Pilihlah salah satu jawaban A, B, C, atau D yang dianggap paling sempurna!
1. Logika ialah suatu teori penyimpulan yang sah, atau metode akal budi yang menelaah mengenai prinsip-prinsip penyimpulan yang sah, ini artinya bahwa akal….
Lihat MDL1. Pengenalan Logika, KB1. Pengertian Logika [pengertian akal dan fungsinya dalam ilmu wawasan]
|
A. bertolak dari pangkal pikir tertentu dan kemudian ditarik suatu kesimpulan
|
|
|
B. terdiri dari, sekurang-kurangnya, dua buah premis yang saling berhubungan
|
|
|
C. terdiri dari dua premis minor dan belum tentu ada konklusi
|
|
|
D. senantiasa terdiri dari dua premis mayor dan satu konklusi
|
Benar, batas-batas di atas memiliki makna bahwa logika senantiasa bertolak dari pangkal pikir tertentu untuk ditarik sebuah kesimpulan
Salah, bukan ini jawabannya disamping itu belum pasti dua premis itu saling berhubungan
Salah, bukan ini jawabannya disamping itu premis lazimnya mayor dan minor
Salah, ini bukan jawabannya, premis umumnya premis mayor dan minor
2. Pernyataaan:
Logam kalau dipanaskan akan memuai, Perak yaitu logam, Maka perak jikalau dipanaskan akan memuai
dikategorikan ke dalam logika
Lihat MDL1. Pengenalan Logika , KB1. Pengertian Logika [akal budi, pangkal pikir, serta logika terbaru dan simbolik]
|
A. induktif
|
|
|
B. deduktif
|
|
|
C. silogistik
|
|
|
D. tradisional
|
Salah, kesimpulan dalam nalar induktif bersifat tidak pasti
Benar, kesimpulan dalam nalar deduktif bersifat pasti
Salah, nalar silogistik menyaksikan perihal penyimpulan berdasar pangkal pikir
Salah, akal tradisional ini adalah ungkapan lain dari logika silogistik
3. Pernyataaan:
Semua B adalah C, Semua A ialah B , Semua A yakni C
Rumusan simboliknya ialah ….
Lihat MDL1. Pengenalan Logika , KB1. Pengertian Logika [akal budi, pangkal pikir, serta akal modern dan simbolik]
 |
|
 |
|
 |
|
 |
Benar, kedua premis (mayor dan minor) benar dan kesimpulan benar
Salah, kedua premis benar tetapi salah pada kesimpulan
Salah, karena premis mayor salah
Salah, alasannya adalah premis minor salah
4. Bahasa memiliki beberapa fungsi, di mana bahasa yang digunakan untuk mencurahkan perasaan takjub maupun rasa takut yang dijalankan lewat aneka macam pemujaan, contohnya atau juga dengan mengungkapkannya melalui seni sastra, adalah bahasa dalam fungsi ….
Lihat MDL1. Pengenalan Logika KB2. Bahasa Logika [Bahasa, fungsi, dan penggunaannya dalam logika]
|
A. ekspresif
|
|
|
B. simbolik
|
|
|
C. afektif
|
|
|
D. logik
|
Benar, ungkapan rasa takjub, atau rasa takut melalui seni suara atau sastra adalah fungsi ekspresif atau emotif dari bahasa
Salah, fungsi smbolik yaitu istilah yang dinyatakan melalui symbol-simbol mengenai fakta dan istilah kepada orang lain
Salah, fungsi afektif bertujuan mengakibatkan efek spikologis pada orang lain sehingga akan menghipnotis tendakan orang lain sesuai dengan yang kita harapkan
Salah, fungsi ini termasuk ke dalam fungsi simbolik. Kaprikornus bukan ini jawabannya
5. Konsep anutan atau tata cara akal sehat yang pangkal tolaknya adalah pernyataan-pernyataan yang belumtentu benar, menurut Aristoteles merujuk pada desain….
Lihat MDL1. Pengenalan Logika, KB3. Sejarah Perkembangan Logika [kemajuan akal pada jaman Yunani, pada masa Islam di Indonesia]
|
A. topica
|
|
|
B. analitika
|
|
|
C. dialektika
|
|
|
D. categoriae
|
Salah, topica adalah pembahasan perihal perrbincangan yang berdasarkan pada premis-premis yang boleh jadi benar. Makara bukan ini jawabannya
Salah, analitika yaitu sistem akal budi yang berpangkal dari pernyataan yang telah dianggap benar
Benar, sistem penalaranyang yang bertitiktolak dari pernyataan yang belum pasti benar adalan dialektika
Salah, categoriae yakni pembahasan tentang cara menguraikan suatu objek dari sepuluh klasifikasi (pengertian umum)
