close

Teladan Jurnal Peranan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Terhadap Kenaikan Pemasaran (Suatu Kajian Kepada Bisnis Restoran)

Peranan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) terhadap Peningkatan Penjualan (Sebuah Kajian kepada Bisnis Restoran)
1. Pendahuluan 
Dari waktu kewaktu bisnis dibidang makanan memiliki kecenderungan terus meningkat, baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya. Faktanya didasarkan pada kenyataan bahwa kuliner merupakan keperluan pokok manusia. Hal ini sesuai dengan teori A.A Maslow, yang mendifinisikan bahwa sandang, pangan dan papan ialah kebutuhan dasar insan, atau ditingkatan keperluan paling dasar. Permintaan pangan yang terus meningkat karena merupakan kebutuhan dasar insan berimbas terhadap peningkatan penawaran kuliner. Hal ini sesuai dengan hukum seruan dan penawaran (supply and demand law). Oleh sebab itu, bisnis dibidang kuliner juga selalu meningkat dan meningkat dari waktu kewaktu.
Dewasa ini, bisnis makanan melingkupi berbagai ragam, sebagai pola yaitu bisnis kedai makanan dan bisnis popular catering (cafe, coffe shop, toko roti/ bakery dan steak house). Semakin banyaknya bisnis makanan yang berkembang, kususnya bisnis restoran, tidak seluruhnya mampu bertahan lama. Sebagian besar bisnis tersebut jatuh atau melarat karena beberapa aspek, antara lain faktor manajemen yang masih sederhana, kekurangan modal usaha dan hilangnya pelanggan untuk mencari alternatif produsen lain. Dalam bidang pemasaran, keadaan paling sukar adalah mempertahankan pelanggan untuk selalu memakai produk dari pedagang , atau sering disebut dengan loyalitas konsumen.
Untuk bisa menciptakan loyalitas pelanggan tersebut, para pengembang perlu memiliki suatu seni manajemen pemasaran yang jitu dalam menjual produknya, sebab seni manajemen penjualan juga ialah alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan berkompetisi yang digunakan untuk melayani pasar target (Tull & Kahle dalam Tjiptono 1997). Dalam menyebarkan bisnis kuliner, pengusaha tidak cukup hanya mengandalkan barang dan kualitas produk yang dijual. Salah satu bentuk taktik penjualan yang mampu mendukung dalam memasarkan produk untuk menciptakan kepuasan konsumen adalah penggunaan marketing mix (bauran pemasaran) yang mencakup product, price, promotion, dan physical evidence atau place (Pawitra 1993). 
Dengan demikian, faktor yang ada dalam bauran pemasaran (marketing mix) ialah variabel-variabel yang diharapkan mampu menciptakan kepuasan konsumen, atau dengan kata lain variabel-variabel tersebut akan menghipnotis kepuasan konsumen dalam membeli suatu produk. Kepuasan pelanggan akan berimbas terhadap loyalitas konsumen, sehingga usaha yang dibangun akan terus bertahan dan berkembang. Sebuah usaha dikatakan berkembang dan mampu bertahan jikalau memiliki indikator awal ialah pemasaran yang bagus, atau dengan kata lain pemasaran yang berkembangdari waktu ke waktu. Penjualan ialah sebuah perjuangan yang terpadu untuk membuatkan rencana-planning strategis yang diarahkan pada perjuangan pemuasan keperluan dan keinginan pembeli, guna menerima pemasaran yang menghasilkan keuntungan (Marwan, 1991). Penjualan ialah sumber hidup sebuah perusahaan, alasannya dari penjualanlah maka diperoleh laba. Laba dipakai untuk membuatkan usaha dan mempertahankan usaha.
2. Pemasaran
Pemasaran (Marketing) ialah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk menunjukkan berita mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan insan. Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan cita-cita manusia inilah yang menjadi konsep penjualan. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengantaran barang (place), dan mengiklankan barang (promotion). Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini seharusnya mempunyai wawasan dalam desain dan prinsip pemasaran supaya kegiatan penjualan dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan impian insan khususnya pihak pelanggan yang dituju. 
