Suku Sasak – Indonesia populer dgn berbagai macam tradisi & kebudayaan, salah satunya di Desa Sade, Lombok Tengah yg dihuni oleh suku sasak. Desa ini terletak di kawasan Rambitan tak jauh dr sentra kota. Bagi kalian yg ingin berkunjung ke desa ini tak perlu galau.
Karena jarak antara Desa Sade dgn Bandara Internasional Lombok hanya sekitar 20 menit. Masyarakat setempat tak menutup diri dr para wisatawan. Mereka cenderung terbuka untuk turis yg ingin singgah di desa mereka.
Secara tak pribadi, Desa Sade saat ini menjadi salah satu objek rekreasi yg terdapat di Lombok. Untuk menarik minat para pelancong, penduduk suku sasak menjaga keaslian bentuk bangunan rumahnya.
Daftar Isi
Mengenal Adat Suku Sasak
Di desa ini terkenal dgn budpekerti istiadat yg sangat kental sampai kini. Kehidupan penduduk di suku Sasak ini terkesan masih sungguh natural akan keasliannya. Desa ini mempunyai penduduk kurang lebih sekitar 700 orang.
Dengan bangunan rumah yg cuma berjumlah 150 buah.Bangunan rumah di desa ini pula masih tergolong sederhana di antara desa-desa yg lain. Masyarakat sekitar menyebut tempat tinggal mereka dgn istilah bale.
Baca Juga: Suku di Indonesia
1. Jenis Bale
Bangunan suku Sasak ini terdapat tiga tipe bale yg mempunyai kegunaan berbeda untuk setiap balenya. Bale Bonter yaitu rumah yg dijadikan sebagai tempat tinggal untuk para pejabat.
Bale Kodong yakni rumah yg digunakan selaku tempat tinggal untuk pengantin baru maupun bagi orang bau tanah yg ingin menghabiskan masa tuanya. Yang terakhir yakni Bale Tani, tempat ini biasa digunakan sebagai tempat tinggal bagi yg sudah berkeluarga & mempunyai keturunan.
2. Pembagian Bale Rumah
Bale atau yg biasa disebut rumah oleh orang awam mempunyai dua buah ruangan yg masing-masing memiliki manfaat yg berbeda. Yang pertama yaitu bale penggalan luar atau biasa disebut selaku ruang tamu. Tempat ini biasa dipakai untuk menerima tamu sekaligus selaku kamar tidur.
Untuk ruang depan potongan kanan digunakan sebagai tempat tidur bapak & ibu. Sedangkan penggalan kiri dijadikan selaku tempat tidur pria & di atasnya pula terdapat rak yg berfungsi untuk menyimpan benda pusaka.
Untuk bale belahan dalam, berfungsi sebagai kamar tidur perempuan, tempat pribadi & pula dijadikan untuk tempat melahirkan. Ruangan ini letaknya lebih tinggi dibandingkan dgn bale pecahan luar. Di tengah rumah terdapat tiga anak tangga yg berfungsi sebagai penghubung antara ruang pecahan luar & ruang belahan dalam.
Susunan tangga tersebut dapat diartikan sebagai berikut, yaitu anak tangga pertama disimbolkan selaku Tuhan Yang Maha Esa, anak tangga kedua disimbolkan sebagai ibu, & anak tangga yg terakhir selaku simbol bapak.
3. Bagian Lumbung Padi
Di desa ini pula terdapat lumbung padi yg bentuknya menyerupai bale, yg berfungsi untuk menyimpan persediaan padi sehabis trend panen tiba. Lumbung ini pula mempunyai arsitektur yg tak kalah uniknya dgn bangunan bale.
Bangunan ini mempunyai atap yg yang dibuat dr ijuk & alasnya berupa tanah liat yg diaduk dgn sekam padi. Biasanya penduduk suku sasak membersihkan lantai seminggu sekali atau pada dikala terlaksananya upacara adab.
Mereka membersihkannya dgn menggunakan kotoran kerbau yg masih baru dgn cara mengepelnya. Meskipun dipel memakai kotoran kerbau, setelah mengering lantai tersebut tak meninggalkan wangi unik bukan.
Selain itu, mereka percaya bahwa kotoran kerbau tersebut mampu mengusir serangga & pula serangan magic yg ditujukan pada pemilik rumah tersebut.
Baca Juga: Suku Indian
4. Bentuk Pintu
Bentuk pernak-pernik pintu di suku sasak ini nyaris seperti dgn bentuk daun puntu di Jawa Tengah. Dimana pintunya lebih pendek daripada bangunan rumahnya. Hal tersebut mempunyai filosofi bahwa orang yg bertamu harus menundukkan kepalanya untuk menghormati pemilik rumah tersebut.
5. Letak Rumah
Kebiasaan penduduk suku sasak yg lain yaitu letak rumah yg berdempetan di setiap gangnya dgn penghubung jalan setapak. Selain itu, bentuk rumah yg lebih banyak didominasi hampir sama ukurannya dgn piranti rumah yg sangat sederhana.
6. Pekerjaan
Mayoritas penduduk suku sasak mencukupi keperluan sehari-hari dgn bertani. Namun semenjak dibukanya budaya setempat, para ibu-ibu melakukan pekerjaan selaku penenun. Biasanya mereka menenun di depan rumah dgn menggunakan dipan.
Selain itu, anak perempuan di desa ini sudah diajarkan menenun ketika mereka berusia 10 tahun. Bahkan bagi mereka yg belum mampu menenun tak diperbolehkan untuk menikah. Oleh alasannya itu, kerajinan tenun memiliki nilai jual yg tinggi sebab proses pengerjaannya yg condong lama. Kain tenun pula dijadikan selaku mahar dlm pernikahan.
7. Tradisi
Suku Sasak terdapat tradisi paling unik yg terjadi di suku sasak ini. Masyarakat desa Sade memperbolehkan anak perempuannya menikah pada usia 14 tahun, sementara untuk anak pria diperbolehkan menikah pada usia 19 tahun tradisi menikah muda tersebut menjadi salah satu keunikan di suku ini.
Dimana setiap perempuan yg akan menikah akan diculik oleh mempelai pria selama tiga hari. Tradisi diculik ini bekerjsama mereka cuma menginap di rumah kerabatnya. Yang terpenting kandidat mempelai keluar dr desa tersebut. Hal ini semata-mata untuk menghormati tradisi para leluhur yg masih dipegang teguh oleh masyarakat sekitar.
Baca Juga: Suku Jawa
8. Keagamaan
Sampai dikala ini suku sasak masih masih mempercayai pedoman animisme. Akan tetapi jangan salah sangka dulu, sebab suku ini merupakan salah satu pemeluk Islam yg taat. Setiap satu ahad sekali tepatnya hari rabu.
Mereka akan mendatangi makam leluhur yg telah mengembangkan agama Islam di kawasan mereka. Tidak heran bila pada dikala kalian berkunjung ke desa Sade akan melihat bangunan masjid-masjid besar.
Itulah beberapa kebudayaan yg dimiliki suku Sasak. Beragam sekali kebudayaan yg dimiliki yg merefleksikan kaya bangsa Indonesia dgn kebudayaan yg dimiliki oleh Suku Sasak.
Kekayaan sekaligus warisan budaya dr nenek moyang kita ini sudah sepantasnya kita jaga & dilestarikan agar tak lupa dr mana kita berasal dahulunya.