close

Tawaran Ihwal Kekerasan Permukaan Amalgam Setelah Perendaman Dalam Susu Fermentasi

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Amalgam yaitu gabungan dari dua atau beberapa logam (alloy) yang salah satunya ialah merkuri. Pada dasarnya dental amalgam terdiri dari merkuri (Hg), perak (Ag), timah (Sn), tembaga (Cu), dan materi – materi yang lain.1,2 Bahan tambal merkuri pertama digunakan oleh dokter gigi Perancis pada tahun 1810, lalu penggunaannya meluas di beberapa negara karena sifat kekerasannya, daya tahannya dan harganya yang murah. Sejak permulaan kala ke 20, amalgam telah menjadi materi pilihan untuk merestorasi gigi posterior. Sekitar 75% dari semua materi restorasi, amalgam tetap menjadi pilihan oleh dokter gigi.3 Amalgam memiliki beberapa karakteristik yang menjadikannya menjadi terkenal, diantaranya dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama, telah diketahui luas, relatif mudah dalam pemanipulasiannya dan relatif murah. Amalgam mempunyai sifat mirip fisis, mekanis, khemis dan biologis.5,9
Lingkungan ekspresi sungguh rentan kepada pembentukan produk korosi dan pengikisan. Mulut senantiasa lembab dan terus mengalami fluktuasi suhu. Makanan dan minuman memiliki kisaran pH yang besar.5,7 Berbagai asam seperti fosfat, asetat, dan laktat ikut berperan pada serangan korosi. Pada konsentrasi dan pH yang sempurna asam-asam ini dapat menyebabkan korosi. Asam dilepaskan selama pemecahan bahan kuliner. Semua aspek ini yang berkontribusi kepada proses degradasi. Amalgam mengalami korosi di dalam mulut.7 Korosi yang berlebihan dapat meningkatkan kemungkinan porositas pada amalgam, integritas marginal menyusut, kehilangan kekuatan dan pelepasan ion-ion metal ke lingkungan oral. Hal ini mampu mensugesti sifat-sifat amalgam sebagai restorasi di dalam mulut, salah satunya ialah kekerasan permukaannya.2,5
Kekerasan didefinisikan selaku banyaknya energi deformasi elastik atau plastis yang diharapkan untuk mematahkan sebuah materi dan merupakan ukuran dari ketahanan terhadap fraktur. Kekerasan juga sering kali dipakai sebagai suatu petunjuk dari kemampuan sebuah materi menahan pengikisan atau erosi.2,5 Menurut Ryge dkk (1961), kekerasan permukaan amalgam ialah 83 VHN dengan beban 10.000gr. Secara umum kekerasan didefinisikan sebagai ketahanan permukaan suatu material kepada ukiran atau lekukan.8 Nilai suatu kekerasan umumdinyatakan dengan Hardness Number (HN), tergantung metode yang dipakai. Umumnya tata cara yang umum digunakan untuk pengukuran kekerasan ialah Vickers, Knoop, Brinnel, dan Rockwell hardness test.2,9,10
Kesadaran pelanggan akan kandungan nutrisi dan nilai tambah yang diperoleh dari masakan dan minuman yang dikonsumsi makin meningkat. Salah satu produk pangan fungsional yang sedang populer di penduduk ialah susu fermentasi. Hal tersebut terkait dengan bukti ilmiah bahwa susu fermentasi mengandung nutrisi yang baik serta memiliki khasiat terhadap kesehatan manusia, khususnya bagi akses pencernaan.11,12
            Proses fermentasi mengakibatkan aktivitas mikroba meningkat, penurunan pH, dan peningkatan kadar asam dalam produk fermentasi.6 Salah satu produk susu fermentasi yakni yakult. Yakult merupakan minuman probiotik yang mengandung kuman yang menghasilkan asam laktat. Asam laktat dikenali dapat menjadikan demineralisasi pada email gigi, larutnya kalsium gigi, berkurangnya fosfor dan fluor pada gigi yang dapat memudahkan terjadinya karies.5,7
            Prasetyo EA (2004) menandakan bahwa keasaman minuman (pH) yang kurang dari 7 atau bersifat asam mampu menurunkan kekerasan permukaan enamel gigi, selama perendaman 12 jam.14 Penelitian yang dikerjakan Putripa Rizki (2012) mengambarkan peningkatan kekasaran permukaan semen ionomer kaca setelah perendaman dalam minuman probiotik yakult.16 Dan penelitian yang dilaksanakan oleh Ika Pisarina (2010) membuktikan penurunan kekerasan amalgam setelah dijalankan perendaman dalam karbamid peroksida 10%.19           
 1.2  Perumusan masalah
Dari uraian di atas muncul urusan apakah ada pergeseran kekerasan permukaan amalgam sesudah direndam dalam susu fermentasi.
1.3  Tujuan observasi
Tujuan observasi ini yakni untuk melihat ada tidaknya pergeseran kekerasan permukaan amalgam setelah direndam dalam susu fermentasi selama 1 jam, 2 jam dan 3 jam.
1.4  Hipotesis penelitian
Hipotesis observasi ini ialah ada pergantian kekerasan permukaan amalgam sehabis direndam dalam susu fermentasi selama 1 jam, 2 jam dan 3 jam.
1.5  Manfaat penelitian
  1. Sebagai aksesori info dan wawasan bagi penduduk , dokter gigi dan praktisi perihal pengaruh minuman susu fermentasi kepada kekerasan permukaan bahan restorasi amalgam.
  2. Sebagai materi masukan bagi pertumbuhan ilmu pengetahuan kedokteran gigi.
  3. Sebagai data permulaan bagi peneliti untuk dapat menelaah lebih lanjut tentang pergantian kekerasan permukaan bahan restorasi amalgam sesudah direndam dalam susu fermentasi.
  Gambaran Pemanfaatan 4 Meja Dari 5 Metode Meja Posyandu


>>>>>>>>>>selanjutnya klik di bawah<<<<<<<<