Pemasaran lebih dipandang selaku seni ketimbang ilmu, maka spesialis penjualan tergantung pada lebih banyak pada ketrampilan pertimbangan dalam membuat kebijakan daripada berorientasi pada ilmu tertentu. Pandangan ahli ekonomi kepada penjualan yaitu dalam membuat waktu, daerah dimana produk diperlukan atau diharapkan lalu menyerahkan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan dan cita-cita konsumen (rancangan pemasaran). Strategi pemasaran (marketing strategy) adalah suatu planning yang memungkinkan perusahaan mengoptimalkan penggunaan sumber dayanya untuk mencapati tujuan pemasaran dan perusahaan. Isu seni manajemen penjualan ialah:
  1. Seleksi dan Evaluasi Pasar Sasaran. Pasar target adalah kalangan orang yang dijadikan sasaran dari semua perjuangan penjualan perusahaan. Dalam penentuan pasar target perusahaan perlu menimbang-nimbang imbas pasar target terhadap tingkat pemasaran perusahaan, ongkos dan laba.
  2. Merancang dan menyusun Bauran Pemasaran (Marketing Mix). Marketing mix yaitu sekumpulan alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk meraih tujuan pemasaran pada pasar sasaran. E.Jerome McCarthy menamai alat-alat pemasaran itu “the four Ps of Marketing”. 4P yang dimaksudkan yaitu Product (Produk), Price (Harga), Promotion (penawaran spesial), dan Place (Tempat).
Pemasaran memiliki tujuan ialah :
  1. Konsumen memiliki peluang mengetahui secara rincian produk yang kita hasilkan dan perusahaan mampu menawarkan semua undangan mereka atas produk yang dihasilkan.
  2. Perusahaan dapat menerangkan secara detail semua acara yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan penjualan ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari klarifikasi perihal produk, rancangan produk, penawaran khusus produk, pengiklanan produk, komunikasi terhadap konsumen, hingga pengiriman produk semoga sampai ke tangan konsumen secara cepat.
  3. Mengenal dan mengerti konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.
3. Marketing mix (Bauran penjualan).
Philip Kotler mendefenisikan marketing mix atau bauran pemasaran selaku : serangkaian variabel yang dapat dikontrol dan tingkat variabel yang dipakai oleh perusahaan untuk menghipnotis pasaran yang menjadi target. Keempat komponen atau variabel bauran pemasaran (Marketing mix) tersebut atau yang disebut four p’s, ialah selaku berikut: 
  1. Strategi Produk 
  2. Strategi Harga 
  3. Strategi Penyaluran / Distribusi 
  4. Strategi Promosi 
Marketing mix atau bauran pemasaran sungguh penting diperhatikan pada saat awal pembentukan bisnis restoran atau rumah makan. Bisnis restoran atau rumah makan seharusnya dikerjakan dari biaya kuliner (food cost), pekerja, sewa (jikalau lokasi perjuangan bukan milik eksklusif), penawaran khusus dan iklan, mutu kuliner, pelayanan pelanggan, laba dan tentunya sikap untuk melanjutkan tipe bisnis ini. Adapun bauran pemasaran mencakup : 
Produk (Product),
Produk ialah keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen.Produk dalam bisnis restoran sungguh bergantung pada pengalaman. Produk dapat berbentukpaket yang lengkap yang berisikan kuliner, minuman, servis, atmosfer dan ketentraman yang memuaskan keperluan dan keinginan pelanggan dan menciptakan kesan yang tidak terlupakan. Pengunjung di restoran membayar untuk pengalaman makan secara total bukan cuma untuk makanannya saja. Tingkatan produk-produk kedai makanan mampu didiskripsikan dalam 3 tingkatan, ialah: the core product, the formal product, dan the augment product. Produk-produk restoran juga mampu dianalisis sama seperti produk lain, misalnya: atmosphere, product development, product positioning, product life cycle. Jadikan produk kuliner memiliki rasa yang yummy dan memiliki keunikan biar bisa menembus pasaran. 