6. Dalam nalar simbolik, desain characteristica universali merujuk pada beberapa hal seperti di bawah ini KECUALI ….
Lihat MDL1. Pengenalan Logika, KB3. Sejarah Perkembangan Logika [pertumbuhan logika simbolik ]
|
A. diciptakan dengan sejumlah symbol dasar
|
|
|
B. dirancang berdasarkan sebuah teknik penggabungan
|
|
|
C. digunakan untuk mengungkapkan semua buah fikiran
|
|
|
D. cuma dipakai untuk mengungkapkan desain sederhana
|
Benar, salah satu unsurnya adalah adanya symbol-simbol dasar
Benar, memang menggunakan teknik penggabungan; jadi ini benar
Benar, memng untuk mengungkapkan buah anggapan seseorang
Salah, bukan ini, seharusnya dipakai oleh semua ilmuwan dan filsuf
7. Konotasi term berdasarkan lingkungan hakikat yang merujuk kepada hakikat konkretnya senantiasa menggambarkan ….
Lihat MDL2. Dasar Dasar Penalaran, KB2. Macam Macam Term [konotasi term yang bekerjasama dengan definisi]
|
A. realitas yang ada
|
|
|
B. sifat tanpa subjek
|
|
|
C. sifat umum universal
|
|
|
D. mutu tanpa keberadaan tertentu
|
Benar, hakikat positif senantiasa menggambarkan realitas yang ada atau eksistensi yang bekerjsama
Salah, sifat tanpa subjek artinya tidak merujuk pada hakikat faktual melainkan terhadap hakikan absurd
Salah, bukan umum universal karena sifat biasa universal merujukkepada term berdasarkan denotasi
Salah, mutu tanpa eksistensi tertentu sama dengan sifat tanpa subjek yang tidak merujuk kepada hakikat kasatmata
8. Sifat lazim yang meliputi dan berlaku pada hal-hal yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, merujuk kepada term dengan sifat….
Lihat MDL2. Dasar Dasar Penalaran KB2. Macam Macam Term [denotasi term yang berbentuksatu himpunan]
|
A. kolektif
|
|
|
B. singular
|
|
|
C. universal
|
|
|
D. partikular
|
Salah, kolektif merujuk terhadap golongan tertentu
Salah, singular hanyha menunjuk terhadap satu hal atau satu himpunan saja
Benar, universal selalu tidak dibatasi oleh ruang dan waktu dan bersifat umum
Salah, particular cuma merujuk terhadap sebagian dari sebuah keseluruhan
9. Term biasa yang menggambarkan cakupan yang komprehensif perihal aneka macam hal yang ditunjuk tanpa kecuali dan bersifat kolektif, dapat digambarkan lewat rancangan….
Lihat MDL2. Dasar Dasar Penalaran, KB2. Macam Macam Term [konotasi dan denotasi serta macam-macam term yg termasuk di dalamnya]
|
A. insan
|
|
|
B. organisme
|
|
|
C. mahasiswa
|
|
|
D. mahasiswa UT
|
Salah, konsep insan bersifat umum universal
Salah, organisme tergolong ke dalam term biasa universal
Salah, mahasiswa tergolong ke dalam desain yang bersifat biasa universal
Benar, mahasiswa UT merujuk kepada term yang sifatnya umum kolektif karena menggambarkan sebuah golongan tertentu
10. Prinsip akal sehat principium identitatissenantiasa menggambarkan hal-hal seperti di bawah ini KECUALI ….
Lihat MDL2. Dasar Dasar Penalaran, KB3. Prinsip Penalaran [prinsip-prinsip penalaran yang menjadi dasar semua bentuk pikiran sehat]
|
A. tidak membutuhkan pembuktian
|
|
|
B. ialah dasar dari semua pikiran sehat
|
|
|
C. bersifat analitis dan terang dengan sendirinya
|
|
|
D. tidak ada kontradisksi di dalam pernyataannya
|
Salah, prinsip identitas memang tidak memerlukan pembuktian
Salah, dia memang merupakan dasar dari semua penalaran
Salah, beliau memang bersifat analitsis dan terang dengan sendirinya
Benar, tidak ada kontradiksi ini termasuk ke dalam prinsip non pertentangan
11. Pembagian atau analisa yang menguraikan atau memerinci suatu bagian atau genus ke dalam speciesnya atau dengan kata lain pembagian term biasa ke dalam term-term khusus, tergolong ke dalam analisis ….
