(Studi perkara pada IHSG di BEI selama abad 2004-2016)
AVISA AMIDA PRATIWI
(NIM dirahasiakan)
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
FENOMENA :
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang bergerak secara fluktuatif yang dipengaruhi oleh aspek-aspek makro ekonomi.
DASAR TEORI :
Teori Makro Ekonomi
Dornbusch (2006) dan M.Samsul (2008)
Research Gap
Masalah Pokok
Apakah Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Kurs Dollar Amerika, Tingkat Inflasi, Jumlah Uang yang Beredar (M2) besar lengan berkuasa terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Tujuan
Menguji dan Menjelaskan imbas Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Kurs Dollar Amerika, Tingkat Inflasi, Jumlah Uang yang Beredar (M2) kepada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
3 peneliti yang menyatakan Tingkat Suku Bunga SBI kuat negatif signifikan kepada IHSG adalah Joven Sugianto (2013), Yenita Maurina; R. Rustam Hidayat; dan Sri Sulasmiyati (2015), dan Tri Susilo Anggoro (2011)
Penelitian yang dilaksanakan Joven Sugiarto Liauw (2013), Renny Wijaya (2013), Tri Susilo Anggoro (2011) menyatakan Nilai Kurs Dollar Amerika berpengruh negatif signifikan kepada IHSG.
Joven Sugianto (2013) menyampaikan tingkat inflasi berpengaruh kasatmata signifikan terhadap IHSG
Renny Wijaya (2013) mengatakan Jumlah duit yang beredar (M2) berpengaruh tidak signifikan terhadap IHSG, Aditya Novianto (2011) dan Steven Sugiarto Lawrence (2013) menyampaikan Jumlah uang yang beredar (M2) kuat signifikan terhadap IHSG.
1. Apakah variabel tingkat suku bunga SBI mempunyai efek yang negatif kepada variabel dependen IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2004-2016.
Tujuan yang ingin diraih dalam observasi ini yakni untuk menguji dan menerangkan secara empiris :
1. Untuk menganalisis imbas variabel tingkat suku bunga SBI kepada variabel IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) di Bursa Efek Indonesia (BEI) kurun Januari 2004 – Agustus 2016.
2.Untuk menganalisis imbas variabel nilai tukar (kurs) dolar Amerika kepada variabel IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Januari 2004 – Agustus 2016.
3. Untuk menganalisis dampak variabel tingkat inflasi inflasi terhadap variable IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) di Bursa Efek Indonesia (BEI) kurun Januari 2004 – Agustus 2014.
4.Untuk menganalisis pengaruh variabel Jumlah uang yang beredar (M2) kepada variable IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Januari 2004 – Agustus 2016.
Manfaat Teoritis
Hasil observasi ini dapat dipakai sebagai sumber acuan untuk penelitian selanjutnya.
Manfaat Praktis
Sebagai upaya untuk menerima pengalaman yang berguna dalam menulis karya ilmiah dan memperdalam pengetahuan terutama di bidang pasar modal.
Batasan penelitian duduk perkara :
Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Kurs Dollar Amerika, Tingkat Inflasi, dan Jumlah Uang yang Beredar (M2) sebagai variable independen yang digunakan selaku ukuran dalam pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) .
BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA
Kajian Teori
1. Tingkat Suku Bunga SBI
2. Nilai Kurs Dollar Amerika
3.Tingkat Inflasi
4.Jumlah Uang yang Beredar (M2)
5.Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Kajian Empiris
Hipotesis (H1) = 3 peneliti yang menyatakan Tingkat Suku Bunga SBI kuat negatif signifikan kepada IHSG ialah Joven Sugianto (2013), Yenita Maurina; R. Rustam Hidayat; dan Sri Sulasmiyati (2015), dan Tri Susilo Anggoro (2011).
Hipotesis (H2) = Penelitian yang dilakukan Joven Sugiarto Liauw (2013), Renny Wijaya (2013), Tri Susilo Anggoro (2011) menyatakan Nilai Kurs Dollar Amerika berpengruh negatif signifikan kepada IHSG.
