close

Al-Qur’an Menegaskan Bumi Itu Bulat

Bumi itu bundar atau datar? Tampaknya hal ini masih jadi obrolan. Bahkan dlm sebuah scene film Susah Sinyal pun ada obrolan ihwal bumi ini datar atau lingkaran. Alih-alih mendapatkan tanggapan, di film karya Ernest Prakasa itu kita malah mendapatkan guyonan meski memakai analogi lingkaran mirip globe atau datar mirip atalas.

Mungkin yg disangkutkan Ernest ihwal bentuk bumi itu sebab ia ikut dlm riuh media umum. Tak sedikit golongan menjinjing beberapa bukti yg berdasarkan kalangan ini menjadi bukti besar lengan berkuasa bumi bukanlah lingkaran mirip yg diajarkan selama ini. Sebagian lagi membantah dgn bukti-bukti yg dinilai besar lengan berkuasa pula. Entah itu argumen dr segi ilmu pengetahuan atau pengejawantahan nalar.

Sebuah ayat dlm Al Qur’an, mengisyaratkan dgn jelas tentang bentuk bumi. Ya, bumi bulat. Lebih dr 1000 tahun yg lalu, Allah sudah menerangkan tentang bentuk bumi. Mana ayat yg menerangkan bentuk bumi tersebut?

Ada sebagian yg mengklaim bahwa bahasan bumi lingkaran telah tak berkaitan lagi, alasannya adalah sudah begitu nyata bahwa bumi adalah bundar. Sudah banyak astronot yg melihat pribadi bentuk bumi yg lingkaran dr ruang angkasa. Para astornot tersebut naik jauh ke luar bumi, sampai mampu menyaksikan bentuk bumi dengan-cara langsung & utuh bulat. Di sisi lain, banyak bukti-bukti nalar yg menyatakan bahwa bumi ialah lingkaran.

Masalah bumi bundar ini artinya telah menjadi sesuatu yg final, membahasnya merupakan hal yg sangat truisme (remeh temeh) padahal masih banyak hal yg altruisme (bermanfaat).

Ustadz Syarif Baraja, menyampaikan bahwa kata Prof Dr Thomas Djamaludin, pakar astronomi yg menjabat kepala Lembaga Perbangan & Antariksa Nasional (LAPAN), yg menyatakan :

Banyak yg bertanya soal bangkitnya kembali pengertian “Flat Earth” (bumi datar). Pemahaman itu termasuk pseudo science alias sains semu. Dikemas seperti ilmiah, bahu-membahu tak mempunyai dasar ilmiah sama sekali. Tatkala dikaitkan dgn dalil-dalil Al-Alquran, itu pun menurut tafsir usang. Abaikan saja fatwa “Flat Earth” tersebut. Kalau pun sempat membaca atau menyaksikan videonya, anggap saja selaku hiburan.

  Hukum Qurban dan Orang Kaya yang Tidak Berqurban

Namun, bahasan bumi bundar pada Al Qur’an, kata Ustadz Syarif, bukan hanya untuk merespons diskusi flat earth, namun lebih pada menjelaskan kode yg ada pada Al Qur’an, guna memperbesar wawasan bagi kaum muslimin. Agar menambah iktikad mereka pada Al Qur’an, pula mengenalkan mukjizat Al Qur’an pada mereka yg belum beriman.

Ustadz Syarif menjelaskan dgn gamblang mirip berikut: Al Qur’an mengandung instruksi-isyarat ihwal alam semesta, ada yg instruksi terang, & ada instruksi yg samar. Dan instruksi yg samar ini mampu jadi samar bagi sebagian orang, namun terperinci bagi orang yg lain.Samar bagi muslim yg awam, tapi jelas bagi para ulama.

Sama mirip penyakit yg bagi orang awam terasa samar, namun bagi dokter itu bukan samar namun terperinci. Seperti membaca hasil laboratorium klinik. Orang awam tak mampu membacanya, tetapi bagi dokter itu sungguh terang. Maka samar di sini berlawanan-beda.

Isyarat itu dapat ditangkap dr makna-makna kata Al Qur’an. Kata-kata mengisyaratkan suatu makna, yg mana makna itu adalah mengisyaratkan pada hakekat tertentu yg ada di alam konkret. Kadang makna itu tak terperinci ditangkap oleh banyak orang. Tapi terperinci bagi para ulama yg mengetahui Al Qur’an.

Isyarat bumi bulat pada Al Qur’an mungkin samar bagi orang pada umumnya, tetapi terperinci bagi para ulama.

Isyarat ini ada pada surat Az Zumar ayat 5, yg berbunyi:

خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى أَلَا هُوَ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ (5)

Dia membuat langit & bumi dgn (tujuan) yg benar; ia menutupkan malam atas siang & menutupkan siang atas malam & menundukkan matahari & bulan, masing-masing berlangsung berdasarkan waktu yg ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Al Qur’an adalah dgn bahasa arab, maka kalau kita lihat isinya pun dgn bahasa arab. Nah kata mana yg menunjukkan bumi itu bulat?

