Setelah memasuki jenjang akad nikah, akan banyak adaptasi terhadap hal-hal baru yg mesti dijalankan pasangan suami istri. Sebelum menikah, seseorang terbiasa tinggal di rumah orang tuanya, saudaranya, atau sahabat-temannya.
Hal ini menjadi referensi bagi mereka untuk menjalani kehidupan rumah tangga.
Ketika hidup bareng keluarga, tentu seseorang akan diperhatikan oleh kedua orang tuanya, kakaknya atau adiknya. Hal ini akan berlawanan tatkala seseorang masuk dlm zona baru, yaitu akad nikah.
Salah satu yg menjadi pekerjaan rumah bagi seorang istri setelah menikah yakni perhatiannya belum dewasa, suami, keluarga, pekerjaan, tidur, & lain-lain. Manakah yg lebih ia utamakan? Apalagi tatkala semua kesibukan sudah mengantre di depannya.
Wanita ideal yg telah menjadi istri senantiasa berupaya menyelaraskan semua pekerjaan wajibnya, supaya tak ada satu keharusan yg dikorbankan alasannya melakukan keharusan lain. Namun, prioritas pertama yakni menunaikan hak-hak sang suami.
Dia mengikatkan segenap perasaan & cintanya pada anak-anak, tetapi tetap tak mampu mengalahkan cintanya pada sang suami.
Dia melaksanakan semua kewajibannya sesuai dgn porsinya masing-masing, alasannya adalah kadang kala suami menghadapi hal-hal penting yg tak mungkin ditangguhkan & memerlukan pendampingan & perhatian serius dr dirinya.
Laki-laki ideal yg telah menjadi suami akan selalu berupaya bertanggung jawab kepada keluarga, minimal mencurahkan perhatian pada bawah umur, meskipun mesti tabah dlm mengorbankan kepentingannya.
Seorang istri yg tak lagi mencurahkan perhatiannya pada suami & rumahnya, memiliki arti beliau sudah meniadakan kebahagiaan dr dlm hatinya & mengawali perjalanan musim cuek dgn menapaki jalan yg sarat jurang & berliku.
Lalu bagaimana dgn istri yg perhatian & waktunya lebih diprioritaskan dlm karir dgn alasan bahwa karir yakni jaminan masa depan & karir merupakan amanah & tanggung jawab? Sedangkan suami tak perlu mendapat jaminan.
Pemahaman-pemahaman seperti ini tak lain yakni pemicu perceraian, atau paling tak keterputusan perasaan antara keduanya atau korelasi yg masbodoh & jalan menuju terpuruknya keluarga.
Ingat, bahwa pada hakikatnya suami yg akan langgeng bersama seorang istri ialah suami yg mampu menuntunnya menuju kebaikan, baik di dunia maupun di alam baka.
[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]
Berlanjut ke Siapa yg Paling Berhak Mendapatkan Perhatian Istri? (Bagian 2)