Protozoa atau Protista menyerupai hewan dibedakan menjadi 4 macam golongan menurut alat geraknya, yakni:
Nah, pada kesempatan kali ini kita akan belajar mengenai definisi, ciri-ciri, pembagian terstruktur mengenai, cara reproduksi, teladan & peranan Sporozoa dlm kehidupan manusia. Untuk itu, silahkan kalian simak dengan-cara baik-baik klarifikasi berikut ini. Selamat membaca.
Pengertian Sprozoa
Istilah Sporozoa berasal dr bahasa Yunani, yaitu spora yang berarti “benih” dan zoa yang bermakna “binatang”. Sporozoa merupakan satu-satunya anggota Protozoa yg tak memiliki alat gerak & bergerak dgn cara meluncurkan tubuhnya dlm medium daerah hidupnya. Sesuai dgn namanya, Sporozoa memiliki ciri khas yakni mampu membentuk spora dlm salah satu tahapan siklus hidupnya.
Terdapat 4.000 jenis Sporozoa yg sebagian besar hidup sebagai benalu pada binatang & pula insan. Tubuh Sporozoa berbentuk bundar atau oval, memiliki nukleus tetapi tak mempunyai vakuola kontraktil. Bentuk dewasanya tak mempunyai alat untuk bergerak. Banyak Sporozoa yg mempunyai daur hidup yg rumit, pada fase tertentu hidup pada sebuah inang & pada fase yg lain hidup pada inang yg berlawanan.
Dalam daur hidupnya, Sporozoa memperlihatkan adanya pergiliran keturunan antara fase vegetatif & generatif. Sporozoa yg belum remaja disebut sporosit yang mudah berpindah-pindah mengikuti pemikiran darah. Semua Sporozoa membentuk spora berdinding tebal tatkala berada pada tahap zigot. Spora ini merupakan struktur yg tetap yg penyebarannya lewat makanan, air, atau gigitan serangga.
Meskipun Sporozoa tak memiliki alat gerak, tetapi ia mengandung organel kompleks yg membantunya melekat & menyerang inang. Banyak anggotanya yg mempunyai siklus hidup yg kompleks. Oleh karena itu, kelas Sporozoa disebut pula dgn Apicomplexa. Salah satu acuan Sporozoa yg terkenal yakni penyebab penyakit malaria, yaitu Plamodium.
Baca: 4 Jenis Plasmodium Penyebab Malaria, Gejala & Pengobatannya
Ciri-Ciri Sporozoa
Sporozoa atau Apicomplexa mempunyai beberapa karakteristik atau ciri-ciri yg membedakannya dgn ketiga jenis Protozoa lainnya. Berikut ini penulis uraikan ciri-ciri Sporozoa dengan-cara lazim.
■ Tidak memiliki alat gerak khusus, sehingga Sprozoa bergerak dgn cara meluncur atau mengubah-ubah posisi tubuhnya.
■ Merupakan organisme bersel tunggal (uniseluler).
■ Kebayakan bersifat parasit, baik pada hewan maupun manusia.
■ Dapat membentuk spora pada sebuah saat dlm daur hidupnya.
■ Mempunyai spora berupa lonjong.
■ Ukuran spora sekitar 8 – 11 mikron pada dinding kitin.
■ Mempunyai 2 kapsul polar pada anterior, berpasangan dgn bentuk mirip labu, berskala sama, terletak pada sudut sumbu longitudinal dgn ujung posterior.
■ Dari depan ujung anterior sama dgn lebar posterior.
■ Dinding katub tak terang.
■ Daur hidup Sporozoa menawarkan pergiliran generasi/keturunan antara bentuk seksual (fase generatif) & aseksual (fase vegetatif).
■ Tubuh berupa bundar atau oval.
■ Memiliki nukleus (inti sel) tetapi tak memiliki vakuola kontraktil.
■ Memiliki organel-organel kompleks khusus pada salah satu ujung sel (apeks) yg berfungsi untuk menembus sel & jaringan badan inang.
■ Proses absorpsi makanan, pernafasan (respirasi) & pengeluaran (ekskresi) terjadi dengan-cara pribadi lewat permukaan tubuh.
■ Sebagian besar spesies Sporozoa menyebabkan penyakit pada hospes (inang) yg ditumpanginya.
