Struktur Teks Hikayat : Pengertian, Ciri, Kaidah Kebahasaan dan Contohnya – Apakah yang dimaksud dengan teks hikayat dan bagaimana strukturnya?, Pada peluang kali ini Seputarpengetahuan.co.id akan membahasnya dan pasti hal-hal yang juga melingkupinya.
Daftar Isi
Daftar Isi
Struktur Teks Hikayat : Pengertian, Ciri, Kaidah Kebahasaan & Contohnya
Mari kita simak pembahasannya pada postingan di bawah ini untuk lebih dapat memahaminya.
Pengertian Struktur Teks Hikayat
Teks hikayat merupakan karya usang yang menceritakan wacana aneka macam kesaktian, mukjizat dan kesaktian. Teks hikayat kebanyakan senantiasa diisi dengan aneka macam komponen seperti sudut pandang, plot, penokohan, dan tema. Dalam bidang sastra Indonesia, mempunyai tugas besar dalam melahirkan karya sastra yang banyak bermunculan sampai saat ini dan salah satu dari itu yaitu hikayat.
Teks hikayat adalah suatu teks yang di beuat dalam bentu prosa, alasannya dalam penulisannya itu terdapat kombinasi ritme dan pada jenis teks ini menyerupai dengan puisi. Pada lazimnya teks hikayat menceritakan wacana kedigdayaan dari salah satu seorang tokoh serta pada teks ini umumnya menceritakan aneka macam keajaiban yang muncul didalamnya.
Apabila ingin mengetahui lagi mengenai teks hikayat, alangkah baiknya kita mengetahui apalagi dulu perihal struktur teks hikayat, diantranya sebagai berikut.
- Abstraksi
Abstraksi, dalam strukur teks hikayat ini beriksikan suatu inti dongeng yang hendak dikembangkan menjadi bermacam-macam kejadian atau abstraksi sering disebut juga sebagai citra pada kisah. Dalam dongeng hikayat, penyusunannya ini boleh tidak mengguanakan abstraksi. Abstraksi menjadi awal yang penting dalam membangun kisah hikayat yang baik.
- Orientasi
Orientasi merupakan salah satu struktur bab yang terdapat pada teks hikayat yang berisi perihal informasi waktu, tempat, dan suasana yang terjadi pada dongeng tersebut. Suasana yang terjadi dalam suatu kisah pad lazimnya disusun dengan sungguh dramatis, sehingga pembaca ikut mencicipi dan terbawa suasana yang sama dan lazimnya dongeng tidak akan berganti walaupun diceritakan turun temurun.
- Komplikasi
Pada struktur teks hikayat yang satu ini, komplikasi berisi urutan dalam berbagai kejadian yang dihubungkan sesuai dengan sebab serta balasan. Dalam komplikasi bermacam-macam pertentangan mulai dimunculkan dan konflik berjalan secara terus menerus. Dalam komplikasi juga akan ditemukan huruf pada sebuah tokoh dengan bermacam-macam keistimewaanya.
- Evaluasi
Dalam bab evaluasi, banyak sekali pertentangan mulai mendapatkan berbagai resolusi dan penyelesaian dijalankan dengan tugas tokoh yang sungguh sentral. Evaluasi membuat teks saga mendekati selesai dongeng atau mendekati tamat. Bagian penilaian sungguh penting, alasannya terkadang menampung aneka macam poin yang memiliki kegunaan bagi kehidupan insan kebanyakan.
- Resolusi
Perlu dimengerti Resolusi tersebut menjadi bab dari teks hikayat yang menampung banyak sekali penyelesaian penulis atas suatu persoalan yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam cerita dan sosialisasi disuguhkan dari anutan eksklusif penulis. Pada bab Resolusi yang dihadirkan penulis dapat menjadi opsi untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.