Makanan enak akan mempesona pembeli untuk terus datang kembali dan menjadi konsumen setia. Sedangkan unik memiliki arti beda dalam bentuk penyuguhan, adaptasi resep masakan, pelayanan, atau apa saja yang mampu menarik minatpembeli. Supaya suatu bahan menarik perhatian (tampakunik) maka harus dimasak dan divariasikan, sehingga diperoleh aneka produk pangan dengan penampilan, bentuk, tekstur, warna, aroma dan cita rasa yang memikat. Untuk membuat produk demikian tidak senantiasa harus menggunakan bahan dasar mahal. Keputusan lain mengenai kebijakan produk yang perlu diamati yakni tentang versi, merk, label dan kemasan. Untuk itu ada beberapa kemungkinan misalnya membuat model tertentu selaku ciri sebagian atau seluruh produk yang dipasarkan perusahaan. Strategi kemasan hendaknya diarahkan untuk terciptanya manfaat komplemen, misalnya menambah ketahanan sumbangan kualitas, memiliki efek promosi dan lain- lain. Sedangkan keputusan perihal label hendaknya memperjelas berita kepada konsumen, memiliki imbas penawaran khusus dan lain-lain. 
Atribut produk meliputi :

  1. Merek, merek yaitu nama, simbol atau lambang, perumpamaan, desain yang diharapkan mampu memberikan identitas dan deferensi kepada produk pesaing.
  2. Kemasan, bungkus adalah proses yang berhubungan dengan perancangan pengerjaan wadah atau pembungkus untuk sebuah produk.
  3. abeling, labeling ialah bagian dari suatu produk yang memberikan berita tentang produk dan penjual. Sebuah label juga ialah bab dari bungkus, dan bungkus meruakan bab dari etiket produk.
  4. Layanan tambahan.
  5. Jaminan, yaitu akad yang merpakan kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen.
  Bag Vi, Teknis Budidaya Flora Karet
3.2. Lokasi atau distribusi (Place). 
Pemilihan lokasi ialah nilai investasi yang paling mahal, alasannya lokasi mampu dibilang memilih ramai atau tidaknya pengunjung. Lokasi perjuangan yang berada di pinggir jalan atau ditempat yang strategis cukup menguras hadirin untuk sekadar mampir dan merasakan sajian dan rancangan yang disediakan. Memang untuk menerima lokasi yang strategis memang mahal. Lokasi merupakan aspek yang penting dalam mencapai kesuksesan suatu kedai makanan, ialah menyangkut antara lain good visibility, easy access, convenience,curb side appeal, parking. Keputusan kanal akan mempengaruhi dua hal, ialah jangkauan pemasaran dan ongkos. Setiap alternatif akses yang dipilih terperinci dipengaruhi unsur-bagian lain yang terdapat dalam bauran pemasaran perusahaan. Misalnya tujuan yang ingin dicapai, ciri-ciri pasar yang dijadikan sasaran dan karakteristik produk yang disediakan. Penilaian terhadap alternatif terusan didasarkan patokan irit, efektfitas dan pengendalian. 
3.3. Promosi (Promotion).
Langkah kecil berupa promosi dalam banyak sekali cara untuk meraih sasaran penjualan yang belum di raih. Promosi yaitu acara yang dilakukan restoran untuk mencari konsumen, bukan hanya untuk sekali datang, tetapi juga pelanggan yang mau melakukan pembelian berulang (konsumen). Tujuan dari penawaran spesial yakni memajukan awareness mengembangkan pandangan pelanggan, mempesona pembeli pertama, meraih persentase yang lebih tinggi untuk konsumen yang berulang, menciptakan loyalitas merek, meningkat-kan average check, mengembangkan pemasaran pada masakan tertentu atau waktu-waktu khusus, dan mengenalkan menu gres. 
Cara promosi yang mampu dikerjakan antara lain dengan promosi mounth by mounth, mengikuti even-even tertentu, menyelenggarakan potongan harga kusus pada saat tertentu, memberi member card pada konsumen. Dapat juga dilaksanakan melalui penawaran khusus seperti reklame, sisipan pada koran dan media massa atau memakai spanduk. Selain itu menciptakan konsep resto yang unik dan disenangi oleh pelanggan. 
