Teori Big Bang tentang Kelahiran Alam Semesta

Teori Big Bang atau dentuman besar yaitu teori tentang terbentuknya alam semesta. Ada banyak teori ihwal jagat raya, tetapi teori Big Bang ialah yg paling populer & paling masuk logika sehingga dapat diterima oleh kelompok ilmuwan hingga saat ini. Hal ini bukannya tanpa dasar, teori ini didukung oleh sederetan bukti-bukti ilmiah yg di dapat dr hasil percobaan menciptakan teori Big Bang semakin diyakini kebenarannya. Teori ini hadir memecah kebuntuan yg dihadapi oleh para ilmuwan ditengah usahanya menjelaskan insiden alam semesta. Luar biasanya, teori ini tak hanya sukses menerangkan permulaan alam semesta, namun teori Big Bang pula berhasil memprediksi bagaimana akhir dr alam semesta kelak. Sampai detik ini, belum ada satupun teori yg mampu melaksanakan hal serupa.

Nah, pada peluang ini kami akan mengajak Anda untuk melihat mirip apa sebetulnya isi teori Big Bang & kemampuannya dlm menerangkan asal mula alam semesta, selamat membaca.

Teori Big Bang tentang Alam Semesta

Teori Big Bang pertama kali ditemukan oleh Abbe Georges Lemaitre, seorang kosmolog asal Belgia pada tahun 1920-an. Menurutnya, alam semesta ini mulanya berasal dr gumpalan superatom yg berupa bola api kecil dgn ukuran sungguh kecil. Saking kecilnya, bola itu nyaris tak berupa & lebih dipandang sebagai titik dgn volume nol. Gumpalan ini mempunyai massa jenis yg luar biasa tinggi dgn suhu sekitar 1 trilyun derajat celcius. Gumpalan superatom inilah yg nantinya meledak & memuntahkan seluruh isi dr alam semesta. Sekitar 10 pangkat -34 detik sebelum Big Bang dimulai, ukuran bola api kecil tersebut bertambah hingga mencapai diameter 1,75 cm. Setelah itu, ukuran superatom itu terus bertambah dgn sangat cepat & sempurna pada waktu 0 detik (waktu mulainya ruang waktu), terjadilah ledakan maha dahsyat itu. Peristiwa ini terjadi sekitar 15 milyar tahun yg lalu.
Big Bang melepaskan sejumlah besar besar energi di alam semesta yg kelak membentuk seluruh materi alam semesta.  Atom hidrogen terbentuk berbarengan dikala energi dr Bing Bang meluas keluar. Lebih dr jutaan tahun kemudian, atom hidrogen tersebut terus kian banyak berkumpul membentuk debu & awan hidrogen (nebula). Awan hidrogen tersebut makin usang makin padat dgn temperatur jutaan derajat celcius. Awan hidrogen inilah yg menjadi bahan pembentuk bintang-bintang di alam semesta. Setelah terbentuk banyak bintang, berikutnya bintang tersebut berkumpul membentuk kelompok yg kemudian disebut galaksi. Dari galaksi, lahirlah bermilyar-milyar tata surya, salah satunya tata surya yg kita tinggali sekarang ini.

 atau dentuman besar adalah teori tentang terbentuknya alam semesta Teori Big Bang tentang Kelahiran Alam Semesta

Kekuatan Big Bang ini masih terus terasa sampai saat ini. Hal ini dibuktikan dgn keadaan alam semesta yg makin meluas. Galaksi-galaksi saling bergerak menjauh satu sama lain. Keadaan ini akan terus terjadi hingga gerakan menjauh tersebut meraih batasnya. Bila batas tersebut tercapai, semua materi di alam semesta akan berhenti menjauh & melaksanakan gerakan kembali terpesona oleh gravitasi universal ke titik permulaan ledakan. Semua materi akan kembali seperti semula berkumpul membentuk titik di awal Big Bang.

Bukti Kebenaran Teori Big Bang

Pada tahun 1948, George Gamov membuatkan perhitungan-perhitungan yg dibentuk oleh Georges Lemaitre, kemudian ia mengemukakan sebuah teori gres yg sesuai dgn teori Big Bang. Menurutnya, jika alam semesta terjadi alasannya adalah sebuah ledakan besar, maka di alam semesta ini semestinya terdapat sisa radiasi dr ledakan tersebut. Apalagi bila radiasi ini tersebar ke semua arah di alam semesta ini dgn perbandingan yg sama (proporsional). Berikutnya setelah Gamov, pada tahun 1950, Ralph Alpher & Robert Herman pula mengatakan hal serupa, yakni semestinya terjadi radiasi tersebut.

Memang benar, sebaiknya ada radiasi tersebut dlm kadar tertentu di alam semesta ini. Tidak usang kemudian, bukti “yang memang semestinya ada” tersebut ditemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti yg berjulukan Arno Penzias & Robert Wilson mendapatkan gelombang-gelombang radiasi tersebut.

Radiasi yg diberi nama “radiasi dasar gelombang mikrokosmik” ini berbeda dgn radiasi yg biasanya bersumber dr angkasa. Radiasi ini tersebar di alam semesta dengan-cara rata ke semua arah. Dengan kata lain, radiasi ini tak mempunyai sumber, tetapi tersebar ke seluruh alam semesta. Hasil yg mengagetkan ini tak cuma sampai di sini. Jumlah radiasi yg disebutkan Penzias & Wilson ternyata sangat akrab dgn angka yg sebelumnya diperkirakan oleh para ilmuwan. Penzias & Wilson mendapatkan Penghargaan Nobel sebagai orang pertama yg mengambarkan teori Big Bang dgn percobaan.

Bukti penting lain yg membenarkan teori Big Bang adalah adanya gas hidrogen & helium di angkasa. Dengan pengukuran-pengukuran yg dilaksanakan, telah dikenali bahwa perbandingan gas hidrogen & helium di alam semesta sesuai dgn perkiraan-perkiraan teori perbandingan hidrogen & helium yg tersisa dr Big Bang. Padahal, kalau alam semesta ini berjalan dr hukum kekekalan atau tanpa permulaan, maka hidrogen yg ada di alam semesta akan terbakar hingga habis & mengubahnya menjadi helium.

  [Jawaban] Apa yang Kamu Ketahui Tentang Gerak Semu Harian Matahari?

Demikianlah uraian perihal Teori Big Bang ihwal Kelahiran Alam Semesta, mudah-mudahan berfaedah.