Tari Topeng Cirebon – Tari topeng Cirebon merupakan tarian tradisional tersohor di tempat Jawa Barat yg pada dasarnya mengisahkan perihal beragam segi kehidupan insan.
Jaman dahulu Sunan Kalijaga & Sunan Gunung Jati menggunakan tari ini selaku alat penyebaran agama Islam di Kesultanan Cirebon.
Daftar Isi Artikel
Asal Usul & Sejarah Tari Topeng Cirebon
Saat Kesultanan Cirebon dipimpin oleh Sunan Gunung Jati tahun 1479, ia diserang oleh Pangeran Welang dr Karawang yg amat sakti. Karena susah sekali dikalahkan maka Sunan Gunung Jati menjadikan tari topeng ini sebagai langkah diplomasi kesenian.
Ia membentuk kalangan tari “Nyi Mas Gandasari” yg menciptakan Pangeran Welang jatuh cinta hingga menyerahkan lambang kesaktiannya berbentukpedang Curug Sewu.
Setelah kehilangan kesaktiannya Pangeran Welang mengabdikan hidupnya pada Sunan Gunung Jati & mengganti namanya menjadi Pangeran Graksan.
Kelompok tari inilah yg kemudian berkembang seiring waktu & menyebabkan tari topeng Cirebon sebagai tari khas yg penuh makna & fasilitas penyebaran agama Islam.
Filosofinya menggambarkan kehidupan insan dr lahir sampai dewasa dgn aspek kepribadian, kepemimpinan, cinta & murka.
Awalnya makna tari topeng merupakan gambaran puitis perihal hadirnya alam semesta & umat manusia karena itu sifatnya sakral bukan untuk peringatan.
Para penarinya mesti mensucikan diri dgn berpuasa & berpantang. Hingga sekarang dalang tari ini masih melakukannya sebelum mengawali pagelaran.
Selain itu pula dalang menyediakan santapan penuh makna contohnya sebagai lambang perempuan disediakan santapan mirip bedak, sisir, cermin, uleg kayu halus & buah jambu. Sedangkan perlambang pria seperti rokok atau cerutu, cowek batu agresif & pisang.
Juga ditawarkan bubur merah yg melambangkan dunia manusia, air putih & bubur putih perlambang dunia atas, kemudian air kopi menjadi lambang dunia bawah & air teh selaku perlambang dunia tengah.
Baca Juga: Tari Topeng Kelana
Properti Tari Topeng Cirebon
Tari topeng Cirebon memiliki lumayan banyak properti tari mencakup beragam topeng, penutup kepala, dekorasi & aksesoris, keris, baju kurung, ikat pinggang & mahkota. Masing-masing mempunyai maknanya sendiri mirip yg dijelaskan di bawah ini:
1. Jenis Topeng
Topeng ini aslinya yang dibuat dr kayu yg di dalamnya terdapat karet untuk digigit ketika topeng dikenakan. Sekarang ada yg berbahan plastik dgn tali untuk diikat ke belakang kepala. 5 topeng ini disebut Panca Wanda & mempunyai karakteristik yg berlainan yakni:
- Topeng Panji yg memiliki penampilan muka putih yg mempunyai makna kesucian mirip bayi yg gres lahir.
- Samba yg tampilannya putih, ceria & lincah seperti aksara bawah umur.
- Rumyang yg berwarna merah muda sebagai perlambang masa remaja.
- Patih atau Tumenggung yg berkumis dgn lisan tegas sebagai perlambang manusia sampaumur.
- Kelana yg tampil dgn warna merah & mata melotot yg menggambarkan orang yg sedang marah.
2. Kupluk & Mahkota
Keduanya sama-sama digunakan sebagai epilog kepala penari tapi mempunyai fungsi yg berbeda. Kupluk tari topeng Cirebon mempunyai banya dekorasi yg indah & tampakmegah. Dalam memerankan karakter tertentu terkadang pula digunakan mahkota selaku hiasan extra .