Kebijakan pembauran pemasaran tentu akan lebih sukses jika apa sudah diprogram dikomunikasikan dengan tertara yang baik. mengkomunikasikan program perusahaan kepada penduduk konsumen dapat dijalankan dengan empat variabel, adalah :
  1. Periklanan : Bentuk presentasi dan promosi non pribadi ihwal pandangan baru, barang, dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu.
  2. Personal selling: Presentasi verbal dalam sebuah percakapan dengan satu calon pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan penjualan.
  3. Publisitas: Pendorong usul secara non eksklusif untuk sebuah produk, jasa atau ilham dengan memakai berita komersial di dalam media mass dan sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran secara pribadi.
  4. Promosi pemasaran: Kegiatan penjualan selain personal selling, periklanan dan publisitas yang mendorong pembelian konsumen dan efektifita

3.4. Harga (Price). 
Harga adalah satuan moneter atau ukuran yang lain tergolong barang dan jasa yang lain yang ditukarkan semoga mendapatkan hak kepimilikan atau pengguna suatu barang dan jasa (tjiptono, 2000) Harga juga merupakan usulanyang penting dalam memilih restoran. Faktor-aspek yang menghipnotis harga yang diterapkan dalam sebuah kedai makanan, ialah: hubungan antara seruan dan penawaran, penurunan loyalitas pelanggan, sales mix, harga-harga dalam persaingan, biaya overhead, faktor psikologis, kebutuhan untuk meraih keuntungan. 
Cara menentukan harga yang sempurna adalah dengan menyaksikan harga jual pesaing sejenis, pastinya dengan kualitas dan porsi masakan yang kira-kira sama. Kemudian, memutuskan harga jual produk makanan tersebut sedikit lebih hemat biaya daripada harga jual prouk pesaing sejenis biar pelanggan mau mencoba produk kuliner yang disediakan di resto. Tetapi harga jual mampu tidak senantiasa lebih rendah dibanding pesaing sejenis, jikalau resto mempunyai karakteristik kusus yang menawan konsumen. Sehingga resto mempunyai nilai lebih dibanding resto pesaing sejenis. Keputusan wacana harga jual memiliki implikasi yang cukup luas perusahaan maupun konsumen. Harga yang terlalu tinggi mampu menyebabkan kemungkinan menurunnya daya saing. Sebaliknya harga rendah dapat menyebabkan kerugian, terutama jikalau ongkos meningkat. Hal ini utamanya akan menjadi problem bagi perusahaan yang gres bangun. Tujuan akan sungguh menghipnotis tingkat harga jual yang akan ditetapkan perusahaan. Adapun tujuan penetapan harga jual yakni :
1. Untuk Survival
Bila perusahaan berada dalam kondisi menghadapi persaingan yang sangat gencar, perubahan cita-cita konsumen adanya kapasitas menganggur, maka yang diharapkan perusahaan ialah bagaimana untuk bertahan hidup dalam kondisi untuk tetap eksis dalam dunia bisnisnya maka perusahaan akan memutuskan harga jual sekedar mampu menutupi tetap dan variabel saja.
2. Penetrasi Pasar
Jika perusahaan ingin memperkuat market share dari produk yang dipasarkannya, maka perusahaan akan menetapkan harga jual yang rendah. Dengan kebijakan harga jual yang rendah diharapkan pembeli akan sungguh peka kepada harga, biaya per unit akan kian kecil seiring dengan semakin meningkatnya penjualan dan akan mendesak pesaing.
3. Maksimumkan Laba Dalam Jangka Pendek
Jika perusahaan memutuskan untuk menerima keuntungan setinggi mungkin, maka akan ditetapkan harga jual tinggi.
4. Mendapatkan Uang Secepat Mungkin.
Jika perusahaan berada dalam kesulitan keuangan, maka perusahaan akan memutuskan harga jual rendah dengan maksud untuk menerima duit tunai dengan segera.
