Sifat Koligatif Larutan: Pengertian, Sifat, Teladan Soal

Pernahkah kau menciptakan es putar?

Saat menciptakan es putar, dipakai es yang diaduk dengan garam selaku pendinginnya.

Mengapa demikian? Hal itu akan terjawab saat kita mempelajari bahan sifat koligatif larutan.

Mari kita pelajari lebih lanjut wacana sifat koligatif larutan.

Pengertian Sifat Koligatif Larutan

Sifat koligatif larutan yakni sifat fisik larutan yang cuma bergantung pada jumlah partikel zat terlarut.

Sebelum mempelajari lebih lanjut, kita harus mengenali jenis-jenis konsentrasi larutan apalagi dulu, sebab dalam perhitungannya akan banyak melibatkan rumus-rumus fokus.

Berikut ini yaitu beberapa macam konsentrasi larutan.

1. Molaritas (M), adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.

Molaritas 1

2. Molalitas (m), yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg pelarut.

Molaritas 2

3. Fraksi mol (X), ialah perbandingan mol bab dengan mol seluruh bagian.

Fraksi mol pelarut (Xp)

Fraksi Mol Pelarut

Fraksi mol terlarut (Xt)

Fraksi Mol Terlarut

Xp + Xt = 1

Sifat koligatif larutan mencakup empat sifat, yaitu :

  1. Penurunan tekanan uap (∆P)
  2. Kenaikan titik didih (∆Tb)
  3. Penurunan titik beku (∆Tf)
  4. Tekanan osmotik (π)

Selanjutnya mari kita bahas satu per satu.

Baca juga Konfigurasi Elektron.

Penurunan Tekanan Uap (∆P)

Tekanan uap dari cairan murni bergantung pada jumlah molekul yang meninggalkan fase cair menjadi fase uap.

Jumlah partikel zat terlarut yang disertakan dalam cairan murni akan menjadi penghalang molekul cairan murni yang mau meninggalkan fase cair sehingga tekanan uap cairan murni (P⁰) lebih besar dari tekanan uap larutan (P).

Hal itu menawarkan bahwa telah terjadi penurunan tekanan uap (∆P).

Jika Larutan Non Elektrolit Jika Larutan Elektrolit
∆P = P⁰ – P ∆P = P⁰ – P
P =  Xp . P⁰ P =  Xp . P⁰ . i
∆P = Xt . P⁰ ∆P = Xt . P⁰ . i

Dimana i = 1 + (n-1)α yang ialah faktor Van’t Hoff

dengan derajat disosiasi, α = Derajat Disosiasi, dan n = jumlah koefisien ion-ion.

Kenaikan Titik Didih (∆Tb)

Jika partikel zat terlarut disertakan dalam suatu pelarut, maka akan menimbulkan kenaikan titik didih (∆Tb), dimana titik didih larutan (Tblarutan) lebih besar dari titik didih pelarut (Tbpelarut).

Jika Larutan Non Elektrolit Jika Larutan Elektrolit
∆Tb = Tflarutan – Tfpelarut ∆Tb = Tflarutan – Tfpelarut
∆Tb = m . Kb ∆Tb = m . Kb . i

Dimana :

  • m = molal
  • Kb = tetapan titik didih
  • i = aspek Van’t Hoff

Penurunan Titik Beku (∆Tf)

Jika zat terlarut ditambahkan dalam suatu pelarut, maka akan menyebabkan penurunan titik
beku (∆Tf), dimana titik beku pelarut (Tfpelarut) lebih besar dari titik beku larutan (Tflarutan).

Jika Larutan Non Elektrolit Jika Larutan Elektrolit
∆Tf = Tfpelarut – Tflarutan ∆Tf = Tfpelarut – Tflarutan
∆Tf = m . Kf ∆Tf = m . Kf . i

Dimana :

  • m = molal
  • Kf = tetapan titik beku
  • i = aspek Van’t Hoff

Tekanan Osmotik (π)

Osmosis adalah insiden berpindahnya zat pelarut dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat melalui membran semipermeabel.

