Teks Anekdot

pengertianartidefinisidari.blogspot.com – Salah satu kisah lucu yang banyak beredar di masyarakat ialah anekdot. Anekdot digunakan untuk memberikan kritik, namun tidak dengan cara yang bernafsu dan menyakiti. Anekdot adalah kisah singkat yang menawan alasannya lucu dan mengesankan. Anekdot mengangkat dongeng ihwal orang penting (tokoh masyarakat) atau terkenal menurut insiden yang bekerjsama. Kejadian positif ini kemudian dijadikan dasar cerita lucu dengan menambahkan bagian rekaan. Seringkali, partisipan (pelaku kisah), daerah peristiwa, dan waktu insiden dalam anekdot tersebut ialah hasil rekaan.

Baca: TEKS PROSEDUR

Berikut yakni pengertian dan fungsi teks anekdot dalam ringkasan pengertianartidefinisidari.blogspot.com:

Batasan anekdot Anekdot adalah sebuah dongeng pendek yang berisi suatu sindiran terhadap sesuatu atau seseorang yang dilengkapi dengan humor.
Isi pokok anekdot Isi pokok dari suatu teks anekdot ialah suatu sindirian pada sebuah hal atau pada seseorang.
Fungsi anekdot Fungsi dari anekdot adalah suatu hiburan atau intermezzo yang dilengkapi dengan suatu sindiran terhadap sebuah hal.

Selain fungsi dan pemahaman arti definisi dari teks anekdot beberapa yang perlu dipelajari Struktur Teks Anekdot, Kebahasaan Teks Anekdot, Bagaimana cara Menyusun Teks Anekdot menurut Kejadian yang Menyangkut Orang Banyak atau Perilaku Tokoh Publik sebagai misalnya, dan Pola Penyajian Anekdot tersebut, maka baca lengkapnya dalam ringkasan pengertianartidefinisidari.blogspot.com, Berikut:

 Salah satu cerita lucu yang banyak beredar di masyarakat adalah anekdot TEKS ANEKDOT

1. Struktur Teks Anekdot

Anekdot mempunyai struktur teks yang membedakannya dengan teks yang lain. Teks anekdot mempunyai struktur abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda.

1. Abstraksi

Abstraksi merupakan pendahuluan yang menyatakan latar belakang atau gambaran biasa tentang isi suatu teks.

2. Orientasi

Orientasi ialah bagian dongeng yang mengarah pada terjadinya sebuah krisis, konflik, atau insiden utama. Bagian inilah yang menjadi penyebab timbulnya krisis.

3. Krisis atau komplikasi

Krisis atau komplikasi ialah bab dari inti kejadian sebuah anekdot. Pada bagian krisis itulah terdapat kekonyolan yang menggelitik dan memanggil tawa.

  Watak tokoh aku yang terlihat dalam penggalan novel

4. Reaksi

Reaksi ialah balasan atau respons atas krisis yang dinyatakan sebelumnya. Reaksi yang dimaksud dapat berupa sikap mencela atau menertawakan.

5. Koda

Koda ialah epilog atau tamat selaku menunjukan berakhirnya dongeng. Di dalamnya dapat berupa kesepakatan, komentar, ataupun klarifikasi atas maksud dari kisah yang dipaparkan sebelumnya. Bagian ini umumnya ditandai oleh kata-kata, seperti itulah,akibatnya, demikianlah. Keberadaan koda bersifat opsional; bisa ada ataupun tidak ada.

Contohnya:

Kejadian: Aksi Maling Tertangkap CCTV

Isi Struktur
Seorang warga melapor kemalingan. Abstraksi
Pelapor : “Pak aku kemalingan.”
Polisi : “Kemalingan apa?”
Pelapor : “Mobil, Pak. Tapi aku mujur Pak…”
Orientasi
Polisi : “Kemalingan kok mujur?”
Pelapor : “Iya pak. Saya beruntung alasannya adalah CCTV merekam dengan terperinci. Saya mampu menyaksikan dengan jelas wajah malingnya.”
Polisi : “Sudah minta izin malingnya untuk merekam?”
Krisis
Pelapor : “Belum …. “ (sambil menatap polisi dengan sarat keheranan).
Polisi : “Itu ilegal. Anda saya tangkap.”
Reaksi
Pelapor : (hanya mampu pasrah tak berdaya). Koda

2. Kebahasaan Teks Anekdot

Seperti juga teks lainnya, anekdot mempunyai unsur kebahasaan yang khas yakni (a) menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa abad lalu, (b) memakai kalimat retoris, [kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan tanggapan]; (c) menggunakan konjungsi [kata penghubung] yang menyatakan hubungan waktu seperti kemudian, lalu; (d) memakai kata kerja aksi mirip menulis, membaca, dan berlangsung, ; (e) memakai kalimat perintah (imperative sentence); dan (f) menggunakan kalimat seru. Khusus untuk anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog, penggunaan kalimat eksklusif sangat mayoritas.

No Unsur Kebahasaan Contoh Kalimat
1 Kalimat yang menyatakan kejadian era lalu Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut lazim menyerang saksi.
2 Kalimat retoris “Apakah benar,” teriak Jaksa, “bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam masalah ini?”
3 Penggunaan konjungsi yang menyatakan kekerabatan waktu Akhirnya, hakim berkata, “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.”
4 Penggunaan kata kerja aksi Saksi menatap keluar jendela seolah-olah tidak mendengar pertanyaan.
5 Penggunaan kalimat perintah “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.”
6 Penggunaan kalimat seru “Oh, maaf.”

