Pengertian Shalat rawatib ialah shalat sunnah yg menyertai sholat lima waktu (shalat fardhu). Waktu mengerjakannya ada yg sebelum shalat fardhu & ada pula yg sesudahnya. Adapun sholat sunnah rawatib tersebut ialah:
- Dua rakaat sebelum shalat Subuh
- Empat rakaat sebelum shalat Dhuhur, tiap dua rakaat satu salam.
- Empat rakaat setelah shalat Dhuhur, tiap dua rakaat satu salam.
- Empat rakaat sebelum shalat Ashar.
- Dua rakaat setelah shalat Maghrib.
- Dua rakaat sesudah shalat Isya’.
Shalat Rawatib Sunnah Muakkad
|
Shalat Sunnah Rawatib |
Di antara
shalat sunnah rawatib tersebut ada yg hukumnya sunnah muakkad, artinya sunnah yg dikuatkan, sunnah yg penting, yaitu:
- Dua rakaat sebelum shalat Subuh. Shalat ini sungguh dipentingkan & selalu dikerjakan oleh Rasulullah Saw., sebagaimana pernah dibilang oleh Aisyah, isteri beliau: “Tidak ada shalat sunnah yg lebih dipentingkan oleh Nabi saw. selain dua rakaat subuh.”
- Dua rakaat sebelum shalat Dhuhur.
- Dua rakaat setelah shalat Dhuhur.
- Dua rakaat sehabis shalat Maghrib.
- Dua rakaat sesudah shalat Isya’.
Tentang shalat rawatib yg hukumnya sunnah muakkad seperti tersebut di atas Abdullah bin Umar pernah berkata:
“Saya ingat dr Rasulullah saw. dua rakaat sebelum dhuhur, dua rakaat setelah dhuhur, dua rakaat sesudah maghrib, dua rakaat setelah Isya’, & dua rakaat sebelum subuh.”
Itulah shalat sunnah rawatib yg sangat penting untuk dikerjakan sebelum & setelah shalat wajib.
Shalat Rawatib bukan Muakkad
Adapun shalat sunnah rawatib yg hukumnya sunnah saja (bukan muakkad) yakni:
- Dua rakaat yang lain sebelum shalat Dhuhur (komplemen).
- Dua rakaat lainnya sesudah shalat Dhuhur (perhiasan).
Makara, shalat sunnah rawatib yg dilaksanakan sebelum shalat dhuhur jumlahnya empat rakaat. Yang dua rakaat hukumnya sunnah muakkad & yg dua rakaat lagi hukumnya sunnah tak muakkad. Demikian pula halnya shalat sunnah rawatib yg dikerjakan sehabis shalat dhuhur.
Sekarang muncul pertanyaan:
“Apabila shalat sunnah rawatib sebelum & sesudah Dhuhur itu cuma dilakukan dua rakaat saja, apakah yg dilakukan itu termasuk yg hukumnya sunnah muakkad atau sunnah yg bukan muakkad? Atau dapat ditentukan oleh niat orang yg melakukan, artinya apabila yg mengerjakan berniat melaksanakan shalat rawatib yg sunnah muakkad maka itulah yg dimaksud. Apakah begitu?”
Tentang hal ini belum ada pertimbangan yg jelas. Tetapi yg pasti ialah apabila dijalankan empat rakaat sebelum shalat Dhuhur & empat rakaat sesudahnya, memiliki arti kedua shalat sunnah Rawatib tersebut sudah dapat dikerjakan & pahala keduanya mampu diperoleh. Bahkan apabila shalat sunnah Rawatib empat rakaat sebelum Dhuhur & empat rakaat sesudahnya itu mampu dijalankan terus menerus dgn hati yg khusyu’ & nrimo, Allah akan memberi pahala yg amat besar, yakni akan diharamkan Allah baginya api neraka artinya orang yg melakukan shalat sunnah Rawatib tersebut akan terhindar dr api neraka. Rasulullah Saw bersabda:
“Barang siapa mengerjakan shalat empat rakaat sebelum shalat Dhuhur & empat rakaat sesudahnya, Allah mengharamkan api neraka baginya.”
