Teknologi Pangan: Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan Contoh

teknologi pangan

Hubungan dekat antara teknologi & peralatan canggih dgn industri bisnis, hiburan, & komunikasi sudah umum dikenali. Namun, teknologi di bidang pangan pula tak kalah penting dlm merealisasikan kehidupan yg lebih baik. Inovasi di bidang ini sangat berhubungan dgn materi masakan & minuman yg kita konsumsi saban hari.

Teknologi pangan ini menawarkan solusi simpel untuk memenuhi keperluan insan yg kian tinggi. Karena aktivitas yg padat, sebagian orang kelemahan waktu untuk mengolah masakan makanan & minuman sendiri. Oleh lantaran itu, teknologi memainkan peran penting dlm menyediakan makanan dgn nutrisi yg tinggi, cepat, & aman untuk dikonsumsi.

Table of Contents

Pengertian Teknologi Pangan

Merupakan disiplin ilmu yg menerapkan ilmu pengetahuan terkait bahan pangan, terutama sehabis panen, dgn memakai teknologi yg sempurna. Tujuannya adalah untuk meningkatkan nilai tambah pada bahan masakan tersebut. Dalam ilmu teknologi ini kita mempelajari sifat fisik, kimia, & mikrobiologis sebuah bahan pangan, serta proses pengolahannya. Spesialisasi dlm ilmu ini meliputi pemrosesan, packing, penyimpanan, pengawetan, & lainnya.

Sejarah permulaan bermula dr Nicolas Appert yg melakukan proses pengalengan bahan pangan, walaupun pada ketika itu tak didasarkan pada ilmu wawasan. Namun, aplikasi teknolog berbasis ilmu pengetahuan dimulai oleh Louis Pasteur tatkala ia mendapatkan cara untuk mencegah kerusakan balasan tumbuhnya mikroba dlm fermentasi anggur & menemukan proses pasteurisasi untuk membunuh mikroba dlm produk susu.

Baca juga: Perdagangan Internasional: Defenisi, Tujuan, & Hambatan

Tujuan Teknologi Pangan

Salah satu tujuannya yakni menjaga kelancaran hidup manusia dgn meningkatkan masa simpan materi pangan yg tersedia. Contohnya ialah melalui pembuatan bahan mentah menjadi materi pangan yg siap untuk dikonsumsi, serta memproses bahan setengah jadi untuk memperpanjang masa simpannya & menjadi bahan pangan jadi yg siap dikonsumsi.

Namun, perlu diingat bahwa tak semua materi pangan perlu diolah apalagi dulu untuk dimakan, mirip buah-buahan. Namun, sebagian besar materi pangan memerlukan pengolahan biar dapat mempunyai rasa, aroma, & penampilan terbaik.

Penting bagi siapa pun, terutama mereka yg terlibat dlm industri pangan atau tata boga, untuk mengetahui cara menghasilkan makanan yg berkualitas, bergizi, & higienis. Bahan pangan memiliki umur simpan yg berlawanan-beda, beberapa cuma bertahan sebentar & mudah rusak, sedangkan lainnya mampu bertahan lama.

Oleh lantaran itu, mempelajari teknologi dapat membantu meningkatkan masa simpan bahan pangan & menangkal kerusakan pada bahan pangan.

Baca juga: Dampak Positif Perdagangan Internasional Untuk Indonesia

Manfaat Teknologi Pangan

Berikut yakni beberapa faedah bagi kehidupan insan:

Pengawetan kuliner

Teknik pengawetan yaitu salah satu ilmu yg dipelajari dlm teknologi pangan. Kita mampu menyimpan hasil panen & mengolah masakan agar memiliki masa simpan yg lebih usang dgn mencegah problem pembusukan yg mungkin terjadi pada bahan pangan. Teknik pengawetan pula memiliki kegunaan untuk mendistribusikan bahan pangan ke tempat yg jauh atau yg tertimpa peristiwa.

Keamanan pangan

Membantu mengidentifikasi aneka macam mikroba penyebab penyakit yg mungkin ada pada materi pangan. Kita dapat mengetahui cara membunuh mikroba jahat sehingga materi pangan lebih aman untuk disantap. Contohnya yakni proses pasteurisasi pada susu yg menjadikannya lebih kondusif & steril.

