Sistem Silvikultur Pada Hutan Produksi

hutan

Negara Indonesia yg terletak di tempat tropika memiliki kekayaan alam yg berlimpah ruah & bervariasi. Salah satu kekayaan alam Indonesia ini yakni mempunyai aneka macam ekosistem hutan yg tersebar dr tepi laut hingga dgn di puncak gunung beserta jenis-jenis kegiatan kehutanannya. Hutan tropika berair di Indonesia terdiri atas berbagai tipe hutan yaitu hutan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan bakau, hutan rawa, hutan kerangas & hutan pantai. Masing-masing hutan tersebut mempunyai susunan jenis & struktur yg berbeda. Demikian pula tanah-tanah tempat tumbuhnya serta ketinggian dr permukaan bahari. Oleh sebab itu metode silvikultur yg diterapkan pada masing-masing tipe hutan tersebut tak perlu & tak mampu seragam, jadi mesti diadaptasi menurut kondisi tipe hutannya. Pemilihan sistem silvikultur mesti sesuai dgn keadaan hutan, baik komposisi maupun struktur hutannya serta kondisi ekologisnya. Pemerintah sudah mengeluarkan serangkaian peraturan yg ditujukan untuk menjamin kelestarian hutan sesuai dgn fungsinya. Sistem silvikultur dlm areal izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan produksi ada 4 jenis metode silvikultur pada hutan bikinan yg ada di Indonesia yakni:

1. Sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)

Sistem silvikultur Tebang Pilih Tanaman Indonesia (TPTI) ialah sebuah metode silvikultur meliputi cara penebangan & permudaan hutan. Sistem ini merupakan sebuah perpaduan antara sistem-metode tebas dgn batas minimum diameter dr Indonesia, tebas pilih Filipina (selective logging), penyempurnaan hutan dgn tanaman pengayaan (enrichment), & pelatihan permudaan dgn pembebasan tumbuhan pengganggu. Pertimbangan yg dipakai dlm sistem silvikultur TPTI ialah:

  • Azas kelestarian hutan (tidak terjadi penurunan produksi pada siklus babat selanjutnya, penyelamatan tanah & air & santunan alam)
  • Teknik silvikultur (kesesuaian dgn kondisi ekologi, tipe hutan & sifat-sifat tanaman); dan
  • Memungkinkan pengusahaan hutan mendapatkan keuntungan serta memungkinkan adanya pengawasan yg efektif & efisien.

Dasar-dasar yg digunakan dlm TPTI ialah:

  • Batas diameter minimum tebangan
  • Rotasi babat
  • Adanya pohon inti (pohon yg akan membentuk tegakan utama pada rotasi  tebas selanjutnya)
  • Adanya penanaman pengayaan
  • Pencegahan pengikisan & penjagaan hutan

2. Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ)

Menurut Keputusan Mentri Kehutanan & Perkebunan Nomor 309/kpts-II/1999 perihal Sistem Silvikultur & Daur Tanam Pokok dlm Pengelolaan Hutan Produksi, Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) adalah sistem silvikultur yg meliputi cara tebas pilih dgn batas diameter sekurang-kurangnya40 cm dibarengi permudaan buatan dlm jalur. Pengertian lain dr sistem silvikultur TPTJ adalah sistem silvikultur hutan alam yg mewajibkan adanya penanaman pengayaan pada areal bekas tebangan dengan-cara jalur sesuai dgn aturan yg ditetapkan yaitu 25 meter antar jalur & 5 meter dlm jalur tanam, tanpa memperhatikan cukup tidaknya anakan alam yg tersedia pada tegakan tinggal. Ruang antar jalur bertujuan untuk

memperkaya keanekaragaman hayati. Kelebihan metode TPTJ dibandingkan TPTI yakni pada TPTJ kelestarian bikinan akan terjamin alasannya adalah prosedur kendali mampu

dikerjakan dgn optimal.

3. Sistem Silvikultur Tebang Rumpang (TR)

Rumpang yaitu bentuk ruang terbuka hasil dr penebangan golongan vegetasi berupa melingkar dgn ukuran 1 – 2 kali tinggi pohon tepinya. Pemanenan tebang rumpang yaitu tebangan menurut kalangan pohon di dlm bentuk rumpang. Tujuan Tebang Rumpang (TR) yakni memajukan produktivitas hutan alam tegakan tak seumur lewat babat kalangan & memanfaatkan ruang berkembang dlm rumpang untuk mengembangkan riap dlm rangka memperoleh panenan yg lestari. Prinsip-prinsip sistem silvikultur Tebang Rumpang (TR) yakni:

  • Sistem silvikultur untuk tegakan tak seumur
  •  Teknik pemanenan dgn tebas kelompok (rumpang) dengan-cara terorganisir & tersusun dlm satu jaringan jalan sarad (yang menuju ke satu TPn)
  • Unit manajemen terkecil adalah TPn
  • Rumpang selaku unit perlakuan silvikultur
  • Mempertahankan keragaman hayati
  • Menciptakan ruang berkembang optimal bagi permudaan

4. Sistem Silvikultur Tebang Habis Permudaan Buatan (THPB)

Sistem silvikultur Tebang Habis Permudaan Buatan (THPB) yakni suatu sistem silvikultur yg meliputi cara penebangan & cara pembuatannya kembali yaitu dgn cara menebang habis semua pohon yg terdapat dlm tegakan hutan sedangkan permudaannya dijalankan dgn menyelenggarakan penanaman kembali areal bekas tebangan habis tersebut, dgn tujuan untuk memperoleh tegakan hutan baru yg seumur & bernilai tinggi (memperoleh hasil maksimal), sesuai dgn tujuan perusahaan (umumnya untuk keperluan industri).

 

 

  Apa itu Agroforestri?