Seluk Beluk Tata Bahasa Jepang

Tata bahasa Jepang mempunyai susunan yaitu subjek-objek-kata kerja, tidak sama seperti bahasa Indonesia yang memiliki struktur berupa subjek-kata kerja-objek. Selain itu bahasa Jepang juga tidak mempunyai kata sandang tak tentu dan kata sandang pasti, dan bahasa Jepang cuma mempunyai beberpa kata jamak. Dengan pengecualian  adalah kata yang jamak diubahsuaikan berdasarkan konteks dari frasa atau kalimat. Seperti teladan : kata ”Tokei’‘ yang mempunyai arti jam tangan atau dapat juga mempunyai arti beberapa jam tangan.
Bunyi”U” dan suara ”I” diucapkan lemah dalam penggunaan mirip teladan : ”desu” ( yang memiliki arti ”to be” dalam bahasa Inggris ) mampu dilafalkan dengan ‘‘des’‘. Sedangkan kata ‘‘suki” yang mempunyai arti suka, mampu diucapkan ”ski”. Kata ” deshita ” yang merupakan bentuk lampau dari ”desu” ( bermakna ”was” dalam bahasa Inggris ), mampu dilafalkan ”deshta”. Ada juga kata-kata yang mempunyai karakter vokal rangkap dan aksara tersebut ditantai dengan garis pada bab atasnya. Beberapa penulis dan penerbit lebih menentukan untuk menambah suatu  karakter lagi untuk ditambah pada belakang vokal yang dilafalkan panjang selaku penuntun pelafalan, misalnya : ”oo’‘ dan ”oh”, ”aa” dan ”ii”. Dalam percakapan sehari-hari vokal rangkap sering tidak diberi penitikberatan yang berpengaruh.
Sumber :Buku  bacaan Bahasa Jepang sehari-hari hal :xiv oleh Boye Lafayette De Mente
  Mencoba Mengetahui Orang Lain Dari Sudut Pandang Yang Berlainan-Beda..