Lihat MDL3. Analisis dan Definisi, KB1. Analisis atau Pembagian [Analisis (analisis logis dan realis) dan aturan-hukumnya]
|
A. esensial
|
|
|
B. universal
|
|
|
C. dikotomis
|
|
|
D. aksidensial
|
Salah, karena analisis ini merupakan pembagian suatu hal ke dalam unsur dasarnya
Benar, analisis universal ialah pembagian dari genus ke speciesnya
Salah, analisis dikotomis yakni pembagian sebuah bagian menjadi dua golongan saja
Salah, analisis ini adalah pemecahan sebuah bab berdasar sifat-sifat yang menyertai perwujudannya
12. Klasifikasi atau penggolongan yang bermaksud untuk membuat lebih mudah sebuah pekerjaan dengan mengurangi waktu, biaya, dan tenaga yaitu klasifikasi ….
Lihat MDL3. Analisis dan Definisi, KB2. Klasifikasi [pengertian penjabaran dan macam-macam klasifikasi]
|
A. produksi
|
|
|
B. kodrati
|
|
|
C. esensial
|
|
|
D. diagnostik
|
Benar, penjabaran bikinan dilakukan dengan tujuan untuk membuat lebih mudah pekerjaan
Salah, klasifikasi kodrati dibuat dengan merujuk kepada sifat-sifat kodrati dan atribut-atribut dari sesuatu hal yang tengah diselidiki
Salah, tidak ada pembagian terstruktur mengenai esensial. Jelas jawaban ini salah
Salah, pada prinsipnya gabungan dari pembagian terstruktur mengenai produksi dan klasifikasi kodrati
13. Definisi yang bertujuan menjelaskan isi atau makna yang terkandung dari suatu perumpamaan dimana definisi ini banyak digunakan di dalam bidang ilmu pengetahuan serta di dalam hal-hal yang bersifat teknis yakni definisi ….
Lihat MDL3. Analisis dan Definisi, KB3. Definisi [jenis-jenis definisi dan syarat-syaratnya ]
|
A. realis
|
|
|
B. ostensive
|
|
|
C. denotatif
|
|
|
D. enumeratif
|
Benar, definisi realis biasanya digunakan untuk menjelaskan makna dari suatu perumpamaan dan lazimnya dipakai dalam bidang ilmu pengetauhuan
Salah, alasannya adalah definisi ini lazimnya memberi batas-batas pada sebuah hal dengan memberi teladan-contoh
Salah, definisi denotatif yaitu memberi batasan juga dengan menunjuk benda yang diberi batasan secara pribadi
Salah, definisi yang dibentuk dengan memperlihatkan rincian lengkap dari hal yang diterangkan
14. Proposisi yang pernyataannya bersifat biasa serta mengiyakan adanya korelasi subjek dan predikat dan dikenal dengan proposisi A, yang tergambar, misalnya, dalam pernyataan ‘semua rakyat Indonesia ber-Ketuhanan Yang Maha Esa’, ialah proposisi ….
Lihat MDL4. Proposisi Kategori, KB2. Empat Macam Proposisi [proposisi universal (afirmatif, neg, & particular) & proposisi lainnya]
|
A. partikular afirmatif
|
|
|
B. partikular negatif
|
|
|
C. universal afirmatif
|
|
|
D. universal negatif
|
Salah, particular afirmatif adalah pernyataan yang bersifat khusus yang mengiyakan adanya korelasi subjek-predikat, dan umumdisebut dengan proposisi I
Salah, particular negative ialah pernyataan yang bersifat khususu yang mengingkari kekerabatan subjek predikat, dan biasa disebut dengan proposisi O
Benar, ini ialah pernyataan yang bersifat lazim dan mengiyakan korelasi subjek-predikat, dikenal dengan proposisi A
Salah, alasannya universal negatif adalah pernyataan umum yang mengingkari hubungan subjek-predikat dan diketahui dengan proposisi E
15. Di dalam proposisi universal negative ekslusif di mana penyataan lazim menginginkari adanya korelasi subjek-predikat, maka pernyataan ‘S tidak ada hubungannya dengan P’ dilambangkan dengan….
Lihat MDL4. Proposisi Kategori, KB2. Empat Macam Proposisi [proposisi universal negative (inklusif) & proposisi particular (afirmatif)]
 |
|
 |
|
|
C. S = P
|
|
|
D. S ≠ P
|
Benar, ini artinya bahwa semua anggota P bukan S,semua anggota S bukan P
Salah, ini artinya semua S ialah P dan sebagian P yakni S
Salah, ini artinya P identik dengan S, dan sebaliknya
Salah, karena disini artinya P tidak identik dengan S dan sebaliknya
16. Proposisi kategorik merujuk terhadap pernyataan yang berisikan satu term selaku predikat yang mampu dinilai benar atau salah, oleh risikonya subjek dari proposisi tersebut bukanlah sebuah term atau desain alasannya adalah ciri utama term atau konsep adalah….