- Koda
Koda merupakan bagian final dari penulisan teks hikayat dan bagian ini mampu disebut kesimpulan. Dalam struktur koda terdapat berbagai nilai atau pesan tersirat yang dapat diambil dari suatu teks cerita dan banyak sekali pesan yang tersirat penting yang sungguh bermanfaat bagi pembaca. Di sinilah poin-poin penting suatu kisah didapat oleh pembaca.
Ciri-Ciri Teks Hikayat
- Ceritanya senantiasa tidak berubah, walaupun kisah tersebut merupakan kisah turun menurun
- Ceritanya dimiliki seluruh penduduk , alasannya tidak dikenali pengarangnya
- Memakai bahasa yang di lebih-lebihkan merupakan ciri-ciri teks hikayat
- Memakai bahasa yang terus diulang
- Sifatnya tradisional
- Memakai unsur pendidikan di dalam ceritanya
- Kisahnya bersifat universal ialah ciri-ciri teks hikayat
- Banyak hal Magis
- Banyak kemustahilan yang dimunculkan dalam dongeng
Kaidah Kebahasaan Teks Hikayat
Kata penghubung atau yangsering disebut dengan konjungsi banyak dipakai dalam teks hikyat dan penggunaan kata penghubung ini biasanya di awal kalimat. Dengan adanya konjungsi teks ini menjadi lebih menarik dan setiap kalimat atau kata mampu terhubung dengan baik. Contoh kata sambung yang banyak digunakan untuk teks ini yakni juga, dan, kemudian dan lain-lain.
- Kata Arkais
Perlu dimengerti kata arkais adalah kata yang banyak digunakan pada zaman antik dan kata antik sangat sulit untuk diketahui ketika ini. Kata ini biasanya digunakan untuk memperlihatkan berbagai ungkapan dan penggunaan kata arkaisa ini juga sering ditemukan dalam konvensi teks hikayat. Dengan kata arkais ini, pembaca juga mampu mengetahui banyak sekali kosakata yang terkenal di zaman dahulu.
- Gaya Bahasa
Gaya bahasa yaitu suatu teknik pemanfaatan kekayaan bahasa untuk memperluas sebuah karya sastra dan dalam teks penggunaan gaya bahasa sungguh sering dijumpai. Dengan gaya bahasanya, teks ini menjadi lebih menawan dan ceritanya menjadi bermacam-macam. Bagi yang membaca juga akan merasakan kesenanan dengan aneka macam yang digunakan dalam penulisan yang di terapkan pada sebuah teks hikayat.
Contoh Teks Hikayat
Hikayat Si Miskin
Pada jaman dulu kurun terdapat sebuah pasangan suami istri yang di katakan mendapatkan kutukan miskin seumur hidup dan seiring pertumbuhan waktu, pasangan suami istri ini di karuniai seorang anak pria yang diberi nama marakarma. Setelah kehadiran sangbuah hati marakarma ini, hidup suami istri ini malah berkecukupan dan bisa dibilang jauh dari kutukan miskin.
Keluarga kecil ini menjalani kehidupan yang sangat bahagia dengan aneka macam aktivitas keseharian yang seru. Pada sebuah hari ada seorngpamal atau andal nujum yang memprediksi bahwa Marakarma yaitu anak yang mau membawa sial. Hal ini membuat pasangan ini menjadi khawatir dan kepikiran dengan apa yang disampaikan andal nujum.
Setelah berpikir panjang, pada akhirnya sang ayah rela untuk mencampakkan Marakarma ke suatu kawasan. Setelah kepergian Marakarma, kehidupan suami istri ini malah menjadi terpuruk dan sungguh miskin. Pasangan ini merasa binggung dengan apa yang telah dilakukan, karena alasan untuk mencampakkan Marakarma sangatlah tidak logis dan sangat kejam.
Marakarma yang dibuang di suatu daerah, terus mempelajari menyebarkan hal. Nasib jelek menimpa Marakarma, alasannya adalah dituduh selaku pencuri dan Marakarma harus dibuang ke lautan oleh penduduk sekitar. Setelah dibuang, Marakarma malah terdampar di lautan yang lepas dan para hukuman alam berhasil diselamatkan putri cahaya.