Klasifikasi Sporozoa
Kelas sporozoa mempunyai 3 (tiga) sifat yg berbeda antara genus yg satu dgn genus yg lain, perbedaan itu antara lain:
■ Genus sporozoa yang hidup didalam sel darah merah & membutuhkan vektor biologis, sifat ini terdapat pada Genus Plasmodium.
■ Genus sporozoa yg hidup di dlm intestinal & tak membutuhkan vektor biologis, sifat ini terdapat pada Genus Isospora dan Genus Eimerie.
■ Parasit yg hidup di dlm sel endotel, leukosit mononukleus, cairan tubuh, sel jaringan tuan rumah & belum dikenali vektor biologisnya, sifat ini yg terdapat pada genus toxoplasma.
Parasit yg tergolong dlm kelas sporozoa berkembangbiak dengan-cara aseksual (skizogoni) & seksual (sporogoni) dengan-cara bergantian. Kedua cara berkembang biak ini mampu berlangsung dlm satu hospes, mirip yg terjadi pada subkelas Coccidia. Sedangkan yg berjalan dlm dua hospes yg berlainan terdapat pada sub kelas haemosporidia (plasmodium). Kelas sporozoa tersebut dapat diklasifikasikan sebagaimana diperlihatkan pada diagram berikut.
Cara Reproduksi Sporozoa
Cara perkembangbiakan pada Sporozoa (ex. Plasmodium) pertama kali didapatkan oleh Ronald Ross & Grassi. Reproduksi pada Sporozoa ini mampu terjadi lewat dua cara, yakni:
■ Reproduksi aseksual (vegetatif) yang terjadi di dlm tubuh manusia secara skizogoni (pembelahan diri dlm badan inang tetap) & pada badan nyamuk Anopheles betina secara sporogoni (pembentukan spora pada inang sementara).
■ Reproduksi seksual (generatif) dengan peleburan makrogamet & mikrogamet di dlm badan nyamuk Anopheles.
Baca: Gambar & Tahapan Siklus Hidup Plasmodium dlm Tubuh Manusia & Nyamuk
Contoh & Peranan Sporozoa dlm Kehidupan
Seperti yg telah diterangkan di permulaan bahwa Sporozoa bersifat parasit baik pada hewan maupun insan & sebagian besar menimbulkan penyakit. Oleh lantaran itu banyak didapatkan peranan yg merugikan dibanding peranan menguntungkan dr Sporozoa. Lalu apa saja peranan merugikan Sporozoa ini? Berikut beberapa pola organisme Sporozoa & peranannya dlm kehidupan.
■ Babesia bigemina merupakan spesies penyebab penyakit demam Texas.
■ Theileria parva merupakan spesies penyebab penyakit demam Pantai Timur (Afrika).
■ Toxoplasma gondii merupakan spesies Sporozoa penyebab penyakit Toksoplasmosis yg menyebabkan meningitis, hepatitis & infeksi janin. Organisme ini masuk ke dlm badan insan melalui masakan, misalnya daging yg terkotori kista toxoplasma dr kotoran kucing atau burung. Infeksi Toxoplasma gondii membahayakan bagi ibu hamil karena mampu menjadikan bayi yg lahir cacat mental, kebutaan, serta terjadinya pembengkakan hati.
■ Plasmodium vivax merupakan penyebab penyakit malaria tertiana. Masa sporulasi (masa pembentukan spora) setiap 2 x 24 jam.
■ Plasmodium ovale merupakan penyebab penyakit limpa. Masa sporulasinya setiap 48 jam.
■ Plasmodium malariae merupakan penyebab penyakit malaria quartana. Masa sporulasinya setiap 3 x 24 jam.
■ Plasmodium falciparum merupakan penyebab malaria tropikana. Plamodium ini mempunyai masa sporulasi sekitar 1 hari (1 x 24 jam).
Dengan banyaknya jenis-jenis penyakit malaria yg disebabkan oleh Plasmodium, maka mulai dikembangkan sebuah obat untuk mencegah penyebaran penyakit malaria tersebut. Salah satunya yakni obat chloroquinone (kina) yg mampu membunuh benalu malaria. Namun amat disayangkan benalu ini mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kekebalan tubuhnya kepada chloroquinone.
Program pemusnahan nyamuk Anopheles tak berjalan dgn tanpa gangguan karena nyamuk ini menjadi resisten atau tahan terhadap pestisida (zat anti hama). Para peneliti berharap mampu menggunakan teknik rekayasa genetik untuk membuat nyamuk Anopheles memiliki kemampuan untuk membunuh benalu Plasmodium, bukan menyebarkannya.