Lihat MDL4. Proposisi Kategori, KB3. Proposisi Kategori dan Term [proposisi tunggal dan proposisi dalam akal budi]
|
A. diungkapkan dalam proposisi tunggal
|
|
|
B. dapat diungkapkan dalam bentuk himpunan
|
|
|
C. berupa subjek dan predikat dalam proposisi tunggal
|
|
|
D. bentuk penyimpulan eksklusif dalam pikiran sehat kategorik
|
Salah, bukan ini jawabannya, tanggapan ini tidak relevan
Benar, karena memang selalu diungkapkan dalam bentuk himpunan
Salah, tidak ada kaitannya dengan subjek dan predikat dalam proposisi
Salah, tidak ada kaitannya dengan penyimpulan secara eksklusif dalam akal budi
17. Oposisi yang melihat korelasi logis antara dua pernyataan tunggal atas dasar term yang sama tetapi berlainan kualitas atau kuantitasnya atau berlawanan kualitas dan kuantitasnya menggambarkan oposisi….
Lihat MDL5. Penyimpulan Langsung, KB1. Penalaran Oposisi [kontrarik, subkontrarik, kontradiktorik, subalternasi]
|
A. simple
|
|
|
B. kontrarik
|
|
|
C. subalternasi
|
|
|
D. subkontrarik
|
Benar, desain di atas yakni desain dari oposisi simple atau oposisi sederhana
Salah, oposisi kontrarik yaitu pertentangan dua pernyataan universal atas dasar satu term yang sama
Salah, oposisi subalternasi yaitu kontradiksi dua pernyataan atas dasar satu term yang serupa dengan mutu sama tetapi berbeda dalam kuantitas
Salah, oposisi subkontrarik yakni kontradiksi dua pernyataan particular atas dasar satu term yang sama tetapi berlawanan dalam mutu
18. Hubungan logis antara dua pernyataan partikular dengan dua term yang sama tetapi berlawanan dalam kualitasnya, menggambarkan kekerabatan logis dalam kerangka desain oposisi….
Lihat MDL5. Penyimpulan Langsung, KB1. Penalaran Oposisi [oposisi paralel, kontradiktorik, dan eksklusif]
|
A. simple
|
|
|
B. paralel
|
|
|
C. kontrarik
|
|
|
D. subkontrarik
|
Salah, oposisi simpel melihat kekerabatan logis antara dua pernyataan tunggal atas dasar term yang serupa tetapi berlawanan kualitas atau kuantitasnya atau berlawanan kualitas dan kuantitasnya
Benar, rancangan di atas menggambarkan oposisi paralel
Salah, oposisi kontrarik yaitu kontradiksi dua pernyataan universal atas dasar satu term yang sama tetapi berbeda kualitasnya
Salah, oposisi subkontrarik yakni kontradiksi dua pernyataan particular atas dasar satu term yang serupa namun berlainan dalam kualitas
19. Terdapatnya relasi logis dalam oposisi yang menyatakan bahwa dari pernyataan yang benar dapat diturunkan pernyataan yang benar pula sehingga lalu mampu disusun sebuah penyimpulan, hal ini menggambarkan….
Lihat MDL5. Penyimpulan Langsung, KB1. Penalaran Oposisi [superimplikasi dalam oposisi simple dan dalam oposisi kompleks]
|
A. penyimpulan superimplikasi
|
|
|
B. penyimpulan implikasi
|
|
|
C. oposisi parallel
|
|
|
D. oposisi praktis
|
Benar, desain di atas menggambarkan bahwa bila keseluruhannya benar maka bab-bab dalam keseluruhan itu juga benar adanya
Salah, penyimpulan ini menggambarkan jikalau suatu keseluruhan mempunyai sifat tertentu maka bagian dari keseluruhan itu juga memiliki sifat tersubut
Salah, oposisi parallel ialah korelasi logis antara dua pernyataan partikular dengan dua term yang serupa namun berlainan dalam kualitasnya,
Salah, oposisi praktis menyaksikan hubungan logis antara dua pernyataan tunggal atas dasar term yang serupa tetapi berlawanan kualitas atau kuantitasnya atau berlainan kualitas dan kuantitasnya. Jadi bukan ini jawabannya
20. Adanya dua pernyataan yang bertentangan secara mutlak di mana pernyataan yang satu ialah pengingkaran bagi pernyataan lainnya dan tidak dapat dikompromikan sehingga tidak ada kemungkinan ketiga, merujuk terhadap oposisi….