Peningkatan nutrisi

Mempelajari teknologi mendorong kita untuk membuat penemuan terhadap materi pangan sehingga memperlihatkan opsi yg lebih banyak untuk penduduk dlm mengakses apa yg akan dimakan. Keberadaan teknologi memberi peluang lebih untuk penduduk agar mampu mencicipi jenis pangan yg beraneka ragam sehingga menerima asupan tubuh yg berimbang.

Efisiensi dlm menyantap makanan

Inovasi memudahkan pelanggan dlm menyantap masakan dgn lebih efisien. Teknologi ini pula memikirkan karakteristik bahan baku & bungkus yg digunakan untuk menciptakan produk yg lebih efisien & mudah disantap.

Mengurangi Kerugian sisa materi pangan

Mencakup teknik penyesuaian bahan pangan yg mampu menolong meminimalisir kerugian sisa materi pangan. Misalnya, petani mampu mempergunakan sisa hasil panen yg tak terjual menjadi produk berbeda sehingga tak ada pemborosan. Hal ini mampu menolong meminimalisir kerugian pascapanen & memaksimalkan penggunaan materi pangan.

Baca juga: Niat Sholat Jenazah Perempuan & Laki-Laki

Contoh Teknologi Pangan

Berikut yakni beberapa pola:

Pengawetan kuliner

Teknologi pengawetan makanan dapat digunakan untuk memperpanjang umur simpan makanan. Contoh teknologi pengawetan makanan yakni pengeringan, pengalengan, pasteurisasi, pembekuan, & iradiasi.

Pengolahan makanan

Teknologi pembuatan kuliner mampu dipakai untuk mengubah materi pangan mentah menjadi produk jadi yg siap disantap. Contoh teknologi pembuatan masakan yaitu pemanasan, fermentasi, ekstraksi, & pemurnian.

Teknologi pemrosesan makanan

Teknologi pemrosesan makanan dipakai untuk meningkatkan mutu & nilai gizi masakan. Contoh teknologi pemrosesan makanan adalah enzimatisasi, hidrolisis, & penyesuaian.

Teknologi packing masakan

Teknologi packing masakan digunakan untuk melindungi makanan dr kerusakan, kontaminasi, & oksidasi. Contoh teknologi pengemasan masakan adalah bungkus vakum, bungkus MAP, & bungkus aseptik.

Teknologi deteksi bahan pangan

Teknologi deteksi materi pangan digunakan untuk mengidentifikasi kandungan & sifat bahan pangan. Contoh teknologi deteksi materi pangan yakni spektroskopi, kromatografi, & analisis sensori.

Baca juga: Lontong Medan Rasa Lezat Khas Sumatera

Kesimpulan

Dalam dunia industri pangan, teknologi memegang peran penting dlm memajukan umur simpan, meningkatkan mutu, keamanan, & nilai gizi materi pangan, serta meminimalisir limbah & kerugian yg disebabkan oleh kerusakan bahan pangan.

Teknologi pangan melibatkan banyak sekali teknik & metode pembuatan, mirip pengawetan, pengeringan, pembuatan termal, fermentasi, iradiasi, & pemrosesan dgn pemberian enzim atau mikroorganisme. Dengan mengerti & menerapkan teknologi yg tepat, industri pangan mampu menciptakan produk yg lebih sehat, aman, & bergizi baik, sehingga masyarakat mampu menikmati makanan yg lebih baik & lebih usang tanpa takut akan kerusakan bahan pangan.

Referensi

  1. Hoseney, R. C. (1994). Principles of cereal science and technology. American Association of Cereal Chemists.
  2. Gould, G. W. (1995). New methods of food preservation. Springer Science & Business Media.
  3. Pressman, P. (Ed.). (2016). Understanding Food: Principles and Preparation. Cengage Learning.
  4. Doyle, M. P., & Erickson, M. C. (Eds.). (2012). Food microbiology: fundamentals and frontiers. American Society for Microbiology.
  5. Doores, S. (2001). Food additives: a shopper’s guide to what’s safe and what’s not. Univ of California Press.
  6. Singh, R. P., Heldman, D. R., & Sabliov, C. M. (Eds.). (2017). Handbook of food preservation. CRC Press.

  Dampak Positif dan Negatif IPTEK di Berbagai Bidang