Hipotesis (H3) = Joven Sugianto (2013) mengatakan tingkat inflasi besar lengan berkuasa aktual signifikan terhadap IHSG
Hipotesis (H4) = Steven Sugiarto Lawrence (2013) mengatakan Jumlah uang yang beredar (M2) kuat signifikan terhadap IHSG.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Y
H1 = Tingkat suku bunga SBI
H2 = Nilai Kurs Dollar Amerika
H3 = Tingkat Inflasi
H4 – Jumlah Uang yang Beredar (M2)
HIPOTESIS PENELITIAN
Adapun hipotesis dari penelitian ini, ialah :
H1 : Diduga Tingkat Suku Bunga SBI berpengaruh negative signifikan kepada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
H2 : Diduga Nilai Kurs Dollar Amerika besar lengan berkuasa negative signifikan kepada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
H3 : Diduga Tingkat Inflasi berpengaruh nyata signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
H4 : Diduga Jumlah Uang Yang Beredar (M2) kuat konkret signifikan kepada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
menurut Anoraga dan Piji (2001: 100-104) mengatakan, secara sederhana yang disebut dengan indeks harga yaitu sebuah angka yang dipakai untuk membandingkan sebuah insiden dengan kejadian lainnya. Demikian juga dengan indeks harga saham, indeks harga saham membandingkan pergeseran harga saham dari waktu ke waktu, sehingga akan terlihat apakah sebuah harga saham mengalami penurunan atau kenaikan daripada sebuah waktu tertentu.
Tingkat Suku Bunga SBI
Pada berbagai macam transaksi baik dalam pasar modal atau pasar uang, bunga ditetapkan sebagai biaya yang harus dibayarkan oleh debitur terhadap kreditur. Bunga ditetapkan dalam penyajian pendapatan selama rentang waktu tertentu. (Sukirno, 2010:103). Tingkat suku bunga muncul sebab adanya seruan dan penawaran akan duit dari masyarakat.
Nilai Kurs Dollar Amerika
Menurut Adiningsih, dkk (1998: 155), nilai tukar rupiah ialah harga rupiah terhadap mata duit
Tingkat Inflasi
negara lain. Jadi, nilai tukar rupiah ialah nilai mata duit rupiah yang ditranslasikan ke dalam mata duit negara lain. Misalnya nilai tukar rupiah kepada dolar Amerika, nilai tukar rupiah kepada Euro, dan lain sebagainya.
Menurut Milton Friedman, inflasi selalu dan di manapun ialah fenomena moneter Inflasi pada dasarnya ialah sebuah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara biasa dan terus-menerus (Mankiw,2007).
Jumlah Uang Yang Beredar (M2)
Menurut Ana Ocktaviana (2007: 27), jumlah uang beredar adalah nilai keseluruhan uang yang berada di tangan penduduk . Jumlah duit beredar dalam arti sempit (narrow money) adalah jumlah uang beredar yang terdiri atas duit kartal dan duit giral.
BAB 3: METODE PENELITIAN
Objek Penelitian, Populasi & Sampel, Jenis & Sumber Data, Metode Pengumpulan Data, Uji Instrumen Penelitian (Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Antokorelasi, Uji Heteroskedastisitas).
Analisis Data Regresi Linear Berganda
Hasil Uji Valid. Hasil yang diperoleh dengan tingkat signifikan 95% (ɑ = 0.05).
kalau nilai signifikan < ɑ = 0.05 memiliki arti variabel bebas mempunyai dampak secara parsial kepada variabel tak bebas
bila nilai signifikan > ɑ = 0.05 bermakna variabel bebas tidak memiliki dampak secara parsial terhadap variabel tak bebas.
Nah.. demikianlah CONTOH TUGAS SEMINAR MANAJEMEN KEUANGAN .. alangkah baiknya digunakan dengan bijak menjadi tumpuan buat para sahabat yah..
Ohiya, bagi para teman yang mau peran lamanya atau apapun bisa sahabat sumbangkan supaya diterbitkan di artikel teladan tugas atau makalah selanjutnya.
“Sebaik baik insan yaitu yang berfaedah bagi sesama” yuuk.. mengembangkan.. 🙂
Sumber Tugas yang dikirim ke email annisawally8@gmail.com:
AVISA AMIDA PRATIWI
(NIM dirahasiakan)
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
Wallahu a’lam..