5. Untuk Keunggulan Dalam Kualitas Produk
Suatu perusahaan mungkin bertujuan supaya kualitas produk yang dipasarkannya selalu yang terbaik. Untuk itu perlu di observasi dan pembangan yang terus menerus.
4. Penjualan
Penjualan yaitu suatu usaha yang terpadu untuk menyebarkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan keperluan dan keinginan pembeli, guna menerima penjualan yang menghasilkan keuntungan (Marwan, 1991). Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, alasannya dari pemasaran mampu diperoleh keuntungan serta suatu perjuangan memikat konsumen yang diusahakan untuk mengenali pesona mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasikan. Menurut Winardi (1982), pemasaran ialah suatu transfer hak atas benda-benda. Dari penjelasan tersebut dalam memindahkan atau mentransfer barang dan jasa dibutuhkan orang-orang yang melakukan pekerjaan dibidang pemasaran mirip pelaksnaan jualan , agen, wakil pelayanan dan wakil penjualan. Volume penjualan mampu dijabarkan sebagai umpan balik dari aktivitas penjualan yang dilaksanakan oleh perusahaan. Penjualan memiliki pengertian yang beragam tergantung pada lingkup persoalan yang sedang dibahas. 
Menurut Kotler dan Amstrong (1998), penjualan dalam lingkup acara, sering disalah artikan dengan pengertian penjualan. Penjualan dalam lingkup ini lebih mempunyai arti langkah-langkah memasarkan barang atau jasa. Kegiatan pemasaran adalah pemasaran dalam lingkup hasil atau pendapatan memiliki arti evaluasi atas penjualan kasatmata perusahaan dalam suatu masa. Menurut Swastha dan Irawan (2000), undangan pasar mampu diukur dengan memakai volume fisik maupun volume rupiah. Berdasarkan usulan Swastha dan Irawan tersebut, pengukuran volume pemasaran mampu dilakukan dengan dua cara, adalah didasarkan jumlah unit produk yang terjual dan didasarkan pada nilai produk yang terjual (omzet pemasaran). 
Volume penjualan yang diukur menurut unit produk yang terjual, ialah jumlah unit penjualan faktual perusahaan dalam sebuah periode tertentu, sedangkan nilai produk yang terjual (omzet pemasaran), yaitu jumlah nilai penjualan aktual perusahaan dalam suatu masa tertentu. Dalam penelitian ini pengukuran volume pemasaran didasarkan pada jumlah unit produk yang terjual. Dalam praktek, aktivitas pemasaran itu dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut (Swastha dan Irawan, 1990):
1. Kondisi dan Kemampuan Penjual.
Transaksi jual-beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa itu pada prinsipnya melibatkan dua pihak, ialah pedagang selaku pihak pertama dan pembeli selaku pihak kedua. 
Disini pedagang harus dapat menyakinkan kepada pembelinya agar dapat berhasil meraih sasaran penjualan yang diperlukan.untuk maksud tersebut pedagang mesti mengetahui beberapa masalah penting yang sungguh berkaitan, yaitu: 
  1. Jenis dan karakteristik barang yang di tawarkan. 
  2. Harga produk. 
  3. Syarat penjualan seperti: pembayaran, penghantaran, pramusaji -an sesudah penjualan, garansi dan sebagainya.
  Motif Karyawan Pt. Telekomunikasi Indonesia (Telkom)
2. Kondisi Pasar.
Pasar, sebagai kalangan pembeli atau pihak yang menjadi target dalam penjualan, mampu pula mensugesti acara penjualannya. Adapun aspek-aspek kondisi pasar yang perlu di perhatikan yakni: 
  • Jenis pasarnya 
  • Kelompok pembeli atau segmen pasarnya 
  • Daya belinya 
  • Frekuensi pembelian 
  • Keinginan dan keperluan
3. Modal.
Akan lebih sukar bagi penjualan barangnya apabila barang yang dijual tersebut belum diketahui oleh calon pembeli, atau kalau lokasi pembeli jauh dari tempat pedagang . Dalam keadaan seperti ini, penjual harus memperkenalkan dulu menenteng barangnya ketempat pembeli. Untuk melaksanakan maksud tersebut dibutuhkan adanya fasilitas serta perjuangan, seperti: alat transport, kawasan peragaan baik didalam perusahaan maupun di luar perusahaan, usaha penawaran spesial, dan sebagainya. Semua ini hanya dapat dilaksanakan apabila pemasaran memiliki sejumlah modal yang dibutuhkan untuk itu.