Jika Larutan Non Elektrolit Jika Larutan Elektrolit
π = M . R . T π = M . R . T . i

Dimana :

  • π = tekanan osmotik (atm)
  • M = molaritas
  • R = tetapan gas ideal = 0,082 L.atm/mol.K
  • T = suhu Kelvin
  • i = faktor Van’t Hoff

Berdasarkan tekanan osmosik larutan, larutan terbagi menjadi tiga, yakni :

  1. Larutan isotonik, yaitu larutan yang memiliki tekanan osmotik sama.
  2. Larutan hipertonik, ialah larutan yang memiliki tekanan osmotik lebih besar.
  3. Larutan hipotonik, yakni larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih kecil.

Baca juga Ikatan Hidrogen.

Contoh Soal Sifat Koligatif Larutan

1. Diketahui bahwa tekanan uap air murni sebesar 100 mmHg. Jika fraksi mol NaCl yaitu 10%, maka besar penurunan tekanan uap yakni …

Pembahasan

P⁰ = 100 mmHg

Xt = 10% = 0,1

∆P = … ?

∆P = Xt  . P⁰

∆P = 0,1 . 100 mmHg

∆P = 10 mmHg

Makara, tekanan uap turun sebesar 10 mmHg.

2. Larutan yang isotonik dengan C6H12O6 0,3 M adalah …

  • KI 0,1 M
  • CaCl2 0,1 M
  • FeCl2 0,2 M
Pembahasan

Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai tekanan osmotik sama. Maka kita cari apalagi dulu besar tekanan osmotik (π) dari C6H12O6 0,3 M (larutan non elektrolit).

π C6H12O6 = M . R . T

π C6H12O6 = 0,3 . 0,082 . T

π C6H12O6 = 0,0246 T

Selanjutnya kita cari larutan yang memiliki π sama dengan π C6H12O6, yakni sebesar 0,0246 T.

KI 0,1 M (larutan elektrolit kuat, maka α = 1)

KI → K+ + I

n = 2

π KI = M . R . T . i

π KI = 0,1 . 0,082 . T . (1+(n-1)α)

π KI = 0,0082 T . (1+(2-1)1)

π KI = 0,0164 T

CaCl2 0,1 M (larutan elektrolit besar lengan berkuasa, maka α=1)

CaCl2 → Ca2+ + 2Cl

n = 3

π CaCl2 = M . R . T . i

π CaCl2 = 0,1 . 0,082. T . (1+(n-1)α)

π CaCl2 = 0,0082 T . (1+(3-1)1)

π CaCl2 = 0,0246 T

FeCl2 0,2 M (larutan elektrolit besar lengan berkuasa, maka α=1)

FeCl2 → Fe2+ + 2Cl

n = 3

π FeCl2 = M. R . T . i

π FeCl2 = 0,2 . 0,082 . T . (1+(n-1)α)

π FeCl2 = 0,0164 T . (1+(3-1)1)

π FeCl2 = 0,0492 T

Kaprikornus, larutan yang isotonik dengan C6H12O6 0,3 M ialah larutan CaCl2 0,1 M.

3. Tekanan uap bosan air pada suhu 28⁰C yaitu 100 mmHg. Apabila 30 gram urea (Mr=60) dilarutkan dalam 2 mol air tersebut, maka tekanan uap larutan pada suhu yang serupa sebesar … mmHg.

Pembahasan

P⁰ air = 100 mmHg

Mr urea = 60 gram/mol

Massa urea = 30 gram

n. air = 2 mol

P = … ?

P = Xp . P⁰

Sifat Koligatif Larutan

P = Xp . P⁰

P = 0,8 . 100 mmHg

P = 80 mmHg

Kaprikornus, tekanan uap larutan urea tersebut sebesar 80 mmHg.

Demikian pembahasan perihal sifat koligatif larutan. Semoga dapat bermanfaat. Baca juga Larutan Penyangga.

  Jika suhu dinaikan 10°C reaksi menjadi 2 kali lebih cepat.