Empat Rakaat Sebelum Ashar
Shalat sunnah Rawatib untuk Ashar ini cuma sebelumnya saja, sedang setelah Ashar tak ada lagi shalat sunnah. Walaupun demikian shalat sunnah Rawatib yg cuma dikerjakan sebelum shalat Ashar ini besar sekali keuntungannya, lantaran Allah akan memperlihatkan rahmatnya pada orang yg mengerjakannya. Rasulullah bersabda:
“Allah memberi rahmat pada orang yg melakukan shalat empat rakaat sebelum shalat Ashar.”
Apabila diperhatikan shalat sunnah Rawatib tersebut di atas maka sesudah shalat Subuh & sehabis shalat Ashar tak ada shalat Rawatib, karena dikhawatirkan mirip shalatnya orang-orang zaman Jahiliyah yaitu menyembah matahari waktu terbit, lurus di tengah (di atas) & waktu terbenam.
Waktu Shalat Sunnah Rawatib
Terdapat suatu hadits yg menerangkan perihal waktu pelaksanaan shalat sunnah rawatib ini. Dari Ibnu Qudamah berkata:
“Setiap sunnah Rawatib qobliyah maka waktunya dimulai dr masuknya waktu shalat fardhu sampai shalat fardhu dilaksanakan, & shalat rawatib ba’diyah maka waktunya dimulai dr selesainya shalat fardhu sampai berakhirnya waktu shalat fardhu tersebut”. (Al-Mughni 2/544)
Niat Shalat Sunnah Rawatib
Seperti apa bacaan niat shalat sunnah rawatib? Sebenarnya, niat shalat ini nyaris mirip dgn niat dr shalat fardhu, cuma disertakan beberapa kata saja. Jika dijalankan sebelum shalat fardhu, maka ditambahkan Qobliyatan Lillahi Ta’ala di tamat niat. Jika dijalankan setelah shalat fardhu, maka disertakan Ba’diyatan Lillahi ta’ala.
Contohnya, sebelum shalat subuh kita akan melaksanakan shalat sunnah rawatib, maka bacaan niatnya adalah:
USHALLUSHALLII SUNNATASH SHUBHI RAK’ATAINI QABLIY-YATAN LILLAAHI TA’AALAA.
Artinya: “Aku (niat) shalat sunat qabliyyah subuh 2 rakaat, karena Allah Ta’ala.”
Contoh yg lain, contohnya sehabis shalat Isya’, kita akan melaksanakan shalat sunnah rawatib, maka bacaan niatnya ialah:
USHALLII SUNNATAL ‘ISYAA’I RAK’ATAINI BA’DIY-YATAN LILLAAHI TA’AALAA.
Artinya: “Aku (niat) shalat sunat ba’diyyah isya 2 rakaat, lantaran Allah Ta’ala.”
Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib
Shalat sunnah Rawatib yg dilaksanakan dgn tertib & kontinu (terus-menerus) akan menjamin dilaksanakannya shalat fardhu yg lima sempurna pada waktunya. Hal ini akan menjamin tegaknya agama orang yg mengerjakannya. Kecuali itu orang yg melaksanakan shalat tepat pada waktunya (tidak gegabah) akan terhindar dr apa yg tersebut dlm Al Quran neraka Wail (siksa berat), lantaran orang yg menerima neraka Wail yaitu orang yg lalai akan shalatnya, yaitu menunda-nunda waktu shalat hingga kesudahannya waktu shalat tersebut sudah melalui & shalat tak dikerjakannya.
Kita akan merasa bahagia dgn melaksanakan shalat sunnah Rawatib itu, sebab dgn demikian mempunyai arti kita sering bertemu, berhadapan & bermunajat (berdialog dgn Tuhan. Hal ini pastinya akan lebih menambah tenangnya perasaan, lantaran dgn seringnya kita berhadapan menghadap Allah dgn hati yg tulus & tulus pasti Allah akan memperhatikan keperluan & permintaan kita.
Hal lain yg dapat menambah kesenangan & ketenangan hati kita merupakan, bahwa dgn shalat Rawatib itu berarti kita sering mohon ampun atas dosa-dosa yg telah kita kerjakan setiap harinya, yg kadang kala tak kita sengaja. Dengan sering mohon ampun dosa kita makin berkurang atau bahkan habis. Terhapusnya dosa inilah yg menyenangkan & menenangkan hati & perasaan, karena tak adanya dosa kita akan jauh dr siksa & akan makin erat pada pintu surga.