Lihat MDL5. Penyimpulan Langsung, KB1. Penalaran Oposisi [negasi pertentangan dalam oposisi simple dan kompleks]
|
A. kontrarik
|
|
|
B. subalternasi
|
|
|
C. subkontrarik
|
|
|
D. kontradiktorik
|
Salah, oposisi kontrarik yaitu pertentangan dua pernyataan universal atas dasar satu term yang sama tetapi berbeda kualitasnya
Salah, oposisi subalternasi yaitu kontradiksi dua pernyataan atas dasar satu term yang sama dengan kualitas sama tetapi berlainan dalam kuantitas
Salah, oposisi subkontrarik yakni pertentangan dua pernyataan particular atas dasar satu term yang sama namun berlawanan dalam kualitas
Benar, oposisi kontradiktorik selalu menggambarkan dua pernyataan yang bertentangan secara mutlak di mana pernyataan yang satu ialah pengingkaran bagi pernyataan yang lain dan tidak mampu dikompromikan sehingga tidak ada kemungkinan ketiga
21. Penyimpulan eksklusif yang ditarik dari suatu proposisi ke proposisi lain dengan pembuatan term yang serupa di mana penyimpulan itu dijalankan dengan merujuk terhadap satu pangkal pikir atau premis tertentu, menggambarkan desain akal sehat ….
Lihat MDL5. Penyimpulan Langsung, KB2. Penalaran Edukasi [akal sehat konvensi yang serupa kualitasnya dan yang tidak sama kualitasnya]
|
A. eduksi
|
|
|
B. inversi
|
|
|
C. konversi
|
|
|
D. kontraposisi
|
Benar, akal sehat eduksi, pada intinya, merujuk terhadap penyimpulan eksklusif yang didasarkan pada satu pangkal pikir atau premis tertentu
Salah, inverse yaitu penyimpulan langsung dengan cara menegasikan subjek dan predikat pada satu proposisi
Salah, konvrersi ialah penyimpulan langsung dengan cara menukar kedudukan subjek dan predikat dari sebuah proposisi tanpa mengubah makna yang dikandungnya
Salah, kontraposisi ialah penyimpulan eksklusif dengan cara menukar kedudukan subjek dan predikat dan lalu menegasikannya
22. Di dalam konversi sama kuantitas, pernyataan:
semua manusia cendekia kecerdikan,maka
semua yang arif budi yakni manusia
dilambangkan dengan ….
Lihat MDL5. Penyimpulan Langsung, KB2. Penalaran Edukasi [inverse (sebag & sarat ), kontraposisi (sebag & penuh)]
 |
|
 |
|
 |
|
 |
23. Di dalam aturan dasar penyimpulan di mana prinsip konotasi term dalam silogisme merujuk pada prinsip kesamaan, maka apabila dari dua hal yang serupa yang satu diketahui sama dengan hal ketiga, mampu disimpulkan bahwa ….
Lihat MDL6. Silogisme Kategorik, KB1. Prinsip Penyimpulan [premises (mayor dan minor) prinsip dsr penyimpulan (konotasi & denotasi)]
|
A. lainnya telah niscaya sama
|
|
|
B. yang kedua belum tentu sama
|
|
|
C. hal itu merujuk kepada term dalam silogisme
|
|
|
D. proposisi yang diperbandingkan berupa tidak equivalen
|
Benar, alasannya adalah priinsip kesamaan akan menunjuk pada hal yang telah pasti sama
Salah, tidak ada pernyataan ini dalam penjelasannya. Ini bukan jawabannya
Salah, balasan ini tidak relevan dengan pertanyaan di atas. Bukan ini jawabannya
Salah, bila proposisi yang diperbandingkan berupa equivalent tentu ada kaitannya dengan pernyataan di atas, Tetapi sebab jawabannya tidak equivalent maka menjadi tidak berhubungan
24. Di dalam silogisme kategorik, bentuk silogisme di mana term pembandingnya di dalam premis pertama sebagai subyek dan di dalam premis kedua sebagai predikat, hal ini merujuk kepada konsep silogisme….
Lihat MDL6. Silogisme Kategorik, KB2. Silogisme Beraturan [empat silogisme beraturan]
|
A. Bis-Pre
|
|
|
B. Bis-Sub
|
|
|
C. Sub-Pre
|
|
|
D. Pre-Sub
|
Salah, Bis-Pre adalah bentuk silogisme yang term pembandingnya menjadi predikat dalam kedua premis. Bukan ini jawabannya
Salah, Bis-Sub yaitu bentuk silogisme yang term pembandingnya menjadi subjek dalam kedua premis. Jelas bukan ini jawabannya
Benar, Sub-Pre yaitu bentuk silogisme yang term pembandingnya dalam premis pertama selaku subjek dan dalam premis kedua sebagai predikat
Salah, Pre-Sub adalah silogisme yang term pembandingnya dalam premis pertama selaku predikat dan dalam premis kedua sebagai subjek. Wrong answer….