4. Kondisi Organisasi Perusahaan.
Pada perusahaan besar, lazimnya masalah pemasaran ini dikerjakan oleh bab tersendiri (bagian penjualan) yang dipegang orang-orang tertentu/mahir di bidang pemasaran.
5. Faktor lain.
Faktor-aspek lain, seperti: periklanan, peragaan, kampanye, derma hadiah, sering menghipnotis penjualan. Namun untuk melaksana-kannya, dibutuhkan sejumlah dana yang tidak sedikit. Bagi perusahaan yang bermodal kuat, kegiatan ini secara berkala mampu dilakukan. Sedangkan bagi perusahaan kecil yang memiliki modal relatif kecil, aktivitas ini lebih jarang dilaksanakan. Ada pengusaha yang berpegangan pada suatu prinsip bahwa “terpenting membuat barang yang baik”. Bilamana prinsip tersebut dilakukan, maka diharapkan pembeli akan kembali berbelanja lagi barang yang serupa. Namun, sebelum pembelian dijalankan, sering pembeli harus dirangsang daya tariknya, misalnya dengan memberikan bungkus yang mempesona atau dengan cara penawaran spesial yang lain.
5. Bisnis Restoran
Definisi kedai makanan berbeda dengan popular catering (mirip: kafetaria, steak house, coffee shops). Perbedaan restoran dengan popular catering berdasarkan Lillicrap dan Cousins (1994, p. 4) ialah dalam hal tujuan dan historisnya. Tujuan restoran adalah menghidangkan kuliner dan minuman biasanya pada harga tinggi dengan tingkat pelayanan yang tinggi, Dari segi historisnya, restoran awalnya berasal dari kedai makanan-kedai makanan hotel dengan pelayanan yang bersifat formal, hingga kemudian mulailah para chef mendirikan bisnis sendiri.
Bisnis kuliner dan minuman memang begitu menarik untuk ditelaah dan digeluti. Beberapa argumentasi yang menyebabkan bisnis tersebut menjadi sungguh menawan antara lain disamping profit margin yang cukup besar dan sangat menjanjikan, juga pasarnya yang begitu luas. Pertumbuhan bisnis makanan dan minuman masih tercatat selaku kemajuan yang tinggi di mengembangkan potongan dunia (Nonto, 2006, p.13). Berbagai outlet yang memperlihatkan produk masakan dan minuman dalam aneka macam bentuk banyak bermunculan. Mulai dari yang sederhana sampai yang mewah. 
Hal ini disebabkan alasannya masakan yakni salah satu keperluan pokok yang siapa pun mesti penuhi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa argumentasi rasional outlet kuliner berkembang adalah alasannya para pengusaha makananan bisa mengantongi laba higienis minimal 50% sehabis dikurangi biaya operasional. Sudah banyak perjuangan atau bisnis restoran baru yang tumbuh dan berkembang dikala ini, dikarenakan keperluan akan dine out (makan di luar) telah menjadi trend dan kebiasaan yang lazim dijalankan banyak komunitas. Hal ini tampakdari data yang menyebutkan bahwa dari 1.588 kedai makanan dan bar pada 2001 menjadi 2.050 pada Mei 2003. Tingkat perkembangan yang tinggi ini sejalan dengan tingkat kompetisi antar kedai makanan yang juga makin tinggi. 