3. Anting & Sumping
Kedua aksesoris indera pendengaran ini dipakai berbarengan di telinga dgn fungsi dekorasi berbeda. Anting tari topeng bentuknya panjang dgn bulatan aneka warna menonjol seperti bandul yg melambangkan keceriaan & kebahagiaan. Sedangkan sumping biasa berwarna keemasan yg diselipkan di daun telinga.
4. Baju Kurung & Celana Selutut
Baju kurung biasanya berlengan pendek dgn warna menonjol & memiliki dekorasi sehingga terlihat mewah. Sedangkan celana yg dipakai panjangnya cuma sampai di bawah lutut & berpipa longgar supaya mempermudah penari dlm bergerak. Warnanya pula menonjol diadaptasi dgn warna baju kurungnya.
5. Mongkron
Mongkron yaitu dekorasi dada yg dibuat dgn bordir yg menggambarkan motif budaya setempat asal penari. Ada banyak ragam hiasan pada mongkron yg memiliki ciri berlainan sesuai asal kawasan asalnya. Tapi semuanya tampakindah & sarat makna budaya.
6. Sampur
Yang disebut sampur yaitu kain panjang yg diletakkan di leher & ujung-ujungnya diselipkan di sela-sela jari tengah penari. Sampur mampu menciptakan gerakan tarian menjadi gemulai & indah. Warnanya bermacam-macam & biasanya warna mencolok sehingga menawan perhatian.
7. Keris
Dalam tari topeng Cirebon keris menjadi lambang status & kekuatan karena itu hanya digunakan oleh penari yg memerankan tokoh ningrat atau pemimpin atau ksatria. Hampir sama maknanya dgn tari Jawa selaku tokoh panutan & jagoan.
8. Gelang Tangan & Kaki
Gelang tangan fungsinya hanya sebagai hiasan & berwarna emas, meskipun yang dibuat dr logam biasa bercat emas atau bahkan kertas tetapi memiliki corak tertentu. Sedangkan gelang kaki digunakan oleh penari perempuan dgn bentuk & warna bebas sesuai pilihan penarinya.
9. Ikat Pinggang
Ikat pinggang yg dipakai pada tari topeng Cirebon tampaksemarak sesuai kostum yg dikenakan tetapi pula memiliki fungsi menahan kostum supaya tetap rapi ketika menari. Keris yg dipakai pula diselipkan di ikat pinggang ini di pecahan belakang.
10. Selendang
Selendang yg dipakai penari mampu bervariasi, bisa kain polos panjang dgn warna ceria atau bisa pula memakai kain batik. Tidak ada ketentuan khusus, tergantung pilihan penari untuk membuat tampilan keseluruhannya ceria & menawan.
Baca Juga: Tari Topeng Kuncaran
Pola Lantai & Gerakan Tari Topeng Cirebon
Pola lantai yg digunakan oleh tari topeng Cirebon yaitu garis lengkung sambil mengelilingi panggung. Biasanya acuan lengkung ini dipakai oleh tari kerakyatan yg berafiliasi dgn hal keagamaan atau magis.
- Gerakan tari topeng Cirebon mengikuti jenis topeng yg dipakai lantaran mempunyai simbolismenya sendiri. Jika penari menggunakan topeng Panji yg melambangkan anak baru lahir maka gerakannya lebih banyak diam, namun iringan musiknya bergemuruh. Ini melambangkan sifat paradoks antara membisu & gerak.
- Gerakan topeng Samba yg melambangkan masa anak-anak yg gerakannya lincah tetapi tak luwes. Sedangkan masa remaja yg dilambangkan dgn topeng Rumyang memperlihatkan gerakan pengulangan mirip remaja yg labil masih mencari jati diri.
- Penari yg menggunakan topeng Patih atau Tumenggung mesti menari dgn gaya tegas namun cukup luwes sebagai lambang orang yg bijaksana. Kostumnya biasa berwarna hitam untuk memberi penampilan tegas berwibawa.
- Terakhir topeng Kelana melambangkan karakter serakah, ambisius & amarah, sehingga gerakannya lebih lincah ketimbang empat topeng yang lain. Pakaian yg dikenakan pula biasanya berwarna merah untuk menekankan rasa emosional.