25. Silogisme yang hanya menyebutkan premis atau kesimpulannya saja atau meyebutkan keduanya namun ada satu premis yang tidak dinyatakan, maka keadaan silogisme seperti itu merupakan citra dari ….
Lihat MDL6. Silogisme Kategorik, KB3. Silogisme Tak Beraturan [empat silogisme tak beraturan]
|
A. sorites
|
|
|
B. entimema
|
|
|
C. epikerema
|
|
|
D. polisilogisme
|
Salah, sebab sorites yakni bentuk silogisme yang premisnya berkait-kaitan lebih dari dua proposisi sehingga kesimpulannya berbentuk kekerabatan salah satu term proposisi pertama dengan salah satu term proposisi terakhir di mana keduanya bukan term pembanding
Benar, entimema yaitu bentuk silogisme yang cuma menyebutkan premis atau kesimpulannya saja atau meyebutkan keduanya tetapi ada satu premis yang tidak dinyatakan
Salah, epikerema adalah sebuah bentuk silogisme yang salah satu atau kedua premisnya disertai dengan argumentasi yang sesungguhnya merupaka kesimpulan dari suatu silogisme tersendiri
Salah, polisilogisme adalah sebuah bentuk penyimpulan berbentukperkaitan silogisme sehingga kesimpulan silogisme sebelumnya menjadi premis pada silogisme selanjutnya
26. Kaitan di dalam bentuk penalaran antara sorites dengan polisilogisme sesungguhnya terlihat pada….
Lihat MDL6. Silogisme Kategorik, KB3. Silogisme Tak Beraturan [perbedaan pokok sorites dan polisilogisme]
|
A. bentuk akal sehat sorites yang merupaka urain rinci dari polisilogisme
|
|
|
B. premis di dalam sorites dan di dalam silogisme tidak saling berhubungan
|
|
|
C. penyimpulan di dalam sorites dan di dalam polisilogisme sama bentuknya
|
|
|
D. di dalam sorites premisnya saling berhubungan; di dalam polisilogisme yang berkaitan ialah silogismenya
|
Salah, bukan ini jawabannya; seharusnya bentuk pikiran sehat di dalam silogisme ialah uraian rinci dari sorites. Sorry….
Salah, bila jawabannya premis dalam sorites dan didalam silogisme saling berkaitan itu gres benar jawabannya. Makara jelas bukan ini jawabannya….
Salah, alasannya adalah bentuk daypikir keduanya telah tentu berlawanan.
Benar, karena premis di dalam sorites saling berhubungan; sedang di dalam polisilogisme yang berkaitan yakni silogismenya.
27. Di dalam berbagai rumusan kaidah di dalam ilmu aturan maupun di dalam hukum-hukum atau dali-dalil ilmiah lainnya senantiasa dijumpai proposisi majemuk, dan di dalam proposisi ini selalu terkandung ….
Lihat MDL7. Proposisi Majemuk, KB1. Proposisi Hipotetik [proposisi beragam proposisi hipotetik, proposisi ekuivalen]
|
A. pangkal duga atau azas dugaan
|
|
|
B. anteseden dan konsekuen
|
|
|
C. premis mayor dan minor
|
|
|
D. pernyataan simbolik
|
Benar, proposisi-proposisi di dalam suatu dalil ilmiah senantiasa terkandung pangkal duga
Salah, alasannya adalah anteseden dan konsekuen adanya selalu di dalam proposisi hipotetik
Salah, bukan ini, ini tidak ada keterkaitannya dengan premis mayor dan premis minor
Salah, tidak ada relevansinya dengan pernyataan simbolik
28. Pernyataan beragam disjungsi pribadi dapat dirumuskan “P atau Q atau –P dan –Q”, dan secara simbolik dapat dinyatakan selaku ….
Lihat MDL7. Proposisi Majemuk, KB2. Proposisi Disyungtif [proposisi disyungtif (eksklusif & inklusif)]
|
A. P v Q
|
|
|
B. P v Q
|
|
 |
|
 |
Benar, P v Q artinya “P atau Q atau –P dan –Q”,
Salah, karena P v Q simbol pernyataan dari disjunsi inklusif
29. Pernyataan beragam konjungsi dirumuskan dengan “P dan Q”, dan secara simbolik dapat dinyatakan selaku ….
Lihat MDL7. Proposisi Majemuk, KB3. Proposisi Konyungtif [dua macam proposisi konjungtif]
|
A. P v Q
|
|
|
B. P v Q
|
|
 |
|
 |
Salah, sebab P vQ artinya “P atau Q atau –P dan –Q” (disjungsi langsung)
Salah, alasannya P v Q simbol pernyataan dari disjunsi inklusif
30. Proposisi atau pernyataan majemuk yang berisikan dua pernyataan tunggal P dan Q, jikalau P menerima nilai 1 (benar) dan menerima nilai 0 (salah) maka nilai logic P atau Q ialah ….
Lihat MDL8. Nilai Kebenaran, KB1. Tabel Nilai Kebenaran [pembuktian kebenaran yang berpangkal pada kenyataan table nilai kebenaran]
|
A. 20 =0
|
|
|
B. 21 =2
|
|
|
C. 22 =4
|
|
|
D. 2 = 2
|
Salah, tidak ada nilai logis seperti ini
Benar, 21 =2 yakni nilai logis dari P (nilai 1 kalau benar dan nilai 0 jika salah)
Salah, alasannya adalah ini adalah nilai logis kombinasi dari dua variable (pernyataan tunggal)
Salah, sungguh-sungguh salah…. Sorry….
31. Di dalam negasi atau pengingkaran, jika dalam pengingkaran suatu pernyataan semula dinilai benar maka pernyataan ingkarannya senantiasa dinilai ….
Lihat MDL8. Nilai Kebenaran, KB1. Tabel Nilai Kebenaran [penggunaan pengingkaran yang merealisasikan kaidah dobel negasi]
|
A. salah
|
|
|
B. benar juga
|
|
|
C. tidak mampu diputuskan
|
|
|
D. mungkin benar mungkin salah
|
Benar, dalam negasi itu senantiasa pernyataan ingkarannya dinilai salah
Salah, tidak bukan ini jawabannya, negasi tidak mungkin benar dan benar
Salah, sebaiknya mampu ditentukan, jadi bukan ini jawabannya
Salah, karena tidak ada kemungkina di sini, jadi tanggapan ini salah
32. Proposisi ekuivalen baik ekuivalen kausalitas, definisional, dan analitik yang kesemuanya disebut sebagai ekuivalen bi-implikasi atau bi-kondisional, secara simbolik dirumuskan dengan ….
Lihat MDL8. Nilai Kebenaran, KB2. Penalaran hipotetik [pembuktian kebenaran akal sehat yg berpangkal pd pernyataan hipotetik]
|
A. p = q
|
|
 |
|
 |
|
 |
Salah, p = q artinya ‘p identik dengan q’ atau ‘p sama dengan q’
33. Di dalam kaidah kontraposisi bila semua nilai logiknya adalah benar, baik pernyataan tunggalnya ada yang benar dan ada yang salah, dalam arti bahwa penalaran ini bentuk logiknya selalu benar apapun nilai yang diberikan pada tiap bagiannya, maka kaidah ini merujuk kepada akal budi ….
Lihat MDL8. Nilai Kebenaran, KB2. Penalaran hipotetik [akal sehat tautologi, pertentangan, dan kontingensi]
|
A. implikasi
|
|
|
B. tautologi
|
|
|
C. kontradiksi
|
|
|
D. kontingensi
|
Salah, implikasi yakni bentuk penyimpulan yang jikalau dikontraposisikan memiliki korelasi yang saling menyimpulkan secara ekuivalen. Bukan ini jawabannya
Benar, ini ialah bentuk akal sehat tautologi; senantiasa benar apapun nilai yang diberikan pada tiap bagiannya
Salah, ini yakni akal sehat yang bentuk logiknya bernilai salah apapun nilai yang diberikan pada tiap bagiannya. Jelas bukan ini jawabannya
Salah, kontingensi yakni bentuk penalaran yang bentuk logiknya mungkin benar mungkin juga salah apapun nilai yang diberikan pada tiap bagiannya
34. Pada disjungsi langsung yang secara simbolik pernyatannta dirumuskan dengan P v Q, satu-satunya kesalahan yang terdapat di dalamnya yakni jika….
Lihat MDL8. Nilai Kebenaran, KB3. Disjungsi dan Konjungsi [daypikir tautologi, kontradiksi, dan kontingensi]
|
A. kedua komponennya salah
|
|
|
B. kedua komponennya bernilai benar
|
|
|
C. bentuk penalaran yang bentuk logiknya tidak dapat ditentukan
|
|
|
D. bentuk penalaran yang bentuk logiknya mungkin benar mungkin salah
|
Salah, bukan ini balasan yang dimaksudkan. Pilihan Anda salah
Benar, alasannya mustahil dia disjungsi ekslusif jikalau kedua komponennya benar
Salah, tidak ada relevansinya dengan bentuk pikiran sehat. Sorry….
