Sudut Pandang – Didalam dongeng, sering kita jumpai pada sebuah novel, cerpen, atau karangan yang lain sudut pandang. Mungkin sebagian besar orang, mahasiswa, ataupun siswa masih gundah mengenai penggunaan sudut pandang tersebut. Untuk itu pembahasan kali ini perihal penjelasan dr sudut pandang.
Daftar Isi
Pengertian
Sudut Pandang merupakan metode yg biasa digunakan penulis didalam menempatkan dirinya atau dr mana si penulis menatap dongeng pada karangan yang ia ciptakan. Tujuannya yakni selaku suatu siasat penyampaian cerita yg ia tulis, sehingga dapat mempengaruhi jalannya penyuguhan pada suatu dongeng.
Jenis – Jenis
Ada beberapa pembagian , yakni : sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang ketiga, & sudut pandang adonan. Dimana didalamnya itu sendiri terdapat beberapa bentuk lagi berikut penjelasannya :
1. Sudut Pandang Orang Pertama
Pada jenis ini umumnya memakai kata ganti “aku”,“saya” dan“kami” atau kata jamak. Jika ingin menggunakan jenis ini, Anda seakan-akan berperan menjadi salah satu tokoh dlm dongeng yg sedang diciptakan. Para pembaca pula akan merasa melaksanakan setiap kisah yg dikisahkan.
Sudut pandang ini dibagi menjadi 2 pecahan, yaitu :
-
Sebagai Tokoh/Pelaku Utama
Sesuai judulnya si penulis seakan ‘masuk atau berperan’ dlm dongeng tersebut sebagai pelaku utama dlm cerita. Sesuatu hal yg berkaitan didalam kisah mirip : anggapan, perasaan, tingkah laris, atau insiden yg tokoh “aku” lakukan.
Ia akan menjadi sentra dr kisah. Jika ada peristiwa atau tokoh di luar diri “saya”, insiden/tokoh itu akan diceritakan sebatas cuma berhubungan dgn tokoh “aku”.
Contohnya :
Aku sedang memperhatikan lemari jam yg bangkit kaku di pojok ruangan. Ukiran jati bertuliskan abjad Jawa kuno menjadi saksi bisu kelahiranku. Ditempat ini, 20 tahun kemudian gue dilahirkan…….dst.
-
Sebagai Tokoh Sampingan
Pada teknik ini tokoh “aku” kebalikannya yakni hadir tak menjadi peran utama, cuma peran pendukung atau tokoh embel-embel. Kemunculan tokoh “saya” ini berfungsi cuma untuk memperlihatkan penjelasan perihal dongeng pada pembaca.
Selanjutnya tokoh utama, dibiarkan untuk menceritakan dirinya sendiri lengkap sesuai dinamika terjadi. Dengan ungkapan lain, tokoh “saya” didalam sudut ini hanya selaku saksi dr alur insiden yg terjadi & dijalankan oleh tokoh utama.
Contohnya :
Brak!!! Sesekali gue dibentuk kagetdgn bunyi jendela di samping kamarku. Elfina pergi terburu-buru sambil lari tunggang langgang. Sepertinya ia telat kuliah lagi. Elfina yakni gadis yg cantik, ia ramah dgn siapa saja. Tidak heran bila banyak lelaki menyukainya.
2. Sudut Pandang Orang Ketiga
Pada teknik ini, kata biasa yg digunakan yaitu “beliau” “ia” atau mampu pula nama tokoh atau mereka (jamak). Kata ganti ini digunakan untuk menceritakan tokoh utama dgn mengubah kata jamak dlm teknik ini pada suatu cerita.
Satu hal perbedaan antara orang pertama dan orang ketiga, ialah kebebasan suatu peran pada cerita. Didalam orang pertama, penulis dapat menonjolkan sosok dirinya dlm suatu dongeng yg diciptakan, namun ini tak berlaku pada jenis ini.
Didalam teknik ini, si penulis berada ‘di luar’ jalan isi kisah karena hanya mencerikan tokoh “dia” saja.
Sudut pandang ini dibagi menjadi 2 cuilan, yaitu :
-
Sebagai Serba Tahu
Didalam ini, si penulis menceritakan apa saja keterkaitannya dgn tokoh utama. Ia dibuat seakan tahu semua ihwal sopan santun, asumsi, perasaan, peristiwa, bahkan latar belakang yg mendalangi sebuah kejadian, ia mirip seorang yg serba tahu wacana tokoh yg sedang ia bicarakan.
Contohnya :
Sudah nyaris 2 ahad ini Sofi terjun dlm dunia acting. Kedua orang tuanya tak ada yg merestui jalur karier yg ia kerjakan. Ia hingga beradu argumen dgn sang papa yg mempunyai budpekerti keras & pemarah. Keduanya sempat bersitegang sampai akhirnya dipisahkan oleh sang mama disertai derai air mata.
-
Sebagai Pengamat
Teknik ini tak jauh beda dgn teknik serba tahu diatas, namun tak se-maha tahu teknik diatas hanya penulis menceritakan sebatas pengetahuannya saja.
Pengetahuan ini dapat diperhatikan dgn penangkapan panca indra, baik dgn menyaksikan, mendengar, mengalami, atau mencicipi suatu kejadian di dlm dongeng. Hal ini diperoleh dr hasil asumsi si penulis tentang tokoh “ia” yg diceritakan.
Contohnya :
Entah apa yg terjadi padanya seminggu akhir-akhir ini. Pulang dr kantor eksklusif memperlihatkan tampang masam. Belum lagi puasa bicara yg telah ia kerjakan akhir-akhir ini. Apa sebabnya lantaran hubungan ia & sang kekasih yg tak direstui oleh kedua orangtua ?.
3. Sudut Pandang Campuran
Si penulis dapat menggabungkan antara sudut pandang orang pertama & sudut pandang orang ketiga. Ada kalanya si penulis ‘masuk’ ke dlm kisah bukan sebagai tokoh utama & ada kalanya ia berada di luar cerita menjadi orang yg serba tahu ataupun selaku pengamat.
Demikianlah pembahasan postingan kali ini, mudah-mudahan bermanfaat & menjadi ilmu pengetahuan baru bagi para pembaca.
Baca pula artikel lainnya :