapat dicintai atau tak percaya dgn kemampuannya sendiri akan cenderung untuk menciptakan opsi yg aman. Guru yg berhasil menciptakan siswamerasa senang & membuat mereka merasa diterima & dihormati selaku individu, lebih besar harapannya untuk membantu mereka menjadi bersemangat untuk berguru demi pembelajaran & kesediaan berkorban untuk menjadi kreatif & terbuka kepada ide-ilham gres. Apabila siswa diharapkan menjadi pelajar yg mampu berdiri diatas kaki sendiri, mereka mesti yakin bahwa guru akan menyikapi dengan-cara adil & konsisten pada mereka & bahwa mereka tak akan ditertawakan atau dieksekusi sebab murni berbuat kekeliruan.