6. Penutup 
Dewasa ini, bisnis masakan mempunyai prospek yang cerah. Hal ini tidak terlepas dari kebutuhan dasar insan, ialah sandang pangan dan papan. bisnis makanan melingkupi berbagai ragam, selaku contoh yaitu bisnis kedai makanan dan bisnis popular catering (cafe, coffe shop, toko roti/ bakery dan steak house). Semakin banyaknya bisnis makanan yang meningkat , kususnya bisnis restoran, tidak seluruhnya bisa bertahan usang. Hanya bisnis yang mempunyai konsumen yang loyal dan perlindungan manajemen yang baguslah yang bisa bertahan dan eksis. Loyalitas konsumen dapat terwujud salah satunya dengan pinjaman metode penjualan yang bagus. 
Salah satu bentuk seni manajemen penjualan yang bisa untuk menciptakan loyalitas konsumen ialah strategi marketing mix (bauran pemasaran) yang mencakup product, price, promotion, dan physical evidence atau place (Pawitra 1993). Dukungan aspek-aspek bauran penjualan (marketing mix) diperlukan bisa menciptakan kepuasan pelanggan, yang berimbas kepada loyalitas konsumen. Dengan adanya loyalitas konsumen, maka akan mampu memajukan pemasukan pengusaha dibidang restoran.

7. Daftar Pustaka 
  • Augusty Ferdinand, 2005, Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen, Aplikasi Model Model Rumit Dalam Penelitian untuk Tesis Magister dan Disertasi Doctor, Seri Pustaka Kunci 06/2005 edisi 3 BP UNDIP Semarang. 
  • Ahmad elqorny, 2009, Konsep Pemasaran dan Penjualan, Blog-ahmad Elqorny 
  • Ardianto Eka, 2000, Pengukuran Persepsi Kualitas Layanan, Contoh Perjalanan suatu Proses Penelitian, Forum Manajemen Prasetya Mulya tahun ke 13. 
  • Basu Swastha DH, Irawan MBA. 2005. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta : Liberty 
  • Emmy Indrayani, 2008, “Loyalitas Merek Sebagai Dasar Strategi Penentuan Harga”, Jakarta: Jurnal Fakultas Ekonomi Gunadarma 
  • Kotler, Philip, 1996, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian, Jilid I, Jakarta : Erlangga. 
  • Kotler, Philip, AB. Susanto, 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Buku 2, Salemba Empat. 
  • Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 1998, Marketing: An Introduction, 3rd Edition, New Jersey: Prentice-Hall Inc 
  • Le Blank and Nguyen, 1988, “Customer Perception Of Service Quality In Financials Intitutions, International Journal Of Bank Marketing”, Vol 6.
  • Michael Porter, 1993, Keunggulan Bersaing, Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul, Jakarta : Erlangga. 
  • Septi Dhanik Prastiwi. 2005. Strategi Sukses Dalam Marketing. Yogyakarta : Enigma.
Abstrak 
Dari waktu kewaktu bisnis dibidang makanan memiliki kecenderungan terus meningkat. Permintaan pangan yang terus meningkat alasannya ialah keperluan dasar insan berimbas terhadap kenaikan penawaran masakan. Hal ini sesuai dengan aturan permintaan dan penawaran (supply and demand law). Terdapat beragam bisnis makanan, antara lain adalah bisnis restoran dan bisnis popular catering (cafe, coffe shop, toko roti/ bakery dan steak house). Dalam bidang penjualan, kondisi paling sulit ialah mempertahankan konsumen untuk selalu memakai produk dari penjual, atau sering disebut dengan loyalitas konsumen. Untuk bisa membuat loyalitas konsumen tersebut, para pebisnis perlu memiliki sebuah taktik pemasaran yang jitu dalam memasarkan produknya. Salah satu bentuk strategi penjualan yang mampu mendukung dalam memasarkan produk makanan untuk membuat loyalitas konsumen yakni penggunaan taktik marketing mix (bauran penjualan) yang mencakup product, price, promotion, dan physical evidence atau place. Jika konsumen menerima kepuasan kepada produk yang dijual, maka mereka akan loyal. Jika terwujud loyalitas konsumen, maka akan berimbas terhadap kenaikan penjualan. 
Kata kunci : bisnis makanan, marketing mix, pemasaran