Sejak ditemukan putri cahaya, Mahakarma mempunyai cita-cita untuk pulang ke pelukan orang tuanya. Proses untuk pulang tidaklah mudah, sebab banyak sekali ujian dialami oleh Mahakarma dan berbagai keberuntungan memang timbul untuk Mahakarma, hingga alhasil mampu kali berjumpa kedua orang tuanya.
“Hikayat Burung Cendrawasih”
Hikayat sahibul dinarasikan dalam sebuah buku berjudul Kitab Tajul Muluk yang berkisah wacana seekor burung bergelar Cendrawasih. Adapun burung ini berasal dari nirwana dan berdasarkan sebagian besar orang bau tanah yang mengudara dibilang bahwa burung ini berasal dari surga dan selalu berdampingan dengan para wali. Burung ini memiliki kepala mirip kuning keemasan.
Dengan empat sayap yang tiada tara akan tampaksungguh terperinci apabila bersayap penuh adanya, sesuatu yang amat sungguh aktual perbedaannya yaitu ada dua antenna atau pun ekor ‘areil’ yang sangat panjang di ekor belakang.
Siapapun yang melihat burung ini pastilah akan merasa kagum dan terkesima serta dibentuk kagum akan keindahan dan kepelikan dari burung cendrawasih.
Amatlah jarang sekali bila orang memiliki burung cendrawasih alasannya adalah burung ini bukanlah burung yang berasal dari bumi, sudah bukan belakang layar lagi jika burung ini hanya dimiliki oleh kaum saudara istana saja.
Hatta mengikut sejarah, kebanyakan kerabat – saudara istana Melayu mempunyai burung cendrawasih dan mayoritas penjaga yang melihatnya mengatakan bahwa dia akan menenteng tuah yang sungguh andal.
Hikayat Si Bayan yang Budiman
Pada jaman dahulu hiduplah seorang saudagar kaya yang terkenal dengan nama Khojan Mubarok, namun beliau dengan istrinya tidak kunjung menerima keturunan dan keduanya senantiasa berdoa terhadap Allah Swt untuk menerima anak. Pada suatu hari Khojan dan istrinya di keturunan pria yang berjulukan Khojan Maimun.
Setelah Khojan Maimun akil balig cukup akal, Khojan Mubarok menikahkan anaknya dengan saudagar kaya raya bernama Bibi Zainab dan sebuah hari, Khojan Maimun berpamitan kepada istrinya untuk berlayar. Namun sebelum berangkat, Khojan Maimun menyempatkan diri untuk membeli burung beo yang masih kecil selaku sahabat istrinya saat sedang kesepian.
Bibi Zainab yang merasa kesepian, lalu bertemu dengan seorang anak yang juga menyukainya dan ketika Bibi Zainab akan menemui putra raja, Bibi Zainab dilarang oleh burung tiung tersebut. Hal ini membuat Bibi Zainab marah dan membunuh burung tiung tersebut.
Tetapi burung beo yang menunjukkan ijin kepada Bibi Zainab untuk bertemu dengan putra raja dan setiap kali berjumpa dengan putra raja, burung beo tersebut selalu memperlihatkan rekomendasi yang baik. Pada hari ke 24, barulah Bibi Zainab menyadari bahwa perbuatannya berselingkuh itu salah dan bisa berujung pada dosa.
Demikianlah ulasan dari Seputarpengetahuan.co.id wacana Struktur Teks Hikayat , supaya dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian. Terimakasih telah berkunjung dan jangan lupa untuk membaca artikel lainnya.
Baca juga:
- Pengertian Teks Cerita Sejarah, Struktur, Kaidah, Ciri, Jenis, Contoh
- Hubungan Antar Makhluk Hidup dan Lingkungannya