3. Menyusun Teks Anekdot menurut Kejadian yang Menyangkut Orang Banyak atau Perilaku Tokoh Publik

Dalam menyusun anekdot, ada beberapa hal yang harus ditentukan lebih dulu. Hal tersebut yaitu memilih tema, kritik, kelucuan, tokoh, struktur, alur, dan teladan penghidangan teks anekdot. Langkah-langkah ini akan mempermudah untuk mencar ilmu menyusun anekdot.

  Monolog : Pengertian, Sejarah, Karakteristik, Jenis dan Contohnya

Langkah-langkah penyusunan dihidangkan dalam bentuk tabel, dengan solusi pada kolom ketiga.

No. Aspek Isi
1. Tema Kasih sayang pada orangtua.
2. Kritik Anak yang menatap orangtua di abad tuanya selaku orang yang merepotkan.
3. Humor/kelucuan Orang sampaumur aib karena dikritik oleh anak kecil.
4. Tokoh Kakek renta, ayah, anak dan menantu.
5. Struktur
  • Abstraksi: Kakek tua yang tinggal bareng anak, menantu dan cucu 6 tahun.
  • Orientasi: Kebiasaan makan malam di rumah si anak. Kakek tua makannya sering acak-acakan.
  • Krisis: Kakek tua diberi meja kecil terpisah di pojok, dengan alat makan anti pecah.
  • Reaksi: Cucu 6 tahun membuat replika meja terpisah.
  • Koda: Cucu 6 tahun mengungkapkan kelak akan menciptakan meja terpisah juga untuk ayah dan ibunya.
6. Alur Kakek renta tinggal bareng anak, menantu dan cucunya yang berusia 6 tahun. Karena telah tua, mata si Kakek rabun dan tangannya bergetar sehingga kerap menjatuhkan makanan dan alat makan. Agar tidak merepotkan, ia ditempatkan di meja terpisah dengan alat makan anti pecah. Anak dan menantunya gres sadar dikala diingatkan oleh cucu 6 tahun yang tengah bermain menciptakan replika meja.
7. Pola penghidangan Narasi.
8. Teks anekdot Seorang kakek hidup serumah bareng anak, menantu, dan cucu berusia 6 tahun. Keluarga itu umummakan malam bareng . Si kakek yang telah pikun sering mengacaukan segalanya. Tangan bergetar dan mata rabunnya menciptakan kakek sulit memakan kuliner. Sendok dan garpu kerap jatuh.

Saat si kakek meraih gelas, sering susu tumpah membasahi taplak. Anak dan menantunya menjadi gelisah. Suami istri itu kemudian menempatkan suatu meja kecil di sudut ruangan, daerah sang kakek makan sendirian. Mereka menunjukkan mangkuk melamin yang tidak mudah pecah. Saat keluarga sibuk dengan piring masing-masing, sering terdengar ratap kesedihan dari sudut ruangan. Namun, suami-istri itu justru mengomel semoga kakek tak menghamburkan masakan lagi.

Sang cucu yang gres berusia 6 tahun mengamati semua kejadian itu dalam membisu. Suatu hari si ayah memerhatikan anaknya sedang menciptakan replika mainan kayu.

“Sedang apa, sayang?” tanya ayah pada anaknya.
“Aku sedang membuat meja buat ayah dan ibu.
Persiapan buat ayah dan ibu kalau saya besar nanti.”
Ayah anak kecil itu pribadi terdiam.
Ia berjanji dalam hati, mulai hari itu, kakek akan kembali diajak makan di meja yang sama. Tak akan ada lagi omelan saat piring jatuh, masakan tumpah, atau taplak ternoda kuah.

Sumber pengertianartidefinisidari: J. Sumardianta, Guru Gokil Murid Unyu. Halaman 47. (dengan pembiasaan)

4. Pola Penyajian Anekdot

Anekdot dapat dihidangkan dalam bentuk obrolan maupun narasi. Salah satu ciri obrolan yaitu memakai kalimat eksklusif. Kalimat pribadi yaitu sebuah kalimat yang ialah hasil kutipan eksklusif dari obrolan seseorang yang serupa persis seperti apa yang dikatakannya.

Kejadian: Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

Dialog Narasi
Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut biasa menyerang saksi.

Jaksa : “Apakah benar, bahwa anda mendapatkan lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?”

Saksi : (memandang keluar jendela seperti tidak mendengar pertanyaan)

Jaksa : “Apakah benar, bahwa anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam perkara ini?”

Saksi : (tidak merespon)

Hakim : “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.”

Saksi : (kaget) “Oh, maaf. Saya piker dia tadi berbicara dengan Anda.”

Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut biasa menyerang saksi.

“Apakah benar,” teriak Jaksa, “bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam masalah ini?”

Saksi menatap keluar jendela seolaholah tidak mendengar pertanyaan.

“Bukankah benar bahwa Anda mendapatkan lima ribu dolar untuk berkompromi dalam masalah ini?” ulang pengacara.

Saksi masih tidak merespon.

Akhirnya, hakim berkata, “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.”

“Oh, maaf.” Saksi terkejut sambil berkata kepada hakim, “Saya pikir ia tadi berbicara dengan Anda.”

Baca: TEKS PERSUASI: DEFINISI, STUKTUR TEKS, KARAKTERISTIK TEKS, CONTOH DAN LATIHAN TEKS PERSUASI

DAFTAR PUSTAKA

Berikut tumpuan daftar kepustakaan dalam ringkasan pengertianartidefinisidari.blogspot.com:

Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa SMA/MA/Sekolah Menengah kejuruan. Bandung: Yrama Widya

Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Suherli, dkk. 2017. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud