Sirah Nabawiyah, Hijrah ke Habasyah

Kaum musyrikin Makkah sudah mengembangkan banyak sekali cara untuk menghadang laju dakwah. Mulai dr ejekan & celaan hingga penyiksaan. Enam cara Quraisy menghadang dakwah tersebut telah kita bahas pada artikel sebelumnya.

Hijrah ke Habasyah yg Pertama

Sejak pertengahan tahun keempat kenabian, intimidasi & penyiksaan atas kaum muslimin kian menjadi. Orang-orang kafir Quraisy menteror kaum muslimin dgn sangat keras. Saat itulah Allah menurunkan Surat Al Kahfi yg memberi gagasan kaum muslimin dgn tiga dongeng. Yakni dongeng Ashabul Kahfi, cerita Khidhr & Musa, serta dongeng Dzul Qarnain.

Pada kisah Ashabul Kahfi inilah terdapat ide hijrah. Sebagaimana firman-Nya:

وَإِذِ اعْتَزَلْتُمُوهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ فَأْوُوا إِلَى الْكَهْفِ يَنْشُرْ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيُهَيِّئْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مِرفَقًا

Dan apabila ananda meninggalkan mereka & apa yg mereka sembah selain Allah, maka carilah daerah berlindung ke dlm gua itu, pasti Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu & menyediakan sesuatu yg berguna bagimu dlm problem kau. (QS. Al Kahfi: 16)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun lantas memerintahkan sebagian sobat nabi untuk berhijrah ke Habasyah. Beliau tahu bahwa pemimpin Habasyah dikala itu, Ashhamah An Najasyi, adalah raja yg adil & tak membiarkan orang dizalimi di hadapannya.

Pada Rajab tahun kelima kenabian, berangkatlah 12 pria & 4 perempuan ke Habasyah. Mereka dipimpin Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu. Meskipun berangkat sembunyi-sembunyi pada malam hari, gerakan mereka terendus orang-orang kafir Quraisy. Namun ketika Quraisy tiba di pantai, rombongan kapal yg dinaiki muhajirin sudah berangkat.

  Rahasia Rezeki Wasiat Ibnu Sirin

Di Habasyah, muhajirin hidup dgn kondusif. Namun pada bulan Syawal mereka pulang ke Makkah setelah terdengar kabar bahwa orang-orang Quraisy telah masuk Islam. Mendekati Makkah, barulah muhajirin tahu bahwa apa yg mereka dgn adalah hoax. Orang-orang Quraisy belum masuk Islam. Mereka cuma bersujud sebab terpesona dgn Al Quran, tatkala Rasulullah membaca Surat An Najm.

فَاسْجُدُوا لِلَّهِ وَاعْبُدُوا

Dan apabila ananda meninggalkan mereka & apa yg mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dlm gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu & menyediakan sesuatu yg memiliki kegunaan bagimu dlm persoalan kamu. (QS. An Najm: 62)

Menyadari hal itu, muhajirin pun masuk ke Makkah dengan-cara sembunyi-sembunyi. Ada pula yg masuk Makkah dgn jaminan keamanan tokoh yg mereka kenal.

Hijrah ke Habasyah yg Kedua

Tekanan & siksaan dr orang-orang Quraisy kian menjadi. Rasulullah pun memerintahkan hijrah untuk kedua kalinya. Hijrah kedua ini lebih sulit sebab Quraisy kian meningkatkan kewaspadaan. Namun Allah membuat lebih mudah 83 pria & 18 perempuan untuk berangkat ke Habasyah.

Mengetahui banyak kaum muslimin yg hidup kondusif di Habasyah, para pemuka Quraisy tidak mau tinggal membisu. Mereka menyuruh Amr bin Ash & Abdullah bin Abu Rabi’ah menghadap Najasyi. Dengan menjinjing banyak sekali kado & antisipasi diplomasi, keduanya datang ke Habasyah.

Setelah mendekati para uskup penasehat Najasyi dgn aneka macam kado, keduanya pun bertemu Najasyi.

“Wahai Tuan Raja, sesungguhnya ada sejumlah orang udik dr negeri kami yg telah menyusup ke negeri Tuan. Mereka ini memecah belah agama kaumnya, pula tak ingin masuk ke agama Tuan. Mereka tiba dgn menjinjing agama gres yg mereka ciptakan sendiri,” Amr bin Ash sejak masa jahiliyah memang akil beretorika. Ia meminta Najasyi mengembalikan kaum muslimin ke Makkah dgn banyak sekali alasan. Para uskup yg sudah diberi kado, ikut menguatkan perkataan Amr bin Ash.

Namun Najasy yg dikenal adil itu tidak ingin eksklusif mengambil keputusan. Ia panggil delegasi kaum muslimin untuk dikonfrontasi. “Seperti apakah agama kalian sehingga memecah belah kaum & kalian pula tak masuk agama kami?”

“Wahai Tuan Raja,” kata Ja’far bin Abu Thalib sang juru bicara muhajirin. “Dulu kami memeluk agama jahiliyah. Kami menyembah berhala, memakan bangkai, berbuat mesum, memutus persaudaraan, menyakiti tetangga & yg besar lengan berkuasa menzalimi yg lemah. Lalu Allah menyuruh seorang Rasul dr kalangan kami sendiri yg kami pahami nasab, kejujuran, amanah & kesucian dirinya.”

Ja’far menjelaskan ajaran Islam & bagaimana agama tersebut mengganti perilaku-perilaku jahiliyah. Namun kaumnya memusuhi & menyiksa kaum muslimin. “Maka kami pun pergi ke negeri Tuan & menentukan Tuan dibandingkan dengan orang lain. Kami gembira mendapat perlindaungan Tuan & berharap biar kami tak dizalimi di sisin Tuan.”

Kemudian Najasyi meminta dibacakan sebagian pemikiran Nabi Muhammad. Tatkala Ja’far membaca permulaan Surat Maryam, Najasyi menangis hingga membasahi jenggotnya. “Sesungguhnya ini & yg dibawa Isa sungguh-sungguh keluar dr satu cahaya yg sama.”

Amr bin Ash tak menyerah. Besoknya, ia datang lagi menghadap Najasyi & memprovokasi bahwa Nabi Muhammad bicara yg tidak-tidak ihwal Isa. Kaum muslimin pun dipanggil untuk kembali dikonfrontasi.

Kaum muslimin sempat khawatir bila Najasyi murka. Namun Ja’far bertekad mengatakan yg bergotong-royong. “Wahai Tuan Raja, kami katakan mirip yg dibilang Nabi kami bahwa Isa adalah hamba Allah, Rasul-Nya, Ruh-Nya & Kalimat-Nya yg disampaikan pada Maryam, sang perawan suci.”

Mendengar itu, Najasyi mengambil sebatang lidi dr lantai. “Demi Allah, perbedaan Isa bin Maryam dr apa yg kau katakan tadi tak lebih besar dr batang lidi ini.”

  Waspada! Ini 12 Karakter Yahudi dalam Al-Qur’an

Hidup di Habasyah dgn Aman

Amr bin Ash & rombongannya pulang ke Makkah dgn tangan hampa. Mereka gagal mensugesti Najasyi untuk mendeportasi kaum muslimin. Propaganda mereka yg menjelekkan para sahabat mentah. Para pemuka Quraisy hanya bisa kecewa & marah.

Di Habasyah, kaum muslimin bisa tinggal dgn aman & hening. Mereka mampu beribadah tanpa gangguan. Mereka bebas berislam tanpa disakiti & dicelakai.

Meskipun demikian, bukan mempunyai arti di Habasyah kaum muslimin tak menghadapi godaan. Dalam keseharian yg nyaman, justru ada yg terseret dlm gemerlap dunia hiburan. Akhirnya murtad meninggalkan Islam. Ubaidillah bin Jahsy, namanya. Suami dr Ummu Habibah binti Abu Sufyan.

Dalam keadaan yg sangat sedih, Ummu Habibah menerima lamaran dr Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ummu Habibah menerimanya dgn sarat kesyukuran. Maka jadilah ia ummul mukminin, meskipun masih terpisah jarak.

Kelak, kaum muslimin yg hijrah ke Habasyah ini mendengar Rasulullah telah hijrah ke Madinah & meraih kemenangan demi kemenangan. Maka mereka pun menyusul Rasulullah hijrah ke Madinah. Ja’far & orang-orang asy’ariyyin baru menyusul ke Madinah seusai perang Khaibar.

Rasulullah menyambut mereka dgn senang. Beliau bersabda, “Demi Allah, gue tak tahu manakah di antara keduanya yg membuatku bergembira; penaklukan Khaibar atau kedatangan Ja’far.” [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]

 < Sebelumnya Berikutnya >
 Quraisy Menghadang Dakwah Umar Bin Khattab Masuk Islam
Selengkapnya (urut per bab)
Sirah Nabawiyah