Salah, alasannya hal ini tidak ada keterkaitannya dengan bentuk daypikir
35. Silogisme majemuk yang yang terdiri dari premis mayor (dapat berupa proposisi hipotetik), premis minor (yang mengingkari salah satu bab dari premis mayor), serta adanya satu kesimpulan, dirumuskan secara simbolik dengan….
Lihat MDL9. Penyimpulan dan Pembuktian, KB1. Silogisme Majemuk [premis mayor sebagai titik pangkal penyimpulan daypikir beragam]
|
A. (p=q) = (p=q)
|
|
 |
|
 |
|
 |
Salah, (p = q) = (p = q) artinya ‘semua p yaitu q’ maka ‘semua q ialah p’
36. Ada tiga langkah dalam melaksanakan penyimpulan melalui diagram himpunan. Langkah pertama di mana premis mayor dianggap sebagai titik tolak dalam penyimpulan selalu dilambangkan dengan ….
Lihat MDL9. Penyimpulan dan Pembuktian, KB1. Silogisme Majemuk [cara menentukan ketepatan kesimpulan dg menggunakan diagram himpunan]
 |
|
 |
|
 |
|
|
D. p = q
|
Salah, p = q artinya ‘p identik dengan q’ atau ‘p sama dengan q’. Bukan ini….
37. Penyimpulan dengan cara membandingkan antarproposisi yang memiliki relasi kesetaraan dua bab dengan pengingkaran salah satunya yang merealisasikan proposisi lain selaku kesimpulannya, tergolong ke dalam ….
Lihat MDL9. Penyimpulan dan Pembuktian, KB1. Silogisme Majemuk [3 macam silogisme hipotetik sebagai bagian dari silogisme majemuk]
|
A. silogisme hipotetik
|
|
|
B. silogisme ekuivalen
|
|
|
C. modus tolendo ponen (mtp)
|
|
|
D. modus ponendo ponen (mpp)
|
Salah, bukan ini jawabannya, cara yang dimaksudkan di atas sebetulnya ialah bab dari silogisme hipotetik
Benar, ekuivalensi selalu identik dengan kesetaraan. Kaprikornus ini jawabannya…
Salah, ini ialah bagian dari proposisi ekuivalen. Bukan ini….
Salah, ini bab dari proposisi ekuivalen. Sorry, tanggapan Anda salah…
Lihat MDL9. Penyimpulan dan Pembuktian, KB2. Penyimpulan Non-Silogisme [kaidah-kaidah penyimpulan pd proposisi hipotetik dan silogisme disjungtif]
 |
|
 |
|
 |
|
 |
Salah, bukan, bukan ini jawabannya, rumusan ini tidak berarti antisilogisme….
Salah, bukan ini yang saya minta….bukan ini
Benar, ini jawabannya… Bravo….
Salah, jelas bukan ini jawabannya….rumusan ini tidak mempunyai arti antisilogisme
39. Berdasarkan kaidah-kaidah antisilogisme mampu disusun sebuah silogisme kondisional dengan mengingkari konsekuensi dan memutuskan salah satu anteseden. Oleh karenanya, kesimpulan yang dibuat mesti dengan cara….
Lihat MDL9. Penyimpulan dan Pembuktian, KB2. Penyimpulan Non-Silogisme [proposisi disjungtif dan antisilogisme serta kaidah-kaidah penyimpulan]
|
A. mengiyakan salah satu enteseden
|
|
|
B. mengiyakan salah satu premisnya
|
|
|
C. mengingkari salah satu anteseden
|
|
|
D. mengingkari salah satu premisnya
|
Salah, bukan, bukan dengan mengiyakan anteseden
Salah, bukan dengan mengiyakan premisnyha
Benar, kesimpulan dalam antisilogisme mesti mengingkari salah satu anteseden
Salah, buka dengan mengingkasi salah satu premisnya
40. Kesimpulan bercabang, yaitu kesimpulan tunggal selaku campuran dua kesimpulan yang serupa, yang menggunakan dua proposisi implikatif sebagai premis mayor dan proposisi disjungtif selaku premis minor, merujuk terhadap konsep….
Lihat MDL9. Penyimpulan dan Pembuktian, KB2. Penyimpulan Non-Silogisme [dilemma (konstruktis, destruktif, reforsi) & penyimpulan kausal]
|
A. dilemma
|
|
|
B. antisilogisme
|
|
|
C. dilemma destruktif
|
|
|
D. dilemma konstruktif
|
Benar, pernyataan di atas menunjuk pada konsep dilemma
Salah, bukan antisilogisme, tidak ada kaitannya dengan antisilogisme
Salah, dilemma destruktif ialah bentuk penyimpulan bercabang dengan modus tolendo tonen (mtt)
Salah, dilemma konstruktif yaitu bentuk penyimpulan bercabang dengan modus ponendo ponen (mpp)