  Inilah Sejarah dan Penulis Pertama Ilmu Tajwid

Para ulama memastikan bahwa kata yukawiru itu memiliki makna melilitkan, yaitu melilitkan pada suatu yg lingkaran. Mereka menawarkan acuan berupa sorban, yaitu melilitkan sorban. Inilah instruksi bentuk bumi lingkaran dr ayat di atas.

Isyarat tegas ini pula dipahami oleh para ulama. Mari kita simak klarifikasi mereka:

Syaikh Utsaimin, ulama terkenal dr Saudi Arabia, menyampaikan:

Bumi yakni lingkaran sesuai dgn dalil Al Qur’an, realita & ucapan ulama. Dalil Al Qur’an ialah ayat Az Zumar: 5. Takwir yakni menyebabkan sesuatu mirip bola, mirip melilitkan sorban ke kepala. Dan seperti dimengerti bahwa siang & malam terjadi dengan-cara bergiliran pada bumi. Maka sudah semestinya bentuk bumi adalah bundar. Karena kalau kau-sekalian melilitkan sesuatu pada sesuatu yg lain, & bumi dlm hal ini ialah yg dililit oleh siang & malam, maka telah sebaiknya bumi itu lingkaran.

Sementara dlm Tafsir Juz Amma surat Al Ghasyiyah, Syeikh Utsaimin menyatakan:

Syekh Utsaimin mengatakan: kata takwir artinya ialah tadwir, (makna kata tadwir artinya memutar). Kita ketahui bahwa siang & malam adalah bergantian menyelimuti bumi. Jika keduanya diputar, maka sudah seharusnya bumi bentuknya bundar.

Syekh Muhamad Amin As Syinqithi, penulis tafsir Adhwa’ul Bayan, menerangkan ayat ini:

Takwir artinya melilitkan. Dalam bahasa arab dikenal kata: melilitkan sorban di kepala.

Kemudian dia menerangkan asal makna kata takwir yg memiliki arti memutar, yaitu alasannya adalah mengandung makna bundar. Di antaranya ialah terjemahan kata bola dlm bahasa arab yakni kurah: karena asal kata كرة dlm bahasa arab yaitu كورة.

Lalu As Syinqithi menukil dr Abul Husein ibnul Munadi perihal bentuk bumi: tak ada perbedaan di antara ulama bahwa bentuk langit ialah seperti bola. Dan langit berputar bersama-sama dgn bintang-bintang yg ada di dalamnya, seperti bola berputar di antara dua ujung yg tak bergerak, yg satu di utara, & satu lagi di selatan.

  Embargo dan Tahun Duka Cita

Begitu pula mereka sepakat bahwa bumi & seluruh gerakannya baik lautan maupun daratan adalah mirip bola.

Buktinya yaitu matahari, bulan & bintang-bintang, tak terbit & karam dlm waktu yg sama di seluruh bumi, tetapi di potongan timur terbit lebih dahulu dibandingkan bumi belahan barat.

Bumi yg bundar berada pada tempatnya di tengah bulatnya langit, seperti titik yg berada di dlm lingkaran.

Syekh Syinqithi melanjutkan: ini ialah nukilan ijma’ dr seorang imam yg mumpuni dlm ilmu akal maupun dalil syar’i, bahwa bumi bentuknya yakni lingkaran seperti bola. Dan dia pula mengemukakan dalil yg kuat dr gerakan benda-benda langit akan hal itu.

Ibnu Asyur, ulama asal Tunisia yg menulis tafsir At tahrir wan tanwir menyampaikan:

Asal kata takwir adalah dr kata benda kuroh (artinya bola), yakni benda yg bulat & sama di segala sisinya. Dan bentuk bumi yaitu lingkaran & inilah kenyataannya, & ini tak dimengerti oleh bangsa arab & banyak insan, maka Al Qur’an mengisyaratkan hal itu dgn menyatakan dua keadaan yg mencakup bumi bergantian, yakni terang & gelap, atau malam & siang, yaitu menimbulkan adanya siang & malam dgn bentuk melilitkan, karena bentuk yg dlilitkan sudah niscaya bulat, mengikuti kata kerja melilitkan. Karena konteks ayat ini yakni sebagai pembuktian akan sifat yang kuasa yg benar, yakni membuat langit & bumi, maka dipilihlah kata takwir atau melilit untuk memperlihatkan hal yg menjadi ikutan dr penciptaan itu, yaitu menciptakan dua keadaan yg agung pada bumi, bukan kata lain seperti menutupi yg digunakan dlm surat Al Araf 54.

Demikianlah informasi ulama tentang instruksi bumi bulat dr QS Az Zumar ayat 5. Ternyata Al Qur’an sudah mengisyaratkan bahwa bentuk bumi ialah lingkaran, jauh sebelum adanya perdebatan di hari ini.

Ketika Al Qur’an sudah memastikan, maka bagi orang beriman, tak ada lagi opsi selain mengikuti Al Qur’an.

Wallahua’lam. [Paramuda/Wargamasyarakat]