Baca Juga: Tari Tor Tor
Keunikan Tari Topeng Cirebon
Ada banyak hal unik & menarik dr tari topeng Cirebon terkait dgn sejarah & saratnya makna dlm penyajiannya.
Baik dr sejarah awal terciptanya tari topeng hingga jenis topeng & maknanya masing-masing berlainan & disajikan dgn gerakan & iringan uniknya sendiri.
- Sudah dikenal sejak jaman Majapahit. Konon Raja Hayam Wuruk kerap menari menggunakan topeng berwarna emas. Setelah Majapahit jatuh, tarian ini dipertahankan oleh Sultan Demak lalu menyebar ke Cirebon.
- Muncul kembali di masa 10. Tarian ini dibawa ke Cirebon oleh para seniman jalanan pada masa Kerajaan Jenggalan dikala pemerintahan Prabu Amiluhur.
- Pernah dimanfaatkan sebagai media dakwah agama Islam.
- Topeng sarat makna, melambangkan fase berlainan dlm kehidupan insan lengkap dgn penjabarannya pada gerakan tari & kisah yg disampaikan.
- Menggunakan banyak aksesoris atau properti pada tampilan penarinya. Sehingga terlihat semarak & mewah juga.
- Tarian ini mampu dikerjakan oleh penari tunggal dgn memerankan salah satu abjad topeng yg dipakai atau dilaksanakan oleh sekelompok penari yg membawa perlambang berbeda dlm sebuah kisah.
Fungsi Tari Topeng Cirebon
Fungsi utama tari topeng Cirebon sebetulnya selaku perayaan yg dapat melibatkan seluruh masyarakat. Bisa dipakai sebagai hiburan atau memberikan makna khusus sesuai jenis perayaannya. Ada tiga hal utama hingga pegelaran tari topeng ini dilaksanakan yakni:
1. Pagelaran Komunal
Pagelaran komunal ini diadakan oleh desa & melibatkan seluruh masyarakat dgn mengadakan arak-arakan dalang & perayaannya mampu lebih dr satu malam.
Acaranya diramaikan dgn atraksi seni. Contoh pagelaran komunal yakni acara kepemudaan (ngarot kasinoman), hajatan desa atau ziarah kubur (ngunjungan).
2. Pagelaran Individual
Berbeda dgn pagelaran komunal yg dilaksanakan oleh desa & melibatkan banyak orang, pagelaran individual diselenggarakan oleh individual saja.
Maksud pagelaran ini adalah untuk menyemarakkan program hajatan seperti pernikahan, khitanan atau melaksanakan kaul. Tempat penyelenggaraan biasa di rumah atau halaman desa.
3. Pagelaran Bebarangan
Hampir ibarat dgn pagelaran komunal tapi pagelaran bebarangan dilaksanakan keliling kampung ke beberapa desa sekaligus yg ikut merayakan.
Misalnya sehabis selesai panen, atau desa yg ramai atau bahkan keliling kota bila desa sedang belum panen atau malah mengalami kekeringan.
Gerakan Tari Topeng Cirebon
Walau disebut tari topeng Cierbon, ternyata banyak sekali kawasan di Cirebon memasukkan unsur budaya setempat milik mereka sendiri ke dlm gaya tarian yg dihidangkan. Itu sebabnya ada ragam gaya tari berbeda lengkap dgn detail dekorasi yg sesuai daerah tersebut.
Contohnya adalah tari topeng daya kawasan Beber, Cipunegara, Gegesik, Kalianyar, Losara, Palimanan & beberapa tempat lain.
Perbedaannya nanti tampakpada hiasan aksesoris penarinya yg memperlihatkan budaya atau lambang khas wilayahnya, jumlah alat pengiring dlm kelompok gamelan & babak tarian.
Penutup Tari Topeng Cirebon
Tari topeng Cirebon sekarang memang bergeser fungsi & maknanya lantaran lebih bersifat perayaan tetapi bergotong-royong makna yg terkandung di dalamnya tetap dalam.
Meski bukan lagi sebagai fasilitas penyebaran agama, tari topeng tetap memiliki perlambang yg mewakili kehidupan manusia & mampu dipelajari maknanya.