Suasana Barak Militer Belanda pada permulaan Abad ke-20, tatkala Perang Aceh lagi sengit-sengitnya. Sering terdengar para “Muncik” (nyai-nyai istri simpanan soldadu kroco Belanda) bersenandung sendu sambil menunggu suaminya yang menjadi soldadu kroco Belanda di front Aceh.
Iris-iris roti
Teken Soldadu
Gaji dua ribu
Jangan takut mati
Mati peperangan
Kena pelor Aceh
Aceh belum hingga
Darah sudah meleleh
Aceh belum hingga
Darah tumpah meleleh.
Gajih dua ribu gulden, sangatlah besar untuk ukuran seorang soldadu kroco. Mungkin uang sebesar itu yakni “uang murung” yang mau diterima anak-istrinya, kalau suami tak kembali dari Aceh.
Sumber postingan: Buku Wajah bandoeng Tempo Doeloe. Penerbit: PT. Garnesia Bandung Cetakan ke-2, 1985 Oleh: Haryoto Kunto.