close

Surat Al Isra Ayat 23, Arab Latin, Arti, Tafsir dan Kandungan

Surat Al Isra ayat 23 yakni salah satu ayat wacana birrul walidain. Berbakti pada kedua orang bau tanah. Berikut ini arti, tafsir & kandungannya.

Sebagaimana mayoritas Surat Al Isra’, ayat 23 ini pula tergolong ayat makkiyah. Yakni turun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Al Isra’ (الإسراء) yg menjadi nama surat ini diambil dr ayat pertama. Arti al isra’ adalah perjalanan di waktu malam. Surat ini diawali dgn mensucikan Allah yg telah meng-isra’-kan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Surat Al Isra Ayat 23 Beserta Artinya

Berikut ini Surat Al Isra Ayat 23 dlm goresan pena Arab, goresan pena latin & artinya dlm bahasa Indonesia:

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

(Waqodloo robbuka allaa ta’buduu illaa iyyahu wabil waalidaini ihsaana. Immaa yablughonna ‘indakal kibaro ahaduhumaa au kilaahumaa falaa taqullahumaa uffiw walaa tanharhumaa waqul lahumaa qoulan kariimaa)

Artinya:
Dan Tuhanmu telah menyuruh supaya ananda jangan menyembah selain ia & hendaklah ananda berbuat baik pada ibu bapakmu dgn sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dlm pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah ananda menyampaikan pada keduanya perkataan “ah” & janganlah ananda membentak mereka & ucapkanlah pada mereka perkataan yg mulia.

Tafsir Surat Al Isra Ayat 23

Tafsir Surat Al Isra ayat 23 ini disarikan dr Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir & Tafsir Al Misbah. Harapannya, biar bisa terhimpun banyak faedah yg kaya khazanah tetapi ringkas & mudah diketahui.

Kami memaparkannya menjadi beberapa poin dimulai dr redaksi ayat & artinya. Kemudian disertai dgn tafsirnya yg merupakan intisari dr tafsir-tafsir di atas.

1. Perintah Tauhid

Poin pertama dr Surat Al Isra ayat 23 ini yakni perintah tauhid.

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ

Dan Tuhanmu sudah memerintahkan supaya ananda jangan menyembah selain Dia

Kata Qadla (قضى) dlm ayat ini mengandung makna perintah. Ibnu Mas’ud, Ubay bin Ka’ab & Mujahid mengatakan, makna waqadha yaitu menyuruh.

Sedangkan makna lainnya, berdasarkan Syaikh Wahbah Az Zuhaili, waqadla rabbuka (وقضى ربك) artinya yakni Tuhanmu telah memutuskan hukum & perintah yg niscaya.

Allah memerintahkan pada hamba-Nya untuk menyembah ia semata. Hanya beribadah pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tiada sekutu bagi-Nya.

“Perintah ini meliputi dua hal,” tulis Syaikh Wahbah Az Zuhaili dlm Tafsir Al Munir. “Yaitu agar beribadah pada Allah & mempertahankan diri supaya tak beribadah pada selain-Nya.”

Inilah tauhid yg merupakan tujuan penciptaan insan. Tauhid yg menjadi hakikat dakwah para rasul & inti sari ajaran Islam. Ia jalan keamanan & kunci masuk nirwana. Penjelasan detil perihal tauhid bisa dibaca di postingan Pengertian Tauhid.

2. Perintah Birrul Walidain

Poin kedua dr Surat Al Isra ayat 23 ini yaitu perintah birrul walidain. Yakni berbakti pada orang bau tanah.

وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

dan hendaklah ananda berbuat baik pada ibu bapakmu dgn sebaik-baiknya.

Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir menerangkan, “Allah memerintahkan kepadamu untuk berbuat baik pada ibu bapakmu.” Ulama bergelar al hafizh ini menyertakan, makna perintah ini sama dgn firman-Nya dlm Surat Luqman ayat 14:

أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ

..Bersyukurlah terhadap-Ku & pada dua orang ibu bapakmu.. (QS. Luqman: 14)

Dalam banyak ayat, Allah menyebutkan perintah berbakti pada orang renta mengiringi perintah beribadah kepada-Nya. Hal ini karena orang bau tanah merupakan sebab zhahir bagi eksistensi manusia di dunia & Allah Subhanahu wa Ta’ala merupakan alasannya hakiki keberadaannya. Orang bau tanah merupakan manusia paling berjasa dlm mengasuh masa kecilnya, mendidik & membesarkannya.

Jika tauhid merupakan kunci utama masuk nirwana, birrul walidain merupakan kunci kedua yg menjadi wasilah memasukinya. Orang yg mendapati orang tuanya berusia lanjut tetapi tak bisa membuatnya masuk surga yakni orang yg rugi. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ. قِيلَ مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا ثُمَّ لَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ

“Celakalah ia, celakalah beliau, celakalah ia.” Rasulullah ditanya, “Siapa ia wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang yg mendapati orang tuanya, salah satu atau keduanya sudah berusia lanjut, kemudian ia tak masuk nirwana.” (HR. Muslim)

3. Larangan Berkata Buruk pada Orang Tua

Poin selanjutnya dr Surat Al Isra ayat 23 ini adalah etika pada kedua orang bau tanah. Sekaligus bukti birrul walidain.

إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ

Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya hingga berumur lanjut dlm pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah ananda mengatakan pada keduanya perkataan “ah”

Kata uff (أف) yg diterjemahkan sebagai “ah” ialah ism shaut yg memberikan ganjalan & kesulitan.

Allah menyuruh agar kita tak berkata jelek pada orang renta. Bahkan kata seperti “ah” pun dilarang. Jangan ucapkan kata-kata buruk bahkan yg paling rendah sekalipun mirip ta’affuf yaitu kekesalan & unek-unek.

“Janganlah ananda mengeluarkan kata-kata yg jelek pada keduanya, sehingga kata ‘ah’ pun –yang merupakan kata buruk paling ringan- tak diperbolehkan,” terang Ibnu Katsir.

“Larangan ini untuk semua keadaan, utamanya tatkala kedua orang renta dlm keadaan lemah, renta & tak mampu bekerja. Karena keperluan kebaikan saat itu lebih besar & lebih niscaya,” tulis Syaikh Wahbah Az Zuhaili.

4. Larangan Membentak Orang Tua

Poin keempat yakni lanjutan budpekerti pada kedua orang bau tanah. Yakni larangan membentak orang tua.

وَلَا تَنْهَرْهُمَا

janganlah ananda membentak mereka

An Nahr (النهر) artinya ialah bentakan yg berangasan. Maka jangan hingga membentak orang renta atau berkata jelek pada keduanya.

Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan. “Perbedaan antara larangan ta’affuf (mengeluh) & intihar (membentak) yakni, yg pertama larangan untuk menampakkan kekesalan baik sedikit atau banyak. Sedangkan yg kedua yakni larangan menunjukkan kontradiksi dlm ucapan dgn membantah atau tak membenarkan apa yg mereka ucapkan. Jadi ta’affuf yaitu ucapan buruk yg tak tampak jelas, sedangkan intihar adalah bentakan & perilaku yg garang.”

Baca juga: Ayat Kursi

5. Perintah Mengucapkan Perkataan Mulia

Poin kelima dr Surat Al Isra ayat 23 pula lanjutan budbahasa pada kedua orang bau tanah. Yakni cuma mengucapkan kata-kata yg baik tatkala berbicara dgn keduanya.

وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

dan ucapkanlah pada mereka perkataan yg mulia.

Qaulan karima (قولا كريما) artinya yaitu perkataan yg mulia. Yakni cantik lagi lembut.

“Yakni bertutur sapa yg baik & lemah lembutlah pada kedua orang tua. Serta berlaku sopan santunlah pada keduanya dgn perasaan penuh hormat & memuliakan,” kata Ibnu Katsir.

Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu menerangkan ayat ini, “yakni mengundang orang tuanya dgn kata-kata ‘wahai ayahku, wahai ibuku.’ Tidak memanggilnya dgn cuma nama, tak mengeraskan suara di depan mereka & tak menatap keduanya dgn lirikan mata.”

Sayyid Qutb dlm Tafsir Fi Zhilalil Qur’an merangkum etika pada orang tua ini dgn menyampaikan, “hendaknya sang anak pada orang tuanya menawarkan sikap hormat & cinta.”

Dalam Surat Al Isra ayat 23 ini, Allah apalagi dahulu menyebutkan larangan dr sesuatu yg menyakiti orang bau tanah baru memerintahkan kata-kata yg mulia, berdasarkan Syaikh Wahbah Az Zuhaili, karena takhalli (membersihkan diri dr sesuatu yg buruk) lebih didahulukan dgn tahalli (menghiasi diri dgn hal-hal yg baik).

Baca juga: Isi Kandungan Surat Al Isra ayat 23

Kandungan Surat Al Isra Ayat 23

Berikut ini adalah isi kandungan Surat Al Isra ayat 23:

1. Allah menyuruh untuk beribadah hanya kepada-Nya. Melarang beribadah pada selain-Nya.

2. Sebagaimana dijelaskan Buya Hamka dala Tafsir Al Azhar, ayat ini pertanda adab seorang muslim. Dimulai dr adab pada Allah lalu susila pada orang renta.

3. Allah menyuruh untuk birrul walidain, berbakti pada orang renta. Perintah ini sangat penting sehingga pada banyak ayat diletakkan sehabis perintah tauhid.

4. Larangan berkata jelek pada orang tua, walaupun dgn kata-kata buruk paling ringan sekalipun seperti “ah”, yg merupakan bentuk kekesalan & ganjalan.

5. Larangan membentak & berkata agresif pada kedua orang renta.

6. Wajib bertutur kata baik, sopan & penuh penghormatan pada kedua orang bau tanah.

7. Orang renta yg telah berusia lanjut lebih membutuhkan bakti & adab yg baik dr anaknya lantaran ketika itu kondisinya mulai lemah & membutuhkan kebaikan.

Demikian Surat Al Isra ayat 23 mulai dr tulisan Arab & latin, terjemah dlm bahasa Indonesia, tafsir & isi kandungan maknanya. Semoga bermanfaat & kian menguatkan tauhid serta birrul walidain kita. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]

  Surat Quraisy: Arti, Tafsir, Asbabun Nuzul